Anda di halaman 1dari 9

Apa itu HIVApakah HIV?

HIV merupakan singkatan dari ’human immunodeficiency virus’. HIV merupakan retrovirus
yang menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia (terutama CD4 positive T-sel dan
macrophages– komponen-komponen utama sistem kekebalan sel), dan menghancurkan atau
mengganggu fungsinya. Infeksi virus ini mengakibatkan terjadinya penurunan sistem kekebalan
yang terus-menerus, yang akan mengakibatkan defisiensi kekebalan tubuh.
Sistem kekebalan dianggap defisien ketika sistem tersebut tidak dapat lagi menjalankan fungsinya
memerangi infeksi dan penyakit- penyakit. Orang yang kekebalan tubuhnya defisien
(Immunodeficient) menjadi lebih rentan terhadap berbagai ragam infeksi, yang sebagian besar
jarang menjangkiti orang yang tidak mengalami defisiensi kekebalan. Penyakit-penyakit yang
berkaitan dengan defisiensi kekebalan yang parah dikenal sebagai “infeksi oportunistik” karena
infeksi-infeksi tersebut memanfaatkan sistem kekebalan tubuh yang melemah.
Apakah AIDS?
AIDS adalah singkatan dari ‘acquired immunodeficiency syndrome’ dan menggambarkan
berbagai gejala dan infeksi yang terkait dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV
telah ditahbiskan sebagai penyebab AIDS. Tingkat HIV dalam tubuh dan timbulnya berbagai
infeksi tertentu merupakan indikator bahwa infeksi HIV telah berkembang menjadi AIDS.
Apakah gejala-gejala HIV?
Sebagian besar orang yang terinfeksi HIV tidak menyadarinya karena tidak ada gejala yang
tampak segera setelah terjadi infeksi awal. Beberapa orang mengalami gangguan kelenjar yang
menimbulkan efek seperti deman (disertai panas tinggi, gatal-gatal, nyeri sendi, dan
pembengkakan pada limpa), yang dapat terjadi pada saat seroconversion. Seroconversion adalah
pembentukan antibodi akibat HIV yang biasanya terjadi antara enam minggu dan tiga bulan
setelah terjadinya infeksi.
Kendatipun infeksi HIV tidak disertai gejala awal, seseorang yang terinfeksi HIV sangat mudah
menularkan virus tersebut kepada orang lain. Satu-satunya cara untuk menentukan apakah HIV
ada di dalam tubuh seseorang adalah melalui tes HIV.
Infeksi HIV menyebabkan penurunan dan melemahnya sistem kekebalan tubuh. Hal ini
menyebabkan tubuh rentan terhadap infeksi penyakit dan dapat menyebabkan berkembangnya
AIDS.
Kapankah seorang terkena AIDS?
Istilah AIDS dipergunakan untuk tahap- tahap infeksi HIV yang paling lanjut.
Sebagian besar orang yang terkena HIV, bila tidak mendapat pengobatan, akan menunjukkan
tanda-tanda AIDS dalam waktu 8-10 tahun. AIDS diidentifikasi berdasarkan beberapa infeksi
tertentu, yang dikelompokkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization)
sebagai berikut:
Tahap I penyakit HIV tidak menunjukkan gejala apapun dan tidak dikategorikan sebagai AIDS.
Tahap II (meliputi manifestasi mucocutaneous minor dan infeksi-infeksi saluran pernafasan bagian
atas yang tak sembuh- sembuh)
Tahap III (meliputi diare kronis yang tidak jelas penyebabnya yang berlangsung lebih dari satu
bulan, infeksi bakteri yang parah, dan TBC paru-paru), atau
Tahap IV (meliputi Toksoplasmosis pada otak, Kandidiasis pada saluran tenggorokan
(oesophagus), saluran pernafasan (trachea), batang saluran paru-paru (bronchi) atau paru-paru dan
Sarkoma Kaposi). Penyakit HIV digunakan sebagai indikator AIDS.
Sebagian besar keadaan ini merupakan infeksi oportunistik yang apabila diderita oleh orang yang
sehat, dapat diobati.
Seberapa cepat HIV bisa berkembang menjadi AIDS?
