Anda di halaman 1dari 13

RESUME

PERILAKU KELOMPOK DAN DINAMIKA TIM KERJA

Dosen Pengampu: Mohammad Ega Nugraha S.E., M.M

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1:

Herawati A.Mahaudin ( C204 22 028 )

Citra Lestari ( C204 22 018 )

Ayu Amalia Husen ( C204 22 027 )

Megar ( C204 22 007 )

Inggit Lestari ( C204 22 021 )

Baso Irgiansyah ( C204 22 058 )

Angga Adhi Pranata ( C204 22 014 )

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS PSDKU UNTAD MOROWALI

UNIVERSITAS TADULAKO

2023
A. Pengertian Tim Kerja
Banyak pengertian/definisi tentang Tim Kerja yang dikemukakan oleh
para ahli, antara lain :
• Tim kerja adalah kelompok yang usaha-usaha individualnya
menghasilkan kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan
individual (Stephen, Timothy2008:406). Hal ini memiliki
pengertian bahwa kinerja yang dicapai oleh sebuah tim lebih baik
daripada kinerja per individu disuatu organsasi.
• Allen (2004:21) pekerja tim atau tim kerja adalah orang yang
sportif, sensitive, dan senang bergaul, serta mampu mengenali
aliran emosi yang terpendam dalam tim dengan sangat jelas. Tim
kerja menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang
terkoordinasi.Usaha-usaha individual mereka menghasilkan satu
tingkat kinerja yang lebih tinggi daripada jumlah masukan
individual. Penggunaan tim secara ekstensif menghasilkan potensi
bagi sebuah organisasi untuk membuahkan banyak hasil yang
lebih besar tanpa peningkatan masukan. Kinerja tim akan lebih
unggul daripada kinerja individu jika tugas yang harus dilakukan
menuntut keterampilan ganda.
• Sebuah tim (team) adalah sebuah unit yang terdiri dari 2 orang atau
lebih yang berinteraksi dan mengkoordinasikan pekerjaan mereka
untuk menyelesaikan sebuah tugas yang spesifik (Daft, 2003:171).
• Katzenbach dan Smith, mendefinisikan team sebagai sekelompok
kecil orang dengan keterampilan yang saling melengkapi yang
berkomitmen untuk maksud bersama.

B. Perbedaan Tim Kerja dengan Kelompok Kerja


• Tim adalah suatu unit yang terdiri atas dua orang atau lebih yang
berinteraksi dan mengkoordinasi kerja mereka untuk tujuan
tertentu. Definisi ini memiliki tiga komponen. Pertama, dibutuhkan
dua orang atau lebih. Kedua, orang – orang dalam sebuah tim
memiliki interaksi regular. Ketiga, orang – orang dalam sebuah tim
memiliki tujuan kinerja yang sama.
• Kelompok tidak sama dengan tim. Kelompok didefinisikan sebagai
dua individu atau lebih, yang berinteraksi dan saling bergantung,
yang bergabung bersama-sama untuk mencapai sasaran. Suatu
kelompok kerja adalah kelompok yang terutama berinteraksi untuk
berbagi informasi dan mengambil keputusan untuk membantu tiap
anggota berkinerja dalam bidang tanggung jawabnya. Kelompok
kerja tidak perlu untuk melakukan kerja kolektif yang menuntut
upaya gabungan. Jadi kinerja mereka sekedar jumlah kinerja
sumbangan individual dari tiap anggota kelompok. Tidak ada
sinergi positif yang akan menciptakan suatu tingkat keseluruhan
kinerja yang lebih besar daripada jumlah masukan.

