Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kami mengambil topik HIV / AIDS dalam makalah bertemakan Kenakalan Remaja
ini karena saya ingin mengetahui lebih jauh tentang segala sesuatu yang berhubngan dengan
penyakit mematikan ini.

Kita semua mungkin sudah banyak mendengar cerita-cerita yang menyeramkan


tentang penyakit HIV/AIDS. Penyebaran HIV/ AIDS itu berlangsung secara cepat
dan mungkin sekarang sudah ada disekitar kita. Dan parahnya sampai sekarang belum ada
obat yang bisa menyembuhkan AIDS,bahkan sampai saat ini penyakit AIDS belum bisa
dicegah melalui vaksin sehingga penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang sangat
berbahaya bagi kehidupan manusia baik sekarang maupun waktu yang datang. Selain itu
AIDS juga dapat menimbulkan  penderitaan, baik dari segi fisik maupun dari segi mental.
Mungkin kita sering mendapat informasi melalui media cetak, elektronik, ataupun seminar-
seminar, tentang betapa menderitanya seseorang yang mengidap penyakit AIDS.

Dari segi fisik, penderitaan itu mungkin, tidak terlihat secara langsung karena
gejalanya baru dapat kita lihat setelah beberapa bulan. Tapi dari segi mental, orang yang
mengetahui dirinya mengidap penyakit AIDS akan merasakan penderitaan batin yang
berkepanjangan. Semua itu menunjukkan bahwa masalah AIDS adalah suatu masalah besar
dari kehidupan kita semua. Dan dapat dikatakan HIV adalah virus yang menyerang dan
merusak sel kekebalan tubuh manusia sehingga tubuh kehilangan daya tahan  dan  mudah
terserang berbagai penyakit antara lain TBC, diare, sakit kulit, dll. Kumpulan gejala penyakit
yang menyerang tubuh kita itulah yang disebut AIDS. Maka, selama bertahun-tahun orang
dapat terinfeksi HIV sebelum akhirnya mengidap AIDS. Oleh karena itu 90% dari pengidap
AIDS tidak menyadari bahwa mereka telahtertular virus AIDS, yaitu HIV karena masa
inkubasi penyakit ini termasuk lama dan itulah sebabnya mengapa penyakit ini sangat cepat
tertular dari satu orang ke orang lain.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana sejarah penemuan virus HIV  dan AIDS ?

2. Apa itu HIV dan AIDS ?

3. Apa perbedaan antara HIV dengan AIDS ?

4. Bagaimana, Kapan dan dimana virus HIV bisa menyerang manusia ?

5. Apa penyebab HIV/AIDS ?

6. Bagaimana penularan dan cara mencegah HIV / AIDS ?

7. Apa saja gejala-gejala tertular virus HIV / AIDS ?

8. Apa saja yang harus dilakukan jika terinfeksi virus HIV / AIDS ?

9. Bagaimana Perkembangan HIV / AIDS di Indonesia ?

10. Siapa saja yang beresiko tinggi terkena virus HIV dan AIDS ?

C. TUJUAN

1. Agar kami lebih  memahami materi sosiologi yang diberikan   

2. Agar kami mampu menulis dan menyusun makalah

3. Untuk menuntaskan tugas sosiologi

4. Sebagai pembelajaran juga tentang HIV / AIDS

5. Agar mengetahui apa sebenarnya HIV / AIDS

6. Memberikan informasi kepada pembaca tentang HIV / AIDS

  
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah penemuan HIV dan AIDS

Virus HIV dikenal secara terpisah oleh para peneliti di Institut Pasteur Perancis pada
tahun1983 dan NIH yaitu sebuah institut kesehatan nasional di Amerika Serikat pada tahun
1984.Meskipun tim dari Institute Pasteur Perancis yang dipimpin oleh Dr. Luc Montagnie,
yang pertamakali mengumumkan penemuan ini di awal tahun 1983 namun penghargaan
untuk penemuan virus ini tetap diberikan kepada para peneliti baik yang berasal dari Perancis
maupun Amerika. Peneliti Perancis memberi nama virus ini LAV atau lymphadenopathy
associated virus. Sedangkan Tim dari Amerikayang dipimpin Dr. Robert Gallo
menyebut virus ini HTLV-3 atau Human T-cell lymphotropic virustype-3. Kemudian Komite
Internasional untuk Taksonomi Virus memutuskan untuk menetapkan nama human
immunodeficiency virus (HIV) sebagai nama yang dikenal sampai sekarang maka para
peneliti tersebut juga sepakat untuk menggunakan istilah HIV. Sesuai dengan namanya, virus
ini “memakan” imunitas tubuh.

HIV adalah bagian dari keluarga atau kelompok lentivirus. Lentivirus seperti HIV
dapat ditemukan dalam lingkup luas primata non-manusia. Lentivirus yang lain, diketahui
secara kolektif sebagai virus monyet yang dikenal dengan SIV (Simian Immunodeficiency
Virus). Dan sekarang secara umum diterima bahwa HIV merupakan keturunan SIV.

  AIDS pertama kali dilaporkan pada tanggal 5 Juni 1981, ketika Centers for Disease
Control and Prevention,  Amerika Serikat mencatat adanya Pneumonia pneumosistis
(sekarang masih diklasifikasikan sebagai PCP tetapi diketahui disebabkan oleh Pneumocystis
jirovecii) pada lima laki-laki homoseksual di Los Angeles. Dua spesies HIV yang diketahui
menginfeksi manusia adalah HIV-1 dan HIV-2. HIV-1 lebih mematikan dan lebih mudah
masuk kedalam tubuh. HIV-1 adalah sumber dari mayoritas infeksi HIV di dunia, sementara
HIV-2 sulit dimasukan dan kebanyakan berada di Afrika Barat. Baik HIV-1 dan HIV-2
berasal dari primata. Asal HIV-1 berasal dari simpanse Pan troglodytes troglodytes yang
ditemukan di Kamerun selatan. HIV-2 berasal dari Sooty Mangabey (Cercocebus atys),
monyet dari Guinea Bissau, Gabon, dan Kamerun. Banyak ahli berpendapat bahwa HIV
masuk ke dalam tubuh manusia akibat kontak dengan primata lainnya, contohnya selama
berburu atau pemotongan daging. Teori yang lebih kontroversial yang dikenal dengan nama
hipotesis OPV AIDS, menyatakan bahwa epidemik AIDS dimulai pada akhir tahun 1950-an
di Kongo Belgia sebagai akibat dari penelitian Hilary Koprowski terhadap vaksin polio.
Namun demikian, komunitas ilmiah umumnya berpendapat bahwa skenario tersebut tidak
didukung oleh bukti-bukti yang ada. Kemudian berlanjut ditemukannnya ’penyakit’ Sarkoma
Kaposi yang menyerang sejumlah 26 orang homosexsual di New York dan Los Angeles.
Beberapa bulan kemudian penyakit tersebut ditemukan pada pengguna narkoba suntik, segera
hal itu juga menimpa para penerima transfusi darah. Tetapi sesuai perkembangan pola
epidemiologi penyakit ini, semakin jelaslah bahwa penyebab proses penularan yang paling
sering adalah melalui kontak sexual, darah dan produk darah serta cairan tubuh lainnya

B. Pengertian HIV dan AIDS

1. HIV

HIV merupakan singkatan dari ‘Human Immunodeficiency Virus’. HIV adalah suatu
virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang manusia dan menyerang
sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi.
Dengan kata lain, kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi (kekurangan)
sistem imun.

HIV merupakan retrovirus yang menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia
(terutama CD4 positive T-sel dan macrophages– komponen-komponen utama sistem
kekebalan sel), dan menghancurkan atau mengganggu fungsinya. Infeksi virus ini
mengakibatkan terjadinya penurunan sistem kekebalan yang terus-menerus, yang akan
mengakibatkan defisiensi kekebalan tubuh. Sistem kekebalan dianggap defisien ketika sistem
tersebut tidak dapat lagi menjalankan fungsinya memerangi infeksi dan penyakit-penyakit.
Orang yang kekebalan tubuhnya defisien (Immunodeficient) menjadi lebih rentan terhadap
berbagai ragam infeksi, yang sebagian besar jarang menjangkiti orang yang tidak mengalami
defisiensi kekebalan. Penyakit-penyakit yang berkaitan dengan defisiensi kekebalan yang
parah dikenal sebagai “infeksi oportunistik” karena infeksi-infeksi tersebut memanfaatkan
sistem kekebalan tubuh yang melemah.
2. AIDS      

Definisi AIDS adalah singkatan dari ‘Acquired Immunodeficiency Syndrome /


Acquired Immune Deficiency Syndrome’ yang menggambarkan berbagai gejala dan infeksi
yang terkait dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV telah ditahbiskan
sebagai penyebab AIDS. Tingkat HIV dalam tubuh dan timbulnya berbagai infeksi tertentu
merupakan indikator bahwa infeksi HIV telah berkembang menjadi AIDS.

Banyak yang mengira HIV dan AIDS itu adalah sama, tetapi HIV dan AIDS itu
berbeda. Jika HIV adalah virusnya, maka AIDS adalah berbagai macam gejala akibat
serangan virus HIV. Fase HIV adalah fase dimana virus masuk ke dalam tubuh dengan mulai
melakukuan perlawanan dengan menciptakan antibodi. Pada fase ini, sebagian besar orang
tidak merasakan gejalanya sehingga disebut fase tanpa gejala. Fase AIDS, adalah saat tubuh
sudah tidak mampu melawan penyakit-penyakit yang masuk dan menginfeksi tubuh.
biasanya dikatakan fase AIDS setelah 2 atau lebih gejala. Misal flu yang sulit sembuh diiringi
mencret dan menurunnya berat badan singga >10%. Untuk memudahkan penjelasannya.
Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) di bagi dalam 4 stadium perkembangan, yaitu:

a. Stadium awal infeksi HIV, menunjukkan gejala-gejala seperti : demam, kelelahan,


nyerisendi, pembesaran kelenjar getah bening. Gejala-gejala ini menyerupaiinfluenza/monokl
eosis.

b. Stadium tanpa gejala, yaitu stadium dimana ODHA nampak sehat, namun dapat
merupakan sumber penularan infeksi HIV. Masa ini bisa mencapai 5 hingga 10 tahun,
bergantung dengan kekebalan tubuh dan kesehatan seseorang.

c. Stadium ARC (AIDS Related Complex), memperlihatkan gejala-gejala seperti demam


lebih dari 38oC secara berkala/terus-menerus, menurunnya berat badan lebih dari 10% dalam
waktu 3 bulan, pembesaran kelenjar getah bening, diare/mencret secara berkala/terus-
menerus dalam  waktu yang lama tanpa sebab yang  jelas, kelemahan tubuh yang
menurunkan aktifitas fisik, berkeringat pada waktu malam hari.

d. Stadium AIDS, akan menunjukkan gejala-gejala seperti terdapatnya kanker kulit yangdise
but sarkoma kaposi, kanker kelenjar getah bening, infeksi penyakit penyerta misalnya :
pneumonia yang disebabkan oleh pneumocytis carinii, TBC, peradangan otak/selaput otak.
Telah lama diketahui secara pasti bahwa virus tertentu dapat menyeberang dari hewan
kepada manusia dan  proses ini dikenal dengan zoonosis. Bagaimana proses SIV menjadi
HIV pada manusia? Berikut beberapa teori yang menganalisis hal tersebut :

1. Teori Pemburu, merupakan teori yang paling banyak dianut. Di dalam teori ini
dijelaskan bahwa, SIVcpz dapat berpindah ke manusia, ketika seseorang berburu
simpanse kemudian membunuh serta memakan dagingnya. Terkadang virus yang
masuk bisa tetap sebagai SIV, atau dalam suatu kesempatan akan berubah menjadi
HIV.
2. Teori Vaksin Polio, merupakan teori lain yang mengatakan bahwa HIV dapat
berpindah secara tidak sengaja karena kealpaan pihak medis, misalnya melalui
percobaan medis. Teori ini disebarluaskan secara baik dimana vaksin polio yang
memainkan peranan dalam perpindahan ini, karena vaksin tersebut dibuat dengan
menggunakan ginjal monyet.
3. Teori Kontaminasi Jarum Suntik, merupakan lanjutan dari “Teori Pemburu”, dimana
pada tahun 1950 sudah digalakkan untuk memakai jarum suntik yang hanya sekali
pakai serta menerapkan penataan untuk mensterilkan peralatan medis, tetapi ini
memakan banyak anggaran sehingga terkadang, satu jarum digunakan untuk beberapa
orang tanpa disterilkan terlebih dahulu. Hal tersebut akan mempercepat
terkontaminasinya dengan berbagai macam infeksi.
4. Teori Penjajahan, dasar pemikiran teori ini mengacu pada teori pemburu. Pada akhir
abad XIX hingga awal abad XX, sebagian besar negara Afrika mengalami penjajahan.
Seperti layaknya warga yang terjajah, rakyat Afrika diwajibkan mengikuti kerja paksa,
mereka ditempatkan dalam satu camp dimana sanitasinya sangat buruk, kerja fisik
diluar batas serta kebutuhan makanan tidak terjamin bahkan tidak menutup
kemungkinan mereka mendapatkan lauk berupa simpanse yang sedang mengidap SIV.
5. Teori Konspirasi. Beberapa orang mengatakan bahwa virus HIV adalah rekayasa
manusia. Dari survey yang dilakukan di Amerika Serikat, didapatkan hasil bahwa
sebagian besar responden berkulit hitam mempercayai bahwa virus HIV memang
diciptakan untuk memusnahkan sebagian besar orang berkulit hitam serta para
homoseksual. Beberapa bahkan meyakini bahwa virus HIV disebarkan di seluruh
dunia melalui program imunisasi campak maupun melalui uji coba program vaksinasi
Hepatitis B kepada kaum homosexsual.
Sejauh ini, masih belum ada satu teori resmi  yang mampu menjelaskan dengan
memuaskan bagaimana SIV pada binatang bisa menyeberang menjadi HIV pada manusia.

             Perkembangan dunia kedokteran sejauh ini membuat kita mampu untuk mendeteksi
HIV pada darah atau cairan tubuh lainnya, bahkan kita juga sudah mampu menentukan
subtype virus HIV. Penelitian terhadap subtype virus HIV pada kasus-kasus awal dapat
memberi petunjuk dalam menentukan kapan HIV pertama kali menyerang manusia dan
perkembangan berikutnya.

Ada tiga kejadian yang dianggap sebagai infeksi HIV paling awal, yaitu:

1. Contoh plasma (cairan darah) yang diambil dari seorang pria dewasa yang hidup di
Republik Demokratik Kongo tahun  1959.
2. HIV ditemukan pada contoh jaringan tubuh dari seorang pemuda Amerika–Afrika
yang meninggal dunia di St.Louis, AS, tahun 1969.
3. HIV ditemukan pada contoh jaringan tubuh dari seorang pelaut Norwegia yang
meninggal dunia sekitar tahun1976.

Analisis yang dilakukan pada tahun 1998 tentang contoh plasma dari 1959 mengesankan
bahwa HIV-1 memasuki manusia sekitar 1940-an atau awal 1950-an, lebih awal dari yang
diperkirakan sebelumnya.

C. Penyebab Dan Penularan HIV dan AIDS

Penyebab  timbulnya penyakit AIDS belum dapat dijelaskan sepenuhnya. Tidak semua orang
yang terinfeksi virus HIV ini terjangkit penyakit AIDS menunjukkan bahwa ada faktor-faktor
lain yang berperan di sini. Penggunaan alkohol dan obat bius, kurang gizi,tingkat stress yang
tinggi dan adanya penyakit lain terutama penyakit yang ditularkan lewat alat kelamin
merupakan faktor-faktor yang mungkin berperan di antaranya adalah waktu.

Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa HIV secara terus menerus memperlemah  sistem
kekebalan tubuh dengan cara menyerang dan menghancurkan kelompok-kelompok sel-sel
darah putih tertentu yaitu sel T-helper. Normalnya sel T-helper ini (juga disebut sel T4)
memainkan suatu  peranan penting pada pencegahan infeksi. Ketika terjadi infeksi, sel-sel ini
akan berkembang dengan cepat, memberi tanda pada bagian sistem kekebalan tubuh yang
lain bahwa telah terjadi infeksi. Hasilnya, tubuh memproduksi  antibodi yang menyerang dan
menghancurkan bakteri-bakteri dan virus-virus yang berbahaya.

Selain mengerahkan sistem kekebalan tubuh untuk memerangi infeksi, sel T-helper 

juga memberi tanda bagi sekelompok sel-sel darah putih lainnya yang disebut sel T-
suppressor atau T8, ketika tiba saatnya bagi sistem kekebalan tubuh untuk menghentikan
serangannya. Biasanya kita memiliki lebih banyak sel-sel T-helper dalam darah daripada sel-
sel T-suppressor, dan ketika sistem kekebalan sedang bekerja dengan baik, perbandingannya
kira-kira dua banding satu. Jika orang menderita penyakit AIDS, perbandingan ini
kebalikannya, yaitu sel-sel T-suppressor  melebihi jumlah sel-sel T-helper. Akibatnya,
penderita AIDS tidak hanya mempunyai lebih sedikit sel-sel penolong yaitu sel T-
helper untuk mencegah infeksi, tetapi juga terdapat sel-sel penyerang yang menyerbu sel-sel
penolong yang sedang bekerja. Selain mengetahui bahwa virus HIV membunuh sel-sel T-
helper, kita jugaperlu tahu bahwa tidak seperti virus-virus yang lain, virus HIV ini mengubah
struktur sel yang diserangnya. Virus ini menyerang dengan cara menggabungkan kode  
genetiknya dengan
bahan genetik sel yang menularinya. Hasilnya, sel yang ditulari berubah menjadi pabrik peng
asil virus HIV yang dilepaskan ke dalam aliran darah dan dapat menulari sel-sel T-
helper yang lain. Proses ini akan terjadi berulang-ulang. Virus yang bekerja seperti ini disebu
t retrovirus.

HIV tidak hanya menyerang sistem kekebalan tubuh. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa virus ini juga merusask otak dan sistem saraf pusat. Otopsi yangdilakuk
an pada otak pengidap AIDS yang telah meniggal mengungkapkan bahwa virus ini
juga menyebabkan hilangnya banyak sekali jaringan otak. Pada waktu  yang bersamaan,
peneliti lain telah berusaha untuk mengisolasi HIV dengan cairan cerebrospinal dari orang
yang tidak menunjukkan gejala-gejala terjangkit AIDS. Penemuan ini benar-benar membuat
risau. Sementara para peneliti masih berpikir bahwa HIV hanya menyerang sistem
kekebalan,semua orang yang terinfeksi virus ini tetapi tidak menunjukkan gejala terjangkit
AIDS ataupenyakit yang berhubungan dengan HIV dapat dianggap bisa terbebas dari
kerusakan jaringan otak. Saat ini hal yang cukup mengerikan adalah bahwa mereka yang
telah terinfeksi virus HIV pada akhirnya mungkin menderita kerusakan otak dan sistem saraf
pusat.
Penyakit AIDS disebabkan oleh virus HIV yang menyerang sel-sel Limfosit (sel T-helper)
yang berfungsi melindungi tubuh terhadap terjadinya infeksi sehingga dayatahan tubuh
penderita berkurang dan mudah terinfeksi oleh berbagai penyakit.

Pencegahan tentu saja dikaitkan dengancara-cara penularan HIV seperti yang sudah


dikemukakan. Ada beberapa cara pencegahan HIV/AIDS,  yaitu :

1. Pencegahan penularan melalui hubungan seksual, infeksi HIV terutama  terjadi  melalui


hubungan  seksual,  sehingga  pencegahan AIDS perlu difokuskan padahubungan seksual.
Untuk ini perlu dilakukan penyuluhan agar orang berperilaku seksual yang aman dan
bertanggung jawab, yakni : hanya mengadakan hubungan seksual dengan pasangan sendiri
(suami/isteri sendiri), kalau salah seorang pasangan anda sudah terinfeksi  HIV, maka
dalam melakukan  hubungan  seksual perlu dipergunakan kondom  secara benar,
mempertebal iman agar tidak terjerumus ke dalam hubungan-hubungan seksual di
luar nikah.

2. Pencegahan Penularan Melalui Darah dapat berupa : pencegahan dengan cara


memastikanbahwa darah dan produk-produknya yang dipakai untuk transfusi tidak
tercemar virus HIV, jangan menerima donor darah dari orang yang berisiko tinggi tertular
AIDS, gunakan alat-alat kesehatan seperti jarum suntik, alat cukur, alat tusuk untuk tindik
yang bersih.

3. Pencegahan penularan dari Ibu-Anak (Perinatal). Ibu-ibu yang ternyata mengidap


virusHIV/AIDS disarankan  untuk tidak hamil. Mencegah Penularan Lewat alat-alat
yang tercemar Bila hendak menggunakan alat-alat yang menembus kulit dan darah (jarum
suntik, jarum tato, pisau cukur dan lain-lainnya),pastikan bahwa alat-alat tersebut benar-
benar steril. Cara mensterilkan alat-alat tersebutdapat dengan mencucinya dengan benar.
Anda dapat memakai ethanol 70% atau pun pemutih. Caranya, sedot ethanol dengan jarum
suntik tersebut, lalu semprotkan keluar. Hal ini dilakukan dua kali. Manifestasi AIDS rata-
rata timbul 10 tahun sesudah infeksi. 

HIV/AIDS tidak menular kecuali :

– melakukan hubungan seks dengan seorang ODHA

– melakukan hubungan seks (homo/hetero seksual)


– melakukan hubungan seks berganti-ganti pasangan tanpa kondom

– menggunakan satu jarum suntik secara bergantian atau menggunakan jarum bekas

– dari Wanita ODHA melalui kelahiran

– dari Wanita ODHA melalui Air Susu Ibu.(Virus HIV hidup dan berkembang biak di dalam
Darah,Cairan Sperma,Cairan Vagina danASI) 

Siapapun Bisa terkena AIDS, jika prilakunya beresiko. Penampilan luar tidak
menjamin bebas HIV.O DHA sering terlihat sehat dan merasa sehat.  Jika belum belakukan
tes HIV, ODHA tidak tau bahwa dirinya telah tertular HIV dan dapat menularkan HIV
kepada orang lain. Tes HIV adalah satu-satunya cara mendapatkan kepastian tertular atau
tidak.

Virus  HIV Tidak Menular Melalui :

– Keringat

– Air liur 

– Makanan

– Flu/influenza

– Berpelukan

– Makan dengan perabot yang sama

– Bersalaman

– Mandi bersama

– Digigit nyamuk 

– Memakai toilet bersama

– Berhubungan Seks dengan menggunakan Kondom yang baik


– Ciuman

– Senggolan dan kegiatan sehari-hari lainnya.

        
  
      
 
HIV dan Tubuh manusia                                             
Belum ada obat membasmi HIV 

HIV masuk langsung ke aliran darah untuk dapat hidup dalam tubuh manusia

* Di luar tubuh manusia HIV sangat cepat mati

* HIV mati oleh air panas, sabun, bahan pencucihama lain

* HIV tidak dapat menular lewat udara seperti virus lainnya

*Ditubuh manusia HIV bersarang dalam sel darah putih tertentu yang disebut sel T4 (CD4 =
Sel T-helper)

*Sel T4 terdapat pada cairan tubuh maka HIV ditemukan terutama dalam: darah, air
mani,cairan vagina

* HIV tidak terdapat dalam : urine, feses, muntahan

* HIV tidak dapat menembus kulit utuh.

 
 

Bagi yang belum terinfeksi HIV sampai detik ini belum ada vaksin yang sanggup mencegah
atau mengobati HIV dan AIDS. Namun bukanlah sesuatu yang mustahiluntuk melakukan
pencegahan HIV terhadap diri sendiri dan orang lain. Oleh karena itu, pemahaman terhadap
proses penularan merupakan kunci dari pencegahannya. 

Tindakan-tindakan untuk mencegah  penularan HIV AIDS jika anda belum terinfeksi HIV
AIDS. Yaitu :

•Pahami HIV AIDS dan ajarkan pada orang lain

  Memahami HIV AIDS dan bagaimana virus ini ditularkan merupakan dasar untuk
melakukan tindakan  pencegahan

•Ketahui status HIV AIDS patner seks anda

  Berhubungan seks dengan sembarang orang menjadikan pelaku seks bebas ini sangat riskan
terinfeksi HIV, oleh karena itu mengetahui status HIV/AIDS partner seks sangatlah  penting.

•Gunakan jarum suntik yang baru dan steril

Penyebaran paling cepat HIV AIDS adalahmelalui penggunaan jarum suntik secara
bergantian dengan orang yang memiliki statusHIV positif, penularan melalui jarum suntik
sering terjadi pada IDU ( injection drug user).

•Gunakan Kondom Berkualitas

 Selain membuat ejakulasi lebih lambat, penggunaankondom saat berhubungan seks cukup


efektif mencegah penularan HIV AIDS melalui seks.

•Lakukan sirkumsisi / khitan

  Banyak penelitian pada tahun 2006 oleh National Institutesof Health (NIH) menunjukkan
bahwa pria yang melakukan khitan memiliki resiko 53 %lebih kecil daripada mereka yang
tidak melakukan sirkumsisi.

•Lakukan tes HIV secara berkala

 Jika anda tergolong orang dengan resiko tinggi,sebaiknya melakukan tes HIV secara teratur,


minimal 1 tahun .
 

2.7 Gejala tertular virus HIV dan AIDS

Sebenarnya tidak ada tanda-tanda khususyang bisa menandai apakah seseorang telah
tertular HIV, karena keberadaan virus HIV sendiri membutuhkan waktu yang cukup panjang
(5 sampai 10 tahun hingga mencapai masa yang disebut full blown AIDS). Adanya HIV di
dalam darah bisa terjadi tanpa seseorang menunjukan gejala penyakit tertentu dan  ini disebut
masa HIV positif.

Bila seseorang terinfeksi HIV untuk pertama kali dan kemudian 


memeriksakan diri dengan menjalani tesdarah, maka dalam tes pertama tersebut belum tentu
dapat dideteksi adanya virus HIV di dalam darah. Hal ini disebabkan karena tubuh kita
membutuhkan waktu sekitar 3sampai dengan  6   bulan   untuk membentuk  
antibodi yang nantinya akan dideteksi oleh tes darah tersebut. Masa ini disebut window
period (periode jendela)     Dalam masa ini , bila orang tersebut ternyata sudah mempunyai
virus HIV di dalam tubuhnya (walaupun belum bisa di deteksi melalui tes darah), ia sudah
bisa menularkan HIV melalui perilakuyang disebutkan di atas tadi

Berbagai gejala AIDS umumnya tidak akan terjadi pada orang-orang yang memiliki sistem
kekebalan tubuh yang baik. Kebanyakan kondisi tersebut akibat infeksi oleh bakteri, virus,
fungi dan parasit, yang biasanya dikendalikan oleh unsur-unsur sistem kekebalan tubuh  yang
dirusak  HIV.    umum didapati pada penderita AIDS/ HIVmempengaruhi hampir semua
organ  tubuh. Penderita AIDS juga berisiko lebih besar menderita kanker seperti sarkoma
Kaposi,kanker leher rahim, dan kanker sistem kekebalan yang disebutlimfoma.

Biasanya penderita AIDS memiliki gejala infeksi sistemik; seperti demam,berkeringat


(terutama pada malam hari), pembengkakan kelenjar, kedinginan, merasa lemah,serta
penurunan berat badan.

Infeksi oportunistik tertentu yang diderita pasien AIDS, juga tergantung


pada tingkat kekerapan terjadinya infeksi tersebut di wilayah geografis tempat hidup pasien.

 
 

2.8 Hal yang harus dilakukan jika terinfeksi virus HIV

Usaha-usaha yang dilakukan terinfeksi virus HIV dan AIDS disebut juga penerapan strategi
pengobatan  baru. dalam pengobatan HIV / AIDS sangat penting mengetahui dinamika HIV,
serta perjalanan penyakit ( patogenesis ) sehingga dapat melakukan tindakan dan pengobatan
tepat waktu.

Beberapa harapan dan kabar baik dapat dicatat dari pertemuan-pertemuan “Van Couver” di
Kanada saat ini cukup banyak obat anti HIV yang efektif untuk pengobatan kombinasi.

Beberapa obat penghambat protease dan obat anti HIV sedang dalam tahap akhir untuk
mendapat izin. Selain itu muncul pula pemeriksaan “Viral loard” yang prosesnya lebih
mudah dalam mendeteksi RNA dari HIV dalam darah. Dan semua usaha diatas seharusnya di
tunjang oleh motivasi dari penderita AIDS itu sendiri. Misalnya bagi mereka yang termasuk
kelompok resiko tinggi terkena AIDS selalu memeriksakan darahnya secara teratur, paling
sedikit 3-6 bulan sekali, demi keselamatan pasangan seksualnya. Dan yang tidak kalah
penting adalah mendekatkan diri kepada Tuhan YME. Yaitu dengan melaksanakan ibadah-
ibadah yang diperintahkan dan berusaha untuk menjauhi segala yang dilarangNya, agar
penderitaan yang dirasakan tidak terlalu berat. Dan bagi masyarakat hendaknya jangan
menjauhi mengucilkan mereka yang terinfeksi AIDS, tetapi seharusnya memberi dorongan
atau semangat hidup, misalnya melalui nasehat-nasehat yang bisamenumbuhkan rasa percaya
diri, sehingga mereka yang telah mengidap virus AIDS tidak putus asa dalam menjalani
hidupnya.

Dengan adanya usaha-usaha diatas, niscaya masalah AIDS dapat diatasi, paling tidak dapat
dicegah sedini mungkin, apalagi jika ada partisipasi dari semua pihak.

 
 

2.9 Perkembangan HIV di Indonesia

Penyakit AIDS sudah sangat menjamur di lua negeri terutama dinAfrika. Penyakit AIDS
banyak ditemukan diluar negeri, tetapi karena hubungan dengan bangsa menjadi semakin
erat, maka penularannya harus tetap diwaspadai. Banyak orang asing datang ke indonesia dan
banyak pula orang indonesia pergi keluar negeri untuk berbagai keperluan. Hal itu membuka
kemungkinan terjadinya penularan AIDS.

Jumlah HIV/AIDS di Indonesia sampai akhir 1996, terdapat 449 kasus dengan 341 HIV dan
108 AIDS, terdapat di 16 propensi di Indonesia. Wanita yang terkena sebanyak 122 orang,
WNI sebanyak 304 orang, Heteroseksual 276 orang, homoseks dan biseks 84 orang, drag user
4 orang, perinatal 1 dan 80 tidak diketahui cara tranmisinya. Menurut golongan umur,
diindonesia ternyata yang paling banyak terserang AIDS adalah usia 20-29 tahun yaitu 120
orang, bayi yang berumur kurang dario 1 tahun dan 50 orang belum diketahui umurnya.

Dari 108 AIDS yang terbesar di 10 propinsi dan yang meninggal 66 orang, DKI Jakarta
terbanyak dengan 57 AIDS dan 35 sudah meninggal.

Sampai dengan 30 Juni 2010 secara kumulatif jumlah kasus AIDS di Indonesia yang
dilaporkan sebanyak 21770 kasus. Berikut merupakan grafiknya :

Grafik Jumlah Kumulatif Kasus AIDS di Indonesia 10 Tahun Terakhir Berdasarkan Tahun
Pelaporan s.d 30 Juni 2010
Berdasarkan  provinsi dengan kasus terbanyak di Indonesia dapat ditampilkan sebagai berikut
:

Grafik Jumlah Kasus HIV-AIDS Berdasarkan Provinsi

Berdasarkan kelompok umur, distribusi penderita HIV-AIDS di Indonesia dapat ditampilkan


pada tabel berikut :

Grafik Persentase Jumlah Kasus HIV-AIDS Berdasarkan Kelompok Umur

Sungguh sangat memprihatinkan bahwa penderita HIV-AIDS terletak pada usia produktif.
Dampaknya sangat luas bagi perekonomian suatu negara untuk jangka panjang. HIV dan
AIDS memperlambat pertumbuhan ekonomi dengan menghancurkan jumlah manusia dengan
kemampuan produksi. Tanpa nutrisi yang baik, fasilitas kesehatan dan obat yang ada di
negara-negara berkembang, orang di negara-negara tersebut menjadi korban AIDS. Mereka
tidak hanya tidak dapat bekerja, tetapi juga akan membutuhkan fasilitas kesehatan yang
memadai. Ramalan bahwa hal ini akan menyebabkan runtuhnya ekonomi dan hubungan di
daerah. Di daerah yang terinfeksi berat, epidemik telah meninggalkan banyak anak yatim
piatu yang dirawat oleh kakek dan neneknya yang telah tua.

Semakin tingginya tingkat kematian (mortalitas) di suatu daerah akan menyebabkan


mengecilnya populasi pekerja dan mereka yang berketerampilan. Para pekerja yang lebih
sedikit ini akan didominasi anak muda, dengan pengetahuan dan pengalaman kerja yang lebih
sedikit sehingga produktivitas akan berkurang. Meningkatnya cuti pekerja untuk melihat
anggota keluarga yang sakit atau cuti karena sakit juga akan mengurangi produktivitas.
Mortalitas yang meningkat juga akan melemahkan mekanisme produksi dan investasi
sumberdaya manusia (human capital) pada masyarakat, yaitu akibat hilangnya pendapatan
dan meninggalnya para orang tua. Karena AIDS menyebabkan meninggalnya banyak orang
dewasa muda, ia melemahkan populasi pembayar pajak, mengurangi dana publik seperti
pendidikan dan fasilitas kesehatan lain yang tidak berhubungan dengan AIDS. Ini
memberikan tekanan pada keuangan negara dan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Efek
melambatnya pertumbuhan jumlah wajib pajak akan semakin terasakan bila terjadi
peningkatan pengeluaran untuk penanganan orang sakit, pelatihan (untuk menggantikan
pekerja yang sakit), penggantian biaya sakit, serta perawatan yatim piatu korban AIDS. Hal
ini terutama mungkin sekali terjadi jika peningkatan tajam mortalitas orang dewasa
menyebabkan berpindahnya tanggung-jawab dan penyalahan, dari keluarga kepada
pemerintah, untuk menangani para anak yatim piatu tersebut.

Pada tingkat rumah tangga, AIDS menyebabkan hilangnya pendapatan dan meningkatkan
pengeluaran kesehatan oleh suatu rumah tangga. Berkurangnya pendapatan menyebabkan
berkurangnya pengeluaran, dan terdapat juga efek pengalihan dari pengeluaran pendidikan
menuju pengeluaran kesehatan dan penguburan.

2.10 Yang beresiko tinggi terkena virus HIV dan AIDS

Orang atau kelompok orang yang beresiko tinggi terkena AIDS. Kelompok yang sangat
beresiko tinggi diantaranya adalah para homoseksual dan Heteroseksual yang suka bergonta
ganti pasangan, khususnya yang suka jajan (dalam tanda petik “melalui pelacuran”). Di
Amerika contohnya penularan AIDS yang disebabkan oleh Virus HIV 56-75% adalah
kelompok orang Homoseksual, dan sisanya 26-20% yaitu dari kelompok Heteroseksual.
Namun dari berbagi informasi sekarang ini 86% yang beresiko tertular Virus HIV justru dari
hubungan Heteroseksual, sisanya dari kelompok Homoseksual dan gara-gara transfusi darah,
penggunaan jarum sutik pada pencandu narkoba dan lainnya.

Jika dilhat dari kelompok usia, maka yang sangat beresiko tinggi penularan Virud HIV adalah
kelompok remja atau anak muda yaitu usia sekitar 13-25 tahun. Karena kelompok usia
tersebut pergaulan bebasnya sangat tinggi terlebih di negara-negara yang tidak
mengutamakan nilai moral, etik, dan agama. Sebgai contoh di Amerika serikat, katanya 7 dari
10 wanita dan 8 dari 10 pria melakukan hubungan seksual sebelum umur 20 tahaun atau
dibwah 20 tahun.

Dan satu dari 6 pelajar wanita yang pergaulannya sangat bebas (sexually active), paling
sedikit telah berganti-ganti psangan dengan 4 pria yang berbeda ( wow sangat mengherankan
buat saya). Satu lagi, setiap tahunya 1-7 remaja tersebut terkena penyakit kelamin (Veneral
Disease). Dan masih banyak lagi penyakit yang disebabakn pergaulan bebas dan seks bebas
seperti kecing nanah, sifilis, PHS (Penyakit Hubungan Seksual) atau PMS ( Penyakit Menular
Seksual) dan lain-lainnya.

            Selain itu permasalahan lain yang berdampak resiko tertular Virus HIV  adalah orang
yang pergi dari rumah dan bisanya terjadi pada usaia remaja juga yang berusia sekitar 12-17
tahun yang terctat sekarang ini 85% wanita maupun pria yang pergi dari rumah termasuk
golongan seksual aktif dan juga termasuk golongan pencadu narkoba atau narkotika. Remaja
putri yang pergi dari rumah 34%  biasanya hamil dan sangat beresiko tinggi tertular virus
HIV.

PENUTUP

 
 

3.1 SIMPULAN
            Simpulan dari makalah ini adalah karena AIDS adalah sebuah penyakit mematikan
yang awalnya bersumber dari virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) maka kita harus
waspada terhadap virus HIV. Berusahalah untuk tidak mencoba melakukan hal-hal yang akan
membuat anda terinfeksi virus HIV. Ditambah lagi virus ini sudah menjamur di Indonesia.

3.2 SARAN

            Saran saya bagi pembaca makalah ini adalah sebagai berikut :

 Hendaknya kita selalu mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berusaha
menghindarkan diri dari hal-hal yang bisa menyebabkan AIDS.
 Jangan melakukan hubungan seksual diluar nikah (berzinah), dan jangan berganti-
ganti   pasangan seksual.
 Apabila  berobat dengan menggunakan alat suntik, maka pastikan dulu apakah alat 
suntik itu steril atau tidak.
 Apabila melakukan tranfusi darah, terlebih  dahulu perikasakan apakah tranfusi darah
itu bebas dari virus HIV.
 Bagi para generasi muda, jauhilah obat-obatan terlarang terutama narkotika melalui
alat suntik, alat-alat tato, anting tindik, dan semacamnya yang bisa saja menularkan
AIDS, karena alat-alat aeperti itu tidak ada gunanya.dan hindarkan diri dari pergaulan
bebas yang bersifat negatif.
 Apabila ada seminar-seminar, penyuluhan-penyuluhan, iklan ataupun brosur-brosur,
yang mengimpormasikan tentang AIDS, sebaiknya kita memperhatikan denganbaik,
agar segala sesuatu tentang AIDS dapat diketahui, sehingga kita bisa menghindarkan
diri sejak dini dari AIDS.

Orang yang mengetahui dirinya telah terinfeksi virus AIDS hendaknya menggunakan
kondom apabila melakukan hubungan seksual, agar virus AIDS tidak menular pada pasangan
seksualnya

DAFTAR PUSTAKA

 http://www.google.com
 Maulanusantara.files.wordpress.com
 Patrick, A.K. & Potts, K.E. 1998. Protease Inhibitors as Antiviral Agents.
Clin.Microbiol. Rev. 11: 614-627
 Flexner, C. 1998. HIV-Protease Inhibitor. N. Engl. J.Med. 338:1281-1293
 http://rockypanjaitan.blogspot.com/2010/11/sejarah-dan-asal-usul-hiv-aids.html
 http://www.jogang.com/2012/06/pengertian-hiv-aids-atau-definisi.html
 http://luckydc.wordpress.com/2010/09/26/perkembangan-hiv-aids-di-indonesia/
 BUKU PANDUAN BELAJAR SPK, KURIKULUM 1994 Penerbit.
 Brosur AIDS, yang diedarkan oleh Exposa bekerjasama dengan DEPKES, tahun 1999
 http://www.google.co.id/search?
q=hiv+aids&hl=id&prmd=imvnsb&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=CFqWUOq7
L4XMrQf3k4CQCA&sqi=2&ved=0CAcQ_AUoAQ&biw=1280&bih=649

ndendss

Anda mungkin juga menyukai