PENDAHULUAN
1. Tujuan Umum
Penulisan makalah ini dilakukan untuk memenuhi tujuan-tujuan yang diharapkan dapat bermanfaat
bagi kita semua dalam menambah ilmu pengetahuan dan wawasan. Secara terperinci tujuan dari
penelitian dan penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui penyebab AIDS serta bahaya yang ditimbulkan.
2. Mengetahui cara pencegahan HIV / AIDS.
2. Tujuan Khusus
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang bahaya dan akibat dari HIV/AIDS,
BAB II
PEMBAHASAN
Virus HIV dikenal secara terpisah oleh para peneliti di Institut Pasteur Perancis pada tahun 1983 dan
NIH yaitu sebuah institut kesehatan nasional di Amerika Serikat pada tahun 1984. Meskipun tim dari
Institute Pasteur Perancis yang dipimpin oleh Dr. Luc Montagnie, yang pertama kali mengumumkan
penemuan ini di awal tahun 1983 namun penghargaan untuk penemuan virus ini tetap diberikan
kepada para peneliti baik yang berasal dari Perancis maupun Amerika. Peneliti Perancis memberi
nama virus ini LAV atau lymphadenopathy associated virus. Tim dari Amerika yang dipimpin Dr. Robert
Gallo menyebut virus ini HTLV-3 atau human T-cell lymphotropic virus type-3. Kemudian Komite
Internasional untuk Taksonomi Virus memutuskan untuk menetapkan nama human immunodeficiency
virus (HIV) sebagai nama yang dikenal sampai sekarang makapara peneliti tersebut juga sepakat untuk
menggunakan istilah HIV. Sesuai dengan namanya, virus ini “memakan” imunitas tubuh.
A. Pengertiaan
Fase HIV adalah fase dimana virus masuk ke dalam tubuh dan tubuh mulai melakukan perlawanan
dengan menciptakan antibodi. Pada fase ini, sebagian besar orang tidak merasakan gejalanya
sehingga disebut fase tanpa gejala.
Fase AIDS, adalah saat tubuh sudah tidak mampu melawan penyakit-penyakit yang masuk dan
menginfeksi tubuh. Biasanya dikatakan fase AIDS setalah muncul 2 atau lebih gejala. Misal flu yang
sulit sembuh diiringi mencret dan menurunnya berat badan hingga >10%.Untuk memudahkan
penjelasannya.
Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) dibagi dalam 4 Stadium perkembangan, yaitu:
a. Stadium awal infeksi HIV, menunjukkan gejala-gejala seperti : demam, kelelahan, nyeri sendi,
pembesaran kelenjar getah bening. Gejala-gejala ini menyerupai influenza/monokleosis.
b. Stadium tanpa gejala, yaitu stadium dimana ODHA nampak sehat, namun dapat merupakan sumber
penularan infeksi HIV. Masa ini bisa mencapai 5 hingga 10 tahun, bergantung dengan kekebalan tubuh
dan kesehatan seseorang.
c. Stadium ARC (AIDS Related Complex), memperlihatkan gejala-gejala seperti demam lebih
dari 38oC secara berkala/terus-menerus, menurunnya berat badan lebih dari 10% dalam waktu 3
bulan, pembesaran kelenjar getah bening, diare/mencret secara berkala/terus- menerus dalam waktu
yang lama tanpa sebab yang jelas, kelemahan tubuh yang menurunkan aktifitas fisik, berkeringat pada
waktu malam hari.
d. Stadium AIDS, akan menunjukkan gejala-gejala seperti terdapatnya kanker kulit yang disebut
sarkoma kaposi, kanker kelenjar getah bening, infeksi penyakit penyerta misalnya : pneumonia yang
disebabkan oleh pneumocytis carinii, TBC, peradangan otak/selaput otak.
B. Penyebab HIV/AIDS
Penyebab timbulnya penyakit AIDS belum dapat dijelaskan sepenuhnya. tidak semua orang yang
terinfeksi virus HIV ini terjangkit penyakit AIDS menunjukkan bahwa ada faktor-faktor lain yang
berperan di sini. Penggunaan alkohol dan obat bius, kurang gizi, tingkat stress yang tinggi dan adanya
penyakit lain terutama penyakit yang ditularkan lewat alat kelamin merupakan faktor-faktor yang
mungkin berperan di antaranya adalah waktu.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa HIV secara terus menerus memperlemah sistem kekebalan
tubuh dengan cara menyerang dan menghancurkan kelompok-kelompok sel-sel darah putih tertentu
yaitu sel T-helper. Normalnya sel T-helper ini (juga disebut sel T4) memainkan suatu peranan penting
pada pencegahan infeksi. Ketika terjadi infeksi, sel-sel ini akan berkembang dengan cepat, memberi
tanda pada bagian sistem
kekebalan tubuh yang lain bahwa telah terjadi infeksi. Hasilnya, tubuh memproduksi antibodi yang
menyerang dan menghancurkan bakteri-bakteri dan virus-virus yang berbahaya.
C. Penularan HIV/AIDS
Pencegahan tentu saja harus dikaitkan dengan cara-cara penularan HIV seperti yang sudah
dikemukakan. Ada beberapa cara pencegahan HIV/AIDS, yaitu :
A. Pencegahan penularan melalui hubungan seksual, infeksi HIV terutama terjadi melalui hubungan
seksual, sehingga pencegahan AIDS perlu difokuskan pada hubungan seksual. Untuk ini perlu
dilakukan penyuluhan agar orang berperilaku seksual yang aman dan bertanggung jawab, yakni :
hanya mengadakan hubungan seksual dengan pasangan sendiri (suami/isteri sendiri), kalau salah
seorang pasangan anda sudah terinfeksi
HIV, maka dalam melakukan hubungan seksual perlu dipergunakan kondom secara benar,
mempertebal iman agar tidak terjerumus ke dalam hubungan-hubungan seksual di luar nikah.
B. Pencegahan Penularan Melalui Darah dapat berupa : pencegahan dengan cara memastikan
bahwa darah dan produk-produknya yang dipakai untuk transfusi tidak tercemar virus HIV, jangan
menerima donor darah dari orang yang berisiko tinggi tertular AIDS, gunakan alat-alat kesehatan
seperti jarum suntik, alat cukur, alat tusuk untuk tindik yang bersih dan suci hama.
C. Pencegahan penularan dari Ibu-Anak (Perinatal). Ibu-ibu yang ternyata mengidap virus HIV/AIDS
disarankan untuk tidak hamil
D. Mencegah Penularan Lewat. Alat-Alat Yang Tercemar Bila hendak menggunakan alat-alat yang
menembus kulit dan darah (jarum suntik, jarum tato, pisau cukur dan lain-lainnya), pastikan bahwa alat-
alat tersebut benar-benar steril. Cara mensterilkan alat-alat tersebut dapat dengan mencucinya dengan
benar. Anda dapat memakai ethanol 70% atau pun pemutih. Caranya, sedot ethanol dengan jarum
suntik tersebut, lalu semprotkan keluar. Hal ini dilakukan dua kali. Manifestasi AIDS rata-rata timbul 10
tahun sesudah infeksi.
Siapapun Bisa terkena AIDS, jika prilakunya beresiko.Penampilan luar tidak menjamin bebas HIV.
ODHA sering terlihat sehat dan merasa sehatJika belum belakukan tes HIV, ODHA tidak tau bahwa
dirinya telah tertular HIV dan dapat menularkan HIV kepada orang lain.Tes HIV adalah satu-satunya
cara mendapatkan kepastian tertular atau tidak.
HIV masuk langsung ke aliran darah untuk dapat hidup dalam tubuh manusia
* Di luar tubuh manusia HIV sangat cepat mati
* HIV mati oleh air panas, sabun, bahan pencuci hama lain
* HIV tidak dpt menular lewat udara seperti virus lainnya
* Ditubuh manusia HIV bersarang dalam sel darah putih tertentu yang disebut sel T4 (CD4 = Sel
Thelper)
* Sel T4 terdapat pd cairan tubuh maka HIV ditemukan terutama dalam: darah, air mani, cairan vagina
* HIV tidak terdapat dalam: urine, faeces, muntahan
* HIV tidak dapat menembus kulit utuh.
Sampai detik ini belum ada vaksin yang sanggup mencegah atau mengobati HIV AIDS . Namun
bukanlah sesuatu yang mustahil untuk melakukan pencegahan HIV terhadap diri sendiri dan orang
lain. Oleh karena itu, pemahaman terhadap proses penularan merupakan kunci dari pencegahannya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
AIDS disebabkan oleh virus yang bernama HIV, Human Immunodeficiency Virus. Apabila anda
terinfeksi HIV, maka tubuh anda akan mencoba untuk melawan infeksi tersebut. Tubuh akan
membentuk “antibodi”, yaitu molekul-molekul khusus untuk melawan HIV.
Tes darah untuk HIV berfungsi untuk mencari keberadaan antibodi tersebut. Apabila anda memiliki
antibodi ini dalam tubuh anda, maka artinya anda telah terinfeksi HIV. Orang yang memiliki antibodi
HIV disebut ODHA.
Menjadi HIV-positif, atau terkena HIV, tidaklah sama dengan terkena AIDS.
Banyak orang yang HIV-positif tetapi tidak menunjukkan gejala sakit selama bertahun-tahun. Namun
selama penyakit HIV berlanjut, virus tersebut secara perlahan-lahan merusak sistem kekebalan tubuh.
Apabila kekebalan tubuh anda rusak, berbagai virus, parasit, jamur, dan bakteria yang biasanya tidak
mengakibatkan masalah dapat membuat anda sangat sakit. Inilah yang disebut “infeksi oportunistik”.
Menurut pandangan agama HIV / AIDS itu buruk, karena penularannya pun terjadi melalui cara yang
dilarang oleh agama. Salah satunya HIV / AIDS ditularkan melalui hubungan seks bebas.
Saran
Agar kita semua terhindar dari AIDS, maka kita harus berhati-hati memilih pasangan hidup, jangan
sampai kita menikah dengan pasangan yang mengicap HIV / AIDS, karena selain dapat menular
kepada diri kita sendiri juga dapat menular kepada janin dalam kandungan kita. Kita juga harus berhati-
hati dalam pemakaian jarum suntik secara bergantian dan tranfusi darah dengan darah yang sudah
terpapar HIV.