No : 08
Kelas : XI MIA 5
Penjaskes
HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan
tubuh, dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Semakin banyak sel CD4 yang
dihancurkan, kekebalan tubuh akan semakin lemah, sehingga rentan diserang berbagai
penyakit.
HIVAIDS-
Infeksi HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang
disebut AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). AIDS adalah stadium akhir dari
infeksi virus HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang
sepenuhnya.
Sampai saat ini belum ada obat untuk menangani HIV dan AIDS. Akan tetapi, ada obat
untuk memperlambat perkembangan penyakit tersebut, dan dapat meningkatkan harapan
hidup penderita HIV (ODHA).
Tipe HIV
Virus HIV terbagi menjadi 2 tipe utama, yaitu HIV-1 dan HIV-2. Masing-masing tipe
terbagi lagi menjadi beberapa subtipe. Pada banyak kasus, infeksi HIV disebabkan oleh
HIV-1, 90% di antaranya adalah HIV-1 subtipe M. Sedangkan HIV-2 diketahui hanya
menyerang sebagian kecil individu, terutama di Afrika Barat.
Infeksi HIV dapat disebabkan oleh lebih dari 1 subtipe virus, terutama bila seseorang
tertular lebih dari 1 orang. Kondisi ini disebut dengan superinfeksi. Meski kondisi ini
hanya terjadi kurang dari 4% penderita HIV, risiko superinfeksi cukup tinggi pada 3
tahun pertama setelah terinfeksi.
Di negara Indonesia, penyebaran dan penularan HIV paling banyak disebabkan melalui hubungan
intim yang tidak aman dan bergantian menggunakan jarum suntik yang tidak steril saat memakai
narkoba. Seseorang yang terinfeksi HIV dapat menularkannya kepada orang lain, bahkan sejak
beberapa minggu sejak tertular. Semua orang berisiko terinfeksi HIV.
Gejala HIV dan AIDS
Tahap Pertama:
Pengidap akan mengalami nyeri mirip, seperti flu, beberapa minggu setelah terinfeksi, selama
satu hingga dua bulan.
Dapat timbul demam, nyeri tenggorokan, ruam, pembengkakan kelenjar getah bening, diare,
kelelahan, nyeri otot, dan sendi.
Tahap Kedua:
Tahap Ketiga:
Daya tahan pengidap rentan, sehingga mudah sakit, dan akan berlanjut menjadi AIDS.
Sulit bernapas.
Tes HIV harus dilakukan untuk memastikan seseorang mengidap HIV atau tidak. Pemeriksaan
yang dilakukan sebagai langkah diagnosis adalah dengan mengambil sampel darah atau urine
pengidap untuk diteliti di laboratorium. Jenis pemeriksaan untuk mendeteksi HIV, antara lain:
Tes antibodi. Tes ini bertujuan mendeteksi antibodi yang dihasilkan tubuh untuk melawan
infeksi HIV. Meski akurat, perlu waktu 3-12 minggu agar jumlah antibodi dalam tubuh cukup
tinggi untuk terdeteksi saat pemeriksaan.
Tes antigen. Tes antigen bertujuan mendeteksi protein yang menjadi bagian dari virus HIV, yaitu
p24. Tes antigen tersebut dapat dilakukan 2-6 minggu setelah pengidap yang dicurigai terinfeksi
HIV.
Jika skrining menunjukkan pengidap terinfeksi HIV (HIV positif), pengidap perlu menjalani tes
selanjutnya, untuk memastikan hasil skrining, membantu dokter mengetahui tahap infeksi yang
diderita, serta menentukan metode pengobatan yang tepat. Tes ini dilakukan dengan mengambil
sampel darah pengidap, untuk selanjutnya diteliti di laboratorium. Tes tersebut, antara lain:
Hitung sel CD4. CD4 adalah bagian dari sel darah putih yang dihancurkan oleh HIV. Jumlah
CD4 normal berada dalam rentang 500–1400 sel per milimeter kubik darah. AIDS terjadi jika
hasil hitung sel CD4 di bawah 200 sel per milimeter kubik darah.
Pemeriksaan viral load (HIV RNA). Bertujuan untuk menghitung RNA, bagian dari virus HIV
yang berfungsi menggandakan diri. Jumlah RNA yang lebih dari 100.000 kopi per mililiter darah,
menandakan infeksi HIV baru saja terjadi atau tidak tertangani. Sedangkan jumlah RNA yang
berada di bawah 10.000 kopi per mililiter darah, menunjukan perkembangan virus yang tidak
terlalu cepat, tetapi kerusakan pada sistem kekebalan tubuh tetap terjadi.
Tes resitensi (kekebalan) dilakukan untuk menentukan obat anti HIV jenis apa yang tepat bagi
pengidap. Hal ini dikarenakan beberapa pengidap memiliki resistensi terhadap obat tertentu.
Pengobatan HIV dan AIDS
Meskipun sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan HIV, tetapi ada jenis obat yang
dapat memperlambat perkembangan virus. Jenis obat ini disebut antiretroviral (ARV). ARV
bekerja dengan menghilangkan unsur yang dibutuhkan virus HIV untuk menggandakan diri dan
mencegah virus HIV menghancurkan sel CD4. Jenis obat ARV memiliki berbagai varian, antara
lain Etravirine, Efavirenz, Lamivudin, Zidovudin, dan juga Nevirapine.
Selama mengonsumsi obat antiretroviral, dokter akan memonitor jumlah virus dan sel CD4 untuk
menilai respons pengidap terhadap pengobatan. Hitung sel CD4 akan dilakukan tiap 3–6 bulan.
Sedangkan pemeriksaan HIV RNA, dilakukan sejak awal pengobatan, lalu dilanjutkan tiap 3–4
bulan selama masa pengobatan.
Agar perkembangan virus dapat dikendalikan, pengidap harus segera mengonsumsi ARV begitu
didiagnosis mengidap HIV. Risiko pengidap HIV untuk terserang AIDS akan semakin besar jika
pengobatan ditunda, karena virus akan semakin merusak sistem kekebalan tubuh. Selain itu,
penting bagi pengidap untuk mengonsumsi ARV sesuai petunjuk dokter. Konsumsi obat yang
terlewat hanya akan membuat virus HIV berkembang lebih cepat dan memperburuk kondisi
pengidap.
Segera minum obat jika jadwal konsumsi obat pengidap dan tetap ikuti jadwal berikutnya.
Namun jika dosis yang terlewat cukup banyak, segera bicarakan dengan dokter. Kondisi pengidap
juga memengaruhi resep atau dosis yang sesuai. Dokter juga dapat menggantinya sesuai dengan
kondisi pengidap. Selain itu, pengidap juga boleh untuk mengonsumsi lebih dari 1 obat ARV
dalam sehari.
Pencegahan HIV dan AIDS
Terdapat berbagai upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan HIV dan AIDS, antara
lain:
Gunakan kondom yang baru setiap berhubungan intim, baik hubungan intim vaginal maupun
anal.
Bersikap jujur kepada pasangan jika mengidap positif HIV, agar pasangan juga menjalani tes
HIV.
Diskusikan dengan dokter jika didiagnosis positif HIV saat hamil, mengenai penanganan
selanjutnya, dan perencanaan persalinan, untuk mencegah penularan dari ibu ke janin.
Jika menduga baru saja terinfeksi atau tertular virus HIV, seperti setelah melakukan hubungan
intim dengan pengidap HIV, maka harus segera ke dokter. Agar bisa mendapatkan obat post-
exposure prophylaxis (PEP) yang dikonsumsi selama 28 hari dan terdiri dari 3 obat antiretroviral.
II. Senam Irama
Kemudian Peter Henry Ling mengembangkan gagasan dari ketiga orang tersebut di abad ke 19,
dalam suatu sistem latihan yang disebut Swedish sistem atau sistem Swedia, dimana seorang atlet
mengekspresikan perasaan dan emosi dirinya melalui gerakan tubuh. Kemudian ide tersebut lalu
dikembangkan lagi oleh Catharine Beecher pada tahun 1837.
Setelah itu menjadikan banyak pelopor tentang tubuh, gerakan tubuh, ekspresi tubuh, dan musik
dengan berbagai jenis gaya dan menciptakan sistem gerak senam artistik dengan menggunakan
alat (bola, tali, pita), dan membuat senam tersebut terlihat layaknya senam balet kontemporer,
akrobat ataupun tari.
