Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL TERAPI BERMAIN

MENYUSUN BOLA KEDALAM MENARA DAN MEMASUKKAN


MAINAN KE DALAM BOK SESUAI BENTUK DAN WARNA
DI RUANG ANAK HIJIR ISMAIL RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA

DISUSUN OLEH :
KARTIKA EKA WIRATAMA
MUHAMMAD FAHMI ILMI
SILVI ESMALA

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA
SURABAYA
2013
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL TERAPI BERMAIN


MENYUSUN BOLA KEDALAM MENARA DAN MEMASUKKAN
MAINAN KE DALAM BOK SESUAI BENTUK DAN WARNA
DI RUANG ANAK HIJIR ISMAIL RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA

Proposal dan Satuan Acara Terapi Bermain Menyusun Bola Kedalam


Menara Dan Memasukkan Mainan Ke Dalam Bok Sesuai Bentuk Dan Warna
Pada Anak Usia 1-3 tahun (Toodler) telah diperiksa dan disetujui oleh
pembimbing pada November 2013

Surabaya, Novemberber 2013

Mengetahui,
Pembimbing Klinik

Kepala Ruangan

Pembimbing Akademik

PROPOSAL TERAPI BERMAIN

DI RUANG ANAK HIJIR ISMAIL RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA

Bidang Studi : Keperawatan anak


Topik

: Terapi bermain

Sub.topik

: Terapi bermain pada anak sakit

Sasaran

: Anak toddler (Usia 1-3 tahun)

TempaT

: Ruang Anak Hijir Ismail Rsi Surabaya

Hari/Tanggal : Selasa, 19 November 2013


Waktu

: 30 Menit

A. Latar Belakang
Anak tidak memisahkan antara bermain dan bekerja. Bagi anak bermain
merupakan seluruh aktivitas anak termasuk bekerja, kesenanganya dan merupakan
metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bermain tidak sekedar mengisi waktu
tetapi merupakan kebutuhan seperti makan, perawatan, cinta kasih, dll. Masuk
rumah sakit merupakan peristiwa yang sering menimbulkan pengalaman
traumatik, khususnya pada pasien anak yaitu ketakutan dan ketegangan atau stress
hospitalisasi. Stress anak ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya
perpisahan dengan orang tua, kehilangan control, dan akibat dari tindakan invasif
yang menimbulkan rasa nyeri. Akibatnya akan menimbulkan berbagai aksi seperti
menolak makan, menangis, teriak, memukul, menyepak, tidak kooperatif atau
menolaktindakan keperawatan yang diberikan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh
hospitalisasi pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan bermain. Bermain
merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh

kesenangan dan kepuasan. Bermain merupakan aktivitas yang dapat menstimulasi


pertumbuhan dan perkembangan anak dan merupakan cerminan kemampuan fisik,
intelektual, emosional dan sosial sehingga bermain merupakan media yang baik
untuk belajar karene dengan bermain anak-anak akan belajar berkomunikasi,
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, melakukan apa yang dapat
dilakukannya, dan dapat mengenal waktu, jarak serta suara.
Untuk itu dengan melakukan permainan maka ketegangan dan stress yang
dialami akan terlepas karena dengan melakukan permainan rasa sakit akan dapat
dialihkan (distraksi) pada permainannya dan terjadi proses relaksasi melalui
kesenangannya melakukan permainan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti permainan ini anak akan merasa relaks dan dapat
menstimulasi perkembanagan anak. dan dapat membantu mengurangi tingkat
kecemasan atau ketakutan yang dirasakan oleh anak-anak akibat hospitalisasi
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti permainan selama 30 menit anak akan mampu:
a. Mengembangkan kreativitas dan daya pikirnya
b. Mengekspresikan perasaannya selam menjalani perawatan
c. Mengekspresikan rasa senangnya terhadap permainan
d. Beradaptasi dengan lingkungan
e. Mempererat hubungan antara perawat dan anak