C. Syarat Terbentuknya Kelompok


Dalam perilaku kelompok dan dinamika tim kerja, syarat terbentuknya
kelompok melibatkan beberapa elemen antara lain:

• Tujuan bersama: Kelompok biasanya terbentuk untuk mencapai


tujuan atau tugas tertentu yang sulit di capai secara individu.
• Interaksi sosial: Adanya komunikasi dan interaksi antar anggota
kelompok membantu membangun hubungan dan memfasilitasi
kerja sama.
• Identitas Kelompok: Anggota merasa bahwa mereka termasuk
dalam suatu kelompok dan memiliki identitas yang terkait dengan
kelompok tersebut.
• Ketergantungan Antara Anggota: Anggota kelompok saling
bergantung satu sama lain dalam mencapai tujuan bersama,
menciptakan hubungan saling ketergantungan.
• Norma dan Nilai Bersama: Kelompok memiliki norma-norma dan
nilai-nilai bersama yang mengatur perilaku anggotanya dan
menciptakan kecocokan di antara mereka.
• Struktur Peran: Terdapat pembagian peran dan tanggung jawab di
dalam kelompok, yang membantu dalam organisasi dan
penyelesaian tugas.
• Kepemimpinan yang Efektif: Kepemimpinan yang baik dapat
memberikan arahan, motivasi, dan koordinasi dalam kelompok.
• Kesamaan Kepercayaan: Adanya tingkat kepercayaan yang tinggi
antar anggota kelompok dapat meningkatkan efektivitas kerja sama

D. Klasifikasi Kelompok
Kelompok dalam perilaku kelompok dan dinamika tim kerja dapat
diklasifikasikan berdasarkan beberapa karakteristik. Berikut :

1. Berdasarkan Tujuan:
• Kelompok Tugas (Task agro up) : Dibentuk untuk
mencapai tujuan khusus atau menyelesaikan tugas tertentu.
• Kelompok Sosial: Fokus pada kebutuhan sosial dan
hubungan interpersonal tanpa tujuan tugas tertentu.
2. Berdasarkan Struktur dan Ketergantungan:
• Kelompok Formal: Struktur dan tujuannya di akui secara
resmi oleh organisasi.
• Kelompok Informal: Terbentuk secara spontan diantara
anggota tanpa struktur formal.
3. Berdasarkan Waktu:
• Kelompok yang Bersifat Jangka Pendek:Dibentuk untuk
menyelesaikan tugas spesifik dalam periode waktu yang
tertentu.
• Kelompok yang Bersifat Jangka Panjang: Bertahan lebih
lama dan mungkin terus berkembang seiring waktu.
4. Berdasarkan Ukuran:
• Kelompok Kecil: Jumlah anggota terbatas,memungkinkan
interaski yang lebih intensif.
• Kelompok Besar: Memiliki jumlah anggota yang banyak,
yang dapat memerlukan koordinasi dan struktur yang lebih
kompleks.
5. Berdasarkan Keterlibatan Anggota
• Kelompok Terbuka: Menerima anggota baru dengan
mudah.
• Kelompok Tertutup: Memiliki batasan terhadap penerimaan
anggota baru .
6. Berdasarkan Kepemimpinan:
• Kelompok dengan Kepemimpinan Formal: Dipimpin oleh
seseorang yang di tunjuk secara resmi.
• Kelompok dengan Kepemimpinan Informal:
Kepemimpinan muncul secara alami dari dalam kelompok.

E. Perkembangan Kelompok dan Tim Kerja


Perkembangan kelompok dan tim kerja dapat diuraikan melalui beberapa
tahap umum yaitu:
• Forming (Pembentukan) : Anggota baru berkumpul dan orientasi
mereka terhadap tujuan dan aturan kelompok dimulai pada tahap
ini,anggota mungkin merasa canggung dan mencari peran mereka.
• Storming (Konflik) : Anggota mulai bersaing untuk peran dan
tanggung jawab terjadi konflik dan perdebatan terkait dengan
norma dan peran di dalam kelompok kepemimpinan dan struktur
kelompok dapat diuji pada tahap ini.
• Norming (Penerimaan) : Kelompok mulai mengembangkan norma
dan nilai bersama. Konflik mereda dan anggota mulai menerima
peran masing-masing .Kolaborasi dan kerjasama meningkat.
• Performing (Pencapaian) : Kelompok mencapai tingkat optimal
produktivitas.Anggota berkolaborasi dengan baik memahami peran
mereka dan bekerja sama untuk mencapai tujuan
kelompok.Kepemimpinan menjadi lebih terbuka dan dapat berubah
secara alami.
• Adjourning (Pembubaran) : Kelompok mempersiapkan diri untuk
pembubaran atau pindah ke proyek berikutnya.Pada tahap
ini,anggota bisa merasakan perasaan kehilangan atau keberhasilan
tergantung pada pencapaian tujuan kelompok.
F. Hambatan Kerja Tim
Beberapa hambatan umum yang dapat muncul dalam kerja tim dalam
perilaku kelompok dan dinamika tim kerja meliputi:
• Komunikasi Buruk : Kurangnya komunikasi atau komunikasi yang
tidak efektif dapat menyulitkan pemahaman dan koordinasi
diantara anggota tim.
• Ketidakjelasan Peran : Jika peran dan tanggung jawab anggota tim
tidak jelas hal ini dapat menyebabkan kebingungan tumpang tindih
atau bahkan konflik.
• Ketidaksetaraan Kontribusi : Ketidaksetaraan kontribusi dari
anggota tim dapat merugikan dinamika tim menyebabkan rasa
frustasi atau kurangnya keterlibatan.
• Perbedaan Nilai dan Norma : Konflik dapat timbul jika anggota tim
memiliki nilai atau norma yang berbeda menghambat
pengembangan identitas kelompok yang kuat.
• Ketidakpastian Tujuan : Jika tujuan tim tidak jelas atau konflik
anggota tim mungkin kehilangan fokus dan motivasi.
• Kepemimpinan yang Buruk : Kepemimpinan yang tidak efektif
apakah itu kurangnya arahan atau kepemimpinan otoriter dapat
merusak motivasi dan koordinasi tim.
• Resistensi Perubahan : Tim mungkin mengalami resistensi
terhadap perubahan bahkan jika perubahan tersebut diperlukan
untuk mencapai tujuan yang lebih baik.
• Konflik Pribadi : Konflik antar anggota tim baik itu karena
masalah pribadi atau perbedaan pendapat, dapat merusak kerja
sama dan produktivitas.
• Ketidaksetaraan dalam Pengambilan Keputusan : Jika proses
pengambilan keputusan tidak adil atau transparan dapat
menyebabkan ketidakpuasan dan konflik.
• Ketidakmampuan Menyelesaikan Konflik : Tim yang tidak mampu
menangani konflik secara konstruktif dapat mengalami ketegangan
yang berkepanjangan.

G. Tipe Tim
Tim dapat di klasifikasikan berdasarkan sasarannya.Tiga ragam paling
lazim dalam Tim kemungkinan besar akan dijumpai dalam suatu
organisasi yaitu:
• Tim Pemecahan Masalah
Dalam tim pemecahan masalah setiap anggota membagikan
gagasan atau menawarkan saran mengenai bagaimana proses dan
metode kerja dapat di perbaiki. Tetapi jarang di antara tim-tim itu
di beri wewenang untuk melaksanakan secara sepihak setiap
tindakan yang mereka sarankan.Salah satu penerapan tim
pemecahan masalah yang paling luas dipraktikan selama dasawarsa
1980-an adalah Total Qualitas Manajemen (TQM).
• Tim Kerja Pengelolaan Diri
Tim kerja pengelolaan diri (swakelola) umumnya terususun atas 10
sampai 15 orang yang memiliki tanggung jawab dari mantan
penyelia mereka.Lazimnya hal ini mencangkup pengawasan
kolektif atas kecepatan kerja,penentuan penugasan kerja organisasi
dari rehat (istirahat), dan pilihan kolektif prosedur
pemeriksaan.Tim kerja yanh sepenuhnya mengelola sendiri,
bahkan memilih anggota-anggotanya sendiri menyuruh anggotanya
untuk saling menilai kerja.Akibatnya, jabatan penyelia berkurang
pentingnya bahkan dapat disingkatkan.
• Tim Fungsional Silang
Tim fungsional silang merupakan cara efektif untuk
memungkinkan orang-orang dari aneka bidang dalam suatu
organisasi (atau bahkan antara organisasi-organisasi) untuk
bertukar informasi,mengembangkan gagasan baru dan
memecahkan masalah serta mengkoordinasikan proyek yang rumit.

H. Menciptakan Tim yang Efektif


Untuk menciptakan tim yang efektif dalam perilaku kelompok dan
dinamika tim kerja, pertimbangkan langkah-langkah berikut:
• Tentukan Tujuan yang Jelas: Pastikan semua anggota tim
memahami tujuan kelompok dan tugas yang harus diselesaikan.
Tujuan yang jelas memberikan fokus dan arahan.
• Definisikan Peran dan Tanggung Jawab: Jelaskan peran masing-
masing anggota tim dengan jelas untuk menghindari kebingungan
dan tumpang tindih. Hal ini membantu membangun struktur yang
baik.
• Fasilitasi Komunikasi Terbuka : Dorong komunikasi terbuka dan
jujur di antara anggota tim. Gunakan berbagai saluran komunikasi
untuk memastikan informasi dapat disampaikan dengan efektif.
• Bangun Norma dan Nilai Bersama : Identifikasi dan atur norma
serta nilai bersama dalam kelompok. Ini menciptakan dasar untuk
interaksi positif dan saling pengertian.
• Kembangkan ketergantungan Positif : Dorong ketergantungan
positif antara anggota tim. Anggota harus merasa bahwa kolaborasi
dan kontribusi mereka penting untuk mencapai tujuan bersama.
• Berikan Umpan Balik Konstruktif : Fasilitasi pertukaran umpan
balik yang konstruktif di antara anggota tim. Ini membantu
pengembangan pribadi dan perbaikan kinerja tim.
• Pilih Kepemimpinan yang Efektif : Pastikan ada kepemimpinan
yang efektif dan mendukung. Kepemimpinan yang memotivasi,
mendengarkan, dan memfasilitasi kolaborasi dapat meningkatkan
kinerja tim.
• Promosikan Kerjasama : Dorong kerjasama melalui proyek-proyek
kelompok, kegiatan pembinaan tim, atau pelatihan kerjasama. Ini
dapat memperkuat hubungan di antara anggota tim.
• Kembangkan kemampuan Problem Solving : Tingkatkan
kemampuan kelompok dalam pemecahan masalah. Hal ini dapat
dilakukan dengan melibatkan tim dalam aktivitas pemecahan
masalah atau latihan simulasi.
• Evaluasi dan Perbaiki Secara Berkala : Lakukan evaluasi teratur
terhadap kinerja tim. Identifikasi area yang memerlukan perbaikan
dan ajukan perubahan jika diperlukan.

I. Mengubah Individu Menjadi Pemain Tim


Untuk mengubah individu menjadi pemain tim dalam perilaku kelompok
dan dinamika tim kerja, pertimbangkan langkah-langkah berikut:
• Komunikasi yang Terbuka : Fasilitasi komunikasi yang terbuka
dan jujur. Pastikan bahwa setiap anggota tim merasa nyaman
berbicara dan mendengarkan pendapat orang lain.
• Tentukan Tunuan Bersama : Bantu anggota tim untuk memahami
dan merangkul tujuan bersama. Kejelasan mengenai arah dan
tujuan tim dapat memotivasi individu untuk bekerja bersama.
• Pengenalan Peran dan Keahlian : Identifikasi dan pahami keahlian
serta kekuatan masing-masing individu . Dengan memahami peran
dan kontribusi yang mereka bawa dapat memperkuat kolaborasi.
• Bina Kepercayaan : Bangun kepercayaan di antara anggota tim
kepercayaan membantu menciptakan lingkungan di mana individu
merasa nyaman berbagi ide meminta bantuan dan memberikan
dukungan.
• Latih Keterampilan Komunikasi dan Kolaborasi : Berikan
pelatihan atau kegiatan yang memperkuat keterampilan komunikasi
dan kolaborasi. Ini dapat mencakup permainan peran, simulasi,
atau latihan tim.
• Fasilitasi Kegiatan Team Building : Susun kegiatan tim building
yang dirancang untuk memperkuat hubungan di antara anggota
tim. Kegiatan ini dapat membantu menciptakan ikatan yang lebih
kuat di antara individu.
• Dukung Kepemimpinan Berbagi : Ajarkan konsep kepemimpinan
berbagi di mana setiap anggota tim memiliki peluang untuk
memimpin berdasarkan keahlian atau situasi tertentu.
• Beri Pengakuan : Kenali dan hargai kontribusi individu.
Memberikan apresiasi terhadap upaya dan hasil kerja membantu
membangun motivasi dan komitmen.
• Evaluasi dan Feedback Teratur : Lakukan evaluasi kinerja tim
secara berkala. Berikan feedback konstruktif untuk membantu
individu memahami area di mana mereka dapat berkembang.
• Buka Ruang Untuk Kreativitas : Dorong kreativitas dan inovasi di
dalam tim. Berikan ruang bagi anggota tim untuk berkontribusi
dengan ide-ide baru dan solusi kreatif.
J. Studi Kasus dari Perusahaan PT. Light Instrumenindo Jakarta
Perusahaan jasa konstruksi dalam pembangunan nasional sangat
berperan khususnya dalam pembangunan fisik. Dimana dalam
menjalankan kegiatannya sering menghadapi kendala, baik internal
maupun eksternal, sehingga diperlukan suatu organisasi yang efektif dan
sistem manajemen yang balk agar mampu mengatasi kendala tersebut dan
proyek selesai pada waktunya dengan kualitas pekerjaan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Kerja sama tim merupakan senjata yang ampuh dalam upaya
meningkatkan produktivitas dan efektivitas organisasi. Dengan adanya
pembinaan atau pengembangan tim diharapkan terjadi komunikasi, kerja
sama, dan kekompakan satuan-satuan kerja dalam organisasi sehingga
satuan-satuan kerja tersebut menjadi semakin produktif dan efektif.
Tim proyek di PT. Light Instrumenindo Jakarta dibentuk oleh pimpinan
perusahaan dengan tujuan menyelesaikan suatu proyek berdasarkan
persyaratan tertentu. Dimana
seluruh anggota organisasi dan pemimpinnya merupakan bagian dari
sumber daya manusia perusahaan yang secara formal membentuk tim
kerja, yang terdiri dari anggota dengan perilaku tertentu. Perilaku anggota
tim akan membentuk karakteristik tim yang akan menentukan efektivitas
organisasi melalui efektivitas internal tim, yaitu suatu proses yang
berhubungan dengan suasana kerja dalam tim. Dengan suasana kerja yang
sesuai dengan harapan anggota tim akan meningkatkan kemampuan dalam
pencapaian sasaran organisasi.
Kesimpulan:
• Tim adalah suatu unit yang terdiri atas dua orang atau lebih yang berinteraksi
dan mengkoordinasi kerja mereka untuk tujuan tertentu. Definisi ini memiliki
tiga komponen. Pertama, dibutuhkan dua orang atau lebih. Kedua, orang –
orang dalam sebuah tim memiliki interaksi regular. Ketiga, orang – orang
dalam sebuah tim memiliki tujuan kinerja yang sama. kelompok kerja adalah
kelompok yang terutama berinteraksi untuk berbagi informasi dan mengambil
keputusan untuk membantu tiap anggota berkinerja dalam bidang tanggung
jawabnya.
• Dari pembentukan kelompok hingga perkembangannya melalui tahap-tahap
seperti forming,storming,norming,performing, dan adjourning,pemahaman ini
memberikan wawasan tentang bagaimana kelompok berkembang dan
beroperasi. Faktor-faktor seperti komunikasi efektif,kepemimpinan yang
mendukung dan norma bersama memainkan peran penting dalam membentuk
tim yang efektif.Dengan memahami dan mengelola dinamika ini,organisasi
dapat mencapai kinerja tim yang optimal dan mengoptimalkan potensi anggota
tim.
Referensi:

Kreitner, Robert dan Angelo Kinicki.(2002).Perilaku Organisasi.Jakarta.Salemba


Empat.

Ardana, Komang dan Ni Wayan Mujiati.(2009).Perilaku Keorganisasian


Edisi2.Denpasar.Graha Ilmu.

Adam, L.(1999).Perilaku Organisasi.Bandung.Sinar Baru

Anda mungkin juga menyukai