Kompetisi senam irama dimulai pada tahun 1940 yang bertempat pada dinegara Rusia. FIG
kemudian memasukan senam tersebut sebagai salah satu cabang senam dutahun 1961.Senam
tersebut mulai diadakan pada olimpiade pada tahun 1984 Los Angles pada kelas individu, dan
pertandingan kelompok dimulai pada tahun 1996 pada olimpiade Atlanta.
Kelentukan
Keseimbangan
Keluwesan
Fleksibilitas
Kontinuitas
Ketepatan
Untuk mencapai gerakan yang serasi dan bermanfaat bagi jasmani dan rohani, ada tiga
hal yang harus ditekankan pada senam irama, yaitu:
Gerakan roll depan dan belakang, baik dimulai dari bawah atau dari posisi berdiri.
Gulingan yaitu seperti gerakan roll, tetapi menggunakan punggung sebagai tumpuan pada
lintasan bisa depan, belakang dan samping.
Split samping dan depanndengan posisi split dan duduk dengan posisi berdiri.
Kayang.
Salto depan atau belakang.
Handstand.
Meroda.
Headstand.
Sikap lilin.
Senam kelenturan.
Gerakan dasar tari balet.
Gerakan dasar pada sikap senam yoga.
1. Manfaat fisik
Bagi kamu yang melakukan olahraga ini secara rutin dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
Senam ini dapat membuat tubuh menjadi lebih segar dan memiliki risiko rendah terjangkit
berbagai penyakit, seperti penyakit jantung, obesitas bahkan diabetes.
2. Manfaat mental
Orang yang gemar melakukan senam irama dapat berpikir secara aktif maupun kreatif. Mereka
juga akan mudah mengontrol emosinya sehingga memiliki pemikiran yang jauh lebih positif dan
penuh semangat.
3. Manfaat sosial
Kegiatan senam irama ini dapat membuat kamu lebih banyak berinteraksi dan bersosialiasi
dengan rekan-rekan lainnya karena umumnya dilakukan bersama-sama.
III. Atletik
Atletik adalah cabang olahraga yang terdiri dari gabungan beberapa jenis olahraga fisik, seperti
olahraga lari, lempar, lompat, dan jalan.Pendapat lain mengatakan atletik adalah jenis olahraga
fisik yang menggunakan lintasan dan lapangan; seperti jalan, lari, lompat tinggi, dan lempar
lembing. Dengan kata lain, atletik mengacu pada segala jenis olahraga, latihan, atau permainan
yang menggunakan fisik manusia.
Secara etimologis, istilah “Atletik” berasal dari bahasa Yunani, yaitu Athlon yang artinya
perlombaan atau kontes. Mengacu pada asal kata atletik, maka pengertian atletik dapat
didefinisikan sebagai suatu perlombaan cabang-cabang olahraga tertentu (jalan, lari, lompat, dan
lempar).
Menurut Ensiklopedia Indonesia bahwa definisi dari atletik adalah sesuai dengan apa yang sudah
dijelaskan yang ada di atas berati ( pertandingan dan olahraga pada atletik, sedangkan dalam
istilah dari terminologi atletik adalah bentuk aktivitas manusia dalam sehari-hari yang
diperlombahkan dalam bentuk jalan melempar, berlari dan melompat.
Agar lebih memahami apa itu atletik, maka kita dapat merujuk pada pendapat beberapa ahli
berikut ini:
Eddy Purnomo
Menurut Eddy Purnomo, pengertian atletik adalah kegiatan atau aktivitas jasmani yang terdiri
dari berbagai gerakan dasar yang harmonis dan dinamis, yakni jalan, lari, lompat, dan lempar.
Sukirno
Menurt Sukirno, atletik adalah induk dari semua cabang olahraga (mother of sport) dan
merupakan olahraga yang paling tua.
Eri Periatama
Menurut Eri Periatama, pengertian atletik adalah olahraga yang sebagian besar kegiatannya
dilakukan di lintasan dan lapangan (track and field sport).
Muhajir
Menurut Muhajir, pengertian atletik adalah jenis olahraga yang tumbuh dan berkembang
bersamaan dengan kegiatan alami manusia, seperti berjalan, berlari, melompat, dan melempar.
Sejarah Atletik
Olahraga atletik berawal dari kegiatan Olimpiade di Yunani pada tahun 776 sebelum Masehi.
Kala itu, perlombaan lari (stade) merupakan satu-satunya olahraga yang diperlombakan.
Olahraga atletik memiliki organisasi formal pada abad 19 dimana pada masa itu latihan dan
olahraga reguler sudah diajarkan di sekolah-sekolah Eropa. Pada perkembangannya, pada tahun
1896 olahraga atletik mulai diperlombakan pada event Olimpiade yang diikuti oleh berbagai
negara.
Negara Indonesia mulai mengenal olahraga atletik pada awal tahun 1930-an, yaitu ketika
pemerintah Hindia Belanda mulai mengajarkan pelajaran atletik di sekolah. Organisasi atletik
pertama di Indonesia bernama Nederlands Indische Athletiek Unie yang bertugas untuk
mengadakan pertandingan olahraga atletik.
Kegiatan pendidikan olahraga atletik di Indonesia sempat vakum karena dibekukan pada masa
penjajahan Jepang. Namun, pada tahun 1946 terbentuklah organisasi Persatuan Olahraga
Republik Indonesia dengan tujuan untuk menghidupkan kembali kegiatan olahraga atletik di
Indonesia.
Lari jarak pendek; Jarak tempuh nomor lari jarak pendek yaitu 100 meter, 200 meter, dan 400
meter. Biasanya pada lari jarak pendek menggunakan start jongkok, yang membedakannya hanya
pada jarak tempuhnya.
Lari jarak jauh; Lari jarak jauh disebut marathon, dimana jarak tempuhnya adalah 3 kilometer, 5
kilometer, 10 kilometer, dan di atas 10 kilometer. Pada lari jarak jauh menggunakan start berdiri
dimana tekniknya sama dengan nomor lari yang lain.
Lari estafet; Lari estafet adalah olahraga lari yang dilakukan dengan membawa tongkat dengan
ukuran tertentu dimana tongkat tersebut diserahkan ke pelari berikutnya di daerah pergantian.
Biasanya nomor lari estafet yang diperlombakan adalah nomor 4 x 100 meter, dan nomor 4 x 400
meter.
Lari gawang; Lari gawang adalah olahraga lari dengan cepat untuk menempuh jarak tertentu
dengan melewati beberapa rintangan berupa gawang atau palang rendah.
Cabang Atletik Melempar
Dalam atletik terdapat beberapa jenis olahraga melempar dimana masing-masing menggunakan
alat khusus yang dilemparkan sejauh mungkin ke depan. Adapun beberapa jenis olahraga lempar
adalah sebagai berikut:
Lempar lembing; Lempar lembing (javelin) adalah cabang olahraga atletik yang dilakukandengan
cara melemparkan lembing sejauh mungkin untuk mencapai jarak maksimum. Untuk pria
lembing yang digunakan berukuran panjang 2,6 m – 2,7 m dengan berat minimum 800 gram,
sedangkan untuk wanita panjang lembing 2,2 m – 2,3 m dengan berat minimum 600 gram.
Lempar cakram; Lempar cakram (discus throw) adalah cabang atletik yang dilakukan dengan cara
melempar cakram sejauh mungkin. Cakram berukuran diameter 220mm dengan berat 2 kg untuk
pria, dan 1 kg untu wanita.
Tolak peluru; Tolak peluru (shot put) adalah cabang olahraga atletik yang dilakukan dengan
gerakan mendorong suatu bola besi berbentuk bulat sejauh mungkin. Berat bola besi yang
digunakan 5 kg – 7,257 kg untuk pria, dan 3 kg – 4 kg untuk wanita.
Lontar martil; Lontar martil atau lempar martil (hammer throw) adalah cabang olahraga atletik
yang dilakukan dengan cara mengayunkan, memutar, dan melemparkan martil sejauh mungkin.
Berat martil yang digunakan 7,26 kg dengan panjang 121,3 cm untuk pria, dan 4 kg dengan
panjang 119,4 cm untuk wanita.