C. Tinjauan Teori
1. Definisi bermain
Bermain adalah suatu kegiatan ynag dilakukan seorang anak secara
sungguh-sungguh sesuai keinginannya sendiri tanpa paksaan dari orang tua
maupun lingkungan di mana dimaksudkan semata hanya untuk memperoleh
kesenangan dan kepuasaan.
2. Kategori bermain
Dua kategori bermain adalah sebagai berikut:
a. Bermain bebas
Bermain bebas berarti anak bermain tanpa aturan dan tuntunan. Anak bisa
mempertahankan minatnya dan mengembangkan sendiri kegiatannya
b. Bermain berstruktur
Bermain berstruktur direncanakan dan dipandu oleh orang dewasa.
Kategori ini membatasi dan meminimalkan daya cipta anak.
3. Variasi dan Keseimbangan dalam bermain
Bermain harus seimbang yang artinya yaitu harus ada keseimbangan antara
bermain aktif dan bermain pasif, yang bisanya disebut hiburan. Dalam bermain
aktif, kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri,
sedangkan bermain pasif kesenangan dilihat dari orang lain. Bermain aktif dan
bermain pasif adalah :

a. Bermain aktif
1) Bermain mengamati / menyelidiki
Perhatian pertama pada anak alat bermain adalah memeriksa alat
permaianan tersebut. Anak memperhatikan alat permainan, mengocokngocok apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan. dan kadangkadang berusaha membongkar.
2) Bermain konstruktif
Pada anak umur 3 tahun, misalnya menuysun balok menjadi rumahrumahan.
3) Bermain drama
Misalnya sandiwara boneka, dan dokter- dokteran dengan temannya
4) Bermain bola, tali, dan sebagainya.
b. Bermain pasif
Dalam hal ini anak berperan pasif, antar lain dengan melihat dan
mendengarkan. Bermain pasif ini adalah ideal apabila anak sudah lelah
bermain dan membutuhkan sesuatu utnuk mengatasi kebosanan dan
keletihannya. Contoh bermain pasif adalah sebagai berikut:
1) Melihat gambar-gambar dibuku / majalah
2) Mendengarkan cerita atau musik
3) Menonton televisi dan lain lain

4. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam aktivitas bermain


a. Energi ekstra / tambahan
Bermain memerlukan energi tambahan, anak sakit kecil keinginannya
untuk bermain. Apabila ia sudah bosan, maka akan menghentikan
permainan.
b. Waktu
Anak harus mempunyai cukup waktu untuk bermain.
c. Alat permainan
Untuk bermain dibutuhkan alat permaianan yang sesuai umur dan taraf
perkembnagannya.
d. Ruangan untuk bermain
Ruangan tidak usah terlalu besar, anak juga bisa bermain di halaman / di
tempat tidur
e. Pengetahuan cara bermain
Anak belajar bermain melalui mencoba-coba sendiri, meniru teman
temannya, atau di beri tahu caranya.
f. Teman bermain
Anak harus yakin bahwa ia mempunyai teman bermain
g. Reward
Berikan semangat dan pujian / hadiah pada anak bila berhasil melakukan
sebuah permainan.

5. Faktor faktor yang mempengaruhi pola bermain pada anak


a. Tahap perkembangan
Setiap perkembangan mempunyai potensi / keterbatsan dalam permainan.
b. Status kesehatan
Pada anak yang sedang sakit kemampuan psikomotor / kognitif
tergangggu.
c. Jenis kelamin
Pada saat usia sekolah biasanya anak laki- laki enggan bermain denagn
anak perempuan, mereka sudah bisa membentuk komunitas sendiri.
d. Lingkungan
Lokasi dimana anak berada sangat mempengaruhi pola permainan anak.
e. Alat permainan yang cocok, disesuaikan dengan tahap perkembangannya
sehingga anak menjadi senang untuk menggunkannya.
6. Karakteristik dan klasifikasi dari bermain
a. Solitary play
Bermanin sendiri walaupun disekitarnya ada orang lain.
b. Paralel play
Bermain sejenis, anak bermain dengan kelompoknya.
c. Asssociate play
Bermain dalam kelompok, dalam suatu aktivitas yang sama tetapi masih
belum terorganisir, tidak ada pembagian tugas, mereka bermain sesuai
dengan keingannya.

d. Cooperartive play
Anak bermain secara bersama sama, permainan sudah terorganisir dan
terencana, didalamnnya sudah ada aturan main.
e. Social afektive play
Anak mulai belajar merespon melalui orang dewasa dengan cara merajuk /
berbicara sehingga anak menjadi senang dan tertawa.
f. Sense of Pleasure play
Anak mendapatkan kesenangan dari suatu objek disekelilingnya.
g. Skill play
Memperoleh keterampilan sehingga anak melaksanakannya berulang
ulang.
h. Dramatic play
Melakukan peran sesuai keinginannya/dengan apa yang dia lihat dan dia
dengar, sehingga anak akan membuat fantasi dari permainan itu.
7. Fungsi bermain di rumah sakit
a. Memfasilitasi anak untuk beradaptasi dengan lingkungan yang asing.
b. Membantu mengurangi stress terhadap perpisahan.
c. Memberi cara untuk mengekspresikan ide kreatif dan minat.
d. Memberi cara untuk mencapai tujuan terapeutik
e. Memberi cara untuk mengurangi tekanan dsan untuk mengeksplorasi
perasaan.

8. Macam macam permainan untuk anak toodler


a. Permainan usia 1 -2 tahun
Tujuan bermain :
1) mencari sumber suara / mengikuti sumber suara.
2) memperkenalkan sumber suara
3) melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik
4) melatih imajinasi
5) melatih melakukan kegiatan sehari hari dalam bentuk kegiatan yang
menarik.
Alat permainan yang dianjurkan :
1) drum, bola dengan kerincingan didalamnya
2) alat permainan yang dapat didorong dan ditarik.
3) Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga, balok besar warna
warni,dll.
b. Permainan usia 2-3 tahun
Tujuan Bermain :
1) Menyalurkan emosi / perasaan anak
2) Mengembangkan keterampilan berbahasa
3) Melatih motorik kasar dan halus
4) Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal,
dan membedakan warna).
5) Melatih kerjasama mata dan tangan.
6) Melatih daya imajinasi

7) Kemampuan membedakan permukaan dan warna bemda.


Alat Permainan yang Dianjurkan
1) Stetoskop, masker, dan sarung tangan merupakan mainan rumah sakit
yang baik karena membantu toddler mengatasi rasa takutnya
2) Lilin yang bisa dibentuk
3) Alat alat untuk menggambar
4) Puzzle sederhana
5) Manik manik ukuran besar
6) Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda
7) Bola

D. Konsep Tumbuh Kembang Anak


1. Pengertian tumbuh kembang
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya
berbeda. Tetapi, saling berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu pertembuhan dan
perkembangan.
Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam ukuran baik besar,
jumlah, atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu.
Perkembangan lebih menitikberatkan pada aspek perubahan bentuk atau
fungsi pematangan organ ataupun individu, termasuk pula perubahan pada aspek
sosial atau emosional akibat pengaruh lingkungan.

Dengan demikian proses pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek


fisis sedangkan proses perkembangan berkaitan dengan fungsi pematangan
intelektual dan emosional organ atau individu.

2. Jenis-jenis tumbuh kembang


Secara garis besar tumbuh kembang dibedakan kedalam 3 jenis yaitu:
a.

Tumbuh kembang fisis


Tumbuh kembang fisis meliputi perubahan dalam ukuaran besar dan
fungsi organisme atau individu. Perubahan fungsi ini bervariasi dari fungsi
tingkat molekular yang sederhana seperti aktivasi enzim terhadap
diferensiasi sel, sampai kepada psoses metabolisme yang kompleks dan
perubahan bentuk fisis pada masa pubertas dan remaja.

b.

Tumbuh kembang intelektual


Tumbuh kembang intelektual berkaitan dengan kepandaian berkomunikasi
dan kemampuan menangani materi yang bersifat abstrak dan simbolik,
seperti berbicara, bermain, berhitung atau membaca.

c.

Tumbuh kembang emosional


Proses tumbuh kembang emosional bergantung kepada kemampuan bayi
untuk membentuk ikatan batin, kemampuan untuk bercinta dan berkasih
sayang, kemampuan untuk menangani kegelisahan akibat suatu frustasi
dan kemampuan untuk rangsangan agersif.

E. Tahap Tumbuh Kembang Anak


1. Perkembangan Biologi
Berkaitan dengan masalah perubahan dalam perubahan besar, jumlah,
ukuran, atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang biasa diukur dengan
ukuran berat (gram, pound, kg), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan
keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh.

2. Perkembangan Motorik Kasar


Membantu perkembangan motorik kasar anak dengan cara memainkan
suatu obyek yang sekiranya anak merasa senang. Misalnya orang tua memainkan
pensil di depan anak, kalau dia tertarik maka dia akan berespon dan berusaha
untuk meraih/mengambil pensil dari genggaman orang tuanya.

3. Perkembangan Motorik Halus


Membantu perkembangan motorik halus anak dengan cara memainkan
suatu obyek yang sekiranya anak merasa senang. Misalnya ketika anak terlentang
atau dipegangi oleh orang tuanya, sentuhkan bagian belakang atau ujung jari
tangan anak dengan kerincingan maka anak akan memegang kerincingan dalam
beberapa detik.
4. Perkembangan Kognitif
Membantu anak untuk mengenal benda-benda yang ada disekitarnya.
Misalnya, mengenalkan anak dengan warna (merah, biru, hijau, kuning, putih,
hitam dan sebagainya), bentuk (bulat, lonjong, gepeng, kubus dan sebagainya).

Dengan cara seperti ini orang tua juga secara tidak sadar sudah bisa memacu
perkembangan bahasa anak.
5. Perkembangan Moral
Dapat diperoleh dari orang tua, orang lain yang ada disekitar anak. Untuk
itu tugas orangtua untuk mengajari anak agar mempunyai moral yang baik.
6. Perkembangan Bahasa
a. 12 - 18 bulan : mampu meniru ucapan orang tua, menyebutkan 4 - 6 kata
(dalam 1 kalimat), bertanya tentang sesuatu yang dilihattnya, mengerti
perintah sederhana.
b. 18 - 24 bulan : mampu menyebutkan nama satu bagian tubuh dengan
benar.
c. 2 - 3 tahun : perbendaharaan kata kurang lebih 200 - 300 kata,
menggunakan kata ganti (dia), menggunakan 2 - 3 kata dalam 1 kalimat,
mamapu mengikuti perintah sederhana, amampu menyebutkan keinginan
(makan, minum, eliminasi), mampu menyebutkan 1 warna.

F. Hasil
Secara verbal anak mengatakan senag dapat mengikuti aktivitas bermain
bersama yang telah dilaksanakan,Anak keluar dari ruangan bermain dengan wajah
ceria dan menceritakan pengalamannya pada orang tua,Anak termotivasi untuk
bermain lagi, Anak tidak merasa cemas selama dirawat di Rumah Sakit.

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA
SURABAYA

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


PENYULUHAN KESEHATAN

Topik

: Terapi bermain Menyusun bola kedalam menara dan


memasukkan mainan ke dalam bok sesuai bentuk dan
warna

Peserta

: Anak usia toddler (1-3 tahun)

Tempat

: Ruang Anak Hijir Ismail RSI Surabaya

Hari/Tanggal : Selasa, 19 November 2013/Pukul. 10.00-10.30 WIB


Waktu

: 1 x 30 menit

A. SASARAN
Anak usia (1-3 tahun) toddler di ruang Anak Hijir Ismail RSI Surabaya

B. MEDIA
Media yang digunakan adalah menyusun menyusun bola kedalam menara dan
memasukkan mainan ke dalam bok sesuai bentuk dan warna.

C. METODE
Metode yang digunakan adalah pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan
pengenalan ukuran, bentuk dan warna.

D. STRATEGI PELAKSANAAN
No
1

Waktu
Pukul 10:00-10:05
Fase orientasi

Kegiatan bermain
1. Ucapkan salam teraupetik
2. Perkenalan anggota
kelompok
3. Perkenalan nama masingmasing anak

4. Menjelaskan tema
bermain dan tujuan
bermain
Pukul 10:05-10:20 Memulai permainan
Fase kerja

Pukul 10:35-10:30
Fase terminasi

1. Membahas manfaat dan


kesimpulan permainan
2. Menentukan pemenang
3. Salam penutup

Peserta
1. Menjawab salam
2. Mendengar dengan
antusias
3. Memperkenalkan diri
dengan antusias
4. Anak memahami
tujuan bermain

1. Anak tertarik dengan


permainan
2. Anak dapat mengikuti
permainan dengan
antusias
3. Anak memperhatikan
dengan antusias
1. Anak mendengarkan
2. Anak terlihat antusias
dan gembira
3. Anak menjawab salam

E. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. Media yang digunakan berupa macam-macam mainan susun bola dan
memasukkan mainan ke dalam bok sesuai bentuk dan warna yang berbeda.
b. Tempat yang disediakan untuk bermain telah disediakan
c. SAP telah dibuat
d. Melakukan koordinasi dengan perawat ruangan dan dosen dalam
mempersiapkan terapi
e. Telah melakukan kontrak waktu terapi bermain dengan CI ruangan anak
RSI Surabaya

2. Evaluasi Proses
Terapi bermain berlangsung selama 30 menit dan diikuti oleh anak-anak
berusia 1-3 tahun
3. Kriteria Hasil
Secara verbal anak mengatakan senang dapat mengikuti aktivitas bermain
dengan pengenalan ukuran, bentuk, warna, dll bersama yang telah
dilaksanakan, Anak keluar dari ruangan bermain dengan wajah ceria dan
menceritakan pengalamannya pada orang tua, Anak termotivasi untuk
bermain lagi, Anak tidak merasa cemas selama dirawat di Rumah Sakit.

F. PENGORGANISASIAN
Leader

: Muhammad Fahmi Ilmi

Pembawa acara : Kartika Eka wiratama


Fasilitator

: Silvi Esmala

Observer

: Muhammad Fahmi Ilmi

Tugas masing-masing dari pengorganisasian adalah :


1. Leader :
a. Memimpin jalannya acara
b. Membuka pertemuan
c. Mengatur setting tempat
d. Menutup kegiatan bermain
2. Pembawa Acara :
a. Membantu tugas dari leader

b. Menggantikan posisi leader bila diperlukan


3. Fasilitator :
a. Ikut bergabung dan bermain bersama di antara peserta.
b. Memotivasi peserta untuk bermain bersama.
c. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan permainan
4. Observer :
a. Mengobservasi jalannya acara
b. Memberi penilaian
c. Memberi saran dan kritik setelah acara selesai
d. Mengevaluasi dan umpan balik kepada leader dan pembawa acara.

G. TERAPI BERMAIN MENYUSUN BOLA KEDALAM MENARA


1. Persiapan
a. Tempat tidur
b. Mainan susun bola
2. Cara bermain
a. Keluarkan bola dari menaranya
b. Tunjukkan cara bermain dengan menyusun bola satu persatu pada menara
sesuai dengan warnanya.
c. Biarkan anak mengikuti cara ibu bermain. Ibu dapat membimbing
tangannya mengikuti gerakan ibu.
d. Jika anak menyusun bola tidak sesuai warnanya biarkan saja, yang penting
ia senang memainkan permainan tersebut.

3. Manfaat
Melatih koordinasi mata tangan
4. Alasan mengadakan terapi bermain menyusun bola usia toddler adalah:
Karena pada anak usia toddler dalam bermain menyusun mempunyai tujuan
untuk melatih motorik kasar dan halusnya, mengembangkan kecerdasannya
(dengan memasangkan bola ke menara, dam membedakan warna), melatih
kerjasama tangan mata, dan kemampuan membedakan warna benda.

H. TERAPI BERMAIN MEMASUKKAN MAINAN KE DALAM BOK


SESUAI BENTUK DAN WARNA
1. Persiapan
a. Tempat tidur
b. Mainan dan boknya
2. Cara bermain
a. Keluarkan mainan dari tempatnya
b. Tunjukkan cara bermain dengan memasukkam satu persatu mainan
kedalam boknya sesuai ukuran, bentuk dan warnanya.
c. Biarkan anak mengikuti cara ibu bermain. Ibu dapat membimbing
tangannya mengikuti gerakan ibu.
d. Jika anak memasukkan mainan tidak beraturan, biarkan saja, yang penting
ia senang memainkan permainan tersebut.
3. Manfaat
Melatih koordinasi mata tangan

4. Alasan mengadakan terapi bermain memasukkan mainan ke dalam boknya


pada usia toddler adalah:
Karena pada anak usia toddler dalam bermain menyusun mempunyai tujuan
untuk melatih motorik kasar dan halusnya, mengembangkan kecerdasannya
(dengan memasangkan bola ke menara, dam membedakan warna), melatih
kerjasama tangan mata, dan kemampuan membedakan warna benda.

I. ANTISIPASI HAMBATAN / MASALAH


1. Anak tidak mau bermain karena takut dengan lingkungan yang baru
2. Anak tidur
3. Orang tua tidak mau mengajak anaknya untuk ikut bermain

J. EVALUASI SETELAH BERMAIN


1. Peserta dari terapi bermain menyusun bola adalah :
a. Jumlah peserta
1) Usia 1 tahun :
2) Usia 2 tahun :
3) Usia 3 tahun :
b. Ekspresi peserta
2. Peserta dari terapi bermain memasukkan mainan ke dalam boknya adalah :
a. Jumlah peserta
1) Usia 1 tahun :
2) Usia 2 tahun :
3) Usia 3 tahun :
b. Ekspresi peserta
3. Kesimpulan kondisi perkembangan peserta
a.
b.
c.
K. DOKUMENTASI

DAFTAR PUSTAKA

Adriana, Dian. 2011. Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta:
Salemba Medika.
Riyadi, Sujono & Sukarmin. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Soetjiningsih, 2012. Tumbuh Kembang anak. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai