Anda di halaman 1dari 28

MNC42 - KEPEMIMPINAN

KEPEMIMPINAN TIM DAN


KELOMPOK KEPUTUSAN
Diadopsi dari sumber :
Sub-CPMK
• Mahasiswa mampu menunjukkan peran seorang
pemimpin dalam pembentukan tim dan upaya yang
dilakukan dalam pengambilan keputusan tim (C3, A3)

Materi
1. Sifat Tim
2. Faktor Penentu Kinerja Tim
3. Penerapan: Panduan untuk Pembentukan Tim
1. Sifat Tim
• Kata tim biasanya mengacu pada sekumpulan individu
yang memiliki tujuan yang sama, peran yang saling
tergantung satu sama lain, dan keterampilan yang
saling melengkapi.

• Beberapa jenis tim yang berbeda dapat ditemukan


dalam organisasi, yang mencakup tim kerja fungsi, tim
lintas fungsi, tim otonom, dan tim eksekutif puncak.
1.1 Jenis-Jenis Tim
• Tim Kerja Fungsi: Anggota tim kerja fungsi biasanya
memiliki tanggung jawab yang berbeda, tetapi mereka
semua membantu melakukan fungsi dasar yang sama
(tim bagian pemeliharaan kantor).

• Tim Lintas Fungsi: Biasanya digunakan untuk


meningkatkan koordinasi antar pihak yang berbeda
yang terlibat dalam menjalankan proyek bersama
(individu perwakilan dari masing-masing pemasok,
produsen dan distributor yang memiliki spesialisasi
berbeda disatukan untuk mengembangkan suatu
strategi bersama).
• Tim Otonom: Dalam tim kerja otonom biasanya banyak
tanggung jawab dan wewenang yang biasanya ada di
posisi manajer diserahkan ke anggota tim. (Misal,
menetapkan Jadwal kerja, Prosedur kerja, dan
mengevaluasi kinerja anggota).

• Tim Virtual: Tim yang terdiri dari sejumlah individu yang


secara geografis tersebar dan jarang bertemu tatap
muka. Banyak komunikasi tiap anggota mengandalkan
video call dan email.
2. Faktor Penentu Kinerja Tim
• Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan kinerja tim dalam organisasi:
1. Komitmen atas tujuan bersama: Kinerja kelompok
akan lebih tinggi kalau anggotanya sangat
termotivasi untuk mendapatkan tujuan bersama,
demi mencapai tujuan bersama maka setiap individu
dalam tim akan berusaha memberikan upaya
maksimal.

2. Model mental bersama yang akurat: Cara seseorang


melihat penyebab masalah serta solusi yang ada
tanpa mementingkan kepentingan individu.
3. Keterampilan anggota dan kejelasan peran: Kinerja tim
akan lebih tinggi ketika anggota memiliki pengetahuan
dan keterampilan yang diperlukan untuk melakukan
pekerjaan dan mereka memahami apa yang harus
dilakukan, bagaimana melakukannya, dan kapan hal itu
harus dilaksanakan.

4. Koordinasi internal: Kinerja tim tidak hanya bergantung


pada motivasi dan keterampilan anggota, tetapi juga
pada bagaimana anggota diatur untuk menggunakan
keterampilan mereka. Kinerja tim akan memburuk jika
tim diberikan tugas yang tidak sesuai dengan
keterampilan mereka.
5. Kondisi eksternal: Kinerja tim juga bergantung pada
penyesuaian aktivitas mereka agar konsisten dengan
aktivitas unit yang saling terkait, baik di dalam maupun
di luar organisasi. Kemampuan tim untuk mengenali
strategi yang efektif guna menghadapi lingkungan
eksternal sangatlah penting untuk kinerja tim.

6. Sumber daya dan Dukungan Politis: Kinerja kelompok


juga tergantung pada tersedianya informasi, sumber
daya, dan dukungan politis yang penting untuk
melakukan pekerjaan itu. Sumber daya yang relevan
mencakup dana yang dianggarkan, peralatan,
perlengkapan, dan material.
7. Rasa saling percaya dan kerja sama: Kepercayaan dan
kerja sama dalam tim harus ditingkatkan agar
meningkatkan kinerja tim, hal itu bisa dilakukan jika
setiap individu dalam tim saling menghargai satu sama
lain, secara intrinsik termotivasi untuk mencapai tujuan
bersama.

8. Daya kemampuan (efficacy) dan potensi kolektif:


Berbicara mengenai komitmen tim untuk percaya
bahwa bersama anggota tim mampu melaksanakan
tugas secara sukses dan mencapai tujuan bersama.
Tim yang sangat percaya diri mungkin memiliki suasana
hati yang lebih positif.
3. Penerapan: Panduan Untuk
Pembentukan Tim
• Tujuan pembentukan tim adalah meningkatkan kekompakan,
saling bekerja sama, dan identifikasi kelompok. Oleh karena
tujuan itulah, pemimpin sangat ingin membentuk suatu tim,
berikut adalah pedoman untuk pembentukan suatu tim:
1. Tekankan kepentingan dan nilai bersama: Pemimpin
harus bisa menekankan kepentingan bersama,
mengidentifikasi tujuan bersama, dan menjelaskan
mengapa kerja sama penting untuk mencapai hal
tersebut.

2. Gunakan upacara dan ritual: upacara dan ritual dapat


digunakan untuk mengidentifikasi dengan kelompok dan
membuat keanggotaan terlihat menjadi amat khusus,
contohnya seperti orientasi.
3. Gunakan simbol untuk mengembangkan identifikasi dengan
kelompok: Simbol identitas kelompok seperti nama tim,
slogan, logo, dan lencana dapat digunakan dan memperkuat
rasa kebersamaan anggota.

4. Dorong dan fasilitasi interaksi sosial: Perkembangan


kelompok akan lebih dimungkinkan jika para anggotanya
saling mengenal secara pribadi, salah satu cara ntuk
memudahkan hal tersebut adalah dengan melakukan makan
siang bersama atau dengan olah raga bersama.
5. Beri tahu orang mengenai aktivitas dan keberhasilan
kelompok: Individu dalam tim akan merasa terasing dan tidak
dihargai saat mereka menerima sedikit informasi mengenai
rencana, aktivitas dan keberhasilan tim ataupun departemen
mereka.

6. Lakukan sesi analisis proses: Mintalah setiap individu dalam


tim untuk memberikan saran mengenai cara untuk membuat
tim menjadi lebih efektif.
7. Lakukan sesi pengaturan: Tujuan dari sesi pengaturan
adalah untuk meningkatkan pemahaman bersama di antara
anggota tim tentang nilai, dan tujuan pribadi.

8. Tingkatkan insentif untuk saling kerja sama: Satu cara untuk


meningkatkan pembentukan tim adalah dengan menekankan
insentif formal seperti bonus yang didasarkan pada
perbaikan tim dan target secara tim.
3.1 Pengambilan Keputusan
Kelompok
• Kelompok sering digunakan untuk menyelesaikan masalah
dan membuat keputusan organisasi. Penggunaan kelompok
untuk membuat keputusan memiliki beberapa keuntungan
potensial dibandingkan dengan keputusan yang dibuat oleh
pemimpin.
• Kelompok memiliki pengetahuan dan ide yang lebih relevan
yang dapat digabungkan untuk meningkatkan kualitas
keputusan, dan partisipasi aktif akan meningkatkan
pemahaman anggota akan keputusan itu dan komitmen
anggota untuk menerapkannya
• Proses bagi kelompok untuk mencapai keputusan
merupakan faktor penentu kualitas keputusan. Kualitas
keputusan kelompok bergantung pada kontribusi informasi
dan ide dari para anggota kelompok.
3.2 Faktor Penentu Proses
Kelompok
1. Ukuran Kelompok: Kelompok yang besar mungkin memiliki
informasi yang lebih banyak dan ragam perspektif yang lebih
luas mengenai masalah tertentu, dan terdapat lebih banyak
kesempatan untuk melibatkan semua pihak yang akan
terpengaruh oleh keputusan tertentu.

