Anda di halaman 1dari 6

“ESSAY GANGGUAN SISTEM IMUN PADA PENYAKIT AIDS”

Untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Patofisiologi


Dosen Pengampau : Bapak Widyo Subagyo, SST., MMR.

Disusun Oleh :
Nama : Alya Jasmine Humairo
Nim : P1337420223164
Kelas : 1B Reguler

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG


PROGRAM STUDI D3 KRPERAWATAN PURWOKERTO
TAHUN 2024/2025
Acquired immune deficiency syndrome AIDS adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus human immunodeficiency virus (HIV).

Pengertian

AIDS adalah tahap lanjut dari infeksi HIV. AIDS adalah suatu sindrom
atau kumpulan gejala yang disebabkan oleh kelemahan sistem kekebalan
tubuh. Infeksi yang seharusnya ringan bagi individu yang sehat dapat
menjadi fatal bagi penderita AIDS. Saat ini, belum ada pengobatan yang
dapat menyembuhkan HIV/AIDS. Tujuan pengobatan HIV adalah untuk
mendukung sistem kekebalan tubuh sehingga penderita dapat hidup
normal dan sehat, serta mencegah berkembang menjadi AIDS.

Penyebab

Penyebab utama AIDS adalah infeksi oleh virus HIV. Virus ini
menyerang sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melawan infeksi.
HIV merusak sel darah putih yang disebut sel CD4 dan mereplikasi
dirinya dalam sel tersebut. Akibatnya, sistem kekebalan tubuh melemah
dan tubuh sulit melawan infeksi. Jika tidak diobati, HIV dapat
berkembang menjadi AIDS dalam waktu 10-15 tahun. Virus HIV
ditularkan melalui kontak langsung dengan darah dan cairan tubuh yang
terinfeksi, seperti sperma, cairan vagina, dan ASI. Penularan juga dapat
terjadi melalui jarum suntik yang digunakan secara bersamaan. Hubungan
seksual juga dapat menjadi jalur penularan, terutama jika terdapat luka
kecil yang tidak disadari.

Gejala

Gejala AIDS meliputi infeksi serius, antara lain:

1. Diare yang berlangsung lebih dari 1 minggu.

2. Mual dan muntah.

3. Keringat dingin pada malam hari.

4. Demam.

5. Batuk kering.

6. Masalah kulit dan mulut, seperti infeksi jamur.

7. Infeksi berulang dan sering.

8. Rentan terkena penyakit serius.


9. Kelemahan dan kelelahan yang berlebihan.

10. Penurunan berat badan.

11. Pembengkakan kelenjar getah bening pada leher, ketiak, atau


selangkangan yang berlangsung lama.

12. Luka sariawan pada mulut, anus, atau area kelamin.

13. Infeksi paru-paru (pneumonia).

14. Gangguan memori atau kelainan saraf lainnya.

15. Depresi, kebingungan, dan perubahan kepribadian.

16. Munculnya bercak-bercak pada mulut, hidung, atau kelopak mata


dengan berbagai warna, seperti kemerahan, merah jambu, ungu,
atau cokelat.

Diagnosis

Dokter akan mendiagnosis HIV/AIDS berdasarkan gejala yang dialami


penderita. Pemeriksaan tambahan diperlukan untuk mendeteksi antibodi
HIV dan mengukur jumlah sel CD4. Tes pertama yang digunakan untuk
mendeteksi antibodi HIV adalah tes enzyme immunoassay (EIA). Jika
hasilnya positif, tes konfirmasi akan dilakukan dengan tes Western Blot.
Seseorang dengan sistem kekebalan tubuh normal biasanya memiliki
jumlah sel CD4 antara 500 hingga 1500. Penderita HIV yang mengalami
penurunan jumlah sel CD4 di bawah 200 sudah dapat dikategorikan
sebagai AIDS. Pemeriksaan tambahan lainnya dilakukan untuk
mendeteksi infeksi oportunistik yang mungkin menyerang penderita
HIV/AIDS, seperti tuberkulosis, pneumonia, berbagai jenis kanker, dan
sebagainya.

Pengobatan

Hingga saat ini, belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan


HIV/AIDS. Namun, pengobatan AIDS bertujuan untuk menghentikan
perkembangan penyakit dan mendukung penderita agar dapat hidup
normal. Penting untuk memulai pengobatan HIV sejak dini agar tidak
berkembang menjadi AIDS. Pengobatan dilakukan dengan menggunakan
obat antiretroviral (ARV) yang melawan infeksi HIV dan melambatkan
penyebaran virus dalam tubuh. Terdapat beberapa kelas obat ARV, antara
lain:

1. Protease inhibitors

2. Integrase inhibitors
3. Nucleoside/nucleotide reverse transcriptase inhibitors (NRTIs)

4. Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NNRTIs)

5. Chemokine co-receptor antagonists

6. Entry inhibitors

Biasanya, pengobatan dilakukan dengan kombinasi beberapa jenis obat.


Jenis kombinasi obat yang digunakan bervariasi tergantung pada kondisi
masing-masing penderita. Pengobatan AIDS harus dilakukan seumur
hidup dan obat harus diminum secara teratur sesuai jadwal yang
ditentukan. Penderita disarankan untuk menjalani pemeriksaan rutin dan
berkomunikasi dengan dokter untuk penyesuaian dosis obat AIDS jika
diperlukan. Beberapa efek samping yang mungkin timbul akibat
pengobatan antiretroviral adalah mual, kelemahan, diare, sakit kepala, dan
ruam kulit.

Pencegahan

Pencegahan AIDS dilakukan dengan mencegah penularan virus HIV. Hal


ini dapat dilakukan dengan menghindari kontak langsung dengan darah
dan cairan tubuh penderita. Selain itu, penting untuk menghindari
penggunaan jarum suntik bersama dan berhubungan seksual bebas.
Penggunaan pengaman seperti kondom saat berhubungan seksual dapat
mencegah penularan virus HIV. Deteksi dini dan pengobatan yang tepat
juga penting untuk mencegah HIV berkembang menjadi tahap yang lebih
parah, yaitu AIDS.

Komplikasi

Saat terkena AIDS, sistem kekebalan tubuh menjadi lemah sehingga


rentan terhadap infeksi oportunistik. Infeksi ini jarang terjadi pada orang
yang sehat. Namun, pada penderita AIDS, infeksi oportunistik dapat
memicu penyakit serius. Beberapa contoh komplikasi akibat infeksi
oportunistik adalah:

1. Infeksi pada otak: meningitis kriptokokus, HIV-related


encephalopathy, toksoplasmosis.

2. Infeksi pada mata: infeksi CMV (cytomegalovirus).

3. Infeksi pada saluran pencernaan: kriptosporidiosis, infeksi CMV,


Mycobacterium Avium Complex.

4. Infeksi pada kelamin: kandidiasis, herpes simpleks, infeksi HPV.

5. Infeksi pada hati: hepatitis (terutama hepatitis B dan hepatitis C).

6. Infeksi pada paru-paru: tuberkulosis, pneumonia berulang.


7. Infeksi pada sistem limfatik: limfoma non-Hodgkin.

8. Infeksi pada mulut dan tenggorokan: kandidiasis.

9. Infeksi pada kulit: herpes simpleks, Kaposi's sarcoma, herpes


zoster.

Semoga informasi ini dapat memberikan pemahaman yang lebih jelas


mengenai AIDS, termasuk gejala, diagnosis, dan pengobatan yang terkait
dengan penyakit ini.

DAFTAR PUSTAKA

HIV Gov. Diakses 2021. Symptoms of HIV.

University of California San Francisco Health. Diakses 2021. AIDS Signs


and Symptoms

https://ayosehat.kemkes.go.id/topik-penyakit/hivaids--ims/aids

Anda mungkin juga menyukai