DISUSUN OLEH :
Terdapat berbagai upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan HIV dan
AIDS, antara lain:
1. Gunakan kondom yang baru setiap berhubungan intim, baik hubungan intim
vaginal maupun anal.
2. Hindari berhubungan intim dengan lebih dari satu pasangan.
3. Bersikap jujur kepada pasangan jika mengidap positif HIV, agar pasangan juga
menjalani tes HIV.
4. Diskusikan dengan dokter jika didiagnosis positif HIV saat hamil, mengenai
penanganan selanjutnya, dan perencanaan persalinan, untuk mencegah penularan
dari ibu ke janin.
5. Bersunat untuk mengurangi risiko infeksi HIV.
Jika menduga baru saja terinfeksi atau tertular virus HIV, seperti setelah melakukan
hubungan intim dengan pengidap HIV, maka harus segera ke dokter. Agar bisa
mendapatkan obat post-exposure prophylaxis (PEP) yang dikonsumsi selama 28 hari
dan terdiri dari 3 obat antiretroviral.
F. Komplikasi HIV/AIDS
Infeksi HIV membuat sistem kekebalan tubuh melemah, sehingga tubuh lebih rentan
terserang infeksi berbagai penyakit, antara lain:
1. Tuberculosis (TB).
TB adalah infeksi paru-paru yang sering menyerang penderita HIV, bahkan
menjadi penyebab utama kematian pada penderita AIDS.
2. Toksoplasmosis
Toksoplasmosis adalah infeksi parasit yang dapat memicu kejang bila menyebar
ke otak.
3. Cytomegalovirus.
Cytomegalovirus adalah infeksi yang disebabkan oleh salah satu kelompok virus
herpes. Infeksi ini dapat menyebabkan kerusakan pada mata, saluran pencernaan,
dan paru-paru.
4. Candidiasis.
Candidiasis adalah infeksi jamur Candida yang menyebabkan ruam pada sejumlah
area tubuh. Infeksi ini disebabkan oleh parasit yang hidup di sistem pencernaan.
5. Meningitis kriptokokus.
Meningitis kriptokokus adalah peradangan pada selaput otak dan tulang belakang
yang disebabkan oleh jamur.
6. Wasting syndrome.
Wasting syndrome merupakan kondisi ketika penderita AIDS kehilangan 10%
berat badan. Kondisi ini umumnya disertai diare serta demam kronis.
7. HIV-associated nephropathy (HIVAN).
HIVAN adalah peradangan pada saringan di ginjal. Kondisi ini menyebabkan
gangguan untuk membuang limbah sisa metabolisme dari tubuh.
8. Gangguan neurologis.
Meski AIDS tidak menginfeksi sel saraf, akan tetapi penderita AIDS dapat
mengalami sejumlah kondisi seperti depresi, mudah marah, bahkan sulit berjalan.
Salah satu gangguan saraf yang paling sering menimpa penderita AIDS adalah
demensia.
Selain sejumlah penyakit di atas, ada beberapa jenis kanker yang dapat menyerang
penderita HIV, di antaranya adalah sarkoma kaposi dan limfoma. Sarkoma kaposi
adalah kanker yang bisa muncul di sepanjang pembuluh darah atau saluran getah
bening. Sedangkan limfoma merupakan kanker kelenjar getah bening.
G. Penatalaksanaan Medis HIV/AIDS
Penatalaksanaan untuk kasus HIV (human immunodeficiency virus) adalah dengan
memberikan terapi antiretroviral (ARV) yang berfungsi untuk mencegah sistem imun
semakin berkurang yang berisiko mempermudah timbulnya infeksi oportunistik.
Terapi Antiretroviral (ARV)
Prinsip pemberian ARV menggunakan 3 jenis obat dengan dosis terapeutik. Jenis
golongan ARV yang rutin digunakan:
1. NRTI (nucleoside and nucleotide reverse transcriptaser inhibitors) dan NNRTI
(non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors): berfungsi sebagai penghambat
kinerja enzim reverse transcriptase (enzim yang membantu HIV untuk
berkembang dan aktif dalam tubuh pejamu)
2. PI (protease inhibitors), menghalangi proses penyatuan dan maturasi HIV
3. INSTI (integrase strand transfer inhibitors), mencegah DNA HIV masuk ke dalam
nukleus
Pemberian ARV diinisiasi sedini mungkin sejak penderita terbukti menderita infeksi
HIV.
Efek Samping ARV, selama 1 bulan awal pemberian ARV, penting untuk dilakukan
evaluasi untuk memantau respon tubuh terhadap pengobatan, baik efek yang
dirasakan secara fisik maupun psikologis. Efek yang sering dirasakan pada awal
penggunaan ARV berupa mual, urtika, limbung/kehilangan keseimbangan, lemas,
pusing, dan gangguan tidur. Keadaan ini dapat timbul pada masa awal penggunaan
ARV, dan akan berkurang saat kadar ARV mulai stabil dalam darah.
H. Asuhan Keperawatan Pada Pasien HIV/AIDS
1. Pengkajian
a. Riwayat Kesehatan
b. Pengkajian Fisik
b. Sirkulasi :
c. Integritas ego :
d. Eliminasi :
e. Makanan/cairan :
f. Higiene
g. Neurosensori
Perubahan status mental dengan rentang antara kacau mental sampai dimensia,
lupa, konsentrasi buruk, kesadaran menurun, apatis, retardasi
psikomotor/respon melambat.
i. Pernapasan :
j. Keamanan :
k. Seksualitas :
l. Interaksi sosial
2. Diagnosa
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya secret yang
mengental.
3. Intervensi
Smeltzer , Bare, 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah , Brunner dan suddart,
Edisi 8, Jakarta, EGC
"