2. Perbedaan Status: Perbedaan yang besar mengenai status


anggota dapat menghalangi pertukaran informasi dan
evaluasi ide. Anggota yang berstatus rendah biasanya segan
mengkritik anggota yang berstatus lebih tinggi.
3. Kekompakan: Kelompok yang memiliki nilai dan sikap yang
serupa akan lebih sepakat atas keputusan tertentu, akan
tetapi kekompakan cenderung dapat menghalangi pemikiran
dan ide-ide kreatif yang mungkin bisa muncul, sehingga
kekompakan harus bisa dikelola dengan baik oleh pemimpin
kelompok.

4. Keberagaman Anggota: Dengan memiliki anggota yang


berbeda dalam hal perspektif, pengalaman dan pengetahuan
dapat menghasilkan solusi masalah yang lebih kreatif.
5. Lingkungan Fisik: Lingkungan fisik untuk rapat juga
mempengaruhi proses kelompok, seperti pengaturan tempat
duduk, pencahayaan, dan lain-lain.

6. Teknologi Komunikasi: Teknologi komunikasi juga mampu


memengaruhi porses kelompok dan keputusan yang
dihasilkan, contohnya dengan mencari informasi terkait
masalah yang sedang dibahas.
7. Keberagaman Anggota: Dengan memiliki anggota yang
berbeda dalam hal perspektif, pengalaman dan
pengetahuan dapat menghasilkan solusi masalah yang lebih
kreatif.

8. Kematangan Emosi: Kelompok yang memiliki kematangan


emosi yang rendah cenderung lebih memiliki perilaku yang
berorientasi diri sendiri sehingga cenderung lebih
memberikan keputusan yang menguntungkan pribadi.
9. Lingkungan Fisik: Lingkungan fisik untuk rapat juga
mempengaruhi proses kelompok, seperti pengaturan tempat
duduk, pencahayaan, dll.

10. Teknologi Komunikasi: Teknologi komunikasi juga mampu


memengaruhi proses kelompok dan keputusan yang
dihasilkan, contohnya dengan mencari informasi terkait
masalah yang sedang dibahas.
3.3 Fungsi Kepemimpinan dalam
Rapat
• Kepemimpinan yang tepat dapat memfasilitasi penggunaan
proses pengambilan keputusan yang efektif, para anggota
kelompok lebih suka bila memiliki pemimpin yang dapat
memimpin rapat secara sistematis.
• Berikut pedoman untuk memimpin rapat bagi pemimpin:
1. Informasikan kepada orang-orang mengenai persiapan yang
diperlukan untuk rapat
2. Berbagi informasi penting dengan para anggota kelompok
3. Jelaskan masalah secara obyektif (tidak menyalahkan
sebagian pihak)
4. Berikan waktu untuk pembuatan dan evaluasi ide
5. Tampung semua ide, lalu baru dilakukan evaluasi atas ide
tersebut, jangan langsung mengevaluasi ide dari satu orang
6. Dorong dan fasilitasi partisipasi agar semua orang bisa
memberikan ide
7. Dorong anggota untuk dapat memberikan kritik dan
perbaikan atas ide orang lain
8. Gunakan prosedur sistematik untuk evaluasi solusi
9. Dorong para anggota untuk mencari solusi yang integratif
10. Dorong upaya untuk mencapai kesepakatan bila
memungkinkan
11. Perjelas tanggung jawab untuk implementasi ide
Ringkasan
• Organisasi semakin bergantung pada tim untuk meningkatkan
kualitas, efisiensi, dan perubahan yang lebih baik. Aktivitas
pembentukan tim digunakan untuk meningkatkan kekompakan,
identifikasi kelompok dan kerjasama.

• Keputusan kelompok berpotensi lebih diterima dan lebih baik


dibanding keputusan yang dibuat oleh individu seperti pemimpin,
tetapi banyak hal yang dapat mencegah kelompok untuk
mewujudkan potensinya. Peran pemimpin jangan terlalu pasif
maupun dominan, melainkan pemimpin harus bisa mendorong
kelompok untuk membuat alternatif solusi dari masalah yang
sedang dihadapi.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai