Anda di halaman 1dari 12

HIV

AIDS
12.4 keperawatan
DEFINISI
 AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit akibat penurunan sistem imun tubuh yang
disebabkan oleh retrovirus yaitu HIV yang menyebabkan penurunan sistem kekebalan
tubuh secara simptomatis atau asimptomatis (Irianto 2013).
 AIDS adalah infeksi oportunistik yang menyerang seseorang dimana mengalami
penurunan sistem imun yang mendasar sel T berjumlah 200 atau kurang dan memiliki
antibodi positif terhadap HIV. (Doenges. 1999).
 AIDS adalah suatu kumpulan kondisi klinis tertentu yang merupakanhasil akhir dari
infeksi oleh HIV. (Sylvia, 2005)
 kesimpulan menurut kitaaids adalah sekumpulan gejala penyakit yang mengakibatkan
sistem imun menurun akibat infeksi oportunistik dan merupakan hasil akhir dari infeksi
oleh hiv
ETIOLOGI
AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang merusak
sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh mudah diserang penyakit-
penyakit lain yang dapat berakibat fatal.
Padahal, penyakit-penyakit tersebut misalnya berbagai virus,
cacing, jamur protozoa, dan basil tidak menyebabkan gangguan yang
berarti pada orang yang sistem kekebalannya normal.
Selain penyakit infeksi, penderita AIDS juga mudah terkena
kanker.
Dengan demikian, gejala AIDS amat bervariasi.
Virus yang menyebabkan penyakit ini adalah virus HIV (Human Immuno-deficiency Virus),
Dewasa ini dikenal juga dua tipe HIV yaitu HIV-1 dan HIV-2. Sebagian besar infeksi
disebabkan HIV-1, sedangkan infeksi oleh HIV-2 didapatkan di Afrika Barat. Infeksi HIV-1
memberi gambaran klinis yang hampir sama. Hanya infeksi HIV-1 lebih mudah ditularkan dan
masa sejak mulai infeksi (masuknya virus ke tubuh) sampai timbulnya penyakit lebih pendek.
Cara penularan AIDS (Arif, 2000 )antara lain sebagai berikut :
Hubungan seksual dengan risiko penularan 0,1-1% tiap hubungan seksua melalui darah, yaitu:
1. Transfusi darah
2. Tertusuk jarum yang mengandung HIV,
3. Terpapar mukosa yang mengandung HIVrisiko penularan
4. Transmisi , dari ibu ke anak:
• Selama kehamilan
• Saat persalinan, risiko penularan 50%
• Melalui air
• Susu ibu(ASI)14%
MENIFESTASI KLINIS
Pada suatu WHO Workshop yang diadakan di Bangui, Republik Afrika Tengah, 22-24 Oktober 1985
telah disusun suatu defmisi klinik AIDS untuk digunakan oleh negara-negara yang tidak mempunyai
fasilitas diagnostik laboratorium, Ketentuan tersebut adalah sebagai berikut:
1. AIDS dicurigai pada orang dewasa bila ada paling sedikit dua gejala mayor dan satu gejala minor
dan tidak terdapat sebab sebab imunosupresi yang diketahui seperti kanker, malnutrisi berat, ataut
etiologi lainnya.
a. Gejala mayor:
• Penurunan berat badan lebih dari 10%
• Diare kronik lebih dari 1 bulan
• Demam lebih dari 1 bulan (kontinu atau intermiten).
b. Gejala minor:
• Batuk lebih dari 1 bulan
• Dermatitis pruritik umum
• Herpes zoster rekurens
• Candidiasis oro-faring
• Limfadenopati umum
• Herpes simpleks diseminata yang kronik progresif
2. AIDS dicurigai pada anak ( bila terdapat paling sedikit dua gejala mayor dan dua gejala minor
dan tidak terdapat sebab sebab imunosupresi yang diketahui seperti kanker, malnutrisi berat, atau
etiologi lainnya.
a. Gejala mayor
• Penurunan berat badan atau
• Pertumbuhan lambat yang abnormal
• Diare kronik lebih dari 1 bulan
• Demam lebih dari 1 bulan
b. Gejala minor:
• Limfadenopati umum
• Candidiasis oro-faring
• Infeksi umum yang berulang (otitis, faringitis, dsb).
• Batuk persisten
• Dermatitis umum
• Infeksi HIV maternal
KLASIFIKASI
Pada tahun 1990, World Health Organization (WHO) mengelompokkan
berbagai infeksi dan kondisi AIDS dengan memperkenalkan sistem tahapan
untuk pasien yang terinfeksi dengan HIV-1. Sistem ini diperbarui pada bulan
September tahun 2005.
Kebanyakan kondisi ini adalah infeksi oportunistik yang dengan mudah
ditangani pada orang sehat.
• Stadium I : infeksi HIV asimtomatikdantidakdikategorikan sebagai AIDS
• Stadium II : termasuk manifestasi membran mukosa kecil dan radang
saluran pernapasan atas yang berulang
• Stadium III: termasuk diare kronik yang tidak dapat dijelaskan selama lebih
dari sebulan, infeksi bakteri parah, dan tuberkulosis.
• Stadium IV: termasuk toksoplasmosis otak, kandidiasis esofagus, trakea,
bronkus atau paru-paru, dan sarkoma kaposi. Semua penyakit ini adalah
indikator AIDS.
KOMPLIKASI
Infeksi HIV membuat sistem kekebalan tubuh melemah, sehingga tubuh menjadi
lebih rentan terserang berbagai penyakit, antara lain:
• Tuberkulosis (TBC), adalah infeksi paru-paru yang sering menyerang penderita
HIV, bahkan menjadi penyebab utama kematian pada penderita AIDS. Penderita
HIV yang kontak dengan pasien tuberkulosis mungkin akan disarankan untuk
menjalani pengobatan dengan isoniazid guna mencegah TBC berkembang.
• Toksoplasmosis, adalah infeksi parasit yang dapat memicu kejang bila sampai
menyebar ke otak.
• Cytomegalovirus adalah infeksi yang disebabkan oleh salah satu kelompok virus
herpes, Infeksi ini dapat menyebabkan kerusakan pada mata, saluran pencernaan,
dan paru-paru. Penderita HIV/AIDS bisa mendapatkan tambahan pengobatan
dengan valganciclovir atau ganciclovir untuk mengendalikan virus ini.
• Candidiasis adalah infeksi akibat jamur Candida, yang menyebabkan ruam pada
sejumlah area tubuh.
• Kriptosporidiosis adalah infeksi akibat parasit yang hidup di dalam sistem
pencernaan.
• Meningitis kriptokokus, adalah peradangan pada selaput otak dan tulang belakang yang
disebabkan oleh jamur.
• Wasting syndrome, adalah kondisi ketika penderita AIDS kehilangan 10% berat badan. Wasting
syndrome biasanya disertai diare dan demam kronis.
• HIVAN (HIV-associated nephropathy), adalah peradangan pada saringan di ginjal. Kondisi ini
menyebabkan gangguan pada proses pembuangan limbah sisa metabolisme dari tubuh.
• Gangguan neurologis, meski AIDS tidak menginfeksi sel saraf, tetapi penderitanya bisa
mengalami depresi, mudah marah, bahkan sulit berjalan. Salah satu gangguan saraf yang paling
sering menyerang penderita AIDS adalah demensia.
Risiko terjadinya komplikasi berupa infeksi dapat diturunkan dengan penggunaan antivirus.
Selain itu, jika sistem kekebalan tubuh pasien tidak mencukupi, dokter dapat memberikan antibodi
(IVIG) dari donor yang sehat.
Selain sejumlah penyakit di atas, ada jenis kanker yang dapat menyerang penderita HIV, di
antaranya sarkoma kaposi dan limfoma. Sarkoma kaposi adalah kanker yang bisa muncul di
sepanjang pembuluh darah atau saluran getah bening. Sementara, limfoma merupakan kanker pada
kelenjar getah bening.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan diagnostic untuk penderita AIDS (ArifMansjoer,2000) adalah :
• Lakukan anamnesis gejala infeksi oportunistik dan kanker yang terkait dengan
AIDS.
• Telusuri perilaku berisiko yang memungkinkan penularan.
• Pemeriksaan fisik untuk mencari tanda infeksi oportunistik dan kanker terkait.
• Jangan lupa perubahan kelenjar, pemeriksaan mulut, kulit ,dan funduskopi.
Dalam pemeriksaan penunjang dicari jumlah limfosot total, antibodi HIV, dan
pemeriksaan Rontgen.
PENATALAKSANAAN DAN
PENCEGAHAN
1. Melakukan Hubungan Seksual yang Aman
2. Menghindari Penggunaan Alat Pribadi Bersama
Orang Lain
3. Menghindari Penggunaan Obat-Obatan Terlarang
4. Menghindari Penggunaan Jarum Suntik Bersama
5. Melakukan Sunat untuk Pria
6. Penggunaan Antiretroviral (ARV)
7. Rutin Melakukan Skrining HIV
8. Terbuka dengan Pasangan
TERIMA KASIH!!!

Anda mungkin juga menyukai