1
untuk menguasai situasi dan permasalahan serta rencana strategi yang akan
dikembangkan.
2
a. HIV teridentifikasi pertama kali oleh Luc Montaigner dari Intitut
Pasteur di Perancis pada tahun 1983 dan pada penemuannya ilmuwan
dari perancis ini member nama LAV (Lymphadenopathy Associated
Virus) karena pada saat itu gejala yang paling banyak ditemui adalah
pembengkakan kelenjar getah bening.
b. Pada bulan Juli 1984 ditemukan virus serupa oleh Robbert Gallo di
Amerika, dia adalah seorang ilmuwan dari Lembaga Kanker Nasional di
Amerika (NIC), oleh ilmuwan ini kemudian dinamai Human
Tlymphocytic Tipe III (HTLV). Serupa dengan Luc Montaigner, alasan
Gallo menamai seperti itu adalah karena gejala yang paling banyak
ditemui adalah pembengkakan kelenjar getah bening bahkan sampai
pada tahap terjadinya kanker kelenjar getah bening.
c. Karena terdapat perbedaan nama yang membingungkan masyarakat
maka pada tahun 1986 oleh Komisi Taksonomi Internasional virus
tersebut disepakati diberi nama HIV dan resmi digunakan sampai
sekarang. Pemberian nama tersebut juga untuk menegaskan bahwa virus
ini hanya bisa menular dan berkembang pada tubunh manusia, tidak
pada binatang jenis apapun.
3
Penjelasan :
a. Komik kekebalan tubuh menggambarkan tentang fungsi sel darah putih
dalam tubuh seseorang sebagai sistem kekebalan tubuh dalam
menghadapi serangan kuman, virus, dan lainnya. Manusia dengan
imunitas atau sistem kekebalan tubuh yang sehat mampu memerangi
infeksi dan bakteri karena adanya sel darah putih dalam tubuh yang
mampu memerangi bibit penyakit yang masuk. Sel darah putih bekerja
memerangi berbagai jenis bibit penyakit yang ditemuinya dalam tubuh
agar seseorang tetap sehat. Cara kerja sel darah putih adalah dengan
memanggil bala bantuan sel lainnya guna memerangi infeksi secara
langsung, atau dengan memproduksi bahan kimia yang kita kenal
dengan nama antibodi guna menetralisir bibit penyakit itu. Bila virus
masuk ke dalam tubuh, maka sel darah putih akan berusaha
melumpuhkan bibit penyakit tersebut. Misalnya, virus influenza, diare
dan batuk akan dilumpuhkan oleh sel darah putih.
b. Berbeda dengan virus lainnya, HIV adalah virus yang tidak mudah
dilumpuhkan oleh sel darah putih. Apabila masuk ke dalam tubuh kita
justru HIV yang akan melumpuhkan sel darah putih, terutama
4
menyerang CD4 dan menggunakannya untuk memperbanyak HIV
dalam tubuh pengidap sehingga tubuh tidak mampu melawan penyakit
lain yang masuk. CD4 adalah bagian dari sel darah putih manusia yang
menjadi sasaran penyerangan HIV apabila HIV masuk ke dalam darah
manusia, sel CD4 inilah yang digunakan oleh HIV untuk
memperbanyak dirinya. Jumlah CD4 pada seorang sehat adalah sekitar
500 – 1500 sel/mm3 darah.
c. Menurut teori yang telah diterima secara luas, HIV menyerang sel
darah putih (khususnya yang dinamakan CD4) yang berperan menjaga
kekebalan tubuh manusia. CD4 adalah pemimpin yang memgang
komando mengatur pertahanan sistem kekebalan tubuh manusia karena
kemampuannya yang baik untuk berkomunikasi dengan sel lain. Bila
ada bibit penyakit masuk maka CD4 sebagai komandan yang
memberikan tugas pada sel-sel lain untuk memerangi bibit penyakit
tersebut hingga tuntas. Kehadiran CD4 sangatlah dibutuhkan dalam
menjaga kesehatan tubuh manusia, karena itu tubuh secara terus-
menerus memproduksinya untuk membantu memerangi berbagai
infeksi. HIV masuk ke dalam tubuh secara diam-diam dan seolah-olah
dia adalah salah satu bala tentara CD4. Namun, kemudian HIV
menyusup molekul reseptor CD4 agar HIV bisa masuk ke dalam CD4.
