Anda di halaman 1dari 19

KOHESI DAN

PERKEMBANGANNYA

Bahan Kuliah Dinamika Kelompok


Sesi 4
KOHESI

• Kohesi kelompok: kekuatan yang mengikat hubungan


antara anggota kelompok
• Cohesiveness merupakan gambaran sebuah kelompok
yang sehat dan merupakan proses dalam sebuah
kelompok. Cohesiveness (kelekatan) dapat terjadi baik
dalam kelompok yang kecil maupun dalam kelompok
yang anggotanya banyak atau besar
• Empat komponen kohesi yang saling berhubungan:
 Social Cohesion
 Task Cohesion
 Perceived Cohesion
 Emotional Cohesion
Social Cohesion

• Cohesion = Attraction. Daya tarik antar anggota


kelompok satu sama lain dan terhadap kelompok
secara keseluruhan
• Lewin and Festinger: Menekankan pada dampak
dari daya tarik antar individu atau kelompok.
• Attraction (daya tarik) merupakan salah satu
kekuatan yang mengikat setiap anggota dalam
sebuah kelompok
• Michael Hogg: daya tarik sosial menitikberatkan
pada bentuk khusus daya tarik tingkat kelompok
berdasarkan proses identitas sosial
Social Cohesion = Attraction
Task Cohesion

• Kemampuan kelompok atau anggota kelompok untuk melaksanakan tugas


dengan baik , termasuk pada keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan
kelompok

• Kelompok yang memiliki kekompakan (cohesiveness) biasanya fokus pada


tugas bersama dan cenderung mempunyai collective efficacy yang tinggi
• Collective efficacy : tingkat kepercayaan diri yang tinggi diantara anggota
kelompok bahwa kelompok mampu menyusun dan melaksanakan tugas untuk
mencapai tujuan kelompok dan menyelesaikannya dengan sukses
• Esprit de corps: perasaan memiliki komitmen yang satu, percaya diri, dan
antusias bagi kelompok yang diberikan oleh sebagian besar anggota kelompok.
Perceived Cohesion

• Hubungan yang terbangun dalam kelompok, rasa


memiliki terhadap kelompok, kesatuan (unity)
• Pada level individu, anggota kelompok
mengungkapkan rasa memiliki kelompok dengan
menekankan komitmen mereka terhadap
kelompok, setia pada kelompok, sama dengan
kelompok, dan menyatakan bahwa mereka adalah
anggota kelompok. Sedangkan pada level
kelompok, menekankan bahwa kelompok adalah
kesatuan dan keterpaduan, kelompok seharusnya
memiliki rasa kesatuan yang tinggi, yakin bahwa
semua anggota adalah satu dan terikat dengan erat
.
Perceived Cohesion = Unity
Emotional Cohesion

• Kekuatan emosional kelompok dan setiap anggota


dalam kelompok tesebut
• Emosi yang pada dasarnya merupakan reaksi
individu, juga dapat dirasakan secara secara
bersama.
• Emosi pada level kelompok akan terasa lebih kuat
jika setiap anggota sangat merasa sama dengan
kelompok mereka.
• Emotional cohesion akan terasa lebih kuat pada
emosi yang bersifat positif daripada yang negaif.
Faktor yang menentukan tingkat kelekatan
sebuah kelompok

• Daya tarik. Seringkali sebuah kelompok terbentuk saat


anggotanya merasa saling memiliki daya tarik satu
sama lain
• Kestabilan, ukuran, dan struktur kelompok
Kelekatan cenderung lebih meningkat pada anggota kelompok lebih
lama berada dalam kelompok.
Kelompok dengan jumlah anggota yang lebih sedikit biasanya
memiliki kelekatan yang lebih kuat.
Kelompok yang lekat (cohesive) biasanya lebih terstruktur dan
struktur kelompok tertentu terkait dengan tingkat cohesiveness yang
lebih tinggi.
• Permulaan, merupakan syarat formal dan informal yang harus dilalui oleh
seseorang sebelum menjadi bagian dari sebuah kelompok
Bagaimana Kohesi Berkembang dari
Waktu ke Waktu?

• Kohesi berkembang dengan pola yang hampir


sama.
• Tuckman's five-stage model of group
development
• Orientation (forming) stage
• Conflict (storming) stage
• Structure development (norming) stage
• Work (performing) stage
• Dissolution (adjourning) stage (planned and
unplanned)
Orientation-Forming Stage
• Merupakan tahap awal suatu kelompok yang
baru terbentuk
• Karakteristik: komunikasi antar anggota masih
sedikit dan terkesan kaku, fokus pada tujuan
kelompok, pemimpin yang lebih banyak bergerak
sedangkan anggota hanya mematuhi aturan
• Anggota mulai saling mengenal, persoalan
mengenai kepercayaan dan pencantuman
kelompok, mulai menentukan pemimpin dan
menerapkan musyawarah untuk mufakat
Conflict-Storming Stage

• Pada tahap ini ketegangan diantara anggota


kelompok meningkat, biasanya mengenai:
ketidaksetujuan mengenai aturan kelompok,
ketidaksukaan terhadap pemimpin, ketidakpuasan
anggota kelompok, dll.
• Karakteristik: bahasan kelompok mengenai
sedikitnya anggota, konflik antar anggota
kelompok, pertentangan, dan penyatuan anggota
kelompok
• Konflik yang terjadi diharapkan dapat membuat
kelompok menjadi lebih kompak
Structure-Norming Stage
• Kelompok mulai lebih kompak dan bersatu,
adanya aturan dan standar yang tetap, dan
meningkatnya komunikasi dan kepercayaan
diantara anggota kelompok
• Karakteristik: persetujuan mengenai peratura
kelompok, berkurangnya ketidakjelasan
aturan, rasa memiliki yang meningkat
Work-Performing Stage
• Produktivitas kelompok mulai telihat
walaupun perlahan, dan akan semakin
meningkat seiring kematangan kelompok
• Karakteristik: adanya pengambilan keputusan,
pemecahan masalah, dan saling bekerjasama
• Kelompok mulai mencapai beberapa tujuan,
fokus pada pelaksanaan tugas, menekankan
pada produktivitas dan kinerja
Dissolution-Adjourning Stage
• Terencana atau spontanitas, hal ini dapat
menimbulkan tekanan bagi anggota kelompok.
• Jika kelompok berakhir secara tiba-tiba dapat
menimbulkan rasa saling membenci dan apatis
diantara anggota kelompok
• Karakteristik: kehancuran kelompok atau
penarikan anggota dari kelompok, meningkatnya
rasa kebebasan dan emosional, penyesalan
• Berakhirnya aturan, penyelesaian tugas
kelompok, dan berkurangnya ketergantungan
Apa saja konsekuensi positif dan negatif
kohesi?

• Kohesi dalam sebuah kelompok terkait dengan:


 Meningkatnya kepuasan anggota kelompok
 Menurunnya tekanan dan pergantian anggota kelompok
• Kohesi dapat meningkatkan proses dalam kelompok.
Kelompok yang kompak dapat tertantang secara
psikologis bahwa mereka menyebabkan masalah
emosional bagi anggotanya.
• Ketergantungan, tekanan untuk sesuai dengan
kelompok, dan penerimaan pengaruh lebih besar
pada kelompok yang kohosif (kompak). Hal ini dapat
menyebabkan pengambilan keputusan yang keliru
Apa saja konsekuensi positif dan negatif
kohesi
• Kohesi dan kinerja sangat berkaitan, keduanya
dapat meningkatkan kebehasilan kelompok
• Keduanya juga dapat menyebabkan kelompok
yang kompak cenderung mengabaikan kelompok
yang kurang kohesif
• Meskipun demikian, hubungan ini sangat kuat
saat anggota kelompok menjalankan tugas
kelompok.
• Jika norma dalam kelompok tidak mendorong
produktivitas yang tinggi maka kekompakan dan
produktivitas berhubungan negatif
Hubungan Kohesi dan kinerja
oThe cohesion-performance relationship is weakest if group
norms do not encourage high productivity

Groups with norms that stress


productivity
Productivity

Groups with norms that stress


low productivity

Anda mungkin juga menyukai