Lamanya dapat bervariasi dari satu individu dengan individu yang lain. Dengan gaya hidup sehat,
jarak waktu antara infeksi HIV dan menjadi sakit karena AIDS dapat berkisar antara 10-15 tahun,
kadang-kadang bahkan lebih lama. Terapi antiretroviral dapat memperlambat perkembangan AIDS
dengan menurunkan jumlah virus (viral load) dalam tubuh yang terinfeksi.
Bagaimana Gejala HIV/AIDS?
1. Gangguan saluran pernafasan seperti nafas pendek, henti nafas sejenak, batuk, nyeri dada dan
demam).
2. Gangguan saluran Pencernaan seperti hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, kerap
mengalami penyakit jamur pada rongga mulut dan kerongkongan, serta mengalami diarhea yang
kronik.
3. Penurunan drastis berat badan. Penderita mengalami hal yang disebut juga wasting syndrome,
yaitu kehilangan berat badan tubuh hingga 10% dibawah normal karena gangguan pada sistem
protein dan energy didalam tubuh seperti yang dikenal sebagai Malnutrisi termasuk juga karena
gangguan absorbsi/penyerapan makanan pada sistem pencernaan yang mengakibatkan diarhea
kronik, kondisi letih dan lemah kurang bertenaga.
4. Gangguan Sistem Saraf seperti kurang ingatan, sakit kepala, susah berkonsentrasi, sering
tampak kebingungan dan respon anggota gerak melambat karena gangguan saraf central. Pada
system persyarafan ujung (Peripheral) akan menimbulkan nyeri dan kesemutan pada telapak
tangan dan kaki, reflek tendon yang kurang, selalu mengalami tensi darah rendah dan Impoten.
5. Gangguan pada System Integument (Jaringan kulit). Penderita mengalami serangan virus
cacar air (herpes simplex) atau cacar api (herpes zoster) dan berbagai macam penyakit kulit yang
menimbulkan rasa nyeri pada jaringan kulit. Lainnya adalah mengalami infeksi jaringan rambut
pada kulit (Folliculities), kulit kering berbercak (kulit lapisan luar retak-retak) serta Eczema atau
psoriasis.
6. Gangguan pada Saluran kemih dan Reproduksi pada wanita. Penderita seringkali mengalami
penyakit jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awal terinfeksi virus HIV. Luka pada saluran
kemih, menderita penyakit syphillis dan dibandingkan Pria maka wanita lebih banyak jumlahnya
yang menderita penyakit cacar. Lainnya adalah penderita AIDS wanita banyak yang mengalami
peradangan rongga (tulang) pelvic dikenal sebagai istilah ‘pelvic inflammatory disease (PID)'
dan mengalami masa haid yang tidak teratur (abnormal)
Bagaimana Mengetahui Seseorang Telah Terinfeksi?
Untuk mengetahui seseorang tertular atau tidak dapat melakukan test HIV dan Test HIV dapat
dilakukan paling cepat 3 bulan setelah terinfeksi. Jika seseorang merasa telah melakukan aktifitas
yang beresiko HIV, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter untuk dilakukan test.
Penanganan yang dini dan tepat akan menyelamatkan penderita dari keganasan virus ini.
Jika hasil test HIV positif, sebaiknya penderita melakukan pemeriksaan CD4 dan viral load test.
Sel CD4 adalah jenis sel darah putih atau limfosit. Sel tersebut adalah bagian yang penting dari
sistem kekebalan tubuh kita Pengecekan CD4 ini penting karena setelah lama terinfeksi HIV,
jumlah sel CD4 semakin menurun. Ini tanda bahwa sistem kekebalan tubuh kita semakin rusak.
Semakin rendah jumlah CD4, semakin mungkin kita akan jatuh sakit. Jumlah CD4 adalah ukuran
kunci kesehatan sistem kekebalan tubuh atau sistem imun tubuh. Semakin rendah jumlahnya,
semakin besar kerusakan yang diakibatkan HIV. Jika penderita mempunyai jumlah CD4 di bawah
200, atau persentase CD4 di bawah 14% maka dianggap AIDS berdasarkan definisi Depkes.

Bagaimana Melawan HIV AIDS?

Para Penderita dapat melawan virus ini dengan menguatkan sistem imun, makanan bergizi tinggi,
istrihat yang cukup dan hindari stress dan berkonsultasi ke dokter secara rutin. Menguatkan sistem
imun dan menjaganya agar tetap kuat adalah sangat penting. Penyakit ini tak lagi mematikan
selama penderita memahami dengan baik bagaimana cara penanganannya. Penderita bisa hidup
normal dan tidak perlu merasa minder dengan keadaan yang ia alami.

Apa Yang Harus Dilakukan Saat Pertama Kali Mengetahui Bahwa Anda HIV-positif?

Jika Anda baru saja menemukan bahwa Anda HIV-positif, Anda mungkin merasa kewalahan,
takut, dan sendirianKetahuilah bahwa Anda tidak sendirian. Tak terhitung orang dan sumber daya
yang tersedia untuk membantu Anda dan perlu Anda ketahui bahwa ada lebih dari 100.000 orang
di Indonesia yang juga HIV-positif seperti Anda dan tetap dapat melanjutkan hidupnya.
Perlu diingat bahwa menjadi HIV-positif bukanlah seperti mendapatkan hukuman mati seperti
jaman dulu. HIV (Human Immunodeficiency Virus) memang menyebabkan AIDS (Acquired
Immuno-Deficiency Syndrome), tapi menjadi HIV-positif tidak selalu berarti bahwa Anda sudah
memiliki AIDS. Rejimen pengobatan baru telah berhasil mengubah menjadi HIV-positif menjadi
kondisi yang menetap bagi banyak orang sehingga mereka tidak sampai kepada AIDS. Dengan
gaya hidup sehat dan perawatan medis yang tepat, banyak orang dengan HIV-positif dapat
mempunyai hidup produktif untuk waktu yang lama.

Namun, mengetahui bahwa Anda adalah HIV-positif tetap dapat membuat Anda terguncang. Di
mana Anda harus mencari bantuan? Siapa yang harus Anda kabari pertama kali? Apa yang harus
Anda lakukan pertama kali? Berikut adalah beberapa petunjuk untuk membantu Anda melalui
masa sulit ini.
Konsultasi segera dengan dokter yang paham tentang HIV dan AIDS
Setelah mencari tahu Anda HIV-positif, ketakutan tentang masa depan mungkin akan sulit bagi
Anda untuk mengambil tindakan. Tapi begitu Anda tahu bahwa Anda HIV-positif, segera kunjungi
dokter yang berpengalaman menangani HIV dan AIDS secepat Anda bisa. Jangan menundanya.
Dokter Anda akan menjalankan tes untuk melihat seberapa baik sistem kekebalan tubuh Anda
bekerja, seberapa cepat HIV berkembang di tubuh Anda, dan seberapa sehat tubuh Anda secara
keseluruhan. Dengan cara ini dan informasi lainnya, dokter Anda dapat bekerja dengan Anda
untuk mengembangkan rencana perawatan yang terbaik, termasuk kapan dan bagaimana memulai
perawatan. Obat HIV sering dapat memperlambat atau mencegah perkembangan HIV menjadi
AIDS. Tapi jika tidak diterapi, tetap saja HIV dapat menyebabkan penyakit serius dan kematian.
Pelajari Apa Artinya Menjadi HIV-positif
Informasi adalah kekuatan, terutama ketika informasi yang Anda dapatkan, dapat menyelamatkan
hidup Anda. Langkah-langkah ini akan memungkinkan Anda untuk mengambil peran aktif dalam
perawatan Anda:
Baca tentang HIV dalam bagian lain dari blog ini. Kunjungi pula banyak sumber informasi
lainnya. Beberapa link dalam blog ini dapat membantu Anda untuk mendapatkan informasi baik
dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris.
Carilah informasi dari pemerintah atau organisasi pendidikan nirlaba yang fokus pada HIV dan
AIDS.
Pelajari tentang perawatan HIV yang masih bersifat eksperimental dan juga perawatan HIV
standar, serta efek sampingnya. Untuk perawatan HIV standar akan coba kami bahas pada artikel
selanjutnya di blog ini. Mudah-mudahan segera dapat sumbernya.
Bicaralah dengan orang lain yang juga telah didiagnosis sebagai HIV-positif.
Carilah Layanan Dukungan untuk HIV-positif
Berbagai macam orang dapat membantu Anda dengan menyediakan dukungan emosional dan fisik
yang dibutuhkan untuk dapat menerima diagnosis bahwa Anda HIV-positif. Berikut adalah
beberapa langkah yang dapat diambil segera:
Tanyakan kepada dokter Anda tentang kelompok dukungan HIV dan AIDS setempat. Atau,
mintalah rujukan ke seorang profesional kesehatan mental, seperti psikolog, psikiater, atau pekerja
sosial klinis. Tentunya rujukan ini kalau Anda membutuhkan saja. Ada beberapa orang yang tidak
suka bercerita dan lebih suka menyimpan. Yang penting, Andalah yang lebih tahu apa yang Anda
butuhkan.
Diskusikan dengan dokter Anda informasi yang Anda peroleh dari sumber manapun. Kadang
beberapa sumber memang akurat, namun ada juga yang tidak.
Saat ini banyak tersedia sumber-sumber informasi online yang sangat baik. Untuk Indonesia,
website KPA Nasional tentu masih merupakan rujukan yang utama. Dari website ini akan banyak
link/ tautan juga ke berbagai sumber informasi lainnya. Blog Apa Itu HIV dan AIDS memang
belum terlalu lengkap, namun jika Anda membutuhkan literatur, jangan sungkan, kami usahakan
mengirimkannya kepada Anda secara cuma-cuma.
Akhirnya, tak ada kata menyesali diri… hidup ini masih panjang, nikmati dengan melakukan
banyak hal-hal baik dan berguna.
Hal yang harus diketahui tentang obat pertama untuk pencegahan infeksi HIV

Para praktisi medis saat ini mempunyai senjata baru untuk melawan HIV dan AIDS dalam kotak
senjata mereka dan kali ini senjata yang cukup tangguh. Untuk pertama kalinya, Badan POM
Amerika (FDA) menyetujui terapi yang akan mencegah infeksi HIV pada orang yang sehat (belum
terinfeksi).

Obat tersebut disebut Truvada, yang telah disetujui sebagai terapi pada orang yang terinfeksi HIV
dengan cara kerja menurunkan jumlah virus yang beredar dalam sirkulasi darah. Bukan hanya itu,
percobaan juga telah membuktikan bahwa Truvada juga dapat melindungi orang yang tidak
terinfeksi namun beresiko terinfeksi HIV jika mereka meminum Truvada sehari sebelum terpapar
dan sehari setelah terpapar. Maksudnya terpapar adalah “berhubungan seks atau terjadi
pertukaran cairan dengan orang yang sudah terinfeksi HIV”.

Persetujuan FDA ini ternyata memicu kontroversi. Beberapa praktisi kesehatan masyarakat
berargumen bahwa obat ini akan memicu salah paham di antara para pengguna dan membuat
mereka berpikir bahwa mereka kebal dan tidak mungkin terinfeksi dan oleh karena itu pada
akhirnya memicu tingkat penggunaan kondom yang semakin rendah. Walau demikian, FDA tetap
yakin bahwa manfaat Truvada membuat obat ini layak untuk mendapat persetujuan peredarannya.
Untuk itu marilah kita ketahui beberapa hal tentang Truvada.
Siapa saja yang dapat mengkonsumsi Truvada?
Obat yang diproduksi oleh Gilead Sciences Inc. ini disetujui untuk digunakan pada orang yang
tidak terinfeksi yang beresiko tinggi terinfeksi HIV melalui hubungan seksual. Ini termasuk para
pekerja seks komersial, orang-orang dengan partner hubungan seksual yang HIV +, serta orang-
orang dengan resiko tinggi terpapar, misalnya orang yang sering menggunakan obat-obat injeksi
atau IDU (Injecting Drug Users).
Seberapa efektif obat ini mencegah terinfeksi HIV?
Pada sebuah studi, seorang gay dan biseksual yang mengkonsumsi Truvada setiap hari dan
mendapat konseling tentang praktek hubungan seks yang aman ternyata mengurangi resiko
mereka untuk terinfeksi sampai 42%. Di studi yang lain, yang melibatkan pasangan heteroseksual
dimana salah satunya adalah HIV +, maka partner seksnya berkurang resiko terinfeksinya hingga
75% jika mereka mengkonsumsi Truvada.
Apakah Truvada menyembuhkan AIDS?
Tidak. Obat ini hanya dapat mengurangi jumlah virus dalam tubuh dan memperlambat progres
menuju AIDS untuk orang yang sudah terinfeksi (HIV +). Untuk orang yang sehat, yang belum
terinfeksi, obat ini dapat mengurangi kemampuan HIV untuk menguasai sel sehat dan memulai
infeksi, dengan cara memblok aktifitas enzim yang diperlukan oleh virus (HIV) untuk bereplikasi
(bertambah banyak).
Kenapa persetujuan FDA untuk Truvada menjadi kontroversial?
Ada ahli yang mengatakan bahwa orang sehat yang belum terinfeksi bisa salah menggunakan obat