Setelah masuk, HIV lalu membajak genetika sel CD4 tersebut dengan
diam-diam kemudian menggunakan CD4 sebagai tempat HIV
memperbanyak dirinya. Akibatnya yang terjadi adalah meningkatnya
produksi HIV secara massal. Keadaan ini menyebabkan banyak CD4
yang rusak dan mati. Semakin banyak CD4 yang rusak dan mati dan
semakin banyak HIV yang diproduksi, artinya semakin sedikit jumlah
5
CD4 dalam tubuh kita, yang mengakibatkan sistem kekebalan tubuh
manusia perlahan-lahan semakin lemah untuk dapat melawan bibit
penyakit yang masuk menyerang tubuh.
HIV memakan waktu lama sebelum menampakkan diri. Ia bersembunyi
dalam CD4 dalam waktu yang cukup lama sebelum mulai dengan pesat
memperbanyak diri dalam jumlah sangat banyak serta merusak CD4.
Dengan bersembunyi dalam sel CD4 itu pulalah ia dapat menghindari
serangan antibodi yang sudah beredar dalam darah dan yang berusaha
membunuhnya karena CD4 tidak dapat membunuh dirinya sendiri. Cara
sembunyi HIV yang seperti ini berakhir ketika sudah cukup banyak sel
darah putih dalam tubuh manusia yang dirusaknya dan jumlah HIV dalam
darah sudah cukup banyak untuk melumpuhkan kemampuan manusia untuk
memerangi penyakit yang kemudian tubuh mulai memproduksi antibody
HIV untuk memberikan perlawanan pada HIV walaupun perlawanan ini
tidak efektif bagi HIV.
10
Penting untuk mengetahui cara melindungi diri dari HIV dan AIDS karena
pandemi AIDS merupakan suatu kedaan darurat. Yang dimaksud keadaan
darurat adalah suatu keadaan gawat yang memerlukan tindakan segera untuk
mencegah perkembangannya ke arah kondisi yang lebih fatal. Kedaruratan
pandemi AIDS terletak pada kemungkinan penularannya karena sekali tertular
HIV belum ada obat yang dapat menyembuhkannya. Obat yang ada sekarang
adalah untuk menekan laju pertumbuhan/perkembangan HIV dalam tubuh
pengidapnya. Berdasarkan hal itulah, salah satu cara penanggulangan HIV dan
AIDS terbaik adalah dengan melakukan pencegahan. Pencegahan tentu harus
dikaitkan dengan cara-cara penularan HIV.
11
Pada kelompok remaja terutama di lingkungan sekolah, informasi ini
bisa ditekankan pada ”hanya melakukan hubungan seksual dengan satu
orang dan saling setia dan resmi sebagai pasangan suami isteri”
c. C = Condom atau kondom, apabila salah satu pasangan sudah terinfeksi
HIV atau tidak dapat saling setia, maka gunakan pengaman atau
pelindung untuk mencegah penularan HIV.
Pada kelompok remaja terutama di lingkungan sekolah, informasi ini
bisa disesuaikan dengan norma yang berlaku atau diajarkan di
lingkungan sekolah yang bersangkutan.
2. Pencegahan penularan melalui darah
Penularan HIV melalui darah menuntut kita untuk berhati-hati dalam
berbagai tindakan yang berhubungan dengan darah, produk darah dan
plasma:
a. Transfusi darah atau cangkok organ tubuh
Harus dipastikan bahwa darah yang digunakan untuk transfusi atau
organ tubuh yang dicangkokakn tidak tercemar HIV. Perlu dianjurkan
pada seseorang yang HIV positif agar tidak menjadi donor darah atau
organ tubuh. Begitu pula mereka yang berperilaku risiko tinggi,
misalnya sering melakukan hubungan seks dengan ganti-ganti pasangan.
b. Penggunaan produk darah dan plasma
Sama halnya dengan darah yang digunakan untuk transfusi, maka
produk darah dan plasma harus dipastikan tidak tercemar HIV.
c. Penggunaan alat suntik dan alat-alat lain yang dapat menembus/melukai
kulit.
Penggunaan alat-alat seperti alat suntik, alat cukur dan alat tusuk untuk
tindik perlu diperhatikan sterilisasinya. Tindakan mensterilkan dengan
12
pemanasan atau larutan desinfektan merupakan tindakan yang sangat
penting. Walaupun sampai saat ini belum ada terbukti kejadian
penularan melalui penggunaan pisau cukur atau sejenisnya kita perlu
tetap melakukan tindakana kewaspadaan umum untuk menghindari Hiv
atau penyakit lain yang mungkin menular melalui alat tersebut.
3. Pencegahan penularan dari ibu kepada anak
Pada kondisi biasa tanpa tepai, janin dari perempuan pengidap HIV
berisiko tertular HIV sekitar 25-30 %. Risiko akan semakin besar bila sang
perempuan atau ibu telah berada dalam tahap AIDS, oleh karena itu
perempuan pengidap HIV sangat dianjurkan untuk mempertimbangkan
kembali tentang rencana kehamilan. Risiko bayi terinfeksi HIV melalui
ASI adalah sangat kecil, sehingga tetap dianjurkan bagi si ibu untuk
memberikan ASI pada bayinya.
Program pencegahan penularan dari perempuan atau ibu pengidap HIV
kepada bayinya dikenal dengan PMTCT (Prevention of Mother to Child
Transmission) atau PPTCT (Prevention of Parent to Child Transmission).
Program ini meliputi 3 tindakan utama yaitu:
a. Pemberian ARV saat kehamilan
b. Terapi kelahiran, misalnya kelahiran saesar
c. Pemberian ASI eksklusif selama 3 atau 6 bulan pertama tanpa
pemberian makanan tambahan atau tidak melakukan pemberian ASI
eksklusif selama 3 atau 6 bulan pertama tetapi diganti dengan
pemberian susu formula dari awal maka bisa dilakukan juga pemberian
makanan tambahan lainnya.
G. Tes HIV
Tes HIV dilakukan untuk mendeteksi keberadaan antibodi HIV atau
antigen (virus) dalam darah seseorang.
Tes antibodi HIV adalah tes darah yang dipakai untuk memastikan apakah
seseorang telah terinfeksi HIV atau tidak. Apabila dalam darah seseorang
ditemukan antibody HIV maka orang tersebut sudah terinfeksi HIV dalam
darahnya.
16
Tes semacam ini secara lengkap disebut tes antibodi HIV, walaupun
kadang-kadang orang sering menyebut tes HIV saja. Tes jenis inilah yang
sering dipakai untuk penapisan atau skrining darah donor sebelum digunakan.
Selain itu ada pula tes untuk mengetahui keberadaan HIV itu sendiri, atau
disebut antigen. Tes ini dilakukan untuk mencari temu keberadaan viris HIV
dalam darah manusia. Tes ini amsih jarang dilakukan. Tes ini biasa dilakukan
pada kondsisi khusus saja karena biayanya jauh lebih mahal daripada tes
antibody HIV.
Saat ini tersedia beberapa jenis tes darah yang dapat membantu memastikan
apakah seseorang terinfeksi HIV atau tidak. Beberapa tes darah yang tersedia
saat ini diantaranya:
1. ELISA (Enzyme Linked Immuno Sorbent Assay).
Tes yang dilakukan untuk mencari antibodi yang ada dalam darah. Tes ini
bersifat sensitif membaca kelainan darah.
2. Western Blot.
17
Tes ini juga untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap HIV. Tes ini lebih
akurat dan lebih mahal dibandingkan dengan ELISA dan lebih spesifik
dalam mendiagnosis kelainan dalam darah.
3. DIPSTICK HIV (En Te Be).
Tes ini adalah tes cepat yang murah dan pelaksanaannya cepat. Tes yang
dikembangkan oleh PATH ini sudah diproduksi di NTB, Indonesia.
Sifatnya cukup sensitif dan spesifik dalam melihat kelainan dalam darah.
I. Peran ODHA dalam upaya penganggulangan HIV dan AIDS secara umum
adalah:
1. Memberikan motivasi pada lingkungan teman-teman sesamanya dan
pasangannya yang non reaktif untuk melakukan tes darah.
2. Saling memberikan dukungan antara sesama ODHA dalam melakukan
hidup yang sehat.
3. Melakukan penyebaran informasi dan advokasi terkait untuk menghapus
diskriminasi dan stigmatisasi terhadap ODHA.
4. Memperluas jaringan pelayanan dalam untuk memudahkan dukungan dan
pemberian layanan terkait dengan kebutuhan ODHA.
5. Pemutusan mata rantai penularan terhadap pasangan melalui pencegahan
dan perilaku aman dengan pasangannya sehingga diperlukan keterbukaan
seorang ODHA tentang status HIVnya kepada pasangannya.
Faktanya adalah:
HIV tidak bisa menular melalui nyamuk yang menggigit ODHA. HIV tidak
hisa ditularkan melalui binatang apapun juga termasuk nyamuk.
21
HIV tidak bisa menular melalui penggunaan toilet yang pernah digunakan
oleh ODHA. HIV tidak bisa hidup diluar tubuh manusia dan tidak akan
menular melalui kegiatan sosial manusia sehari – hari.
HIV tidak hanya bisa menular pada pekerja seks. HIV bisa menular pada
siapapun yang dikarenakan perilakunya. HIV menular bukan karena
pekerjaan atau status seseorang tetapi karena perilakunya.
ODHA adalah orang yang berdaya dan tidak bisa melakukan banyak hal
sama seperti orang lain yang tidak terinfeksi HIV.
Bayi yang dilahirkan oleh seorang perempuan yang HIV positif, tidak pasti
akan tertular HIV dari ibunya. Pada saat ini sudah ada program
pencegahan HIV dari ibu ke bayi sehingga kemungkinan penularan dari
ibu kepada bayi yang dikandung atau dilahirkan adalah sangat kecil.
HIV dan AIDS adalah karena perilaku manusia bukan karena
penyimpangan seksual.
Tidak ada kaitan antara HIV dan AIDS dengan kutukan Tuhan. HIV dan
AIDS ada dikarenakan perilaku manusia yang tidak aman.
HIV dan AIDS belum bisa disembuhkan. Obat yang ada bukan untuk
menyembuhkan tetapi untuk menghambat perkembangan HIV dalam
tubuh orang yang sudah terinfeksi HIV.
Mengalami nafsu makan menurun disertai berat badan turun drastis belum
pasti tanda-tanda terinfeksi HIV. Seseorang mengalaim hal ini bisa
dikarenakan banyak hal dalam hidupnya, mungkin saja karena sedang
stress karena pekerjaan, tertekan oleh keadaan psikologinya, miskin
sehingga tidak bisa membeli makanan, dll.
Mengkarantina ODHA bukanlah cara efektif pencegahan HIV. Cara efektif
mencegah penularan HIV adalah melakukan pendidikan kepada semua
22
lapisan masyarakat secara benar dan terbuka sehingga masyarakat tahu
bagaimana cara mencegah dirinya supaya tidaj tertular HIV.
Berenang bersama ODHA tidak akan tertular HIV. HIV tidak bisa hidup
diluar tubuh manusia dan tidak akan menular melalui kegiatan sosial
manusia sehari – hari.
Berhubungan seks sekali saja tanpa kondom ada risiko tertular HIV. Setiap
perilaku seks tanpa kondom selalu ada risikonya walaupun dilakukan
hanya sekali saja.
HIV tidak hanya menular pada kelompok homoseks saja. HiV tidak
memandang orientasi yang dimiliki seseorang. Terbukti kasus
menunjukkan penularan terjadi pada semua kelompok orientasi seks yaitu
homoseksual, heteroseksual dan biseksual.
Kelompok homoseksual tidak selalu dan tidak pasti memiliki risiko paling
tinggi untuk tertular HIV bila dibandingkan dengan orientasi seks lainnya
seperti heteroseksual dan biseksual. Tingginya risiko yang dimiliki oleh
seseorang tidak ditentukan oleh orientasi seksnya, tetapi ditentukan oleh
perilaku yang dilakukannya baik perilaku seksual maupun perilaku non
seksualnya.
Dan lain-lain.
BAHAN BACAAN
23
Infeksi Menular Seksual (IMS)
I. Pengertian IMS
IMS adalah infeksi yang sebagian besar menular lewat hubungan seksual
dengan pasangan yang sudah tertular. Hubungan seks ini termasuk hubungan
seks lewat liang vagina, lewat mulut, atau lewat dubur. IMS juga biasa
disebut sebagai penyakit kelamin. Namun itu hanya menunjuk pada penyakit
yang ada di kelamin saja. Istilah Infeksi Menular Seksual lebih luas
maknanya, karena menunjuk pada cara penularannya. Tanda-tandanya tidak
selalu ada di alat kelamin. Tanda-tanda orang yang sudah terkena IMS juga
ada di alat penglihatan, mulut, saluran pencernaan, hati, otak, dan bagian
tubuh lainnya.
Dahulu kelompok penyakit ini dikenal sebagai penyakit kelamin yang
hanya terdiri dari 5 jenis penyakit yaitu gonore (kencing nanah), sifilis (raja
singa), ulkus mole, limfogranuloma inguinale (bungkul) dan granuloma
inguinale. Pada akhir abad ke-20 dapat dibuktikan bahwa pada waktu
mengadakan hubungan seksual dapat terjadi infeksi oleh lebih dari 20 jenis
kuman, sehingga muncullah istilah Penyakit Menular Seksual (PMS). Pada
tahun 1997 pada Kongres IUVDT (International Union of Venereal Diseases
and Treponematosis) di Australia, istilah tersebut diubah menjadi IMS, oleh
karena semua penyakit yang termasuk dalam kelompok tersebut merupakan
penyakit infeksi.
Klamidia
Gejalanya:
Keputihan, dapat disertai nyeri saat kencing, dan pendarahan setelah
hubungan seksual. Gejalanya mirip GO tapi lebih ringan.
Pada infeksi kronik dapat terjadi penyebaran ke saluran telur yang
menimbulkan nyeri perut bagian bawah.
27
Herpes genital atau herpes simplex
Gejalanya:
Bintil-bintil berisi cairan yang menjadi luka kecil di sekitar alat kelamin
dan mulut. Luka-luka kecil ini bisa sakit sekali pada saat infeksi pertama
kali dan dapat kambuh secara berulang-ulang bila ada gangguan
emosi/psikis atau haid.
Sebelum munculnya bintil-bintil ini, biasanya ada gejala awal yang
mendahului antara lain: rasanya seperti sakit flu, rasa tidak enak di
pinggang, kelenjar getah bening membengkak.
28
Kutil Kelamin, sering disebut jengger ayam atau kembang kol
Gejalanya:
Benjolan-benjolan kecil di sekitar alat kelamin yang dapat bersatu seperti
jengger ayam dan menular.
Pada perempuan dapat mengenai kulit daerah kelamin sampai dubur,
selaput lendir bagian dalam, liang kemaluan sampai leher rahim.
29
Pada pria terdapat pada penis dan saluran kencing bagian dalam. Pada
wanita hamil kutil ini bisa tumbuh sampai besar.
Hepatitis B dan C
Gejalanya:
Badan lemas, kurang gairah dan kadang demam.
Pada kasus parah, tampak kulit dan selaput mata berwarna kuning.
Trikomoniasis
Gejalanya:
30
Gejala spesifik berupa keputihan yang banyak, kadang-kadang berbusa,
kehijauan, berbau busuk, nyeri saat berhubungan seksual atau saat buang
air kecil.
Chancroid
Gejalanya:
Luka yang kotor dan nyeri disekitar alat kelamin yang muncul kira-kira 1
minggu setelah infeksi.
31
III. Cara penularan IMS
Bibit IMS terutama ada di dalam cairan kelamin dan darah. IMS menular
terutama bila cairan kelamin atau darah seseorang yang sudah terkena IMS
masuk ke dalam tubuh orang lain.
Pencegahan IMS yang dapat menular melalui cara lain di luar hubungan
seksual:
a. Mencegah masuknya transfusi darah yang belum diperiksa bebas dari
IMS.
33
b. Berhati-hati sewaktu menangani segala hal yang tercemar oleh darah
segar.
c. Mencegah pemakaian alat-alat tembus kulit yang tidak suci hama atau
tidak steril, misalnya: jarum suntik, alat tatto, alat tindik dan sejenisnya
yang bekas dipakai oleh orang lain.