Anda di halaman 1dari 13

MODUL 8

KONSEP PERILAKU DALAM KELOMPOK


CAPAIAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu Mampu membedakan perilaku kerja berdasarkan faktor-faktor kelompok

BAHAN PEMBELAJARAN
1. Proses kelompok,
2. Group Properties (Cohesivenes=Group Performance),
3. Work Group & Work Team

METODE:
Kuliah, responsi
Diskusi, tanya jawab melalui forum dan/atau zoom, dan project based learning
PENGALAMAN BELAJAR

Pertemuan 10
1. Melalui materi yang dipaparkan secara interaktif, integratif, dan saintifik, mahasiswa
memperoleh informasi mengenai komunikasi sebagai perilaku organisasi pada level
kelompok, Group Properties, dan Work Group & Work Team.
1. Melalui penugasan yang berpusat pada mahasiswa, mahasiswa diminta mengeksplorasi
materi tentang Group Properties, dan Work Group & Work Team sebagai perilaku
organisasi pada level kelompok.
2. Melalui diskusi kelompok mengenai tugas yang berpusat pada mahasiswa, mahasiswa
memperoleh pemahaman materi pembelajaran dengan mendiskusikan pokok-pokok
materi mengenai konsep perilaku dalam kelompok, Group Properties, dan Work Group &
Work Team.
Estimasi Waktu
1x ( 3 x 50 menit (TM), 3 x 60 menit (BM) dan 3 x 60 menit (BT))

KRITERIA DAN INDIKATOR


1. Ketepatan dalam menguraikan mengenai konsep perilaku dalam kelompok, Group
Properties, dan Work Group & Work Team sebagai salah satu bentuk perilaku dalam
kelompok.
2. Bentuk penilaian: Non tes
PENGANTAR

Model perilaku tingkat kelompok

Background Factors
Work Required Behavior
Group Emergent Behavior Intergroup
Behavior Behavior

Producivity
Satisfaction
Individual Development Power
Goals
Values

Interpersonal Personal System


Behavior Self Concept
Needs and Orientation

Proses kelompok dalam organisasi :


Kajian perilaku organisasi pada tingkat kelompok akan membahas mengenai bagaimana fungsi
kelompok formal dan informal bekerja saling memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan
organisasi. Meskipun dalam prinsip organisasi, keberadaan sistem dan aturan yang ada
mengarahkan anggota organisasi untuk bagaimana bekerja, namun muncul permasalahan yang
berkaitan dengan goal dan tujuan kelompok terhambat karena anggota organisasi banyak yang
cenderung bekerja secara individual. Kelompok ( a group ) : kumpulan orang-orang yang
berinteraksi satu sama lain secara teratur dalam satu periode waktu tertentu, menganggap diri
mereka saling bergantung dalam pencapaian satu atau lebih tujuan bersama. Organisasi
merupakan kelompok yang terdiri dari kelompok formal dan in formal.
Kelompok Formal:
Ada dalam setiap organisasi
Merupakan unit-unit yang ada secara legitimasi didasari oleh aturan atau anggaran dasar
ataupun keputusan yang berlaku
Bentuknya dapat berupa : kelompok kerja, kepanitiaan, departemen kecil, project teams
Memiliki tujuan formal
Memiliki aturan dan ketentuan formal

Memiliki keanggotaan formal


Terdapat unsur pimpinan yang dipilih sesuai dengan aturan yang berlaku

Unsur pimpinan dalam kelompok atau unit formal diberi keleluasaan untuk menata :

Prosedur kerja
Menetapkan dan membagi pekerjaan
Mengalokasikan sumber daya yang ada termasuk alokasi sistem reward yang berlaku

Kelompok formal sangat mudah dikenali melalui struktur organisasi yang ada. Melalui struktur
organisasi yang ada, dapat dikenali hal-hal yang meliputi : jumlah unit, fungsi kerja masing-
masing unit, bagaimana hubungan kerja, siapa unsur pimpinan-bawahan

Kelompok informal:

Berkembang dan terbentuk di luar struktur organisasi formal yang ada


Keberadaannya dapat dirasakan dalam organisasi
Berkembang sebagai sub-kultur yang relatif mempunyai pengaruh dalam organisasi
Terbentuk karena : kedekatan lokasi, sifat, kegemaran atau area pekerjaan yang hampir
sama, kepentingan yang sama, latar belakang yang sama
Berupa klik (cliques), dapat terdiri dari : para manajer, para supervisor, para pelaksana,
dlsb
Pentingnya kelompok informal dalam organisasi:
Mempermudah kerjasama
Memberi garis-garis besar atau aturan main perilaku yang dapat diterima, mis : dalam hal
cara berpakaian, bahasa, dialek berbicara
Membantu mengoperasikan aturan dan prosedur kerja melalui pendekatan yang bersifat
in formal
Dapat memenuhi kebutuhan individual karyawan dalam hal interaksi yang bersifat
personal
Sisi negative kelompok informal:
Di sisi lain, norma, nilai atau prosedur yang berlaku dalam informal groups belum tentu
selalu selaras dengan aturan atau tujuan organisasi formal

Eksistensi unit formal dapat terancam, termasuk dalam hal kepemimpinan, aturan
ataupun tujuan
Hal tersebut terjadi bila kepemimpinan dan fungsi manajemen pada kelompok formal
lemah

Proses terbentuknya kelompok :


Forming
Merupakan tahap awal penggabungan
Anggota bergabung masih dilandasi oleh ketidak pastian

Masing-masing anggota belum memiliki pengetahuan bagaimana kondisi


kelompok yang akan dimasuki
Storming
Tahap padamana anggota saling berusaha memahami dan menyesuaikan diri

Proses penyatuan kepentingan, nilai, misi dan tujuan masing-masing individu


Sering terjadi konflik sebagai dampak dari proses penyatuan tersebut
Semakin searah kepentingan dan tujuan individu maka konflik akan kecil
Norming

Proses adaptasi dan penyatuan kepentingan dan tujuan sudah tercapai


Konflik sudah menurun
Membuat kesepakatan dalam hal aturan-aturan dan norma yang berlaku untuk
anggota yang akan dipatuhi, termasuk menyusun goal kelompok dan pembagian
tugas
Performing
Tahap aktualisasi kinerja kelompok melalui pengaturan tugas agar masing-masing
anggota kelompok bekerja

Adjourning
Tahap anggota menikmati kebersamaan hasil kelompok

Kelompok efektif : Kelompok tidak efektif :


Ada solidaritas anggota. Saling tidak menyetujui.
Saling membantu. Suasana tegang, saling
Memperlihatkan kepuasan menyalahkan dan menolak.

anggota. Tidak saling membantu


Keputusan pada Menarik diri, anggota
umumnya dicapai secara menjadi pasif dan statis.
konsensus. Menjatuhkan anggota,

Saling mendengarkan dan orientasi pada kepentingan


ada keterbukaan antar individual.
anggota Tidak kondusif, saling
mencurigai

Agar kelompok menjadi efektif:


Bangun proses komunikasi antar anggota secara efektif dan intensif

Interaksi anggota harus lebih intensif


Meningkatkan keterbukaan dan konsistensi
Mengenali masalah kelompok (bila muncul) dan menyelesaikan secara kelompok
Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan anggota kelompok

Kekuatan penggunaan kelompok:

Mampu menghimpun berbagai gagasan dan pengetahuan serta ketrampilan sehingga


memungkinkan penyelesaian masalah yang karakteristiknya cukup kompleks.
Implementasi keputusan akan lebih mudah karena didukung oleh keterlibatan anggota.
Meningkatkan kerjasama antar anggota.

Memberi peluang intensitas partisipasi anggota yang lebih kuat


Meningkatkan motivasi dan semangat anggota kelompok
Setiap anggota memiliki kesempatan untuk mengaktualisasikan kemampuannya,
terutama dalam hal ketrampilan berkomunikasi secara intensif

Situasi kelompok memberi peluang bagi setiap anggota untuk melatih diri dalam hal
kepemimpinan
Kelemahan penggunaan kelompok:
Bila jumlah anggota terlalu besar, sulit untuk membuat keputusan kelompok secara cepat
Perbedaan yang terlalu signifikan akan membuat hasil kerja kelompok kurang efektif

Adanya kelompok menuntut penetapan arah dan tujuan kelompok yang jelas, bila tidak
maka kelompok akan tidak teratur
Jika anggota pasif maka akan tergantung dari pemimpin, kelompok akan statis.
Jika pemimpin lemah, maka kelompok akan kurang efektif.

Perilaku dalam kelompok :

• Task oriented behavior


o Tingkah laku individu yang membantu kelompok dalam memilih tujuan dan upaya
pencapaian tujuan
o Bentuk tingkah laku tergantung sifat pekerjaannya :
Produksi rutin (mensortir, merakit, menguji, memperbaiki, pengepakan,
pengiriman, pemberian label dlsb)
Pembuatan keputusan (pertukaran informasi, analisa, evaluasi informasi
dsb)
• Group maintenance behavior
o Membantu meningkatkan hubungan antar individu (improving interpersonal
relationship), memelihara kelompok (maintaining cohesiveness and managing
conflict)
o Situasi konflik dapat menimbulkan rasa cemas, tidak aman bagi anggota
o Dukungan, dorongan, support dan atensi serta toleransi dapat menumbuhkan
energi kelompok
• Self oriented behavior
o Hanya memenuhi kebutuhan pribadi
o Tidak mempermudah/memfasilitasi pencapaian tujuan kelompok atau
cohesiveness
o Konsekuensi terjadi kekacauan kelompok terutama dalam hal pemecahan
masalah kelompok
o Individu cenderung ingin memperoleh atensi atau penilaian diri yang lebih dengan
komentar-komentar yang provokatif, mendominasi diskusi, mengganggu
pembicaraan.
Hal yang terkait proses-proses dalam kelompok:
Pengaruh sosial yang berkembang dalam kelompok (“social influence”)
Kelompok mempengaruhi perilaku individu melalui “social pressure”

Terdapat perilaku penyesuaian dari anggota terhadap norma kelompok


(Compliance).
Compliance : kepatuhan terhadap aturan-aturan kelompok. Meskipun kadang-
kadang belum tentu sejalan dengan sikap pribadi seseorang.
Kelompok mempengaruhi sikap dan keyakinan individu, mis : pegawai lini bawah
menjadi supervisor, maka akan terjadi perubahan sikap pro pimpinan
Alasan seseorang patuh terhadap norma kelompok karena takut akan penolakan
atau hukuman dari kelompok.
Sebaliknya, karyawan yang tidak patuh pada norma kelompok karena yang
bersangkutan tidak berkepentingan dengan penerimaan kelompok atau memiliki
motif lain yang lebih kuat
Kohesivitas kelompok akan memberi dampak terhadap performansi kelompok.
Group cohesiveness : kesetiakawanan diantara anggota kelompok melalui
keterikatan antar anggota yang ada
Kelompok dengan kohesivitas yang tinggi
Tingkat persaudaraan yang tinggi
Saling menghargai
Kelompok memberikan kepuasan dalam memenuhi kebutuhan sosial

Kelompok sebagai acuan bagi anggota


Makin kohesive, memungkinkan performansi individu ataupun kelompok menjadi
meningkat karena kerjasama mudah terjalin
Agar kohesif, maka diperlukan adanya konsensus dalam hal status (“status consensus”)

Terdapat status consensus dalam kelompok, biasanya tertuang dalam aturan yang
disepakati
Status consensus yang terjadi akan memberi pengaruh terhadap tingkat
kohesivitas kelompok

Menyangkut pemberian jabatan/pekerjaan yang berkaitan dengan status


seseorang
Status :
Tingkat penghargaan atau prestise yang diberikan kepada seseorang oleh
kelompok

Ditetapkan kriteria berdasarkan kesepakatan kelompok, mis : senioritas,


usia, jenis kelamin, skill, edukasi, prestasi sebelumnya.
Role differentiation in group:
Tingkah laku individu dalam kelompok ditentukan oleh kekuatan situasi (social pressure,
job requirement) dan kekuatan pribadi (values,attitudes dan need)
Role : serangkaian tingkah laku yang diharapkan muncul dari seseorang berkaitan dengan
posisi atau jabatan yang dipangkunya dalam organisasi
Harapan peran (role expectation) harus jelas, spesifik dan rinci, dalam hal :

Harapan tugas/pekerjaan
Aturan-aturan jelas
Ada standardnya
Bila tidak jelas akan menimbulkan role ambiguity, karena harapan peran yang tidak
memadai, tidak sesuai dengan peran yang dimainkan
Role conflict :
Muncul karena harapan peran yang tidak sesuai
Terdapat 3 sumber role conflict :

Dua atau lebih pengirim pesan menyampaikan harapan peran yang tidak selaras.
Mis : seorang supervisor menerima instruksi tugas dari atasan dan bawahan yang
saling bertolak belakang
Seorang pengirim pesan menyampaikan harapan peran yang bertentangan. Mis :
atasan menginstruksikan bawahan harus banyak inisiatif namun tidak boleh keluar
dari prosedur
Multiple role, mis : menjadi anggota beberapa unit organisasi dan pada saat
bersamaan menuntut

Task role organization:


Pengaturan antara peran dan tugas akan ditentukan berdasarkan aturan yang berlaku dan
disepakati
Langkah anggota organisasi tidak harus sama tergantung dari peran masing-masing
Namun arah langkah harus sama menuju pencapaian tujuan organisasi

Perangkat-perangkat kelompok:
Roles : seperangkat pola perilaku yang diharapkan muncul dikaitkan dengan posisi sosial
yang diembannya.
Norma : standart perilaku yang diterima oleh semua anggota kelompok dan dijadikan
acuan.
Status : posisi sosial yang diberikan orang lain (masyarakat) pada seseorang
Sizes (ukuran) : besar kecilnya ukuran kelompok akan memberikan warna terhadap
proses2 yang ada di dalamnya.

Kohesivitas : derajat ketertarikan serta keterikatan antar anggota kelompok dalam upaya
mempertahankan keberadaannya di kelompok.
Decision making by groups:
Seringkali keputusan organisasi merupakan hasil keputusan kelompok yang berasal dari
tiap individu
Hasil keputusan kelompok bisa berupa baik, tepat atau sebaliknya
Ketepatan kualitas keputusan kelompok tergantung dari :
- Jenis dan tingkat kerumitan masalah
- Komposisi kelompok
- Kelengkapan informasi

- Prosedur pembuatan keputusan

Problem diagnosis dalam group:


Identifikasi masalah

Tujuan yang ingin dicapai


Kesepakatan tujuan menjadi penting. Bila tidak sepakat akan menghasilkan keputusan
yang tidak “bulat”.
Kekuatan keputusan kelompok:

Menghasilkan gagasan, informasi dan pengetahuan yang lebih lengkap.


Lebih banyak masukan.
Memberi peluang adanya pandangan2 yang lebih bervariatif dan alternatif.
Kelemahan keputusan kelompok:
Akan muncul tekanan yang terkait dengan adanya konformitas kelompok.

Dampaknya mungkin muncul keputusan yang seolah2 sdh disepakati padahal msh mgkn
ada rasa ketidaksetujuan yang tersembunyi.
Saat diskusi kelompok bisa saja didominasi oleh seseorang.

WORKS GROUP DAN WORKS TEAM

WHY TEAM SO POPULAR?


Teams typically outperform individuals.

Teams use employee talents better.


Teams are more flexible and responsive to changes in the environment.
Teams facilitate employee involvement.
Teams are an effective way to democratize an organization and increase motivation.
Team Versus Group: What’s the Difference?
Work Group: A group that interacts primarily to share information and to make decisions to help
each group member perform within his or her area of responsibility.
Work Team: A group whose individual efforts result in a performance that is greater than the
sum of the individual inputs.

Comparing Work Groups and Work Teams

E X H I B I T 10–1

© 2007 Prentice Hall Inc. All rights reserved.


TYPES OF TEAM
Problem-Solving Teams : Groups of 5 to 12 employees from the same department who meet for
a few hours each week to discuss ways of improving quality, efficiency, and the work
environment.
Self-Managed Work Teams: Groups of 10 to 15 people who take on the responsibilities of their
former supervisors.
Cross-Functional Teams: Employees from about the same hierarchical level, but from different
work areas, who come together to accomplish a task.
Virtual Teams: Teams that use computer technology to tie together physically dispersed
members in order to achieve a common goal.

A Team-
Effectiveness
Model

E X H I B I T 10–3

© 2007 Prentice Hall Inc. All rights reserved.

Turning Individuals Into Team Players


The Challenges
– Overcoming individual resistance to team membership.
– Countering the influence of individualistic cultures.

– Introducing teams in an organization that has historically valued individual


achievement.
Shaping Team Players
– Selecting employees who can fulfill their team roles.
– Training employees to become team players.
– Reworking the reward system to encourage cooperative efforts while continuing
to recognize individual contributions.

Teams and quality management:


Team Effectiveness and Quality Management Requires That Teams:
1. Are small enough to be efficient and effective.
2. Are properly trained in required skills.

3. Allocated enough time to work on problems.


4. Are given authority to resolve problems and take corrective action.
5. Have a designated “champion” to call on when needed.

EKSPLORASI
1. Apa saja kekuatan dan kelemahan keputusan yang dibuat oleh kelompok?
2. Bagaimana cara membuat tim menjadi efektif?

Anda mungkin juga menyukai