NIM : 7311419133
Rombel : MSDM B
1. Kelompok
Kelompok: Dapat didefinisikan sebagai dua atau lebih individu yang berinteraksi
dan saling bergantung, yang bersatu untuk mencapai tujuan tertentu.
Kelompok Formal:
Ditetapkan melalui struktur organisasi dengan tugas dan tanggung jawab yang
jelas.
Kelompok Informal:
2. Subklasifikasi Kelompok
b. Penyerbuan (Storming) :
c. Norming :
e. Penundaan (Adjourning) :
• Anggota kelompok mengalami kecemasan dan emosi lain, saat mereka melepaskan
diri dan akhirnya terpisah dari kelompok.
4. Kekayaan Kelompok
❖ Peran
❖ Identitas Peran
❖ Persepsi Peran
❖ Harapan Peran
❖ Konflik Peran
❖ Norma
o Standar perilaku yang dapat diterima dalam kelompok yang dimiliki oleh
anggota kelompok
❖ Kelas Norma
Kekayaan Kelompok 3 :
Posisi atau peringkat yang ditentukan secara sosial yang diberikan kepada kelompok
atau anggota oleh orang lain - ini membedakan anggota kelompok
Sejauh mana anggota kelompok tertarik satu sama lain dan termotivasi untuk tetap
berada dalam kelompok
Implikasi Manajerial
Untuk meningkatkan kekompakan:
a. Buat kelompok lebih kecil.
b. Dorong kesepakatan dengan tujuan kelompok.
c. Tingkatkan waktu yang dihabiskan anggota bersama.
d. Tingkatkan status grup dan persulit untuk masuk.
e. Dorong persaingan dengan kelompok lain.
f. Berikan penghargaan kepada kelompok, bukan individu.
g. Kelompok yang terisolasi secara fisik.
5. Pengambilan Keputusan Kelompok vs Pilihan Individu
Kekuatan Kelompok :
a. Hasilkan informasi dan pengetahuan yang lebih lengkap
b. Tawarkan peningkatan keragaman pandangan dan kreativitas yang
lebih besar
c. Peningkatan penerimaan keputusan
d. Umumnya lebih akurat (tetapi tidak seakurat anggota kelompok yang
paling akurat)
Kelemahan Grup:
a. Aktivitas yang memakan waktu
b. Tekanan kesesuaian dalam kelompok
c. Diskusi dapat didominasi oleh beberapa anggota
d. Situasi tanggung jawab yang ambigu
6. Pengambilan Keputusan Kelompok - Membuat Fenomena
Groupthink
a. Situasi dimana kelompok yang memastikan kesesuaian menghalangi
kelompok untuk menilai secara kritis pandangan yang tidak biasa,
minoritas, atau tidak populer
b. Menghambat kinerja
Groupshift
a. Ketika membahas serangkaian alternatif tertentu dan sampai pada
solusi, anggota kelompok cenderung melebih-lebihkan posisi awal
yang mereka pegang. Ini menyebabkan pergeseran ke perilaku yang
lebih konservatif atau lebih berisiko.
7. Pengambilan Keputusan Kelompok –Teknik Pembuatan
Brainstorming
a. Proses menghasilkan ide yang dirancang untuk mengatasi kepastian
akan kesesuaian
Teknik Kelompok Nominal (NGT)
a. Bekerja dengan membatasi diskusi selama proses pengambilan
keputusan
b. Anggota hadir secara fisik tetapi beroperasi secara mandiri
Rapat Elektronik
a. Menggunakan komputer untuk mengadakan rapat besar hingga 50
orang
Saat ini organisasi yang tidak menggunakan tim akan menjadi bahan perbincangan. Tim-
tim ada di mana-mana. Sebagaimana organisasi telah melakukan restrukturisasi diri
mereka sendiri untuk bersaing dengan lebih efektif dan efisien, mereka telah beralih
kepada tim sebagai cara yang lebih baik untuk memanfaatkan talenta karyawan. Tim yang
lebih fleksibel dan ressponsif terhadap perubahan kejadian daripada departemen yang
tradisional atau bentuk lain dari pengelompokan yang bersifat permanen. Kenyataan
bahwa organisasi telah beralih kepada tim tidak lantas berarti bahwa mereka selalu
efektif. Para pengambil keputusan, sebagai manusia, dapat terpengaruh oleh mode dan
menghalau mentalitas.
