Anda di halaman 1dari 10

MEMAHAMI BAHAYA HIV/AIDS

. HIV/AIDS di Indonesia

Penyakit HIV/AIDS sudah hampir menyerang di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia.
Nfalahan penderita HIV/AIDS

di Indonesia cenderung meningkat. Dari tahun ke tahun ditemukan :!,anyak kasus penderita
HIV/AIDS. Di Indonesia, diperkirakan epidemi HIV/AIDS akan terus r-engalarni
peningkatan. Diperkirakan terdapat sekitar 12-19 juta orang yang untuk terkena HIV :.;-n
diperkirakan ada 95.000-130.000 penduduk yang tertular HIV

Sejak kali pertama kasus HIV dilaporkan di Indonesia pada tahun 1987, jumlah kasus HIV/
AIDS meningkat dengan cepat. Sekitar akhir tahun 2004 tercatat 3368 kasus HIV dari 30
provinsi n 2682 kasus AIDS dari 29 provinsi.

Sementara itu, faktor-faktor yang menyebabkan tingginya tingkat penderita HIV/AIDS harus
kaji dan dihindari. Faktor yang sangat berpengaruh pada penularan HIV/AIDS adalah
perilaku wks berisiko tinggi, makin mataknya industri seks, kian banyak pengguna narkotika,
psikotropika, ,ii in zat adiktif (NAPZA) suntik, Berta kemiskinan.

2- Asal-usul Penyakit HIV/AIDS

HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan sejenis virus yang menyebabkan penyakit
:IDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome). Penyakit AIDS menyerang sistem kekebalan
tubuh ingga penderita tidak mempunyai kekebalan terhadap berbagai penyakit.
;
&tar awal tahun 1980-an banyak terjadi korban HIV/AIDS di Amerika Serikat yang diawali
dari um homoseksual. Tidak ada orang yang mengetahui dengan pasti penyebab penyakit
misterius

. Penelitian pun terus dilakukan untuk menemukan jenis penyakit ini. Akhirnya, teka teki r-
engenai penyakit ini sedikit terungkap berkat penelitian Dr. Luc Montagnier, seorang ahli
penyakit franker, dari Institut Paster Perancis pada 1983. Ia menemukan sejenis virus pada
penderita yang crengalarrit kelumpuhan kekebalan yang disebut dengan lymphadenopathy
virus (LAV). Pada 1984, Dr. Robert Gallo dari National Intitute of Health Amerika Serikat,
menemukan virus yang sama

da penderita dengan kekebalan menurun. Ia menemukan virus itu sebagai Human T Cell
j4mphatropic Virus tipe X (HLTV III).

Untuk menghindari kemungkinan pertentangan mengenai dua nama tersebut, maka WHO
(World Health Organization) memberikan nama baru untuk kedua penemuan tersebut. Nama
baru untuk jenis virus itu adalah Human Immunodeficiency Virus (HIV). Nama ini dipakai
secara resmi hingga sekarang.

Menurut para ahli, HIV/AIDS diduga berasal dari sejenis kera (monyet) di Afrika yang
mempunyai struktur yang sangat dekat dengan virus manusia. Sejak 1968 virus ini telah
membunuh kera-kera di Afrika dan tahun 1980-an mulai menewaskan prig homoseksual di
Amerika Serikat. Tahun 1991 didapati bukti bahwa CIV (Ciuman Immunedeficiency Virus)
nyaris identik dengan HIV (Human Immunedeficiency Virus) yang di Afrika sendiri virus ini
telah menjadi wabah.

3. Tahapan-tahapan HIV menjadi AIDS

Virus HIV mengalami perkembangan pada tubuh penderita. Setelah 5-10 tahun terular HIV,
penderita mulai menunjukkan gejala bermacam penyakit, karena rendahnya daya tahan tubuh.
Kemudian barulah ia menderita penyakit AIDS (Acquired Immune Deficient' Syndrome).

Penyakit AIDS bukan merupakan penyakit keturunan, tetapi penyakit ini diperoleh akibat
terinfeksi HIV. Secara sederhana pengertian penyakit AIDS adalah kumpulan tanda dan
gejala penyakit akibat hilangnya atau menurunnya sistem kekebalan tubuh seseorang. Dalam
tubuh manusia, sel-sel darah berfungsi melawan dan membunuh kuman atau bibit penyakit
yang masuk ke dalam tubuh. Jika seorang mengidap HIV, sel-sel darah putih dihancurkan
virus ini. Ia tidak mampu lagi melawan kuman penyakit dan mudah terserang penyakit infeksi
lain.

Penyakit ringan seperti influenza yang menyerang seseorang akan dengan segera sembuh,
namun tidak demikian bagi pengidap HIV dan penderita AIDS. Penyakit ringan akan menjadi
semakin parch bila menyerang pengidap HIV/AIDS. Ia dapat meninggal karena penyakit
infeksi lain yang sulit disembuhkan

Tahapan-tahapan HIV menjadi AIDS memiliki gejala-gejala sebagai berikut.

a. Tahap awal infeksi HIV, gejalanya mirip influenza (demam, rasa lemah, lesu, sendi terasa
nyeri, batuk, nyeri tenggorokan, dan pembesaran kelenjar). Gejala ini biasanya hanya
berlangsung beberapa hari atau beberapa minggu saja, lalu hilang dengan sendirinya.

b. Tahap tanpa gejala, meskipun ia tidak menunjukkan gejala, tetapi pada tes darah
ditemukan antibodi HIV dan disebut HIV+. Masa ini dapat berlangsung bertahun-tahun (5-7
tahun).

c. Tahap ARC (AIDS Related Complex), muncul gejala-gejala AIDS. ARC adalah istilah bila
didapati dua atau lebih gejala yang berlangsung selama tiga bulan atau lebih, yaitu demam
disertai keringat malam, penurunan berac badan lebih dari 10%, kelemahan tubuh yang
mengganggu aktivitas sehari-hari, pembesaran kelenjar secara lebih lugs, diare (mencret)
berkala atau terus-menerus dalam waktu lama tanpa sebab yang jelas, batuk dan sesak napas
lebih dari satu bulan, kulit gatal dan bercak-bercak merah kebiruan, sakit tenggorokan dan
pendarahan yang tak jelas sebabnya.

d. Tahap AIDS, muncul infeksi lain yang berbahaya (TBC, jamur dan lain-lain) karena
kekebalan tubuh telah demikian rusak, yang disebut infeksi oportunistik. Di camping itu,
dapat terjadi kanker kulit dan kanker kelenjar getah bening.

e. Tahap gangguan otak (susunan saraf pusat), pada tahap ini dapat mengakibatkan kematian
sel otak dan gangguan mental. Gangguan mental yang terjadi berupa demensia (gangguan
daya ingat), penurunan kesadaran, gangguan psikotik, depresi, dan gangguan

B. CARA PENULARAN HIV/AIDS


1. HIV/AIDS dalam Tubuh Manusia

Untuk dapat berada dalam tubuh manusia, HIV/AIDS harus masuk langsung ke aliran darah
orang yang bersangkutan. Di luar tubuh manusia, HIV/AIDS sangat cepat mati. HIV/AIDS
mudah mati dengan air pangs, sabun, dan bahan pencuci hama lain.

HIV/AIDS cepat matt di luar tubuh manusia, karena itu HIV/AIDS tidak dapat menular
melalui udara. Dalam tubuh manusia, HIV hanya bersarang pada sel darah putih tertentu,
yang disebut sel T4 yang terdapat pada cairan-cairan tubuh. HIV/AIDS dapat ditemukan
terutama dalam cairan-cairan tubuh, yaitu darah, air mane, cairan vagina, clan air susu ibu.
Penularannya dapat terjadi melalui salah satu atau lebih cairan tubuh itu dan masuk ke aliran
darah seseorang. HIV/AIDS dalam tubuh manusia menyerang sel darah merah, yaitu limposit
T4 yang sangat berperan penting dalam pengaturan sistim kekebalan tubuh (imunitas). HIV
mengadakan ikatan dengan CD-4 receptor yang terdapat pada permukaan limposit T4. Virus
ini juga dapat ditemukan dalam sel monosit Makropog dan sel Glia jaringan otak. Rusaknya
sel T4 penolong menyebabkan dengan mudah berkembang infeksi oportunisik, yaitu infeksi
yang disebabkan kuman, bakteri atau virus yang biasanya tidak menyebabkan penyakit yang
berat, tetapi pada AIDS kuman akan gangs bahkan akan berakibat fatal.

Orang yang mengidap HIV/AIDS dalam tubuhnya disebut HIV positif la belum menunjukkan
gejala apapun, sehingga secara fisik tidak beda dengan orang lain yang sehat. Namun, ia
mempunyai potensi sebagai cumber penularan. Ini berarti la berpotensi menularkan virus itu
kepada orang lain. Untuk mengetahui apakah seseorang terkena HIV/AIDS dapat dilakukan
perneriksaan laboratorium dengan cars mengambil sampel darahnya. Akan tetapi, hal itu barn
dapat dilakukan paling sedikit tiga bulan setelah orang itu terkena HIV/AIDS, sehingga besar
kemungkinan selama masa itu ia telah menularkannya kepada orang lain.

2. Masa Inkubasi HIV/AIDS

Masa inkubasi adalah jangka waktu setelah terjadinya penularan sampai dengan timbulnya
gejala penyakit. penyakit AIDS mempunyai masa inkubasi yaitu masa tunas virus AIDS
(HIV) menjadi AIDS.

Ketika mulai masa inkubasi atau mulai terjangkitnya HIV, jumlah sel CD-4 dalam tubuh
perlahan-lahan akan berkurang sampai setengahnya. Ini berarti tubuh telah kehilangan
setengah dari kekebalannya. Dalam kondisi seperti itu, kekebalan masih berfungsi dan dapat
bertahan sekitar 9-10 tahun.

Namun, setelah 9-10 tahun terinfekst HIV, jumlah sel CD-4 dalam tubuh akan sangat
berkurang sehingga sistem kekebalan tidak berfungsi lagi. pada scat intlah penderita tersebut
menjadi penderita AIDS. Jadi bila seseorang mengidap AIDS berarti ia telah terinfeksi HIV
sekitar 9-10 tahun silarn (diperkirakan masa paling lama). Dengan demikian masa inkubasi
HIV berkisar 1-9 tahun atau 1-10 tahun atau lebih. Masa inkubasi ini lebih singkat pada bayi-
bayi yang lahir dari ibu yang telah mengalaml penularan HIV. Bayi-bayi ini mulai
menunjukkan gejala-gejala AIDS dalam usia 1 shun.

3. Cara Penularan Virus HIV AIDS

Penularan HIV/AIDS dapat terjadi melalui cara sebagai berikut.


· Hubungan Kelamin

Penularan HIV/AIDS dapat melalui kontak seksual, karena dimungkinkan adanya penularan
virus melalui cairan sperma dan cairan vagina. Kebanyakan penularan HIV/AIDS melalui
kontak seksual. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sekitar 70% pengidap AIDS
tertular melalui hubungan kelamin.

· Transfuse Darah

Penularan virus HIV/AID dapat juga melalui transfuse darah. Ketika darah yang termfeksi
virus HIV masuk ke saluran darah orang yang sehat, maka telah terjadi penularan virus HIV

· Alat-alat Medic

Alat-alat medis juga dapat menjadi perantara penularan virus HIV, jika tidak dalam keadaan
steril. Alat-alat medis seperti jarum suntik, baik untuk pengobatan, immunisasi, menindik
taco, akupuntur, atau yang digunakan pecandu obat bins sangat rawan sebagai media
penularan virus HIV.

Ibu Hamel

Bayi dalam kandungan berpotensi tertular virus HIV/AIDS apabila ibu bayi tersebut tertular
virus, baik melalui transfuse darah atau melalui hubungan seksual dengan penderita
HIV/AIDS. Seorang ibu pengidap HIV/AIDS akan menularkan virus An kepada bayinya
melalui air susu ibu.

Cairan Tubuh

Cairan tubuh seperti cairan sperma, cairan vagina, darah, dan air susu ibu dapat menjadi
media penularan virus HIV/AIDS. Sementara cairan lainnya seperti keringat, air hur, air mata
masih terdapat perbedaan pendapat, apakah cairan-cairan tersebut berpotensi menularkan
virus HIV/AIDS atau tidak.

· Donor Organ (Transplantasi)

Transplantasi adalah pemindahan jaringan atau organ tubuh, seperti jantung, ginjal, paru, hate
dan sebagainya dare sate individu ke individu lain. Transplantasi bertujuan sebagai cara
pengobatan atau mengganti organ tubuh yang rusak dengan organ tubuh orang lain. Ketika
organ tubuh yang diberikan (donor) mengidap virus HIV/AIDS, maka secara otomatis si
penerima donor pun akan tertular virus juga.

4. Gejala Awal Terinfeksi Virus HIV/AIDS

Human Immunedeficiency Virus (HIV) telah dikenal sebagai virus penyebab Acquired
Immunedeficiency Syndrome (AIDS). Ketika masuk ke dalam tubuh langsung menyerang
sistem kekebalan tubuh yaitu limposit T4 yang kemudian mengadakan ikatan dengan CD-4
receptor yang terdapat pada permukaan limposit. Virus ini irreversible atau tidak dapat
kembali dan berlangsung seumur hidup, karena HIV ini setelah berkembang beak pada
inangnya akan mengandung bahan genetik virus.
Sejak itulah tubuh si penderita sudah kehilangan sebagian sistem kekebalan dan sistem
kekebalan sisanya akan tetap bekerja, sehingga penderita kelihatan sehat sebagaimana orang
normal. Meskipun kelihatan sehat, penderita ini sangat berpotensi menularkan virus AIDS
atau HIV pada orang lain. Ketika HIV sedang menjalani masa inkubasi, perlahan-lahan
kekebalan tubuh mulai mengalami penurunan. Gejala-gejala fisik mulai kelihatan, seperti
demam, berkeringat malam hare, badan cepat lesu, nafsu makan menurun, badan kurus,
mudah terserang flu, mencret, bercak-bercak putih, dan timbul penyakit paru-paru.

Gejala ini tidak akan sembuh bahkan akan sampai kronis sejalan dengan semakin kurangnya
9.

sistem kekebalan tubuh. Ketika masa inkubasi hamper habis dan penderita siap untuk
terjangkit AIDS, maka gejala AIDS mulai tampak seperti pembengkakan getah bening, tumor
kulit (Kaposi's Sarcoma, bercak-bercak merah kebiru-biruan pada kulit atau kanker kulit),
infeksi paru, jamur di rongga mulut dan lain-lain. Segala penyakit yang menyerang langsung
bercokol di dalam tubuh, karena tidak ada perlawanan dare tubuh atau tubuh tidak
membentuk antibody untuk menangkal penyakit-penyakit itu.

Pada saat itulah penderita sangat berpotensi untuk menularkan virus AIDS pada orang lain.
Ketika sistem kekebalan tubuh tidak ada lagi, penderita diperkirakan tidak akan bertahan
hidup. Sampai kini, belum ada obat yang mujarab untuk menyembuhkan penyakit HIV/AIDS
ini. 5. Kelompok Berisiko Tinggi Terkena HIV/AIDS

Ada beberapa kelompok yang sangat berisiko mudah tertular virus HIV/AIDS, yakni:

a. Homoseksual, sekelompok orang yang menyukai hubungan seksual sesama jenis.

b. Heteroseksual, kebiasaan berganti-gaud pasangan sangat berisiko tertular virus HIV/AIDS.

c. Biseksual,

d. Pencandu narkoba,

C-MEMAHAMI CARA MENGHINDARI PENULARAN HIV/AIDS

1. Pencegahan HIV/AIDS

Cara yang paling balk untuk mencegah penularan virus HIV/AIDS adalah dengan Selalu
hidup dan berperilaku sehat. Berikut beberapa hal penting sebagai usaha pencegahan
penularan virus HIV/AIDS.

· Selalu menggunakan jarum suntik yang steril dan barn ketika kita akan melakukan
penyuntikan atau proses lain yang mengakibatkan terjadinya luka.

Selalu menerapkan kewaspadaan mengenai seks aman (artinya: hubungan seks yang tidak
memungkinkan tercampurnya cairan kelamin, karena hal ini memungkinkan penularan HIV).
Bela ibu hamil dalam keadaan HIV positif sebaiknya diberitahu tentang semua risiko dan
kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada dirinya sendiri dan bayinya, sehingga
keputusan untuk menyusui bayi dengan ASI sendiri bisa dipertimbangkan
2. Obat-obat HIV/AIDS

Sampai saat ini belum ditemukan obat yang benar-benar dapat menyembuhkan penderita
HIV/AIDS. Obat-obat yang dikenal sekarang hanyalah berupa obat-obatan yang dapat
menambah daya tahan tubuh penderita atau memperpanjang umur penderita.

Berikut beberapa jenis obat-obatan yang dikenal di dunia kedokteran yang digunakan untuk
menyembuhkan penderita HIV/AIDS.

· AZT (Azidothymidine), obat ini diperkirakan mampu menahan perkembangan virus, namun
mengandung efek samping. Efek samping yang bakal timbul di antaranya adalah penderita
akan mengalami kerusakan tulang sumsum dan menderita anemia berat, akibatnya penderita
harus menjalani transfuse darah.

· DDI (Diseoxycitidine), cara kerja obat ini tidak berbeda dengan AZT yaitu mampu menahan
reproduksi virus AIDS dalam darah. Obat ini telah diuji coba dan tidak menimbulkan efek
samping yang fatal.

DDC (Zalcitabine), seperti halnya AZT dan DDI, obat ini dapat menahan perkembangan
virus aidsKetiga jenis obat tersebut telah menDapat rekomendasi dari baclan yang berwenang
mengawasi obat dan makanan di Amerika Serikat. Menurut Para ahli, obat-obatan tersebut
mampu memperpanjang umur penderita hingga satu sampai dua tahun. Efek sampingan dari
DDI clan DDC adalah dapat menyebabkan kerusakan pankreas dan gangguan saraf.

Selain itu, para ahli Jepang menemukan obat-obatan untuk penderita HIV/AIDS, di antaranya
sebagai berikut.

· M-HDA (Meiji Humin Derivetize AI-Bumin). Ramuan obat ini berupa gabungan antara
Carbodimine Humin dan Succiny lated Human AL-Burin yang terkandung dalam clash
manusia. M-HDA kabarnya mampu menyingkirkan sel-sel tubuh yang cligerogoti HIV
dengan tidak membahayakan limposit normal.

· Tachyplesin, merupakan cairan kimia yang diambil dari hewan sejenis kepiting (Tachypleus
Tridentatus) yang dinamakan T-220. Ramuan ini telah diuji coba pada tikus dengan hasil
yang sangat memuaskan, namun masih menimbulkan efek samping seperti AZT.

Para ahli dari Inggris juga menemukan ramuan yang digunakan untuk mengobati penderita
HIV/AIDS yakni So221 clan GLQ 223. Kedua jenis obat ini masih menimbulkan efek
samping seperti halnya AZT, tetapi ticlak terlalu berbahaya. Selain itu, terclapat juga obat-
obatan tradisional yang cliperkenalkan di China, yaitu Milingwang yang diuji coba pada 158
pasien AIDS di China, yang hasilnya paling ticlak mampu memperpanjang umur manusia.

Walaupun menjamurnya obat-obatan tersebut clan konon ampuh mencegah perkembangan


virus, namun para ahli masih meragukan tentang keampuhannya di samping efek samping
yang cukup merepotkan penderita.

Diantara dampak negatif dari kemudahan komunikasi di antara anggota masyarakat secara
global ke dalam negara kita adalah muncul dan berkembangnya penyakit berbahaya antara
lain HIV/AIDS. Untuk pertama kalinya penderita AIDS diketahui pada tahun 1981 di
Amerika Serikat dan penyakit ini kemudian berkembang luas di benua Afrika dan negara
barat seperti Eropa dan Amerika Latin hingga Indonesia (1987). Dan pada tahun 1996
diketahui penderita HIV/AIDS di Indonesia sebanyak 438 orang.

Studi dari UNDP (United Nation Development Program) menyatakan bahwa biaya langsung
dan tak langsung sampai meninggal menghabiskan dana sebesar 14 milyar.

HIV/AIDS dan Permasalahannya

1. AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yang mudah
menular dan mematikan. Virus tersebut merusak system kekebalan tubuh manusia, dengan
akibat turunnya/hilangnya daya tahan tubuhnya sehingga mudah terjangkit dan meninggal
karena penyakit infeksi, kanker lainnya. Dan sampai saat ini belum ditemukan vaksin
pencegahnya atau obat untuk penyembuhannya.

2. Menurut perhitungan WHO (1992) tidak kurang dari 3 orang di seluruh dunia terkena
infeksi virus AIDS setiap menitnya. Dan yang mengerikan adalah jumlah penderita 70%
adalah kalangan pemuda, usia produktif.

3. Kelompok resiko tinggi terjangkitnya penyakit bahaya ini adalah homoseksual,


heteroseksual, promiskuitas, penggunaan jarum suntik pecandu narkotik dan free sex serta
orang-orang yang mengabaikan nilai-nilai moral, etik, dan agama (khususnya para
remaja/generasi muda usia 13-25 tahun).

4. Pola dan gaya hidup barat sebagai konsekuensi modernisasi, industrialisasi dan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi, telah menyebabkan perubahan-perubahan nilai kehidupan
yang cenderung mengabaikan nilai-nilai moral, etik, dan agama, termasuk nilai-nilai
hubungan seksual antar individu.

5. Permasalahan lain yang berdampak sangat tinggi bagi penularan virus AIDS adalah remaja
yang meninggalkan rumah/minggat menjadi anak jalanan, dan tuna susila yang melakukan
seksual aktif dan pecandu narkoba secara bebas dan tidak terjaga kebersihan/kesehatannya.

Apakah Yang Dimaksud AIDS?

AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala penyakit yang


disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus).

Celakanya, apabila virus HIV sudah masuk ke dalam tubuh seseorang, secara pelan-pelan
merusak sistem kekebalan tubuhnya sehingga serangan penyakit lain, yang biasanya tidak
berbahaya, akan dapat menyebabkan kematian.

Mengapa Perlu Tahu HIV/AIDS?

AIDS adalah penyakit berbahaya yang mematikan.

Belum ada obat penyembuhnya dan vaksin pencegahnya.

AIDS dapat menyerang semua orang tanpa pandang bulu.

Masa inkubasinya lama antara 5 sampai 7 tahun.


Biasanya orang yang kemasukan virus HIV tidak diketahui oleh dirinya sendiri maupun
orang lain, bahwa dirinya mengidap virus HIV, karena dia tampak sehat dan merasa dirinya
sehat.

Pandangan Salah Tentang HIV/AIDS

Banyak orang telah mendengar tentang AIDS, namun tidak semuanya mempunyai
pengetahuan yang sama dan benar tentang HIV/AIDS. Ini terlihat dari pandangan salah yang
sering ditemui antara lain:

* AIDS dianggap sebagai penyakit menular seksual biasa, seperti sipilis, kencing nanah, dan
penyakit menular lainnya.
* AIDS dianggap mudah dicegah, misalnya hanya dengan menjaga kebersihan badan
pasangannya, dengan minum jamu, atau obat antibiotika sebelum melakukan hubungan
seksua
* AIDS dianggap sebagai kutukan Tuhan sehingga pengidap HIV dan penderita AIDS adalah
orang yang terkutuk yang harus dikutuk.
* AIDS dianggap hanya menyerang kota-kota besar yang sering dikunjungi oleh turis-turis
dari mancanegara.

Gejala-Gejala Penyakit AIDS (ARC=AIDS Related Complex)

Untuk memastikan apakah seseorang kemasukan virus HIV, ia harus memeriksakan darahnya
dengan tes khusus dan berkonsultasi dengan dokter. Jika dia positif mengidap AIDS, maka
akan timbul gejala-gejala yang disebut degnan ARC (AIDS Relative Complex) Adapun
gejala-gejala yang biasa nampak pada penderita AIDS adalah:

1. Lelah berkepanjangan
2. Sering demam (>38 C)
3. Sesak nafas dan batuk berkepanjangan
4. Berat badan turun mencolok
5. Bercak merah kebiruan pada kulit/mulut
6. Diare lebih satu bulan tanpa sebab yang jelas
7. Bercak putih/luka dalam mulut

Siapa yang Beresiko Tinggi Tertular HIV/AIDS?

1. Mereka yang melakukan hubungan seksual dengan orang yang terkena HIV/AIDS tanpa
menggunakan pengaman kondom.
2. Orang yang berhubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan yang berisiko seperti
pel*cur dan homoseksual.
3. Orang yang mendapat transfusi darah yang tercemar virus.
4. Penggunaan alat suntik secara bergantian tanpa melalui sterilisasi
5. Anak yang lahir dari ibu yang mengidap virus HIV.
6. Orang yang karena pekerjaannya sering berhubungan dengan dengan penderita HIV/AIDS
seperti dokter, perawat, petugas transfusi darah, bidan, dan sebagainya, karena dikhawatirkan
ada luka di tubuhnya. Hal tersebut akan menjadi pintu masuk virus HIV/AIDS.
7. Para keluarga yang salah satu anggota keluarganya bepergian jauh dan lama seperti pelaut,
sopir truk, dan pedagang keliling.
8. Para keluarga yang hubungan suami/istri sedang tidak akur atau retak.
9. Para keluarga yang memiliki remaja menjelang akil baligh dan yang mempunyai remaja
putus sekolah yang perilakunya sehari-hari tidak terkontrol.

Bagaimana Proses Penularan HIV/AIDS?

Cairan tubuh penderita AIDS yang berperan dalam penularan adalah darah, sperma, cairan
vagina, dan cairan tubuh lainnya yang tercemar HIV, misalnya air ludah. Cara penularan
AIDS terutama melalui:

1. Hubungan seksual, baik dengan sejenis maupun berbeda jenis kelamin yang mengidap
virus HIV.
2. Tukar menukar jarum suntik, akupunktur, tato, dan alat cukur yang tercemar virus HIV.
3. Transfusi darah yang tercemar virus HIV.
4. Dari ibu hamil yang kemasukan virus HIV kepada bayi yang dikandungnya.
5. Pertolongan persalinan yang tercemar virus HIV.

AIDS tidak menular karena:

1. Berjabat tangan, bersentuhan dengan badan, pakaian, dan barang-barang penderita


HIV/AIDS
2. Gigitan serangga atau nyamuk
3. Bercium pipi
4. Makanan dan minuman
5. Hidup serumah dengan penderita, asalkan tidak melakukan hubungan seksual.
6. Berenang bersama-sama dalam satu kolam renang
7. Penderita bersin dan batuk di dekat kita
8. Menggunakan WC yang sama dengan penderita HIV/AIDS
9. Satu kantor atau sekolah, dll.
10. Namun demikian tetap perlu diwaspadai apabila ada kulit kita yang terluka dapat menjadi
pintu masuknya virus HIV.

Bagaimana Mencegah Tertularnya HIV/AIDS?

Melakukan penyebarluasan informasi HIV/AIDS kepada teman, kelompok, dan keluarganya


untuk mengurangi keresahan akibat berita yang salah dan menyesatkan.

Menghindari atau mencegah penyebaran HIV/AIDS pada diri sendiri, keluarga, dan
kelompoknya dengan jalan antara lain:

1. Mempertebal iman dan taqwa agar tidak terjerumus ke dalam hubungan seksual pra nikah
dan di luar nikah serta berganti-ganti pasangan.

2. Hindari alat tercemar

* Alat kedokteran disteril (disucihamakan) dengan betul


* Jarum suntik jangan bergantian dan tidak mengkonsumsi narkoba
* Alat cukur jangan bergantian
* Jarum tindik,tato,alat salon harus steril
* Hati-hati bila kerokan
3. Penderita HIV/AIDS sadar untuk tidak menularkan penyakit pada orang lain

4. Hindarkan penyalahgunaan obat narkotika, alkoholisme dan segala bentuk pornografi yang
dapat merangsang ke arah perbuatan seksual yang menyimpang.

5. Kalau suami istri sudah terinfeksi virus HIV, maka pakailah kondom dengan benar dalam
melakukan hubungan seksual.

6. Melakukan tindakan pengamanan terhadap pencemaran virus HIV/AIDS melalui jarum


suntik, transfusi darah, dan luka yang terbuka.

7. Bagi wanita pengidap virus HIV dianjurkan untuk tidak hamil.

8. Hindarkan pemakaian pisau cukur, gunting kuku, atau sikat gigi milik orang lain.

Bagaimana Sikap Kita Terhadap Pengidap Virus HIV dan Penderita AIDS?

Berpikirlah positif dan tenang, serta hindarilah tingkah laku yang bisa menularkan virus HIV.

Perlakukan penderita AIDS secara manusiawi dan bijaksana serta jangan dikucilkan dari
pergaulan.

Anjurkan penderita untuk selalu memeriksakan diri ke petugas kesehatan.

Bimbing ke jalan agama agar tetap percaya diri, dan yakinkan tobatnya diterima Tuhan dan
tetap beramal baik hingga akhir hayatnya.

Ringankan penderitaan batin penderita AIDS.

Jika penderita AIDS meninggal dunia, diusahakan perawatan jenazahnya secara khusus.

ne ane juga menyertakan picture jalan cerita seseorang terkena HIV/AIDS,,


mohon jangan menganggap ini sebagai pornografi,, kerena ini hanya untuk pembelajaran..
Spoiler for cekidot:

Anda mungkin juga menyukai