Anda di halaman 1dari 18

KELOMPOK 10 2021D

PATOFISIOLOGI
HIV / AIDS
PATOFISIOLOGI 1
DOSEN PENGAMPU : Apt. ENDANG AGUSTINA, S.Si, M.FARM
NAMA ANGGOTA KELOMPOK :
1. MARTHA DONA PELIAN SANJAYA (21011130)
2. LARASATI RAZAK (21011121)
3. MARISA SOVIA (21011129)
DEFENISI
HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan retrovirus bersifat
limfotropik khas yang menginfeksi sel-sel dari sistem kekebalan tubuh,
menghancurkan atau merusak sel darah putih spesifik yang disebut limfosit T-
helper atau limfosit pembawa faktor T4 (CD4).
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala
atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat virus
HIV. Sebagian besar orang yang terkena HIV, bila tidak mendapat pengobatan,
akan menunjukkan tanda-tanda AIDS dalam waktu 8-10 tahun.
KLASIFIKASI HIV / AIDS
Klasifikasi HIV/AIDS menurut WHO (Health Organizations) dijelaskan menjadi 4 stadium klinis yaitu :

1. Stadium I bersifat Asimptomatik


Aktivitas normal dan dijumpai adanya Limfadenopati generalisata.
2. Stadium II Simptomatik
Aktivitas normal, berat badan menurun <10%, terdapat kelainan kulit dan mukosa yang ringan,
seperti Dermatitis serobik, Prorigo, Onikomikosis, Ulkus yang berulang dan Khelitis angularis.
3. Stadium III
Pada umumnya kondisi tubuh lemah, aktivitas di tempat tidur <50% berat badan menurun
>10% terjadi diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan, demam berkepanjangan lebih dari 1
bulan.
4. Stadium IV
Pada umumnya kondisi tubuh lemah, aktivitas ditempat tidur <50%, terjadi HIV wasting
syndrome, semakin bertambahnya infeksi oportunistik, seperti Pneumonia Pneumocystis carinii,
Toksoplasmosis otak, Diare Kriptosporidosis ekstrapulmunal.
ETIOLOGI
Menurut Amin dan Hardhi (2015), menjelaskan bahwa penyebab kelainan imun pada AIDS adalah
suatu agen viral yang disebut HIV dari kelompok virus yang dikenal retrovirus yang disebut
Lympodenopathy Associated Virus (LAV) atau Human T-Cell Leukimia Virus (HTL-III yang juga
disebut Human T-Cell Lymphotropic Virus / retrovirus). Kemudian Retrovirus mengubah asam
rebonukleatnya (RNA) menjadi asam
deoksiribunokleat (DNA) setelah masuk kedalam sel pejamu. Penularan virus ditularkan melalui
hubungan seksual (anal, oral, vaginal) yang tak terlindungi dengan orang yang terinveksi HIV, jarum
suntik atau tindik atau tato yang tidak steril dan dipakai bergantian, mendapatkan tranfusi darah yang
mengandung virus HIV, dan ibu penderita HIV positif kepada bayinya ketika dalam kandungan, saat
melahirkan atau melalui air susu ibu(ASI).
PATOFISOLOGI
Virus HIV-AIDS menetap dalam nukleus sel sehingga sel dirangsang untuk berkembang biak dan akan
keluar dengan menggunakan dinding sel sebagai selaput luar virus, melalui cara ini T-limfosit akan
musnah. Virus baru ini akan mencari sel yang lain dan proses yang sama akan berulang, untuk seterusnya
memusnahkan sistem daya tahan tubuh. Untuk mengtahui virus HIV/AIDS menyerang daya tahan tubuh
manusia maka digunakan parameter limfosit (sel darah putih). Limfosit merupakan sel utama dalam sistem
kekebalan. Terdapat hampir sekitar seratus triliun sel di dalam tubuh manusia dan limfosit hanya satu
persen. Peran limfosit sangat penting untuk melawan penyakit menular yang utama seperti AIDS, kanker,
rabies dan TBC, serta penyakit lain yang cukup serius seperti jantung dan reumatik. Limfosit terletak
secara tersebar dalam nodus limfae, namun dapat juga dijumpai dalam jaringan limfoid (limfe, tonsil,
apendiks, sumsum tulang, dan timus).
PATOFISOLOGI
Virus HIV menempel pada limfosit sel induk melalui gp120, sehingga akan akan terjadi fungsi membrane
HIV dengan sel induk. Inti HIV kemudian masuk ke dalam sitoplasma sel induk. Di dalam sel induk, HIV
akan membentuk DNA HIV dari RNA HIV untuk berintegrasi dengan DNA sel induk. DNA virus yang
dianggap oleh tubuh sebagai DNA sel induk akan membentuk RNA dengan fasilitas sel induk, sedangkan
mRNA dalam sitoplasma akan diubah oleh enzim protase menjadi partikel HIV. Partikel itu selanjutnya
mengambil selubung dari bahan sel induk untuk dilepas sebagai virus HIV lainnya. Mekanisme penekanan
pada system imun (imunosupresi) in akan menyebabkan pengurangan dan terganggunya jumlah dan fungsi
sel limfosit T
PATOFISOLOGI
CARA PENULARAN HIV AIDS
cara penularan HIV yang diketahui adalah melalui :
1. Transmisi Seksual
Penularan melalui hubungan seksual baik Homoseksual maupun Heteroseksual merupakan penularan
infeksi HIV yang paling sering terjadi. Orang yang sering berhubungan seksual dengan berganti pasangan
merupakan kelompok manusia yang berisiko tinggi terinfeksi virus HIV.
 Homoseksual
Cara hubungan seksual anogenetal merupakan perilaku seksual dengan resiko tinggi bagi penularan HIV,
khususnya bagi mitra seksual yang pasif menerima ejakulasi semen dari seseorang pengidap HIV. Hal ini
sehubungan dengan mukosa rektum yang sangat tipis dan mudah sekali mengalami pertukaran pada saat
berhubungan secara anogenital.
 Heteroseksual
cara penularan utama melalui hubungan heteroseksual pada promiskuitas adalah kelompok umur seksual
aktif baik pria maupun wanita yang mempunyai banyak pasangan dan berganti-ganti.
CARA PENULARAN HIV AIDS
2. TRANSMISI NON SEKSUAL
 Transmisi Parenteral
Yaitu akibat penggunaan jarum suntik dan alat tusuk lainnya (alat tindik) yang telah terkontaminasi,
misalnya pada penyalah gunaan narkotik suntik yang menggunakan jarum suntik yang tercemar secara bersama-
sama.
 Darah/Produk Darah
Transmisi melalui transfusi atau produk darah terjadi di negara-negara barat sebelum tahun 1985, karena
darah donor telah diperiksa sebelum ditransfusikan. Resiko tertular infeksi/HIV lewat trasfusi darah adalah lebih
dari 90%. Penularan AIDS melalui darah terjadi dengan :
 Transfusi darah yang mengandung HIV.
 Jarum suntik atau alat tusuk lainnya (akupuntur, tato, tindik) bekas pakai orang yang mengidap HIV tanpa
disterilkan dengan baik.
 Pisau cukur, gunting kuku atau sikat gigi bekas pakai orang yang mengidap virus HIV.
PERUBAHAN YANG TERJADI
FASE 1 FASE 2
Umur infeksi 1-6 bulan (sejak Umur infeksi : 2-10 tahun setelah
terinfeksi HIV) individu sudah terinfeksi HIV. Pada fase kedua ini
terpapar dan terinfeksi. Tetapi ciri-ciri individu sudah positif HIV dan
terinfeksi belum terlihat meskipun ia belum menampakkan gejala sakit.
melakukan tes darah. Pada fase ini Sudah dapat menularkan pada
antibodi terhadap HIV belum orang lain. Bisa saja
terbentuk. Bisa saja terlihat/mengalami gejala-gejala
terlihat/mengalami gejala-gejala ringan, seperti flu (biasanya 2-3
ringan, seperti flu (biasanya 2-3 hari hari dan sembuh sendiri).
dan sembuh sendiri).
PERUBAHAN YANG TERJADI
FASE 3 FASE 4
Mulai muncul gejala-gejala awal Fase AIDS baru dapat terdiagnosa setelah
penyakit. Gejala-gejala yang berkaitan kekebalan tubuh sangat berkurang dilihat dari
antara lain keringat yang berlebihan jumlah sel-T nya. Timbul penyakit tertentu yang
pada waktu malam, diare terus menerus, disebut dengan infeksi oportunistik yaitu TBC,
pembengkakan kelenjar getah bening, infeksi paru-paru yang menyebabkan radang
paru-paru dan kesulitan bernafas,
flu yang tidak sembuh-sembuh, nafsu kanker,khususnya sariawan, kanker kulit atau
makan berkurang dan badan menjadi sarcoma kaposi, infeksi usus yang menyebabkan
lemah, serta berat badan terus berkurang. diare parah berminggu-minggu, dan infeksi otak
Pada fase ketiga ini sistem kekebalan yang menyebabkan kekacauan mental dan sakit
tubuh mulai berkurang. kepala.
EPIDEMIOLOGI
Di Indonesia, jumlah penderita HIV/AIDS terus meningkat dari tahun ke
tahun tetapi jumlah kasus baru yang terinfeksi HIV/AIDS relatif stabil
bahkan cenderung menurun. Menurut Laporan HIV-AIDS Triwulan II
Tahun 2012, didapatkan jumlah kasus baru HIV pada triwulan kedua
(April-Juni 2012) sebanyak 3.892 kasus dan jumlah kasus kumulatif HIV
pada Januari 1987- Juni 2012 sebanyak 86.762 kasus. Sedangkan kasus
baru AIDS pada triwulan kedua (April-Juni 2012) sebanyak 1.673 kasus
dan jumlah kasus kumulatif AIDS pada Januari 1987- Juni 2012 sebanyak
32.103 kasus.
TANDA & GEJALA HIV AIDS
Tanda dan gejala klinis yang ditemukan pada penderita AIDS umumnya sulit dibedakan karena
bermula dari gejala klinis umum yang didapati pada penderita penyakit lainnya. Secara umum
dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Rasa lelah dan lesu
b. Berat badan menurun secara drastis
c. Demam yang sering dan berkeringat waktu malam
d. Mencret dan kurang nafsu makan
e. Bercak-bercak putih di lidah dan di dalam mulut
f. Pembengkakan leher dan lipatan paha
g. Radang paru
h. Kanker kulit
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinik utama dari penderita AIDS umumnya meliputi 3 hal yaitu:
1. Manifestasi tumor
a) Sarkoma Kaposi
Kanker pada semua bagian kulit dan organ tubuh. Penyakit ini sangat jarang menjadi sebab kematian primer.
b) Limfoma ganas
Timbul setelah terjadi Sarkoma Kaposi dan menyerang saraf serta dapat bertahan kurang lebih 1 tahun.

2. Manifestasi oportunistik
a) Manifestasi pada Paru
⇨ Pneumoni pneumocystis (PCP)
Pada umumnya 85% infeksi oportunistik pada AIDS merupakan infeksi paru PCP dengan gejala sesak nafas,
batuk kering, sakit bernafas dalam dan demam.
⇨ Cytomegalovirus (CMV)
Pada manusia 50% virus ini hidup sebagai komensal pada paru-paru tetapi dapat menyebabkan pneumocystis.
CMV merupakan 30% penyebab kematian pada AIDS.
b) Manifestasi gastrointestinal
Tidak ada nafsu makan, diare kronis, penurunan berat badan >10% per bulan.
MANIFESTASI KLINIS
3. Manifestasi neurologis
Sekitar 10% kasus AIDS menunjukkan manifestasi neurologis yang biasanya timbul pada fase akhir
penyakit. Kelainan saraf yang umum adalah ensefalitis, meningitis, demensia, mielopati, neuropati
perifer.
TERAPI
Terapi dapat menggunakan antiretroviral (ARV), ARV adalah terapi terbaik bagi pasien
terinfeksi HIV hingga saat ini di mana tujuan utama pemberian ARV adalah untuk menekan
jumlah virus (viral load), sehingga akan meningkatkan status imun. ARV berfungsi untuk
memperlambat kegiatan HIV menulari sel yang masih sehat. Obat ini tidak boleh memakai satu
jenis obat saja agar terapi dapat lebih efektif untuk jangka waktu yang lama, penderita harus
memakai kombinasi tiga macam obat ARV.
ARV dikelompokan menjadi 4 yaitu:
a. Nucleusid Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI)
b. Nucleausid Reverse Transcriptase (NRT)
C. Non Nucleosid Reverse Transcriptase Inhibitors (NNRTI)
D. Protease Inhibitors (PI)
TERIMAKA
SIH

Anda mungkin juga menyukai