ini – obat ini harus digunakan setiap hari agar menjadi efektif – yang dapat memicu HIV
menjadi resisten (kebal) terhadap terapi yang sesungguhnya.
Selain itu, ahli kesehatan masyarakat juga ada yang beranggapan bahwa penggunaan obat ini bisa
menurunkan perilaku seks aman akibat orang tersebut merasa tak akan terinfeksi selama
menggunakan Truvada. Namun, pasien yang menerima Truvada tetap diharapkan mempraktekkan
perilaku seksual yang aman, salah satunya dengan tetap menggunakan kondom, terlibat dalam
konseling, dan melakukan pemeriksaan (test) HIV secara teratur. Percobaan yang telah dilakukan
ternyata tidak membuktikan bahwa pengguna Truvada menjadi lebih terlibat dalam hubungan seks
yang beresiko.
Para peneliti, sayangnya, tidak dapat menjelaskan kenapa pada pekerja seks komersial yang
menggunakan Truvada ternyata tetap terinfeksi HIV. Mereka berpikir bahwa itu mungkin
diakibatkan salah dalam menakar dosis, atau mungkin saja ada hubungannya dengan lingkungan
vagina yang membuat obat menjadi kurang efektif.
Efek samping pengobatan antiretroviral dan pemantauan
Respons terhadap ART dan efek samping pengobatan harus dipantau. Jika tersedia penghitung sel
CD4, harus dilakukan setiap 3–6 bulan dan dapat mengetahui respons yang sukses terhadap
pengobatan atau kegagalan, sehingga dapat memandu perubahan pengobatan. Jika hal tersebut
tidak memungkinkan, parameter klinis, termasuk tahapan klinis harus digunakan (lihat Tabel 30)
ARV atau Antiretroviral
ARV merupakan singkatan dari Antiretroviral, yaitu obat yang dapat menghentikan reproduksi
HIV didalam tubuh. Bila pengobatan tersebut bekerja secara efektif, maka kerusakan kekebalan
tubuh dapat ditunda bertahun–tahun dan dalam rentang waktu yang cukup lama sehingga orang
yang terinfeksi HIV dapat mencegah AIDS. Dengan semakin meningkatnya jumlah kasus infeksi
HIV tersebut, ARV memiliki peran penting dalam menciptakan masyarakat sehat melalui strategi
penanggulangan AIDS yang memadukan upaya pencegahan dengan upaya perawatan, dukungan
serta pengobatan.
Penderita HIV/AIDS Harus Hindari Makanan Ini
ORANG dengan HIV/AIDS membutuhkan banyak asupan nutrisi dari makanan yang mereka
konsumsi. Namun, orang dengan HIV/AIDS juga perlu memerhatikan makanan yang mereka
konsumsi. Apa pasal?
Ahli gizi kesehatan masyarakat dari Diet Clinic, Richard Muhumuza mengatakan bahwa orang
dengan HIV/AIDS memang harus makan sebanyak mungkin untuk menjaga sistem kekebalan
tubuhnya. Namun, dia menjelaskan bahwa ada beberapa jenis makanan yang harus dihindari oleh
orang dengan HIV/AIDS.

“Anda harus menjauhkan diri dari telur mentah, susu yang tidak dipasteurisasi dan semua
produknya karena mungkin mengandung bakteri. Bakteri ini berbahaya bagi sistem kekebalan
tubuh yang sudah lemah.dari.orang.yang.terinfeksi.HIV,”jelas.Muhumuza,dikutip Monitor.

Untuk diketahui, pasteurisasi adalah sebuah proses pemanasan makanan dengan tujuan membunuh
organisme merugikan, seperti bakteri dan virus. Namun, pasteurisasi tidak dimaksudkan untuk
membunuh seluruh mikro organisme di makanan, sehingga tidak memengaruhi rasa dan kualitas
produk.

Sementara itu, selain dari menjauhi produk yang tidak pasteurisasi, orang dengan HIV/AIDS juga
harus menghindari alkohol dan kopi. Hal ini karena alkohol dan kopi dapat mengurangi nafsu
makan dan mengganggu.metabolisme.

“Selain itu, Anda juga harus menjauhkan diri dari kebiasaan merokok karena meningkatkan
jumlah sel-sel yang berbahaya dalam tubuh.

Manfaat Buah Delima Bagi Penderita HIV/AIDS

Dari sejarah dapat diketahui bahwa buah delima selain untuk dimakan juga digunakan sebagai
obat ribuan tahun silam. Dan kini dilaporkan delima yang memiliki nama latin 'punica granatum'
baik dikonsumsi oleh para penderita HIV/AIDS.

Tanaman delima berasal dari Persia, Kurdistan dan Afghanistan. Kemudian disebarkan ke daerah
Mideterania oleh suku bangsa Phoenisia. Saat ini negara penghasil delima adalah Spanyol yang
mengekspornya ke Inggris, Italia, Perancis. Namun, sayang di Indonesia delima malah dijadikan
tanaman hias. Bentuk buah delima cukup unik. isi buahnya ada yang berwarna ungu bening dan
ada juga yang putih seperti kristal, mengandung biji kecil. isi buah inilah yang terasa manis-asam-
segar kalau dimakan. Mengkonsumsi buah delima sebaiknya dikunyah bersama bijinya.
Sebagai bahan makanan, kandungan gizi buah delima cukup baik terutama untuk sumber kalium
250mg/100gram. Mineral kalium berfungsi menjag keseimbangan asam basa dalam tubuh,
mengatur keluar masuk zat gizi dari dan ke dalam sel, menenangkan denyut jantung yang dipacu
oleh mineral kalsium. Mineral kalium juga bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah, serta
terlibat dalam berbagai fungsi biologis di dalam tubuh. Nilai zat gizi lainnya seperti energi (65
kalori),protein (0,5 gram), lemak (0,3 gram) dan karbohidrat (16,4 gram). Kandungan vitamin dan
mineral delima secara nominal kecil, tpi tetap memberikan kontribusi untuk mencukupi kebutuhan
zat gizi yang diperlukan dalam tubuh.

Dari aspek medis, mulai dari akar, daun, kulit batang, buah, biji hingga kulit buahnya dapat
diramusebagai salah satu obat alami yang digunakan untuk pengobatan alternatif beberapa jenis
penyakit. efek medis delima tersebut terutama berasal dari kandungan senyawa alkaloid dan tanin
serta senyawa lainnya.

Menurut Ronald R Watson dan Jeomin Lee dari Arizona Prevention Center di Tucson Arizona,
manfaat delima untuk ODHA antara lain karena memiliki efek antibakteri dan antiviral yang
berfungsi meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Hal ini tampak dalam tes 'in vitro' terhadap
bakteri.

Mekanismenya dapat dijelaskan sebagai berikut: Alkaloid dan tanin yang diekstrak dari akar
delima ternyata dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri. Juga dapat menghambat
pertumbuhan cacing hati (E.histolyca) dan cacing pita (E.Invadens).

Jamu yang mengandung ekstrak buah delima (buah, biji dan kulitnya) dapat digunakan untuk
mengendalikan virus polio, virus herpes sinplex dan untuk menggempur virus HIV-1. Tanin
senyawa polifenol yang terdapat pada buah delima menunjukkan efek pencegahan terhadap
keganasan mikroba patogen yang bersifat oportunis yang banyak terdapat dapat dalam tubuh
ODHA. Bioflavanoid, senyawa tanaman yang tidak beracun, akan membantu meningkatkan
sistem daya tahan tubuh atau kekebalan tubuh. Bioflavanoid yang terdapat pada sebuah delima
bersifat antioksidan yang akan meredam keganasan radikal bebas oksigen, mencegah perusakan
lemak menjadi leukotrien, senyawa penyebab peradangan kanker dan pembiakan organisme
patogen yang akan merusak kesehatan.

Namun, selain manfaatnya, perlu diwaspadai pula efek samping ekstrak delima seperti ada iritasi
pada lidah dan esofagus serta alergi. Sebagai pengobatan alternatif atau komplementer, kedua
peneliti tersebut juga mengingatkan bahwa manfaat buah delima bagi ODHA perlu dilakukan
lebih mendetail lagi pada in vito mereka agar didapatkan manfaat yang lebih besar lagi bagi
kesehatan ODHA. (to/snr/eramuslim)

Yang harus diketahui dari kehamilan dengan HIV AIDS


Kehamilan dapat terjadi dalam tubuh setiap wanita. Termasuk mereka yang telah terinfeksi
penyakit HIV AIDS.
Salah satu hal yang jamak diketahui tentang kehamilan dengan HIV AIDS adalah virus ini tidak
akan mempengaruhi kehamilan atau kesehatan tubuh wanita yang mengandung tersebut. Berikut
adalah beberapa fakta tentang kehamilan seorang wanita yang terkena HIV seperti.
· Seorang wanita hamil yang terinfeksi HIV AIDS masih dapat berhubungan seks dan tidak
akan menularkan virusnya ke bayi atau pasangannya, asal mengenakan pengaman yang memadai.
· Ada 25% kemungkinan bahwa bayi yang dikandung kemungkinan terinfeksi virus ini. Jika
ibu dan bayi mengonsumsi obat anti retroviral selama masa kehamilan, maka kemungkinannya
akan menurun sebanyak 1%.
· Menjaga kesehatan dengan baik selama masa kehamilan mampu mengurangi penularan
HIV ke bayi selama kehamilan. Terutama apabila semasa hamil, si ibu mendapatkan perawatan
yang khusus.
· Beberapa faktor yang dapat meningkatkan infeksi virus ini adalah merokok, kekurangan
vitamin, dan infeksi virus ke dalam darah.
· HIV AIDS tidak dapat ditularkan melalui plasenta. Sehingga ibu hamil yang terinfeksi HIV
harus selalu menjaga kesehatan mereka.
HIV AIDS menjadi penyakit yang jamak ditemui belakangan ini. Oleh karena itu deteksi dini
terhadap penyakit ini sangatlah penting untuk dilakukan sebagai tindakan pencegahan.

Buah merah Papua obat ajaib penyembuh HIV/AIDS


Secercah harapan bagi penderita HIV/AIDS untuk sembuh muncul dari pulau paling timur
Indonesia, Papua. Sari buah merah atau nama latinnya Phaleria Papuana (Red Froot Oil) yang
diduga hanya tumbuh di pulau tersebut, tampaknya bisa diprediksi sebagai obat penangkal virus
yang menyerang kekebalan tubuh.
Meskipun belum ada penelitian secara medis mengenai buah merah yang panjangnya semeter dan
beratnya 15 kg, namun masyarakat Papua khusus Kab. Wamena yang dikonsumsi oleh penderita
HIV/AIDS bisa merasakan perubahan yang signifikan sehingga kondisi kesehatannya semakin
membaik, walau belum dinyatakan sembuh total.
Drs. I Made Budi MSi., mengatakan kepada beberapa media massa, seorang pengidap HIV/AIDS
yang bernama Agustina (22) mengalami perubahan kesehatan . Berat badannya semula 27 kg,
karena terserang virus yang belum ada obatnya itu, namun setelah mengonsumsi sari buah merah,
naik menjadi 42 kg.
Awalnya, Agustina yang mengidap HIV/AIDS dibawa Yayasan Pengembangan Kesehatan
Masayarakat (YKPM) Papua kepada I made Budi yang sedang meneliti buah itu. YKPM Papua
yang mengetahui adanya sari buah merah yang dapat merekondisi kesehatan penderita HIV/AIDS
meminta I Made Budi untuk meminum sari buah merah kepada Agustina.
Setelah beberapa lama Agustina meminum sari buah merah, ia merasa lebih baik. Gejala diare
berat dan sariawan yang muncul jika mengidap HIV/AIDS hilang. Ia merasa segar dan bisa
melakukan kegiatan sehari-hari, bak orang sehat.
Fendy R. Paimin yang menjual sari buah merah itu di Bogor menyebutkan, ia mendapat pasokan
buah itu dari Jayapura. Kemudian Ia menjualnya dalam botol kaca kemasan seberat 120 ml
seharga Rp 150.000,-. Kini ia kehabisan stok karena permintaan akan sari buah merah itu sangat
banyak. "Begitu pasokan dari Papua datang, hari itu juga terjual habis. Kami kini sedang
menunggu kedatangan sari buah merah ," ujar Fendy yang merasa kewalahan karena banyaknya
permintaan.
SARI buah merah yang disebut kuansu oleh penduduk setempat menjadikannya sebagai obat HIV
(Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) secara
tidak sengaja. Awalnya, lanjut Made, buah merah itu diambil oleh masyarakat Wamena sebagai
bahan makanan.
Dosen Universitas Cendrawasih itu mengamati secara sakasama kebiasaan masyarakat tersebut
yang mengonsumsi buah merah itu, ternyata masyarakat sekitar selain tidak mengidap HIV/AIDS
juga jarang terkena penyakit hepatitis, kanker, jantung dan hipertensi. " Saat itu saya menduga,
jarangnya penyakit yang diderita masyarakat Wamena pasti berhubungan dengan buah itu," ujar
Made.
Setelah meneliti beberapa lama, ternyata buah merah itu banyak mengandung Antioksidan,
Betakarotin, Omega 3 dan 9, serta banyak zat lain yang meningkatkan daya tahan tubuh.
"Kemudian saya melakukan percobaan kepada 30 unggas karena virus yang berbahaya tersebut itu
sedang menyerang unggas, " ujar Made yang menyelesaikan S-2 bidang gizi masyarakat di Institut
Pertanian Bogor (IPB).
Semula ahli gizi dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (Mipa) itu hanya ingin
mengungkap kandungan gizi buah tersebut, namun akhirnya ia mencoba juga meneliti, apakah
bisa untuk menangkal HIV/AIDS . Ternyata dari hasil analisis, kandungan kimiawi buah merah itu
dapat yang mengilhami Made untuk menjadikan sebagai obat. Buah merah itu mengandung zat
gizi bermanfaat dalam kadar tinggi. Di antaranya Betakatoren, Tokoferol, asam oleat, asam
linoleat, asam linolenat, dan dekanoat. Semuanya merupakan senyawa obat aktif.
Betakaroten berfungsi memperlambat berlangsungnya penumpukan flek pada arteri. Jadi aliran
darah ke jantung dan otak berlangsung tanpa sumbatan. Interaksinya dengan protein meningkatkan
produksi antibodi. Ini meningkatkan jumlah sel pembunuh alami dan memperbanyak aktifitas sel
T Helpers dan limposit. Suatu studi membuktikan konsumsi betakaroten 30 - 60mg/hari selama 2
bulan membuat tubuh memiliki sel-sel pembunuh alami terbanyak.
bertambahnya sel-sel pembunuh alami itu menekan kehadiran sel-sel kanker. Mereka ampuh
menetralisir radikal bebas senyawa karsinogen, penyebab kanker.

Peran buah merah lainnya yaitu sebagai antikarsinogen yang makin lengkap dengan kehadiran
tokoferol. Senyawa ini berperan dalam memperbaiki sistem kekebalan tubuh yang menjadi sasaran
HIV/ AIDS.
Buah merah yang mengandung Omega 3 dan 9 dalam dosis tinggi itu sebagai asam lemak tak
jenuh. ia gampang dicerna dan diserap sehingga memperlancar metabolisme. Lancarnya
metabolisme sangat membantu proses penyembuhan. Sebab, tubuh mendapat asupan protein yang
mampu meningkatkan daya tahan tubuh.

Asam lemak yang dikandung buah merah juga merupakan antibiotik dan antivirus. Mereka aktif
melemahkan dan meluruhkan membran lipida virus serta mematikannya. Bahkan virus tidak diberi
kesempatan untuk membangun struktur baru sehingga tak bisa melakukan regenerasi. Karena
kemampuan itu, ia efektif menghambat dan membunuh beragam strain HIV/AIDS, termasuk virus
hepatitis yang merusak sel hati. Ia juga terbukti menghambat dan membunuh sel-sel tumor aktif.

Anda mungkin juga menyukai