Kelompok kerja (work group) adalah suatu kelompok yang berinteraksi terutama untuk
berbagi informasi dan mengambil keputusan untuk membantu setiap anggota kelompok
yang bekerja di dalam area tanggung jawabnya.
Tim kerja (work team) adalah suatu kelompok yang memiliki upaya individu yang
menghasilkan kinerja yang lebih besar dari pada jumlah input individu. Dengan demikian,
kita dapat menyatakan bahwa tim kerja merupakan bagian dari kelompok kerja, tim
dibangun untuk kebermanfaatan (simbiosis) pada interaksi antar anggota.
3. Jenis-jenis Tim
Tim Pemecahan Permasalahan (problem solving team) Kelompok yang terdiri
dari atas 5 hingga 12 karyawan dari departemen yang sama yang bertemu
selama beberapa jam setiap minggu untuk membahas cara–cara untuk
meningkatkan kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja.
Tim Kerja yang Dikelola Sendiri (self-managed work team) Kelompok-
kelompok yang terdiri dari atas 10 hingga 15 orang yang memerlukan
tanggung jawab dari supervisor mereka sebelumnya.
Tim Fungsional Silang (cross-functional teams) Para karyawan dari level
hierarki yang kira-kira sama, tetapi dari area kerja yang berbeda, yang datang
bersama-sama untuk menyelesaikan suatu tugas.
Tim Virtual (virtual team) Tim yang menggunakan teknologi komputer untuk
mengikat bersama-sama secara fisik yang para anggotanya tersebar agar
mencapai tujuan umum.
Sistem Multi Tim (multiteam system) Suatu pengumpulan dua atau lebih tim
yang saling bergantung yang berbagi tujuan dari atasan; tim yang berdiri atas
banyak tim.
4. Karakteristik Tim yang Efektif
Sumber daya yang memadai
Kelangkaan sumber daya secara langsung dapat menurunkan kemampuan tim
untuk melaksanankan pekerjaan secara efektif dan mencapai tujuan.
Kepemimpinan dan Struktur
Tim tidak dapat berfungsi jika mereka tidak dapat kesepakatan mengenai siapa
yang akan melakukan apa dan memastikan semua anggota membagi beban kerja.
Kesepakatan mengenai kerja tertentu dan bagaimana mereka menyesuaikan
bersama – sama untuk mengintegrasikan keterampilan individu yang memerlukan
kepemimpinan dan struktur, baik manajemen atau dari para anggota tim itu
sendiri. kepemiminan penting terutama di dalam sistem multitim. Disini, para
pemimpin perlu untuk memeberdayakan tim dengan mendelegasikan tanggung
jawab kepada anggota tim, dan mereka memainkan peran fasilitator memastikan
bahwa tim bekerja bersama sama dan bukannya menentang satu sama lain.
Iklim kepercayaan
Para anggota tim yang efektif saling mempercayai satu sama lain. Mereka juga
memperlihatkan kepercayaan kepada para pemimpin mereka. kepercayaan antar
anggota tim memfasilitasi kerja ama, menurunkan kebutuhan untuk memonitor
perilaku sama lain, dan mengingkat para anggota di sekelilingi keyakinan bahwa
orang lain dalam tim tidak akan mengambil keuntungan dari mereka.
Evaluasi Kinerja dan Sistem Pemberian Imbalan
Selain mengevaluasi dan memberikan imbalan kepada para karyawan atas
kontribusi individu mereka, maka manajemen harus memodifikasi evaluasi
tradisonal yang berorientasi secara individual dan sistem pemberian imbalan
untuk mencerminkan kinerja tim hybrid yang mengakui para anggota individu atas
kontribusi mereka yang luar biasa dan memberikan imbalan kepada seluruh
kelompok atas hasil positif.
6. Kapan pekerjaan dilakukan oleh para individu yang lebih memilih atas
pekerjaan yang dilakukan tim?
Kerja tim memerlukan lebih banyak waktu dan sering kali lebih banyak sumber daya
daripada kerja individu. Tim meningkatkan tuntutan untuk berkomunikasi,
pengelolaan konflik, dan pertemuan untuk dilaksanakan. Dengan demikian, manfaat
dari menggunakan tim harus melebihi biayanya, dan hal itu tidak selalu kasusnya.
Kita dapat mengetahui apakah pekerjaan dari kelompok akan menjadi lebih baik
untuk dilakukan dalam tim berdasarkan dari tiga tes berikut:
Pertama, apakah pekerjaan itu lebih baik dilakukan oleh lebih dari satu orang?
Indikator yang baik adalah kompleksitas pekerjaan dan kebutuhan untuk pandangan
yang berbeda. Tugas yang sederhana tidak memerlukan input beragam, sehingga
mungkin lebih baik diserahkan pada perorangan.
Kedua, apakah pekerjaan akan menciptakan tujuan yang umum atau menetapkan
tujuan bagi orang-orang di dalam kelompok yang lebih banyak daripada tujuan
individu secara keseluruhan? Tim-tim seperti dealer-dealer kendaraan, dapat
mengelola dengan lebih baik tanggung jawab secara kolektif untuk memastikan
kebutuhan konsumen telah terpenuhi dengan tepat.
Ketiga, menentukan apakah para anggota kelompok saling bergantung atau tidak
PERTEMUAN 11 KEPEMIMPINAN
Kepercayaan
Pemimpin Otentik:
Orang etis yang tahu siapa mereka, tahu apa yang mereka yakini dan hargai,
dan bertindak berdasarkan nilai-nilai dan keyakinan tersebut secara terbuka
dan terus terang
Kualitas utama adalah kepercayaan
Bangun Kepercayaan dengan:
Berbagi informsi
Mendorong komunikasi secara terbuka
Berpegang teguh pada idealisme
Lima Dimensi Utama Kepercayaan
Integritas: Ketulusan dan Kejujuran
Kompetensi: Pengetahuan dan keterampilan teknis dan interpersonal
seseorang
Konsistensi: Keandalan, prediktabilitas, dan penilaian yang baik seseorang
dalam menangani situasi
Loyalitas: Kesediaan untuk melindungi dan menyelamatkan muka untuk orang
lain
Keterbukaan: Ketergantungan pada seseorang dengan tetap menyatakan
kebenaran hakiki
Mentor
Seorang karyawan senior yang mensponsori dan mendukung karyawan yang
kurang berpengalaman (anak didik)
Guru yang baik mempresentasikan ide dengan jelas, mendengarkan, dan
berempati
Dua fungsi :
a. Karir
Melatih, membantu, mensponsori
b. Psikososial
Konseling, berbagi, bertindak sebagai panutan
Bisa formal dan informal
Mentor cenderung memilih anak didik yang mirip dengan latar
belakang mereka
– Gagasan bahwa kepemimpinan hanyalah atribusi yang dibuat orang tentang individu lain
• Pemimpin cerdas, ramah, memiliki keterampilan verbal yang kuat, agresif, pengertian, dan
rajin.
• Pemimpin yang efektif dianggap konsisten dan teguh dalam mengambil keputusan
Kekuasaan jenis ini merupakan kekuasaan yang menggunakan balas jasa atau reward
untuk mempengaruhi seseorang untuk bersedia melakukan sesuatu sesuai
keinginannya, Kekuasaan ini dapat berupa gaji, upah, bonus, promosi, pujian,
pengakuan atau penempatan tugas yang lebih menarik. Namun melalui kekuasaan ini
seorang pemimpin juga dapat menunda pemberian reward tersebut sebagai
hukumancjika bawahannya tidak melakukan apa yang telah diperintahkan.
Kekuasaan paksaan ini adalah kebalikan atau sisi negatif dari kekuasaan balas jasa.
Contoh yang diberlakukan jika tidak mengikuti perintah yang diintruksikan, antara lain
pemberian surat peringatan, penurunan gaji, penurunan jabatan dan bahkan pemberhentian
kerja atau PHK.
wajar.
atau kesetiaan.
dan ancaman.
9. Koalisi. Membuat daftar tujuan atau dukungan dari orang lain untuk
Taktik yang paling cocok untuk seluruh tingkat organisasi yaitu taktik bujukan secara
rasional.
a. Kepribadian
b. Suasana hatu/emosi
Mood dan emosi dapat mempengaruhi proses dan hasil negosiasi tergantung pada
konteks situasi yang dihadapi. Seorang negotiator yang pemarah pada umumnya
dianggap mempercepat konsensus karena pihak lainnya percaya bahwa konsensus
lainnya kedepannya tidak bisa dicapai. Hal yang paling terpenting anda dapat
menunjukkan amarah anda dalam sebuah proses negosiasi adalah hanya jika ketika
anda memiliki kekuatan atau power yang setara dengan lawan negosiasi anda. Jika
kekuasaan anda kurang dari lawan anda, maka kemarahan anda hanya akan membuat
anda dianggap sebagai negosiator yang sulit.
Faktor lainnya adalah kemampuan untuk manajemen mood dan emosi, terutama
dalam menunjukkan kemarahan anda secara nyata (bukan acting semata). Emosi
lainnya yang cukup berpengaruh adalah kekecewaan. Kekecewaan anda dapat
membuat negosiatior lainnya merasa bersalah. Negosiasi terkadang memang penuh
dengan tipu daya, khususnya tipu daya eksperesi para negosiator. Anda dapat melihat
contohnya dengan jelas pada film Draft Day.
c. Budaya
d. Perbedaan gender
Terdapat tiga peran dasar dari pihak ketiga: mediator, arbitrator, dam konsiliator:
a. Mediator. Seorang pihak ketiga, tidak memihak, dan memfasilitasi solusi yang
dinegosiasikan dengan menggunakan pertimbangan, bujukan, sera saran untuk
alternatif-alternatif.
Pihak ketiga bersikap netral yang memfasilitasi negosiasi solusi dengan
menggunakan penalaran dan persuasi, menyodorkan alternative dan semacamnya.
Para mediator ini memfasilitasi penyelesaian masalah dengan mempengaruhi
bagaimana pihak-pihak yang terlibat dalam negosiasi berinteraksi. Para mediator
tidak memiliki otoritas yang mengikat, pihak-pihak yang terlibat bebas
mengacuhkan usaha mediasi ataupun rekomendasi yang dibuat oleh pihak ketiga.
b. Arbitrator. Seorang pihak ketiga pada negosiasi yang memiliki otoritas untuk
mendikte perjanjian.
Pihak ketiga memiliki wewenang untuk menentukan kesepakatan. Bisa bersifat
sukarela maupun paksaan (berdasarkan kontrak atau undang-undang yang
berlaku). Wewenang arbitrator beragam sesuai dengan aturan yang ditetapkan
oleh para perunding.
Kelebihan arbitrasi daripada mediasi adalah bahwa arbitrasi selalu menghasilkan
penyelesaian entah win-win solution maupun kemenangan di salah satu pihak
yang berunding. Namun dapat menimbulkan konflik dikemudian hari.
c. Konsiliator. Seorang pihak ketiga yang terpercaya yang menyediakan kaitan
komunikasi secara informal di antara negosiator dengan lawan.
Pihak ketiga dipercaya membangun relasi komunikasi informal antara perunding
dengan lawannya. Dalam prakteknya, konsiliator tidak hanya sebagai saluran
komunikasi namun juga terlibat dalam pencarian fakta, penafsiran pesan,
membujuk pihak-pihak yang bersengketa untuk membangun kesepakatan.
Seorang konsiliator tidak memiliki kekuasaan formal untuk mempengaruhi hasil
akhir negosiasi seperti seorang mediator.