Anda di halaman 1dari 10

Pencegahan dan Penularan HIV

Kelompok 6
1) Ade Riska Ramadhani
2) Tiara Aulina
3) Yuni Dwi Agustin
4) M. Isra Meidi
5) Dicky Pratama
6) Iqbal Tri Wahyudi

SMA Negri 2 MUara Enim


Tahun Ajaran 2017/2018
Pencegahan dan Penularan HIV
ketika pertama kali mendengar istilah HIV/AIDS tentunya yang berada dalam pikiran kita
adalah gambaran sebuah penyakit yang berbahaya dan sampai saat ini belum ditemukan
pengobatan yang tepat dan berhasil menyembuhkan penyakit ini. Penyakit HIV adalah salah
satu jenis penyakit yang cara penularannya adalah melalui hubungan seksual. Dalam bahasa
medisnya adalah masuk dalam golongan penyakit menular seksual (PMS).

HIV atau human immunodeficiency virus adalah virus yang menyerang daya tahan tubuh
(sistem imun/kekebalan tubuh) manusia. Segala penyakit yang disebabkan virus ataupun
infeksi seringkali berkaitan dengan daya tahan tubuh seseorang. Pada jenis penyakit virus
biasa, dengan daya tahan yang lemah virus akan lebih mudah menyerang. Tetapi bila daya
tahan tubuh kita bagus, maka akan mengalami kesulitan dalam melakukan penyerangan
terhadap tubuh.
Tidak demikian dengan HIV ini. Justru HIV ini akan menyerang sistem kekebalan tubuh
seseorang. Sehingga bila seseorang telah terjangkit, maka daya tahan tubuh seseorang dari
hari ke hari akan semakin menurun. Sehingga efek dari virus penyebab HIV ini seseorang
akan mudah terkena infeksi. Bila tidak terdeteksi dari awal, justru penyakit HIV ini akan
dikenali dan bisa dideteksi bila seseorang sudah terkena infeksi tambahan.

Jika HIV ini tidak mendapatkan penanganan dan pengobatan HIV yang tepat dalam kurun
waktu kurang lebih selama 5-10 tahun akan bisa berkembang menjadi AIDS. AIDS ini
adalah kependekan kata dari acquired immune deficiency syndrome, merupakan sekumpulan
gejala penyakit (syndrome) akibat penurunan daya tahan (imune) yang disebabkan oleh virus
HIV. Pengobatan AIDS yang digunakan selama ini adalah menggunakan obat-obatan
antiretroviral. Obat antiretroviral digunakan dalam pengobatan infeksi HIV. Obat-obatan
ini bekerja melawan infeksi itu sendiri dengan cara memperlambat reproduksi HIV dalam
tubuh.
Berikut beberapa ciri-ciri HIV AIDS yang perlu kita waspadai :

1) Penurunan berat badan dengan cepat. Penurunan berat badan ini biasanya tanpa ada sebab yang jelas. Hal
ini karena biasanya pada penderita penyakit ini akan mulai kehilangan selera makannya. Walaupun makan
dengan banyak kalori, karbohidrat, bergizi tetapi berat badan akan tetap menurun.

2) Diare yang tak kunjung sembuh. Bila kita menjumpai seseorang yang mengalami diare berkepanjangan dan
telah mendapatkan berbagai macam pemberian obat atau pun antibiotik belum juga sembuh, maka hal ini
patut kita curigai dan waspadai bahwasannya seseorang tersebut tengah menderita salah satu gejala HIV.
Apalagi bila faktor resiko banyak terdapat pada seseorang tersebut.

3) Demam dan flu yang tidak kunjung sembuh. Seseorang tersebut akan mengalami demam yang berkelanjutan
dan hilang timbul dan biasanya demam mencapai lebih dari 39 derajat celcius dan tak sembuh setelah kita
berikan beberapa jenis obat antipiretika (penurun panas).

4) Cepat merasa lelah. Karena jenis virus menyerang sistem kekebalan tubuh maka penderita HIV AIDS ini
akan cepat merasakan lelah walaupun dalam aktifitas yang tak terlalu banyak.

Hanya saja tanda ciri di atas bila terdapat pada diri seseorang kita juga tak boleh langsung memvonis bahwa
seseorang tersebut mengidap penyakit AIDS, harus ada beberapa pemeriksaan lebih lanjut untuk bisa
membuktikan kebenaran akan diagnosa penyakit yang satu ini.
Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan dalam mencegah penyakit HIV AIDS ini. Langkah-
langkah pencegahan HIV AIDS yang bisa dilakukan adalah dengan cara:

1) setia terhadap pasangan kita (pasangan suami istri). Jangan sampai kita melakukan seks
bebas. Karena selain hal tersebut dilarang agama dan termasuk perbuatan dosa besar, dampak
negatif dari seks bebas salah satunya adalah penyebaran penyakit ini yang dari tahun ke tahun
jumlah penderitanya semakin meningkat. Fenomena gunung es juga menggambarkan bahwa
banyak penderita AIDS yang tidak terdeteksi.

2) Bagi para tenaga kesehatan yang berhubungan erat dengan pasien, maka kewaspadaan
ekstra harus tetap dilakukan. Karena penularan penyakit HIV AIDS adalah melalui perantara
produk darah dan cairan tubuh, maka harus dilakukan dengan cara kewaspadaan universal
(universal precaution). Kewaspadaan universal adalah panduan mengenai pengendalian infeksi
yang dikembangkan untuk melindungi para pekerja di bidang kesehatan dan para pasiennya
sehingga dapat terhindar dari berbagai penyakit yang disebarkan melalui darah dan cairan
tubuh tertentu. Bisa dilakukan dengan cara hand hygiene, melakukan desinfeksi instrumen
kerja dan peralatan yang terkontaminasi, cara penanganan dan pembuangan barang-barang
tajam dengan benar
Ada beberapa cara penularan penyakit ini. Cara penularan HIV/AIDS bisa melalui
perantara sebagai berikut:

1) seks bebas dengan penderita yang positif mengidap HIV. Maka bagi para pelaku seks
bebas biasanya akan menggunakan salah satu alat kontrasepsi yaitu kondom. Maka ketika
menteri kesehatan baru indonesia yang dilantik menggantikan endang rahayu sedyaningsih
pada tanggal 14 juni 2012 lalu ketika mengkampanyekan pemakaian kondom ini menuai
kontroversial. Karena banyak juga masyarakat yang menilai bahwa kampanye pemakai
kondom kontroversial tersebut akan bisa membuat persepsi bahwa hal tersebut menghalalkan
akan adanya seks bebas pula.
2) Mendapatkan transfusi darah yang tercemar akan virus HIV.
3) Penggunaan jarum suntik yang bergantian, penggunaan jarum tindik atau pun pembuatan
tatto yang telah tercemar virus HIV. Dalam hal penggunaan jarum suntik, maka para
pemakai narkoba yang menggunakan jarum suntik sebagai medianya adalah termasuk dalam
golongan orang yang mempunyai resiko tinggi tertular penyakit AIDS ini.
4) Penularan dari ibu hamil yang positif HIV AIDS kepada janin yang dikandungnya.
Sehingga bila bayi tersebut lahir maka sang bayi akan bisa mengidap pula penyakit yang
serupa.
Penyakit lain yang dialami penderita HIV/AIDS
infeksi oportunistik yang mungkin timbul pada seseorang dengan HIV/AIDS, yaitu:

1. Tuberkulosis
jika nilai CD4 lebih dari 200 sel/mm3 maka gejala yang timbul sama dengan tuberculosis
lainnya, tapi jika nilai CD4 kurang dari 200 sel/mm3 maka gambaran klinis dan radiologinya
tidak khas. Pengobatannya pun dengan ARV serta terapi TB yang disesuaikan dengan jumlah
cd4nya.

2. Meningitis kriptokokus
kondisi ini biasanya ditandai dengan sakit kepala, kesadaran menurun, nilai CD4 kurang dari
100 sel/mm3 serta hasil pemeriksan menunjukkan antigen keriptokokus positif. Terapi yang
diberikan adalah amfoterisin B, flukonazol dosis tinggi.

3. Diare
pada orang dengan HIV/AIDS sering dijumpai mengalami diare kronik akibat adanya infeksi
kuman pathogen. Pada kondisi ini terapi rehidrasi sangat penting dan juga dilakukan
pemeriksaan feses terhadap bakteri, jamur, parasit atau virus.
4. Sitomegalo
kondisi ini sering dijumpai pada orang yang memiliki nilai CD4 kurang dari 50 sel/mm3 dan akibat
reaktivasi virus yang sudah ada di dalam tubuh. Infeksi ini bisa mempengaruhi retina, saluran cerna,
saluran napas dan otak.

5. Kanker yang terkait dengan HIV


penyakit kanker yang mungkin bisa timbul adalah kanker kelenjar getah bening, kanker leher rahim dan
sarcoma kaposi.

6. Infeksi CMV
kondisi ini diawali dengan ketajaman penglihatan yang menurun, lalu diikuti dengan seperti ada kilatan
cahaya, pandangan berkabut, gangguan lapang pandang serta jika progresif bisa menimbulkan kebutaan
dalam waktu 2 bulan tanpa terapi. Biasanya terjadi jika nilai CD4 kurang dari 50 sel/mm3. Karenanya
harus dideteksi sesegera mungkin sebelum mengenai retina dan atau makula.

7. Korioretinitis toksoplasmosis
seseorang yang mengalami kondisi ini akan memiliki gejala pandangan kabur, nyeri serta terlihat
bayangan hitam yang terbang-terbang di mata. Untuk mendiagnosisnya dibutuhkan penemuan klinis
serta tes serologi.
CONTOH- PENYAKIT HIV AIDS

Anda mungkin juga menyukai