Anda di halaman 1dari 16

HIV AIDS

Dosen pengajar : Dwi Reni Nisvul LN,S.Mn.,M.M.

Disusunoleh :

Adi Kurbiantoro

AKADEMI KESEHATAN ARGA HUSADA


PROGRAM STUDI DIII FARMASI
PARE,KEDIRI
2018
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah

Kita semua mungkin sudah banyak mendengar cerita-cerita yang menyeramkan


tentang HIV/AIDS. Penyebrangan AIDS itu berlangsung secara cepat dan mungkin sekarang
sudah ada disekitar kita. Sampai sekarang belum ada obat yang bisa menyembuhkan AIDS,
bahkan penyakit yang saat ini belum bisa dicegah dengan vaksin.

Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan dengan
AIDS adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yaitu: H = Human (manusia), I =
Immuno deficiency (berkurangnya kekebalan), V = Virus.

Maka dapat dikatakan HIV adalah virus yang menyerang dan merusak sel
kekebalan tubuh manusia sehingga tubuh kehilangan daya tahan dan mudah terserang berbagai
penyakit antara lain TBC, diare, sakit kulit, dll. Kumpulan gejala penyakit yang menyerang
tubuh kita itulah yang disebut AIDS

Maka, selama bertahun-tahun orang dapat terinfeksi HIV sebelum akhirnya


mengidap AIDS. Namun penyakit yang paling sering ditemukan pada penderita AIDS adalah
sejenis radang paru-paru yang langka, yang dikenal dengan nama pneumocystis carinii
pneumonia (PCP), dan sejenis kanker kulit yang langka yaitu kaposi’s sarcoma (KS). Biasanya
penyakit ini baru muncul dua sampai tiga tahun setelah penderita didiagnosis mengidap AIDS.
Seseorang yang telah terinfeksi HIV belum tentu terlihat sakit. Secara fisik dia akan sama
dengan orang yang tidak terinfeksi HIV.

Oleh karena itu 90% dari pengidap AIDS tidak menyadari bahwa mereka telah
tertular virus AIDS, yaitu HIV karena masa inkubasi penyakit ini termasuk lama dan itulah
sebabnya mengapa penyakit ini sangat cepat tertular dari satu orang ke orang lain. Masa
inkubasi adalah periode atau masa dari saat penyebab penyakit masuk ke dalam tubuh (saat
penularan) sampai timbulnya penyakit.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Penulisan makalah ini dilakukan untuk memenuhi tujuan-tujuan yang diharapkan


dapat bermanfaat bagi kita semua dalam menambah ilmu pengetahuan dan wawasan.
Secara terperinci tujuan dari penelitian dan penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui penyebab AIDS serta bahaya yang ditimbulkan.
2. Mengetahui cara pencegahan HIV / AIDS.

2. Tujuan Khusus
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang bahaya dan akibat dari
HIV/AIDS,
BAB II
PEMBAHASAN

SEJARAH SINGKAT HIV AIDS

Virus HIV dikenal secara terpisah oleh para peneliti di Institut Pasteur Perancis pada tahun
1983 dan NIH yaitu sebuah institut kesehatan nasional di Amerika Serikat pada tahun 1984.
Meskipun tim dari Institute Pasteur Perancis yang dipimpin oleh Dr. Luc Montagnie, yang pertama
kali mengumumkan penemuan ini di awal tahun 1983 namun penghargaan untuk penemuan virus
ini tetap diberikan kepada para peneliti baik yang berasal dari Perancis maupun Amerika. Peneliti
Perancis memberi nama virus ini LAV atau lymphadenopathy associated virus. Tim dari Amerika
yang dipimpin Dr. Robert Gallo menyebut virus ini HTLV-3 atau human T-cell lymphotropic virus
type-3. Kemudian Komite Internasional untuk Taksonomi Virus memutuskan untuk menetapkan
nama human immunodeficiency virus (HIV) sebagai nama yang dikenal sampai sekarang maka
para peneliti tersebut juga sepakat untuk menggunakan istilah HIV. Sesuai dengan namanya, virus
ini “memakan” imunitas tubuh.

A. Pengertiaan

Apa itu HIV?

HIV atau ’Human Immunodeficiency Virus’,

HIV adalah virus yang menyerang dan merusak


kekebalan tubuh pada manusia, sehingga tubuh tidak bisa
melawan infeksi-infeksi yang masuk ke tubuh.
Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan dengan
AIDS adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yaitu: H = Human (manusia), I =
Immuno deficiency (berkurangnya kekebalan), V = Virus.

Maka dapat dikatakan HIV adalah virus yang menyerang dan merusak sel
kekebalan tubuh manusia sehingga tubuh kehilangan daya tahan dan mudah terserang berbagai
penyakit antara lain TBC, diare, sakit kulit, dll. Kumpulan gejala penyakit yang menyerang
tubuh kita itulah yang disebut AIDS, yaitu:

A = Acquired (didapat), I = Immune (kekebalan tubuh),D = Deficiency


(kekurangan), S = Syndrome (gejala). Maka, selama bertahun-tahun orang dapat terinfeksi HIV
sebelum akhirnya mengidap AIDS. Namun penyakit yang paling sering ditemukan pada
penderita AIDS adalah sejenis radang paru-paru yang langka, yang dikenal dengan nama
pneumocystis carinii pneumonia (PCP), dan sejenis kanker kulit yang langka yaitu kaposi’s
sarcoma (KS).

Jadi AIDS berarti kumpulan gejala akibat kekurangan atau kelemahan sistem
kekebalan tubuh yang dibentuk setelah kita lahir dan disebabkan oleh HIV atau Human
Immunodeficiency Virus. AIDS bukan penyakit turunan, oleh sebab itu dapat menulari siapa
saja. Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu
virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan
menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun
penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini
belum benar-benar bisa disembuhkan.

Penyakit ini kadang disebut “infeksi oportunistik”, karena penyakit ini menyerang
dengan cara memanfaatkan kesempatan ketika kekebalan tubuh menurun sehingga kanker dan
infeksi oportunistik inilah yang dapat menyebabkan kematian. Biasanya penyakit ini baru
muncul dua sampai tiga tahun setelah penderita didiagnosis mengidap AIDS. Orang yang
mengidap KS mempunyai kesempatan hidup lebih lama dibandingkan orang yang terkena
infeksi oportunistik. Akan tetapi belum ada seorang pun yang diketahui benar-benar sembuh
dari AIDS. Seseorang yang telah terinfeksi HIV belum tentu terlihat sakit. Secara fisik dia
akan sama dengan orang yang tidak terinfeksi HIV. Apakah seseorang sudah tertular HIV atau
tidak hanya bisa diketahui melalui tes darah. Oleh karena itu 90% dari pengidap AIDS tidak
menyadari bahwa mereka telah tertular virus AIDS, yaitu HIV karena masa inkubasi penyakit
ini termasuk lama dan itulah sebabnya mengapa penyakit ini sangat cepat tertular dari satu
orang ke orang lain. Masa inkubasi adalah periode atau masa dari saat penyebab penyakit
masuk ke dalam tubuh (saat penularan) sampai timbulnya penyakit.

Apa Perbedaannya HIV dan AIDS?

Fase HIV adalah fase dimana virus masuk ke dalam tubuh dan tubuh mulai
melakukan perlawanan dengan menciptakan antibodi. Pada fase ini, sebagian besar orang tidak
merasakan gejalanya sehingga disebut fase tanpa gejala.

Fase AIDS, adalah saat tubuh sudah tidak mampu melawan penyakit-penyakit yang
masuk dan menginfeksi tubuh. Biasanya dikatakan fase AIDS setalah muncul 2 atau lebih
gejala. Misal flu yang sulit sembuh diiringi mencret dan menurunnya berat badan hingga
>10%.Untuk memudahkan penjelasannya.

Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) dibagi dalam 4 Stadium perkembangan,
yaitu:

a. Stadium awal infeksi HIV, menunjukkan gejala-gejala seperti : demam, kelelahan, nyeri
sendi, pembesaran kelenjar getah bening. Gejala-gejala ini menyerupai
influenza/monokleosis.

b. Stadium tanpa gejala, yaitu stadium dimana ODHA nampak sehat, namun dapat merupakan
sumber penularan infeksi HIV. Masa ini bisa mencapai 5 hingga 10 tahun, bergantung
dengan kekebalan tubuh dan kesehatan seseorang.

c. Stadium ARC (AIDS Related Complex), memperlihatkan gejala-gejala seperti demam lebih
dari 38oC secara berkala/terus-menerus, menurunnya berat badan lebih dari 10% dalam
waktu 3 bulan, pembesaran kelenjar getah bening, diare/mencret secara berkala/terus-
menerus dalam waktu yang lama tanpa sebab yang jelas, kelemahan tubuh yang
menurunkan aktifitas fisik, berkeringat pada waktu malam hari.
d. Stadium AIDS, akan menunjukkan gejala-gejala seperti terdapatnya kanker kulit yang
disebut sarkoma kaposi, kanker kelenjar getah bening, infeksi penyakit penyerta misalnya :
pneumonia yang disebabkan oleh pneumocytis carinii, TBC, peradangan otak/selaput otak.

B. Penyebab HIV/AIDS

Penyebab timbulnya penyakit AIDS belum dapat dijelaskan sepenuhnya. tidak


semua orang yang terinfeksi virus HIV ini terjangkit penyakit AIDS menunjukkan bahwa ada
faktor-faktor lain yang berperan di sini. Penggunaan alkohol dan obat bius, kurang gizi,
tingkat stress yang tinggi dan adanya penyakit lain terutama penyakit yang ditularkan lewat
alat kelamin merupakan faktor-faktor yang mungkin berperan di antaranya adalah waktu.

Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa HIV secara terus menerus


memperlemah sistem kekebalan tubuh dengan cara menyerang dan menghancurkan
kelompok-kelompok sel-sel darah putih tertentu yaitu sel T-helper. Normalnya sel T-helper ini
(juga disebut sel T4) memainkan suatu peranan penting pada pencegahan infeksi. Ketika
terjadi infeksi, sel-sel ini akan berkembang dengan cepat, memberi tanda pada bagian sistem
kekebalan tubuh yang lain bahwa telah terjadi infeksi. Hasilnya, tubuh memproduksi antibodi
yang menyerang dan menghancurkan bakteri-bakteri dan virus-virus yang berbahaya.

Selain mengerahkan sistem kekebalan tubuh untuk memerangi infeksi, sel T-


helper juga memberi tanda bagi sekelompok sel-sel darah putih lainnya yang disebut sel T-
suppressor atau T8, ketika tiba saatnya bagi sistem kekebalan tubuh untuk menghentikan
serangannya. Biasanya kita memiliki lebih banyak sel-sel T-helper dalam darah daripada sel-
sel T-suppressor, dan ketika sistem kekebalan sedang bekerja dengan baik, perbandingannya
kira-kira dua banding satu. Jika orang menderita penyakit AIDS, perbandingan ini
kebalikannya, yaitu sel-sel T-suppressor melebihi jumlah sel-sel T-helper. Akibatnya,
penderita AIDS tidak hanya mempunyai lebih sedikit sel-sel penolong yaitu sel T-helper untuk
mencegah infeksi, tetapi juga terdapat sel-sel penyerang yang menyerbu sel-sel penolong yang
sedang bekerja.

Selain mengetahui bahwa virus HIV membunuh sel-sel T-helper, kita juga
perlu tahu bahwa tidak seperti virus-virus yang lain, virus HIV ini mengubah struktur sel yang
diserangnya. Virus ini menyerang dengan cara menggabungkan kode genetiknya dengan
bahan genetik sel yang menularinya. Hasilnya, sel yang ditulari berubah menjadi pabrik
pengasil virus HIV yang dilepaskan ke dalam aliran darah dan dapat menulari sel-sel T-helper
yang lain. Proses ini akan terjadi berulang-ulang. Virus yang bekerja seperti ini disebut
retrovirus.

HIV tidak hanya menyerang sistem kekebalan tubuh. Hasil penelitian


menunjukkan bahwa virus ini juga merusask otak dan sistem saraf pusat. Otopsi yang
dilakukan pada otak pengidap AIDS yang telah meniggal mengungkapkan bahwa virus ini
juga menyebabkan hilangnya banyak sekali jaringan otak. Pada waktu yang bersamaan,
peneliti lain telah berusaha untuk mengisolasi HIV dengan cairan cerebrospinal dari orang
yang tidak menunjukkan gejala-gejala terjangkit AIDS. Penemuan ini benar-benar membuat
risau. Sementara para peneliti masih berpikir bahwa HIV hanya menyerang sistem kekebalan,
semua orang yang terinfeksi virus ini tetapi tidak menunjukkan gejala terjangkit AIDS atau
penyakit yang berhubungan dengan HIV dapat dianggap bisa terbebas dari kerusakan jaringan
otak. Saat ini hal yang cukup mengerikan adalah bahwa mereka yang telah terinfeksi virus
HIV pada akhirnya mungkin menderita kerusakan otak dan sistem saraf pusat.

Penyakit AIDS disebabkan oleh virus HIV yang menyerang sel-sel Limfosit
(sel T helper) yang berfungsi melindungi tubuh terhadap terjadinya infeksi sehingga daya
tahan tubuh penderita berkurang dan mudah terinfeksi oleh berbagai penyakit

C. Penularan HIV/AIDS

Bagaimana cara mencegah penularan HIV

Pencegahan tentu saja harus dikaitkan dengan


cara-cara penularan HIV seperti yang sudah
dikemukakan. Ada beberapa cara pencegahan
HIV/AIDS, yaitu :

A. Pencegahan penularan melalui


hubungan seksual, infeksi HIV terutama
terjadi melalui hubungan seksual, sehingga pencegahan AIDS perlu difokuskan pada
hubungan seksual. Untuk ini perlu dilakukan penyuluhan agar orang berperilaku seksual
yang aman dan bertanggung jawab, yakni : hanya mengadakan hubungan seksual dengan
pasangan sendiri (suami/isteri sendiri), kalau salah seorang pasangan anda sudah terinfeksi
HIV, maka dalam melakukan hubungan seksual perlu dipergunakan kondom secara benar,
mempertebal iman agar tidak terjerumus ke dalam hubungan-hubungan seksual di luar
nikah.

B. Pencegahan Penularan Melalui Darah dapat berupa : pencegahan dengan cara memastikan
bahwa darah dan produk-produknya yang dipakai untuk transfusi tidak tercemar virus HIV,
jangan menerima donor darah dari orang yang berisiko tinggi tertular AIDS, gunakan alat-
alat kesehatan seperti jarum suntik, alat cukur, alat tusuk untuk tindik yang bersih dan suci
hama.

C. Pencegahan penularan dari Ibu-Anak (Perinatal). Ibu-ibu yang ternyata mengidap virus
HIV/AIDS disarankan untuk tidak hamil

d. Mencegah Penularan Lewat. Alat-Alat Yang Tercemar Bila hendak menggunakan alat-alat
yang menembus kulit dan darah (jarum suntik, jarum tato, pisau cukur dan lain-lainnya),
pastikan bahwa alat-alat tersebut benar-benar steril. Cara mensterilkan alat-alat tersebut
dapat dengan mencucinya dengan benar. Anda dapat memakai ethanol 70% atau pun
pemutih. Caranya, sedot ethanol dengan jarum suntik tersebut, lalu semprotkan keluar. Hal
ini dilakukan dua kali. Manifestasi AIDS rata-rata timbul 10 tahun sesudah infeksi.

HIV/AIDS tidak menular kecuali :

-melakukan hubungan seks dengan seorang ODHA


-melakukan hubungan seks (homo/hetero seksual)
-melakukan hubungan seks berganti-ganti pasangan tanpa kondom
-menggunakan satu jarum suntik secara bergantian atau menggunakan jarum bekas
-dari Wanita ODHA melalui kelahiran
-dari Wanita ODHA melalui Air Susu Ibu.
(Virus HIV hidup dan berkembang biak di dalam Darah,Cairan Sperma,Cairan Vagina dan
ASI)
Siapapun Bisa terkena AIDS, jika prilakunya beresiko.Penampilan luar tidak menjamin bebas
HIV.
ODHA sering terlihat sehat dan merasa sehatJika belum belakukan tes HIV, ODHA tidak tau
bahwa dirinya telah tertular HIV dan dapat menularkan HIV kepada orang lain.Tes HIV adalah
satu-satunya cara mendapatkan kepastian tertular atau tidak.

Virus HIV Tidak Menular Melalui :

-Keringat, Air liur


-Makanan,Flu/influenza
-Berpelukan
-Makan dengan perabot yang sama
-Bersalaman
-Mandi bersama
-Digigit nyamuk
-Memakai toilet bersama
-Berhubungan Seks dengan menggunakan Kondom yang baik.
- Ciuman, senggolan, pelukan dan kegiatan sehari-hari lainnya.

.HIV dan Tubuh manusia Belum ada obat membasmi HIV

HIV masuk langsung ke aliran darah untuk dapat


hidup dalam tubuh manusia
* Di luar tubuh manusia HIV sangat cepat mati
* HIV mati oleh air panas, sabun, bahan pencuci
hama lain
* HIV tidak dpt menular lewat udara seperti virus
lainnya
* Ditubuh manusia HIV bersarang dalam sel
darah putih
tertentu yang disebut sel T4 (CD4 = Sel
Thelper)
* Sel T4 terdapat pd cairan tubuh maka HIV ditemukan
terutama dalam: darah, air mani, cairan vagina
* HIV tidak terdapat dalam: urine, faeces, muntahan
* HIV tidak dapat menembus kulit utuh.

D. TANDA-TANDA SESEORANG TERTULAR HIV/AIDS


Gejala-gejala utama AIDS.
Sebenarnya tidak ada tanda-tanda khusus
yang bisa menandai apakah seseorang telah tertular
HIV, karena keberadaan virus HIV sendiri
membutuhkan waktu yang cukup panjang (5 sampai
10 tahun hingga mencapai masa yang disebut
fullblown AIDS). Adanya HIV di dalam darah bisa
terjadi tanpa seseorang menunjukan gejala penyakit
tertentu dan ini disebut masa HIV positif. Bila
seseorang terinfeksi HIV untuk pertama kali dan
kemudian memeriksakan diri dengan menjalani tes
darah, maka dalam tes pertama tersebut belum tentu
dapat dideteksi adanya virus HIV di dalam darah. Hal ini disebabkan kaena tubuh kita
membutuhkan waktu sekitar 3 - 6 bulan untuk membentuk antibodi yang nantinya akan
dideteksi oleh tes darah tersebut. Masa ini disebut window period (periode jendela) . Dalam
masa ini , bila orang tersebut ternyata sudah mempunyai virus HIV di dalam tubuhnya (walau
pun belum bisa di deteksi melalui tes darah), ia sudah bisa menularkan HIV melalui perilaku
yang disebutkan di atas tadi

Berbagai gejala AIDS umumnya tidak akan terjadi pada orang-orang yang
memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik. Kebanyakan kondisi tersebut akibat infeksi oleh
bakteri, virus, fungi dan parasit, yang biasanya dikendalikan oleh unsur-unsur sistem kekebalan
tubuh yang dirusak HIV. Infeksi oportunistik umum didapati pada penderita AIDS HIV
mempengaruhi hampir semua organ tubuh. Penderita AIDS juga berisiko lebih besar menderita
kanker seperti sarkoma Kaposi, kanker leher rahim, dan kanker sistem kekebalan yang disebut
limfoma.
Biasanya penderita AIDS memiliki gejala infeksi sistemik; seperti demam,
berkeringat (terutama pada malam hari), pembengkakan kelenjar, kedinginan, merasa lemah,
serta penurunan berat badan.[8][9] Infeksi oportunistik tertentu yang diderita pasien AIDS, juga
tergantung pada tingkat kekerapan terjadinya infeksi tersebut di wilayah geografis tempat
hidup pasien.

E. Pencegahan HIV/AIDS

Bagi yang belum terinfeksi

Sampai detik ini belum ada vaksin yang sanggup mencegah atau
mengobati HIV AIDS. Namun bukanlah sesuatu yang mustahil
untuk melakukan pencegahan HIV terhadap diri sendiri dan orang
lain. Oleh karena itu, pemahaman terhadap proses penularan
merupakan kunci dari pencegahannya. Disini saya sampaikan
tindakan-tindakan untuk mencegah penularan HIV AIDS jika anda
belum terinfeksi HIV AIDS.

Tindakan-tindakan untuk mencegah penularan HIV AIDS jika anda belum terinfeksi
HIV AIDS. Yaitu :
 Pahami HIV AIDS dan ajarkan pada orang lain. Memahami HIV AIDS dan bagaimana
virus ini ditularkan merupakan dasar untuk melakukan tindakan pencegahan
 Ketahui status HIV AIDS patner seks anda. Berhubungan seks dengan sembarang orang
menjadikan pelaku seks bebas ini sangat riskan terinfeksi HIV, oleh karena itu mengetahui
status HIV AIDS patner seks sangatlah penting.
 Gunakan jarum suntik yang baru dan steril. Penyebaran paling cepat HIV AIDS adalah
melalui penggunaan jarum suntik secara bergantian dengan orang yang memiliki status
HIV positif, penularan melalui jarum suntik sering terjadi pada IDU ( injection drug user).
 Gunakan Kondom Berkualitas. Selain membuat ejakulasi lebih lambat, penggunaan
kondom saat berhubungan seks cukup efektif mencegah penularan HIV AIDS melalui seks.
 Lakukan sirkumsisi / khitan. Banyak penelitian pada tahun 2006 oleh National Institutes
of Health (NIH) menunjukkan bahwa pria yang melakukan khitan memiliki resiko 53 %
lebih kecil daripada mereka yang tidak melakukan sirkumsisi.
 Lakukan tes HIV secara berkala. Jika anda tergolong orang dengan resiko tinggi,
sebaiknya melakukan tes HIV secara teratur, minimal 1 tahun sekali
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

AIDS disebabkan oleh virus yang bernama HIV, Human Immunodeficiency Virus.
Apabila anda terinfeksi HIV, maka tubuh anda akan mencoba untuk melawan infeksi tersebut.
Tubuh akan membentuk “antibodi”, yaitu molekul-molekul khusus untuk melawan HIV.

Tes darah untuk HIV berfungsi untuk mencari keberadaan antibodi tersebut.
Apabila anda memiliki antibodi ini dalam tubuh anda, maka artinya anda telah terinfeksi HIV.
Orang yang memiliki antibodi HIV disebut ODHA.

Menjadi HIV-positif, atau terkena HIV, tidaklah sama dengan terkena AIDS.
Banyak orang yang HIV-positif tetapi tidak menunjukkan gejala sakit selama bertahun-tahun.
Namun selama penyakit HIV berlanjut, virus tersebut secara perlahan-lahan merusak sistem
kekebalan tubuh. Apabila kekebalan tubuh anda rusak, berbagai virus, parasit, jamur, dan
bakteria yang biasanya tidak mengakibatkan masalah dapat membuat anda sangat sakit. Inilah
yang disebut “infeksi oportunistik”.

Menurut pandangan agama HIV / AIDS itu buruk, karena penularannya pun terjadi
melalui cara yang dilarang oleh agama. Salah satunya HIV / AIDS ditularkan melalui hubungan seks
bebas.

B. Saran
Agar kita semua terhindar dari AIDS, maka kita harus berhati-hati memilih pasangan
hidup, jangan sampai kita menikah dengan pasangan yang mengicap HIV / AIDS, karena selain
dapat menular kepada diri kita sendiri juga dapat menular kepada janin dalam kandungan kita. Kita
juga harus berhati-hati dalam pemakaian jarum suntik secara bergantian dan tranfusi darah dengan
darah yang sudah terpapar HIV.
DAFTAR PUSTAKA

 Maulanusantara.files.wordpress.com
 Flexner, C. 1998. HIV-Protease Inhibitor. N. Engl. J.Med. 338:1281-1293
 Patrick, A.K. & Potts, K.E. 1998. Protease Inhibitors as Antiviral Agents. Clin.
Microbiol. Rev. 11: 614-627
 Google.com

Anda mungkin juga menyukai