Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

HIV/AIDS

Disusun Oleh:
KELOMPOK 3
1. Fitriya Ramandhani (11)
2. Isma Musfiroh (13)
3. Mochammad Zaeni (15)
4. Muhammad Ali Rochman (17)
5. Muhammad Aditiya (19)
6. Ngadi Wiarto (21)

Kelas: VIII-F

SMP NEGERI 1 BANGILAN


Tahun Pelajaran 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan mempunyai peranan besar dalam meningkatkan derajat hidup
masyarakat, maka semua negara berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
sebaik-baiknya. Pelayanan kesehatan ini berarti setiap upaya yang diselenggarakan sendiri
atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dam mengobati penyakit, serta memulihkan kesehatan perseorangan, kelompok,
ataupun masyarakat.
HIV/AIDS merupakan salah satu topik yang sangat diperlukan dalam bidang
kesehatan dalam suatu masyarakat, serta merupakan kajian studi yang sangat menarik
untuk dipelajari dalam dunia pendidikan.
Adanya perilaku menyimpang masyarakat mulai dari pekerja seks komersial, homo
seksual, dan penggunaan narkoba suntik yang saling bergantian sangat memengaruhi
meningkatnya penyebaran HIV/AIDS. Adanya pola transmisi yang berkembang selain
hanya transmisi seksual, transmisi non seksual melalui mekanisme transmisi parenteral dan
transmisi transplasental (dari ibu kepada janinnya) menjadi ancaman baru yang melahirkan
korban yang tidak berdosa.
Untuk itu, makalah ini dibuat dengan harapan kita sebagai mahasiswa yang
nantinya akan menjadi tenaga kesehatan dapat peka terhadap masalah-masalah penyakit
yang terdapat dalam masyarakat, terutama HIV/AIDS. Dengan mengetahui penyebabnya,
cara penularannya, gejala-gejala, serta cara pencegahannya, kita dapat dengan segera
mengenali penyakit ini, dan dapat dengan segera merencanakan tindakan selanjutnya,
sehinnga diharap dapat mengurangi penderita HIV/AIDS di Indonesia.
  
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan HIV/AIDS ?
2. Bagaimana cara penularan HIV/AIDS ?
3. Apa saja gejala yang ditimbulkan HIV/AIDS ?
4. Bagaimana perjalanan infeksi HIV dalam tubuh manusia ?
5. Perilaku apa saja yang berisiko tinggi tertular dan tidak tertular HIV ?
6. Bagaimana cara mencegah HIV ?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan HIV/AIDS.
2. Memahami bagaimana cara penularan HIV/AIDS.
3. Mengenal apa saja gejala yang ditimbulkan HIV/AIDS.
4. Mengetahui bagaimana perjalanan infeksi HIV dalam tubuh manusia.
5. Mengetahui perilaku apa saja yang berisiko tinggi tertular dan tidak tertular HIV.
6. Memahami bagaimana cara mencegah HIV.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian HIV/AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus atau jasad renik yang sangat
kecil yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan merusaknya sehingga pada
akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan
sekalipun. HIV merupakan penyebab dasar AIDS.
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) atau sindrom penurunan
kekebalan yang didapatkan adalah kumpulan gejala penyakit yang timbul karena
rendahnya daya tahan tubuh. Seseorang yang terinfeksi oleh HIV, maka virus ini akan
menyerang sel darah putih. Selanjutnya akan merusak dinding sel darah putih untuk masuk
ke dalam sel dan merusak bagian yang memegang peranan pada kekebalan tubuh. Sel
darah putih yang telah dirusak tersebut menjadi lemah dan tidak lagi mampu melawan
kuman-kuman penyakit. Lambat-laun sel darah putih yang sehat akan berkurang.
Akibatnya, kekebalan tubuh orang tersebut menjadi menurun dan akhirnya sangat mudah
terserang berbagai penyakit. Pada awalnya penderita HIV positif sering menampakkan
gejala sampai bertahun-tahun(5-10 tahun). Banyak faktor yang mempengaruhi panjang
pendeknya masa tanpa gejala ini, namun pada masa ini penderita dapat menularkan
penyakitnya pada orang lain. Sekitar 89% penderita HIV akan berkembang menjadi AIDS.
Semakin lama penderita akan semakin lemah dan akhirnya akan berakhir dengan kematian,
karena saat ini belum ditemukan obat untuk mencegah atau menyembuhkan HIV/AIDS.

B. Cara Penularan HIV/AIDS


HIV tidak ditularkan atau disebarkan melalui hubungan sosial yang biasa seperti
jabatan tangan, bersentuhan, berciuman biasa, berpelukan, penggunaan  peralatan makan
dan minum, gigitan nyamuk, kolam renang, penggunaan kamar mandi atau WC/Jamban
yang sama atau tinggal serumah bersama Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).
Cara penularan HIV  ada tiga :
1. Hubungan seksual, baik secara vaginal, oral, ataupun anal dengan seorang pengidap.
Ini adalah cara yang paling umum terjadi,. Lebih mudah terjadi penularan bila terdapat
lesi penyakit kelamin dengan ulkus atau peradangan jaringan seperti herpes genitalis,
sifilis, gonorea, klamidia, kankroid, dan trikomoniasis. Resiko pada seks anal lebih
besar disbanding seks vaginal dan resiko juga lebih besar pada yang reseptive dari
pada yang insertive.
2. Kontak langsung dengan darah / produk darah / jarum suntik.
a) Transfusi darah yang tercemar HIV
b) Pemakaian jarum tidak steril/pemakaian bersama jarum suntik dan sempritnya
pada para pencandu narkotik suntik.
c) Penularan lewat kecelakaan tertusuk jarum pada petugas kesehatan.
3. Secara vertical dari ibu hamil pengidap HIV kepada bayinya, baik selama hamil, saat
melahirkan ataupun setelah melahirkan.

C. Gejala Penularan HIV/AIDS


Berbagai gejala AIDS umumnya tidak akan terjadi pada orang-orang yang
memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik. Kebanyakan kondisi tersebut akibat infeksi
oleh bakteri, virus, fungi dan parasit, yang biasanya dikendalikan oleh unsur-unsur sistem
kekebalan tubuh yang dirusak HIV. Infeksi oportunistik umum didapati pada penderita
AIDS.[7] HIV mempengaruhi hampir semua organ tubuh. Penderita AIDS juga beresiko
lebih besar menderita kanker seperti sarkoma Kaposi, kanker leher rahim, dan kanker
sistem kekebalan yang disebut limfoma.
Biasanya penderita AIDS memiliki gejala infeksi sistemik; seperti demam,
berkeringat (terutama pada malam hari), pembengkakan kelenjar, kedinginan, merasa
lemah, serta penurunan berat badan. Infeksi oportunistik tertentu yang diderita pasien
AIDS, juga tergantung pada tingkat kekerapan terjadinya infeksi tersebut di wilayah
geografis tempat hidup pasien.
Gejala penularan HIV/AIDS terjadi beberapa hari atau beberapa minggu setelah
terinfeksi HIV, gejala-gejala ini hanya berlangsung beberapa hari atau beberapa minggu
saja, lalu hilang dengan sendirinya. Seseorang mungkin akan menjadi sakit dengan gejala-
gejala seperti flu, yaitu:
1)      Demam
2)      Rasa lemah dan lesu
3)      Sendi-sendi terasa nyeri
4)      Batuk
5)      Nyeri tenggorokan
Gejala selanjutnya adalah memasuki tahap dimana sudah mulai timbul gejala-
gejala yang mirip dengan gejala-gejala penyakit lain, gejala-gejala diatas ini memang tidak
khas, karena dapat juga terjadi pada penyakit-penyakit lain. Namun gejala-gejala ini
menunjukkan sudah adanya kerusakan pada system kekebalan tubuh yaitu:
1)      Demam berkepanjangan
2)      Penurunan berat badan (lebih dari 10 % dalam waktu 3 hari)
3)      Kelemahan tubuh yang mengganggu/menurunkan aktifitas fisik sehari-hari
4)      Pembangkakan kelenjar di leher, lipat paha, dan ketiak
5)      Diare atau mencret terus menerus tanpa sebab yang jelas
6)      Batuk da sesak nafas lebih dari 1 bulan secara terus menerus
7)      Kulit gatal dan bercak-bercak merah kebiruan
Gejala penurunan kekebalan tubuh ditandai dengan mudahnya diserang penyakit
lain, dan disebut infeksi oportunitis. Maksudnya adalah penyakit yang disebabkan baik
oleh virus lain, bakteri, jamur, atau parasite (yang bisa juga hidup dalam tubuh kita), yang
bila system kekebalan tubuh baik kuman ini dapat dikendalikan oleh tubuh. Pada tahap ini
pengidap HIV telah berkembang menjadi penderita AIDS. Pada umumnya penderita AIDS
akan meninggal dunia sekitar 2 tahun setelah gejala AIDS ini uncul.
Gejala AIDS yang timbul adalah :
1)      Radang paru
2)      Radang saluran pencernaan
3)      Radang karena jamur di mulut dan kerongkongan
4)      Kanker kulit
5)      TBC
6)      Gangguan susunan saraf

D. Perjalanan Infeksi HIV dalam Tubuh Manusia


Infeksi HIV terjadi melalui beberapa tahapan :
a. Periode Jendela (Window Periode)
Virus masuk kedalam tubuh dan berkembang. Pada tahap ini (3 bulan pertama) jika
kita melakukan tes, virus belum bisa terdeteksi. Tidak ada gejala yang muncul tetap
virus sudah bisa ditularkan ke orang lain.
b. Tanpa Gejala
Pada tahap ini HIV sudah dapat terdeteksi jika dilakukan tes HIV tetapi dalam
tahap ini belum menunjukkan gejala dan tampak sehat, tergantung pada kondisi
kesehatan dan daya tahan tubuh
c. Muncul Gejala
Pada tahap ini muncul gejala-gejala seperti: demam berkepanjangan, penurunan
berat badan, diare terus menerus tanpa sebab yang jelas, batuk dan sesak nafas
lebih dari satu bulan secara terus-menerus, kulit menjadi gatal dan muncul bercak-
bercak merah kebiruan. Gejala-gejala tersebut menunjukkan sudah ada kerusakan
pada system kekebalan tubuh.
d. AIDS
Pada tahap ini kekebalan tubuh sudah sangat menurun, sehingga terserang berbagai
penyakit, seperti: radang paru-paru (TBC/tuberculosis), radang karena jamur di
mulut dan kerongkongan, gangguan susunan saraf (toxoplasmosis), kanker kulit,
infeksi usus, dan infeksi lain.
E. Perilaku Berisiko Tinggi
Berikut orang-orang yang mempunyai kemungkinan besar terkena infeksi HIV atau
menularkan HIV :
1) Wanita dan laki-laki yang berganti-ganti pasangan dalam hubungan seksual
2) Wanita dan pria tuna susila, serta pelanggan mereka
3) Orang-orang yang melakukan hubungan seksual yang tidak wajar, seperti hubungan
seks melalui dubur (anal) dan mulut misalnya pada homo seksual dan biseksual
4) Penggunaan narkotika dengan suntikan, yang menngunakan jarum suntik secara
bersama (bergantian)
5) Penyalahgunaan narkotika dengan perilaku lainnya

F. Perilaku Tidak Berisiko Tertular HIV


HIV mudah mati di luar tubuh manusia. Oleh sebab itu HIV tidak dapat ditularkan
melalui kontak social sehari-hari seperti :
1) Bersentuhan dengan pengidap HIV
2) Berjabat tangan
3) Penderita AIDS bersin atau batuk-batuk di dapan kita
4) Menggunakan kolam renang yang sama
5) Menggunakan WC yang sama
6) Melalui gigitan nyamuk dan serangga lainnya

G. Pencegahan Terhadap HIV


Cara pencegahan:
1. Hindarkan hubungan seksual diluar nikah. Usahakan hanya berhubungan dengan satu
orang pasangan seksual, tidak berhubungan dengan orang lain.
2. Pergunakan kondom bagi resiko tinggi apabila melakukan hubungan seksual.
3. Ibu yang darahnya telah diperiksa dan ternyata mengandung virus, hendaknya jangan
hamil. Karena akan memindahkan virus AIDS pada janinnya.
4. Kelompok resiko tinggi di anjurkan untuk menjadi donor darah.
5. Penggunaan jarum suntik dan alat lainnya ( akupuntur, tato, tindik ) harus dijamin
sterilisasinya.
Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan pemerintah dalam usaha untuk
mencegah penularan AIDS yaitu, misalnya : memberikan penyuluhan-penyuluhan atau
informasi kepada seluruh masyarakat tentang segala sesuatau yang berkaitan dengan
AIDS, yaitu melalui seminar-seminar terbuka, melalui penyebaran brosur atau poster-
poster yang berhubungan dengan AIDS, ataupun melalui iklan diberbagai media massa
baik media cetak maupun media elektronik.penyuluhan atau informasi tersebut dilakukan
secara terus menerus dan berkesinambungan, kepada semua lapisan masyarakat, agar
seluarh masyarakat dapat mengetahui bahaya AIDS, sehingga berusaha menghindarkan
diri dari segala sesuatu yang bisa menimbulkan virus AIDS.

H. Sikap terhadap penderita AIDS


Berikut ini cara-cara yang bisa Anda lakukan, jika teman atau anggota keluarga
bercerita bahwa ia baru saja dinyatakan positif HIV atau sudah lama menjadi orang dengan
HIV.
1. Mempelajari tentang HIV
Anda mungkin belum memahami sepenuhnya mengenai HIV dan AIDS serta
perbedaan keduanya. Selain itu, Anda mungkin juga takut tertular hanya karena
berteman dengan orang yang positif HIV, akibat memercayai berbagai mitos HIV dan
AIDS.Penting untuk diingat: Tetep berteman dan berhubungan baik dengan orang
yang positif HIV tidak akan membuat Anda juga tertular. Walau tergolong sebagai
virus pembawa penyakit menular, HIV hanya dapat berpindah melalui darah atau
cairan tubuh saat berhubungan seks, penggunaan jarum suntik, dan beberapa kasus
kehamilan serta persalinan.HIV tidak dapat berpindah dengan pelukan, sentuhan,
tinggal serumah, atau berbagi tempat tidur dengan orang yang mengalami infeksi virus
tersebut. Selain itu, HIV juga tidak dapat ditularkan melalui penggunaan alat makan
bersama.
2. Menjaga rahasia orang yang positif HIV HIV dan AIDS merupakan infeksi yang
sangat personal. Apabila orang terdekat Anda menceritakan statusnya yang positif
HIV, pastikan untuk menjaga rahasianya dengan baik.Menjadi orang yang positif
HIV, terutama di Indonesia, masih dibayang-bayangi stigma sosial. Misalnya, pada
awal tahun 2019 di kota Solo, Jawa Tengah, 14 anak dengan HIV dikeluarkan dari
sekolah atas desakan wali siswa lainnya.Selalu simpan rahasia orang terdekat Anda
yang terinfeksi HIV. Biarkan ia sendiri yang bercerita dengan orang lain, apabila itu
memang menjadi keputusannya.
3. Luangkan waktu untuk mendampinginya Dinyatakan positif HIV bukanlah hal yang
dapat diterima dengan mudah. Sebisa mungkin, luangkan waktu jika orang terdekat
Anda membutuhkan teman untuk membicarakan penanganan dan perawatan untuk
kondisinya, atau sekadar ngobrol bersama.Selain itu, Anda juga dapat meluangkan
waktu bersama sahabat Anda dalam melakukan kegiatan positif dan menyenangkan
bersama-sama. Misalnya, jalan-jalan santai, atau sekadar nongkrong di kafe
kesukaannya.Dukungan ini penting untuk Anda berikan, karena orang yang positif
HIV lebih rentan menderita gangguan mental daripada orang negatif HIV. Orang
dengan HIV dilaporkan berisiko dua kali lebih tinggi terhadap kondisi depresi.
4. Bantu mereka untuk menjalani gaya hidup sehat Anda dapat membantu dan
mengingatkan rekan Anda pabila ia masih menjalani gaya hidup yang tidak sehat.
Gaya hidup tak sehat tersebut termasuk merokok, mengonsumsi alkohol, atau obat-
obatan yang berbahaya. Sebab, rokok, obat-obatan berbahaya, serta alkohol, dapat
memberikan efek negatif yang lebih besar pada penderita HIV.
5. Edukasi orang-orang di sekitar tentang HIV & AIDS Ada kalanya orang-orang lain di
lingkungan Anda belum memahami tentang HIV. Sehingga, mereka masih memiliki
pemahaman keliru mengenai HIV, AIDS, dan penderitanya.Anda telah mempelajari
mengenai HIV, penularan virus tersebut, dan penanganannya. Dengan begitu, Anda
dapat menyampaikan kepada mereka mengenai hal yang sudah Anda ketahui
mengenai HIV dan AIDS.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

1. HIV (Human Immuno–Devesiensi) adalah virus yang hanya hidup dalam tubuh
manusia, yang dapat merusak daya kekebalan tubuh manusia. AIDS (Acguired
Immuno–Deviensi Syndromer) adalah kumpulan gejala menurunnya gejala
kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit dari luar.
2. Tanda dan Gejala Penyakit AIDS seseorang yang terkena virus HIV pada awal
permulaan umumnya tidak memberikan tanda dan gejala yang khas, penderita
hanya mengalami demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh
saat mendapat kontak virus HIV tersebut.
3. Hingga saat ini penyakit AIDS tidak ada obatnya termasuk serum maupun vaksin
yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS yang
ada hanyalah pencegahannya saja.

Anda mungkin juga menyukai