DISUSUN OLEH :
KARTIKA EKA WIRATAMA
MUHAMMAD FAHMI ILMI
SILVI ESMALA
Mengetahui,
Pembimbing Klinik
Kepala Ruangan
Pembimbing Akademik
: Terapi bermain
Sub.topik
Sasaran
TempaT
: 30 Menit
A. Latar Belakang
Anak tidak memisahkan antara bermain dan bekerja. Bagi anak bermain
merupakan seluruh aktivitas anak termasuk bekerja, kesenanganya dan merupakan
metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bermain tidak sekedar mengisi waktu
tetapi merupakan kebutuhan seperti makan, perawatan, cinta kasih, dll. Masuk
rumah sakit merupakan peristiwa yang sering menimbulkan pengalaman
traumatik, khususnya pada pasien anak yaitu ketakutan dan ketegangan atau stress
hospitalisasi. Stress anak ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya
perpisahan dengan orang tua, kehilangan control, dan akibat dari tindakan invasif
yang menimbulkan rasa nyeri. Akibatnya akan menimbulkan berbagai aksi seperti
menolak makan, menangis, teriak, memukul, menyepak, tidak kooperatif atau
menolaktindakan keperawatan yang diberikan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh
hospitalisasi pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan bermain. Bermain
merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti permainan ini anak akan merasa relaks dan dapat
menstimulasi perkembanagan anak. dan dapat membantu mengurangi tingkat
kecemasan atau ketakutan yang dirasakan oleh anak-anak akibat hospitalisasi
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti permainan selama 30 menit anak akan mampu:
a. Mengembangkan kreativitas dan daya pikirnya
b. Mengekspresikan perasaannya selam menjalani perawatan
c. Mengekspresikan rasa senangnya terhadap permainan
d. Beradaptasi dengan lingkungan
e. Mempererat hubungan antara perawat dan anak
C. Tinjauan Teori
1. Definisi bermain
Bermain adalah suatu kegiatan ynag dilakukan seorang anak secara
sungguh-sungguh sesuai keinginannya sendiri tanpa paksaan dari orang tua
maupun lingkungan di mana dimaksudkan semata hanya untuk memperoleh
kesenangan dan kepuasaan.
2. Kategori bermain
Dua kategori bermain adalah sebagai berikut:
a. Bermain bebas
Bermain bebas berarti anak bermain tanpa aturan dan tuntunan. Anak bisa
mempertahankan minatnya dan mengembangkan sendiri kegiatannya
b. Bermain berstruktur
Bermain berstruktur direncanakan dan dipandu oleh orang dewasa.
Kategori ini membatasi dan meminimalkan daya cipta anak.
3. Variasi dan Keseimbangan dalam bermain
Bermain harus seimbang yang artinya yaitu harus ada keseimbangan antara
bermain aktif dan bermain pasif, yang bisanya disebut hiburan. Dalam bermain
aktif, kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri,
sedangkan bermain pasif kesenangan dilihat dari orang lain. Bermain aktif dan
bermain pasif adalah :
a. Bermain aktif
1) Bermain mengamati / menyelidiki
Perhatian pertama pada anak alat bermain adalah memeriksa alat
permaianan tersebut. Anak memperhatikan alat permainan, mengocokngocok apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan. dan kadangkadang berusaha membongkar.
2) Bermain konstruktif
Pada anak umur 3 tahun, misalnya menuysun balok menjadi rumahrumahan.
3) Bermain drama
Misalnya sandiwara boneka, dan dokter- dokteran dengan temannya
4) Bermain bola, tali, dan sebagainya.
b. Bermain pasif
Dalam hal ini anak berperan pasif, antar lain dengan melihat dan
mendengarkan. Bermain pasif ini adalah ideal apabila anak sudah lelah
bermain dan membutuhkan sesuatu utnuk mengatasi kebosanan dan
keletihannya. Contoh bermain pasif adalah sebagai berikut:
1) Melihat gambar-gambar dibuku / majalah
2) Mendengarkan cerita atau musik
3) Menonton televisi dan lain lain
d. Cooperartive play
Anak bermain secara bersama sama, permainan sudah terorganisir dan
terencana, didalamnnya sudah ada aturan main.
e. Social afektive play
Anak mulai belajar merespon melalui orang dewasa dengan cara merajuk /
berbicara sehingga anak menjadi senang dan tertawa.
f. Sense of Pleasure play
Anak mendapatkan kesenangan dari suatu objek disekelilingnya.
g. Skill play
Memperoleh keterampilan sehingga anak melaksanakannya berulang
ulang.
h. Dramatic play
Melakukan peran sesuai keinginannya/dengan apa yang dia lihat dan dia
dengar, sehingga anak akan membuat fantasi dari permainan itu.
7. Fungsi bermain di rumah sakit
a. Memfasilitasi anak untuk beradaptasi dengan lingkungan yang asing.
b. Membantu mengurangi stress terhadap perpisahan.
c. Memberi cara untuk mengekspresikan ide kreatif dan minat.
d. Memberi cara untuk mencapai tujuan terapeutik
e. Memberi cara untuk mengurangi tekanan dsan untuk mengeksplorasi
perasaan.
b.
c.
Dengan cara seperti ini orang tua juga secara tidak sadar sudah bisa memacu
perkembangan bahasa anak.
5. Perkembangan Moral
Dapat diperoleh dari orang tua, orang lain yang ada disekitar anak. Untuk
itu tugas orangtua untuk mengajari anak agar mempunyai moral yang baik.
6. Perkembangan Bahasa
a. 12 - 18 bulan : mampu meniru ucapan orang tua, menyebutkan 4 - 6 kata
(dalam 1 kalimat), bertanya tentang sesuatu yang dilihattnya, mengerti
perintah sederhana.
b. 18 - 24 bulan : mampu menyebutkan nama satu bagian tubuh dengan
benar.
c. 2 - 3 tahun : perbendaharaan kata kurang lebih 200 - 300 kata,
menggunakan kata ganti (dia), menggunakan 2 - 3 kata dalam 1 kalimat,
mamapu mengikuti perintah sederhana, amampu menyebutkan keinginan
(makan, minum, eliminasi), mampu menyebutkan 1 warna.
F. Hasil
Secara verbal anak mengatakan senag dapat mengikuti aktivitas bermain
bersama yang telah dilaksanakan,Anak keluar dari ruangan bermain dengan wajah
ceria dan menceritakan pengalamannya pada orang tua,Anak termotivasi untuk
bermain lagi, Anak tidak merasa cemas selama dirawat di Rumah Sakit.
Topik
Peserta
Tempat
: 1 x 30 menit
A. SASARAN
Anak usia (1-3 tahun) toddler di ruang Anak Hijir Ismail RSI Surabaya
B. MEDIA
Media yang digunakan adalah menyusun menyusun bola kedalam menara dan
memasukkan mainan ke dalam bok sesuai bentuk dan warna.
C. METODE
Metode yang digunakan adalah pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan
pengenalan ukuran, bentuk dan warna.
D. STRATEGI PELAKSANAAN
No
1
Waktu
Pukul 10:00-10:05
Fase orientasi
Kegiatan bermain
1. Ucapkan salam teraupetik
2. Perkenalan anggota
kelompok
3. Perkenalan nama masingmasing anak
4. Menjelaskan tema
bermain dan tujuan
bermain
Pukul 10:05-10:20 Memulai permainan
Fase kerja
Pukul 10:35-10:30
Fase terminasi
Peserta
1. Menjawab salam
2. Mendengar dengan
antusias
3. Memperkenalkan diri
dengan antusias
4. Anak memahami
tujuan bermain
E. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. Media yang digunakan berupa macam-macam mainan susun bola dan
memasukkan mainan ke dalam bok sesuai bentuk dan warna yang berbeda.
b. Tempat yang disediakan untuk bermain telah disediakan
c. SAP telah dibuat
d. Melakukan koordinasi dengan perawat ruangan dan dosen dalam
mempersiapkan terapi
e. Telah melakukan kontrak waktu terapi bermain dengan CI ruangan anak
RSI Surabaya
2. Evaluasi Proses
Terapi bermain berlangsung selama 30 menit dan diikuti oleh anak-anak
berusia 1-3 tahun
3. Kriteria Hasil
Secara verbal anak mengatakan senang dapat mengikuti aktivitas bermain
dengan pengenalan ukuran, bentuk, warna, dll bersama yang telah
dilaksanakan, Anak keluar dari ruangan bermain dengan wajah ceria dan
menceritakan pengalamannya pada orang tua, Anak termotivasi untuk
bermain lagi, Anak tidak merasa cemas selama dirawat di Rumah Sakit.
F. PENGORGANISASIAN
Leader
: Silvi Esmala
Observer
3. Manfaat
Melatih koordinasi mata tangan
4. Alasan mengadakan terapi bermain menyusun bola usia toddler adalah:
Karena pada anak usia toddler dalam bermain menyusun mempunyai tujuan
untuk melatih motorik kasar dan halusnya, mengembangkan kecerdasannya
(dengan memasangkan bola ke menara, dam membedakan warna), melatih
kerjasama tangan mata, dan kemampuan membedakan warna benda.
DAFTAR PUSTAKA
Adriana, Dian. 2011. Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta:
Salemba Medika.
Riyadi, Sujono & Sukarmin. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Soetjiningsih, 2012. Tumbuh Kembang anak. Jakarta: EGC.