Anda di halaman 1dari 12

PENYAKIT

HIV
Kelompok 2
NAMA ANGGOTA

01 Ikrimah Zasta Meisya 04 Nesya Dzulaikha

02 M. Ammar Dzaki 05 Syarifatun Nuzul

Muhammad Daffa Al-


03 Dzakwan
Pengertian HIV
HIV atau Human Immunodeficiency Virus, adalah
suatu virus patogen (organisme yang dapat menyebabkan
gangguan kesehatan) yang dapat menyebabkan melemahnya
sistem kekebalan tubuh seseorang.
Virus jenis ini menyerang manusia dan
menyerang sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh menjadi
lemah dalam melawan infeksi. Jika virus ini terus menyerang
tubuh, sistem pertahanan tubuh kita akan semakin lemah.
Tanpa pengobatan, seorang dengan HIV bisa bertahan hidup
selama 9-11 tahun setelah terinfeksi, tergantung tipenya. Jika
dibiarkan, infeksi virus ini dapat berkembang
menjadi penyakit AIDS yang lebih berbahaya lagi.
JENIS-JENIS HIV

Terdapat 2 jenis virus HIV, yaitu HIV tipe 1 dan HIV tipe 2. jenis-jenis virus tersebut memiliki perbedaan antara lain :

1. Transmisi
Kedua jenis virus ini memiliki cara penularan yang sama, yakni melalui cairan tubuh yang
mengandung virus. Seseorang akan lebih sulit tertular HIV tipe 2 dibandingkan dengan tipe 1.
Menurut studi, HIV tipe 2 paling umum ditularkan melalui hubungan seksual heteroseksual
(merupakan ketertarikan romantis, ketertarikan seksual, atau kebiasaan seksual orang-orang yang
berbeda jenis kelamin dalam pengertian pasangan gender).
2. Progesi
Seseorang dengan infeksi HIV tipe 1 diperkirakan lebih mungkin berkembang hingga terkena
AIDS. Di sisi lain, orang yang terinfeksi HIV tipe 2 mungkin terinfeksi tanpa terkena AIDS seumur
hidupnya, dan jika berkembang menjadi AIDS umumnya dalam jangka waktu lebih lama
3. Diagnostis dan Terapi
Tidak semua metode diagnosis dan terapi yang efektif untuk infeksi HIV tipe 1 memberikan hasil
yang sama untuk infeksi HIV tipe 2.
GEJALA PENYAKIT HIV
Tahap 1
Tahap yang dimasuki seseorang ketika mereka pertamakali tertular virus dan berlangsung sampai tubuh membuat antibodi yang melawan virus.
Gejala HIV di tahap ini mirip flu, yang mencakup :
● Demam, kelenjar bengkak, kelelahan, ruam tubuh, sakit tenggorokan, nyeri sendi, diare, dan sakit kepala.
Gejala lainnya juga termasuk
● Sariawan di mulut, luka di alat kelamin, nyeri otot, mual, muntah, dan keringat malam.

Tahap 2
Tahap ini juga dikenal sebagai tahap latensi klinis. Di tahap ini, gejala yang muncul sudah berkurang. Selama tahap 2, virus tetap ada dan
berkembang biak di dalam tubuh dan mulai melemahkan sistem kekebalan tubuh. Tapi virus HIV belum secara aktif menyebabkan gejala.
Seseorang dengan HIV pada tahap ini mungkin merasa dan terlihat baik-baik saja. Tetapi mereka masih dapat dengan mudah menularkan virus
ke orang lain.

Tahap 3
Diperlukan waktu bertahun-tahun untuk mencapai tahap ini dan jika tidak diobati, HIV dapat menyerang dan menghancurkan cukup banyak sel
CD4 (sel darah putih). Setelah ini terjadi, HIV akan berkembang ke stadium 3, sering disebut sebagai AIDS.Pada tahap ini, orang dengan HIV
memiliki sistem kekebalan yang rusak parah, membuat mereka lebih rentan terhadap sesuatu yang disebut "infeksi oportunistik“ . Infeksi
oportunistik adalah kondisi yang biasanya dapat dilawan oleh tubuh tetapi dapat berbahaya bagi orang yang memiliki HIV. Orang yang hidup
dengan HIV mungkin akan sering mengalami pilek, flu, dan infeksi jamur.
Gejala yang mungkin dialami adalah : mual, muntah, diare terus menerus, kelelahan kronis, penurunan berat badan dengan cepat, batuk, sesak
napas, demam berulang, menggigil, berkeringat pada malam hari, Pembengkakan kelenjar getah bening yang berkepanjangan di ketiak,
selangkangan, atau leher, Kehilangan memori, kebingungan, atau gangguan neurologis (Penyakit yang mempengaruhi banyak bagian di sistem
saraf, seperti otak, sumsum tulang belakang, akar saraf, dan lain-lain).
CARA PENULARAN PENYAKIT HIV

1. Hubungan Seks Tanpa Alat Kontrasepsi


Virus penyebab penyakit HIV/AIDS dapat masuk ke tubuh melalui air mani, cairan vagina, atau cairan pra ejakulasi lewat
luka terbuka pada alat kelamin. Berhubungan seks tanpa menggunakan kondom dapat berisiko menyebabkan virus
berpindah dan menginfeksi tubuh. Oleh karena itu, penting untuk melindungi diri dengan menggunakan kondom saat
berhubungan seksual. Penggunaan kondom efektif untuk mencegah penularan virus HIV/AIDS dengan cara menghalangi
masuknya cairan sperma atau vagina ke dalam tubuh.

2. Seks Oral
Seks oral adalah aktivitas perangsangan alat kelamin dengan mulut, bibir, atau lidah. Seks oral bisa menjadi media
penularan penyakit HIV/AIDS jika Anda melakukan seks oral dengan kondisi sedang mengalami sariawan atau mengalami
luka di area mulut dan bibir. Selain itu, risiko penularan semakin tinggi jika cairan ejakulasi dikeluarkan di dalam mulut.
Selain penyakit HIV/AIDS, seks oral juga bisa menyebabkan Anda terinfeksi penyakit menular seksual lainnya. Pusat
pengendalian dan pencegahan penyakit Amerika Serikat menyarankan agar selalu menggunakan kondom pada setiap
aktivitas seksual, termasuk seks oral.
CARA PENULARAN PENYAKIT HIV

3. Melalui Transfusi Darah


Dalam beberapa kasus, virus penyakit HIV/AIDS dapat ditularkan melalui transfusi darah. Cara penularan penyakit
HIV/AIDS melalui transfusi darah tergolong kurang umum. Umumnya akan ada seleksi dan pengujian ketat oleh rumah
sakit ke calon pendonor sebelum transfusi darah dilakukan. Risiko penularan virus melalui transfusi darah semakin kecil
terjadi pada negara-negara dengan rumah sakit yang menggunakan teknologi terkini.

4. Berbagi Jarum Suntik


Penggunaan jarum suntik bekas orang lain atau secara bersamaan bisa menjadi media penularan virus penyakit HIV/AIDS.
Apabila orang tersebut positif memiliki penyakit HIV/AIDS, maka sisa-sisa darah yang tertinggal di jarum suntik dapat
masuk ke tubuh dan menginfeksi. Selain HIV/AIDS, berbagi jarum suntik juga bisa menyebabkan Anda tertular penyakit
lainnya, seperti hepatitis B, hepatitis C, dan infeksi lainnya. Oleh karena itu, gunakan jarum suntik yang masih baru dan
berada dalam kemasan
CARA MENGATASI PENYAKIT HIV
A. Cara yang paling diutamakan untuk mengatasi penyakit HIV adalah dengan menjalani pengobatan. Pengobatan HIV
dengan kombinasi obat antiretroviral (ART) tidak hanya membantu menekan jumlah virus (viral load) untuk mengendalikan
gejala dan risiko komplikasi, tapi juga mencegah penularan virus ke orang lain. Dokter menganjurkan semua pengidap
AIDS dan HIV untuk mulai terapi ART sesegera mungkin setelah diagnosis.

lima kelas obat ARV yang digunakan sebagai cara mengatasi penyakit HIV, yang meliputi :
1. Entry inhibitors
2. Nucleoside reverse transcriptase inhibitors
3. Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors
4. Integrase inhibitors
5. Protease inhibitors

Obat-obatan ini tidak membunuh kuma sekaligus dalam satu waktu, namun obat-obatan ini bisa mengatasinya dengan
menarget virus dalam setiap siklus hidupnya pada masing-masing stadium penyakit, sehingga virus tidak dapat mereplikasi
diri.
CARA MENGATASI PENYAKIT HIV
B. Menjaga pola makan sehat karena pada penderita penyakit HIV/AIDS, pasien rentan mengalami
penurunan berat badan secara drastis. Selain itu, kemungkinan Anda juga mengalami diare, lemas, dan demam yang membuat asupan
gizi dari makanan makin terbatas. Maka itu, sangat penting bagi setiap ODHA mengimbangi pengobatan dengan menjaga pola makan
sehat. Berikut beberapa cara untuk mengatur pola makan yang sehat :
- Konsultasi ke dokter gizi untuk mendapatkan informasi makanan atau daftar nutrisi apa yang harus dikonsumsi selama
mengidap HIV.
- Minum suplemen tinggi protein sesuai rekomendasi dokter gizi. Jika badan penderita HIV semakin kurus, maka semakin banyak
pula kalori yang dibutuhkan.

C. Rutin berolahraga juga bisa membantu. Sebuah penelitian dari American Journal of Lifestyle Medicine menemukan bahwa
olahraga dengan intensitas rendah sampai sedang dapat membantu para ODHA terhindar dari berbagai risiko infeksi virus lainnya.
Olahraga yang dilakukan pun bisa disesuaikan dengan olahraga kesukaan pribadi.

D. Cegah penularan kepada orang lain karena Infeksi HIV sangat mudah menyebar melalui cairan tubuh tertentu yang mengandung
virus, misalnya darah, air mani (yang mengandung sperma), cairan praejakulasi, cairan rektum, cairan vagina, dan ASI. Sehingga
disarankan untuk tidak membuat tato atau tindikan di badan, serta mendonorkan darah selama terdiagnosis positif HIV
CARA MENGHINDARI HIV

1. Menghindari Penggunaan Alat Pribadi Bersama Orang Lain

2. Menghindari Penggunaan Jarum Suntik Bersama

3. Menghindari Penggunaan Obat-Obatan Terlarang

4. Rutin Melakukan Skrining HIV

5. Penggunaan Antiretroviral (ARV)


KESIMPULAN

HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah penyakit yang dapat membuat sistem kekebalan
tubuh seseorang melemah. Terdapat 2 jenis penyakit HIV, yaitu HIV tipe 1 dan HIV tipe 2. kedua
jenis ini memiliki 3 perbedaan yaitu transmisi, progesi, diagnotis dan terapi. Ketika mengidap
penyakit HIV ada beberapa gejala yang dibagi menjadi 3 tahap dengan gejala yang semakin parah.
Penyakit ini dapat menyebar melalui beberapa cara yaitu hubungan seks tanpa alat kontrasepsi, seks
oral, transfusi darah, dan jarum suntik.
Untuk mengatasi penyakit ini bisa dilakukan dengan beberapa cara yaitu pengobatan, menjaga pola
makan sehat, olahraga, dan mencegah untuk tidak menyebarkan kepada orang lain. Namun, ketika
belum terjangkit penyakit HIV, bisa dilakukan beberapa cara untuk mencegahnya yaitu dengan
menghindari pemakaian barang pribadi dengan orang lain, tidak memakai jarum suntik yang sama
dengan orang lain, menghindari obat-obatan terlarang, rutin melakukan skrining HIV, dan
Penggunaan Antiretroviral (ARV).
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai