PENDAHULUAN
Melalui diklat kepemimpinan pola baru ini peserta mendapatkan lima agenda
pembelajaran, dan setiap agenda terdiri dari beberapa mata diklat, salah satu mata
diklatnya adalah Membangun Tim Efektif.
Mata diklat Membangun Tim Efektif diberikan kepada semua jenjang diklat
kepemimpinan mulai dari diklat Pim IV, III , II dan I. Dan secara kelembagaan belum
menyediakan modul sebagai acuan bagi peserta maupun widyaiswara, namun telah
diberikan bahan ajar secara personal oleh widyaiswara, kepada peserta diklat dan
widyaiswara disarankan agar dapat memberikan pengayaan,
pengembangan, materi kediklatan sebagai pelengkap materi pembelajaran
Pada diklat kepemimpinan pola baru, mata diklat membangun tim efektif merupakan
salah satu mata diklat yang sangat penting, karena dalam melaksanakan proyek
perubahan peserta harus melakukan pembentukan tim efektif.
Membangun tim efektif bukanlah suatu hal yang mudah, karena dalam prosesnya kita
dihadapakan pada beberapa hambatan, baik dari faktor interen maupun faktor eksternal.
Untuk itu peserta diklat harus diberikan pembekalan yang cukup agar mereka
dapat membangun tim yang efektif.
Tulisan ini tidak terlalu banyak mengungkapkan tentang asal muasal, pengertian
dan teori-teori dalam membangun tim efektf , tapi bagaimana membangun tim yang
efektif, hal-hal apa saja yang harus diperhatikan, hambatan apa yang nanti akan
dihadapi, dan bagaimana cara mengatasi masalah-masalah yang dapat menghambat
kegiatan tersebut.
Agar dapat membangun sebuah tim yang yang efektif diperlukan lebih dari sekedar
mengumpulkan orang-orang yang tepat, sebab tujuan utama dari leadership sebenarnya
adalah menciptakan lingkungan dimana setiap individu anggota mau bekerjasama
kooperatif dan kolaboratif.
Komunikasi yang efektif akan terjadi apabila terdapat aliran informasi dua arah antara
komunikator dan komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan
harapan kedua pelaku komunikasi tersebut (komunikator dan komunikan)
Agar komunikasi kita efektif diperlukan beberapa teknik antara lain: 1)kita harus
memahami tujuan berkomuniaksi. 2)mengenali komunikan. 3)Berorientasi pada tema.4)
menyampaikan tema dengan jelas. 5)menggunakan alat bantu yang sesuai. 6) menjadi
pendengar yang baik. 7)Memusatkan perhatian. 8)Menghindari gangguan. 8)Membuat
suasana menyenangkan dan 9) Memamnfaat bahasa tubuh yang benar.
Untuk membangun komunikasi yang efektif juga ada prinsif-prinsif yang harus
diperhatikan, yaitu : clarity atau jelas, understandability/ mudah dipahami, flow memiliki
alur yang runtut dan yang tak kalah pentingnya adalah cohession atau sesuai dengan
konteks.
Dalam komunikasi kita juga sering dihadapkan pada adanya gangguan-gangguan, baik
itu dari sipengirim sendiri, seperti : wawasan yang terbatas, pesan yang tak menarik,
istilah yang tak dimengerti, kesalahan dalam memilih media dan psikologis. Gangguan
bisa juga dari pihak si penerima, antara lain kurang trampil mengartikan pesan,
wawasan yang terbatas, terlalu sibuk sehingga fokus pada satu hal, dan bisa juga
karena pesan yang diterima terlalu banyak.
Komunikasi itu sendiri bisa berbentuk verbal, seperti komunikasi lisan, komunikasi
tulisan dan ada juga komunikasi non verbal yang bisa berupa gerakan tubuh, isyarat,
pakaian dan lain sebagainya.
Dalam berkomunikasi kita harus bersikap dan berorientasi pada kebenaran (truth),
tulus, kesungguhan, ketenangan, percaya diri, mau mendengar dengan baik serta
ramah.dan yang perlu diingat juga dalam komunikasi ada hambatan yang bersifat
interpersonal, seperti adanya perbedaan persepsi, perbedaan status, sikap dispensif dan
ketidak mampuan mendengar, dan hambatan yang bersifat organisasi, dapat terjadi
karena tingkat hirarki, otorisasi, manajemen dan spesialisasi kerja.
Untuk membangun komunikasi yang efektif perlu melakukan beberapa strategi antara
lain: ketahui mitra bicara (audience), kemudian ketahui tujuan, perhatikan konteks,
pelajarai kulture dan pahami bahasa.
Untuk membangun tim yang efektif harus dilakukan langkah-langkah antara lain:
1).Setiap tim harus bekerja dengan suatu struktur yang memadai oleh sebab itu harus
Membuat Struktur Tim.2) Mengumpulkan informasi, penilain dari anggota untuk
mengetahui kelemahan dan kekuataannya.3) Membicarkan kebutuhan, tim harus
membicarakan secara terbuka.4) Merencanakan sasaran dan menetapkan cara
pencapainnya. Dan 5) Mengembangkan keterampilan dengan memusatkan
pengembangan keterampilan untuk menciptakan tim bekerja yang tangguh.
Selain melakukan langkah-langkah tersebut diperlukan juga keterampilan dalam
Membangun Tim, yaitu kesadaran untuk mengembangkan kelompok, klasifikasi peran,
pemecahan masalah, konsensus dalam pengambilan keputusan, mengatasi konplik dan
lakukan evaluasi hasil.sehingga untuk membentuk tim yang solit perlu dilakukan,
1. Pengorbanan
Untuk mencapai hasil diperlukan pengorbanan, untuk memperoleh hasil yang kecil
diperlukan pengorbanan yang kecil. Jika anda ingin hasil yang besar maka diperlukan
pengorbanan yang besar.Pengorbanan waktu, tenaga, pikiran maupun materi mutlak
diperlukan untuk mencapai tim yang solid, sesolid apakah tim anda sangat tergantung
dari seberapa besar pengorbanan anda untuk tim anda.
2. Manajeman Waktu
Membangun tim yang solid tidak membutuhkan waktu yang sedikit , namun butuh
proese terencana dan strategis yang matang bukan mengalir bagai alir begitu saja,
namun terdapat 3 fase dalam manajemen waktu
5. Pemberdayaan
Kerja bukan lagi suatu kewajiban, akan tetapi lebih kearah kebutuhan, sikap ketua yang
cuek terhadap anggotanya menimbulkan sikap anggota merasa tidak dibutuhkan oleh
ketua, hal tersebut sangat tidak baik bagi pembentukan tim yang solid, begitu juga
dengan pelimpahan tugas yang berlebihan menimbulkan sikap anggota yang merasa
diperbudak oleh ketuanya. Pemberdayaan yang berkeadilan merupakan solusi tepat
dalam hal ini.
Konpensasi berbasis kinerja sangat layak dan diaplikasikan dalam suatu tim untuk
membutuhkan motivasi dan semangat kerja.
Tim menjadi solid dan langgeng bila terpenuhi beberapa syarat antara lain;1)
terbangunnya semangat kerja seluruh anggota tim, 2) terbangunnya sikap saling
mempercayai sesama tim. 3) terbangun ikatan hati diantara sesama anggota tim.4)
seluruh anggota tim berkontribusi sesuai dengan kemampuan masing-masing.adanya
profesionalisme, memiliki rasa rendah hati,saling memotivasi, adanya komitmen yang
kuat dan sering melakukan diskusi.
Agar tim menjadi lebih efektif ada beberapa syarat harus diperhatikan:
1. Kepemimpinan yang kuat , setiap tim kerja membuthkan seorang leader yang kuat,
peral leader memastikan bahwa gerak langkah semua anggota mengarah pada
pencapaian tujuan.
2. Tujuan bersama, sebagai leader anda perlu membangun sebuah visi dan sasaran.
3. Aturan Permainan, secara bersama menetapkan rules oh the game yang jelas, mulai
dengan menyusun kultur apa yang ingin di bangun, dan berlaku bagi semua tim.
4. Rencana kerja, tentukan pembagian tugas, wewenang serta akuntabilitas masing-
masing dan sekaligus menyusun actionplan yang perlu dikerjakan oleh setiap anggota
tim.
5. Dukungan pengambilan resiko, apakah anda bersedia mendukung resiko yang diambil
oleh rekan lain selama alternatif yang ia ambil mengarah pada pencapaian hasil.
6. 100% keterlibatan & Inklusi, apapun yang terjadi, anda perlu memiliki komotmen untuk
melibatkan 100% dalam tim kerja anda.
Dari uraian diatas dapat ditarik suatu Kesimpulan bahwa tim kerja yang solid
adalah :
Membangun tim yang efektif merupakan tantangan bagi kebanyakan bisnis. Bagaimana cara
Anda mengumpulkan orang – orang yang bervariasi dan ahli untuk menghasilkan sesuatu
yang efektif dan efisien?
Tanyakan pada diri Anda: Apa yang ingin Anda capai dan mengapa? Biarkan tim yang secara
fleksibel mengembangkan caranya untuk mencapai tujuan Anda.
Apakah organisasi Anda sudah siap untuk mendukung agar tim Anda dapat memenuhi
targetnya? Apakah mereka sudah memiliki alat dan sumber daya yang tepat untuk
menyelesaikan tugas mereka? Bagaimana cara Anda mengukur efisiensi pada saat proses
pengerjaan dan memonitornya jika terjadi perubahan? Ini merupakan pertanyaan penting
yang harus ditanyakan diawal untuk memastikan bahwa tim Anda dapat bekerja se-efisien
mungkin.
Tentukan peran
Sebuah peran menjadi sangat penting ketika sebuah tim dibentuk dan Anda harus mengetahui
setiap skill dan cara berpikir yang dimiliki oleh masing – masing individual yang ada pada
tim tersebut. Misalnya, ketika tim Anda harus mengembangkan sebuah produk baru, maka
tim Anda membutuhkan orang yang berorientasi detail, metodikal dan mampu menjaga agar
tim berada pada jalur yang tepat.
Baca juga: Alasan mengapa Anda harus merekrut orang yang lebih pandai dari
Anda
Ada kemungkinan Anda memiliki beberapa peran didalam sebuah tim. Namun pastikan jika
masing – masing peran tersebut saling membangun dalam mencapai tujuannya. Jika tidak,
proyek yang Anda kerjakan tidak akan mencapai hasil yang memuaskan dan bahkan
kemungkinan terburuknya adalah gagal, oleh karena itu Andalah yang harus menentukan
peran dari setiap individu sebelum Anda membentuknya sebagai sebuah tim.
Jika Anda sudah memiliki rencana untuk setiap kunci tersebut, pilih anggota yang paling baik
untuk memimpin proyek tersebut. Walaupun kepribadian dijadikan sebagai nomor dua,
sebuah tim harus memiliki pegangan dasar mereka untuk sukses, kata Spoon. Sebuah tim
yang sukses dimulai dari tujuan dan struktur yang baik.
0 44 1 minute read
Karyawan remote memang tidak terlihat dari pandangan mata kita, tetapi bukan berarti
mereka harus keluar dari pikiran Anda, sebuah studi di Universitas Illinois mengungkapkan
bahwa mereka yang memimpin karyawan yang bekerja di luar kantor – baik di rumah atau di
luar negeri – perlu mengubah gaya kepemimpinan mereka.
Profesor bisnis dari Illinois, Ravi Gajendran mengatakan manajer dapat mengurangi isolasi
karyawan remote dengan menggunakan pendekatan berbasis hubungan pada gaya
kepemimpinan mereka. Sementara perusahaan biasanya menggunakan top-down, “satu-ke-
banyak” gaya kepemimpinan yang memperlakukan semua karyawan sama, penelitian
menunjukkan bahwa mungkin akan lebih sukses jika menangani karyawan remote dengan
menggunakan metode “leader-member-exchange”.
Pendekatan ini melibatkan hubungan pribadi yang ditandai dengan kepercayaan, loyalitas,
umpan balik dan dukungan antara pemimpin tim dan anggota, kata Gajendran.
“Model kepemimpinan tradisional adalah, ‘Saya pemimpin, Anda adalah anggota tim saya,
dan saya akan mengartikulasikan visi saya sebagaimana seharusnya,'” kata Gajendran. “Apa
yang kami temukan adalah bahwa strategi kepemimpinan pribadi ditandai dengan
karakter leader-member-exchange yang memiliki efek lebih kuat ketika para pekerja
didistribusikan secara global.”
Gajendran mengatakan kepemimpinan tim virtual sangat sulit karena kurangnya interaksi
tatap muka yang terjadi dengan karyawan yang berada di kantor. Misalnya, jika bos tidak bisa
melihat karyawan remotenya, sulit baginya untuk menentukan apakah mereka semangat
dalam bekerja atau harus diberikan motivasi.
Baca juga: 5 Langkah sederhana untuk menjadi pemimpin yang percaya diri
“Sebagai seorang pemimpin, Anda tidak tahu apakah Anda perlu memotivasi mereka atau
memberi mereka ruang kepada mereka,” katanya. “Dan anggota tim juga akan kehilangan
aspek-aspek sosial dari pekerjaan:. Ruangan tim, makan malam bersama tim dan minum
bersama tim”
Studi ini menemukan bahwa sentuhan pribadi diperlukan untuk menjembatani kesenjangan
tersebut. Secara khusus, Gajendran berpendapat bahwa pemimpin harus lebih banyak
interaksi satu-satu dengan anggota tim virtual mereka.
“Kepemimpinan harus unik dan disesuaikan dengan anggota tim, bukannya malah didikte
dari atas,” katanya. “Ini tentang membangun hubungan dengan setiap anggota, dan itu
membutuhkan usaha yang lebih daripada yang normalnya di tempat kerja.”
Penelitian ini juga menemukan bahwa selain menanam interaksi, pemimpin harus menjadi
pendukung kuat dalam pekerjaan karyawan remote mereka.
Gajendran mengatakan bahaya besar dalam memiliki tim virtual adalah bahwa karyawan
akan merasa kontribusi mereka tidak diperhatikan atau dihargai.
“Anda tentu tidak ingin jika anggota tim merasa seolah-olah mereka hanya mengirimkan
pekerjaan mereka keluar ruangan hampa,” katanya. “Itulah sebabnya para pemimpin harus
peduli – mereka harus membuat para pekerja “terlihat” dan Anda dapat melakukannya
dengan menciptakan rasa keterlibatan.”
0 65 2 minutes read
Melakukan perekrutan dengan cerdas merupakan salah satu cara untuk membangun
kesuksesan perusahaan. Carilah kandidat – kandidat yang terbaik, orang – orang yang lebih
cerdas, bahkan melebihi diri Anda sendiri.
Manajer dapat menjadi lebih mengenal diri mereka sendiri dengan bermeditasi, membaca
buku – buku tentang pengembangan diri atau menghadiri seminar yang menyoroti
karakteristik pribadi yang dianggap kurang baik. Pemimpin yang inspiratif tidak ditemukan.
Merkea diciptakan dan terus diciptakan melalui pendidikan dan pelatihan pengembangan diri.
Menjadi korban
Beberapa manajer melihat diri mereka sebagai korban dalam kehidupan pribadi dan
profesional. Mereka mempertahankan pandangan bahwa segala sesuatu akan diselesaikan
untuk mereka dan mereka menolak mengambil tanggung jawab untuk hasil bisnis. Kinerja
yang buruk? Angka yang rendah? Mereka merupakan hasil dari pelanggan yang buruk,
kesalahan karyawan atau pasar yang terlalu kompetitif.
Ketika manajer mengambil tanggung jawab untuk setiap tindakan mereka, kesempatan untuk
bertambah dan berkembang akan muncul dengan sendirinya. Daripada harus merasa tidak
aman mengenai pekerjaan mereka ketika merekrut seseorang yang lebih pandai atau lebih
berpengetahuan, manajer ini justru seharusnya senang karena mendapatkan kesempatan untuk
berkolaborasi dengan individual yang luar biasa.
The Conscious Leadership Forum menyoroti paradigma korban ketakutan ini dan
menawarkan jalan keluar. Dengan menggeser perspektif mereka, calon korban dapat melihat
masalaha sebagai sebuah tantangan. Jalan buntu menjadi sebuah kesempatan untuk
menciptakan sesuatu bersama dengan orang lain atau dalam tim.
Banyak strategi wawancara yang modern di desain untuk menemukan orang – orang yang
paling memenuhi kualifikasi dan sesuai dengan budaya perusahaan. Beberapa pewawancara
akan memberikan pertanyaan yang aneh untuk mengetahui bagaimana reaksi kandidat ketika
berada dalam tekanan atau apakah mereka memiliki rasa humor.
Melakukan perekrutan dengan desain dapat dimulai sejak pertama kali Anda merekrut
karyawan pertama Anda. Perusahaan yang sukses dan fokus akan selalu memilih kandidat
yang dapat melengkapi keahlian dan keterampilan mereka. Merekrut orang – orang yang
lebih pandai dari Anda berarti Anda dapat mendelegasikan sebagian tugas Anda dari waktu
ke waktu dan lebih berfokus pada hal – hal yang lebih penting, seperti mengembangkan
bisnis Anda dan merekrut lebih banyak karyawan yang berbakat.
1 63 3 minutes read
Ketika Anda berpikir mengenai pemimpin yang memimpin secara otentik, dan ingin
mencontoh mereka, mungkin Anda berpikir apa yang harus Anda serahkan atau apa harga
yang harus dibayarkan untuk menjadi seorang pemimpin yang otentik.
Tetapi itu merupakan pertanyaan yang salah, sebab kenyataannya ketika Anda otentik, Anda
akan menjadi lebih efektif sebagai pemimpin. Orang – orang akan mengikuti Anda dengan
sendirinya.
Membangun kepemimpinan
Orang – orang ingin mengikuti. Ketika Anda masuk ke dalam ruang meeting, sebagai
pemimpin, orang – orang akan menunggu untuk mendengar visi Anda. Sudah tugas Anda
untuk menentukan apa yang harus terjadi. Terlalu banyak pengusaha, terutama orang yang
menjadi pendiri dan membangun bisnis mereka sendiri, tidak membangun peran dalam
kepemimpinan.
Beberapa pemimpin ingin tim manajemen mereka datang dengan membawa strategi,
memberikan alasan mengapa manajer mereka yang harus mengimplementasikannya. Tetapi
perspektif seperti itu tidak akan berhasil, mengapa? Karena manajer bukanlah jabatan untuk
mengatur strategi.
Pernahkah Anda melihat di ruang ganti baju ketika pelatih berbicara dengan pemain mereka?
Apakah ada pertanyaan mengenai siapakah pemimpin dalam situasi tersebut?
Beranilah. Kepemimpinan berarti memiliki visi, dan kemudian mengajak setiap orang untuk
meraihnya bersama.
Apakah Anda memiliki karyawan yang sudah lama bersama dengan Anda, tetapi meskipun
perusahaan sudah berkembang, karyawan tersebut tetap tidak berkembang? Inilah saatnya
untuk melepaskannya. Mempertahankan karyawan seperti ini merupakan salah satu kesalahan
terbesar yang dilakukan oleh pengusaha. Anda akan merugikan orang – orang yang ada
disekitar mereka, termasuk karyawan itu sendiri.
Pertimbangkanlah diri Anda untuk menjadi pemimpin yang menciptakan penawaran menarik.
Apakah Anda berpikir bahwa Steve Jobs akan mengijinkan orang – orang untuk tetap berada
pada timnya jika mereka tidak bekerja dengan baik? Anda akan kehilangan integritas
diri Anda sendiri dengan mempertahankan mereka.
Sebaliknya, berikan mereka kebebasan untuk mencari perusahaan dimana mereka dapat
menambah nilai diri mereka dengan sangat baik. Sudah tugas Anda untuk merekrut karyawan
terbaik dan memastikan bahwa hanya yang terbaik yang dapat berada pada anggota tim Anda.
Menjadi terbuka
Ada masa ketika saya bekerja dengan seorang CEO dari sebuah perusahaan yang memiliki
pertumbuhan dengan sangat baik selama 10 tahun berturut – turut, sebelum akhirnya industri
yang digelutinya mengalami guncangan. Dia sangat khawatir. Dia mengadakan meeting
dengan seluruh perusahaannya di dunia, dimana dia akan memberitahukan berita buruk
tersebut, untuk pertama kalinya, perusahaan yang dipimpinnya akan mengalami kerugian,
kata R. Michael Anderson, founder dari The Executive JOY Institute.
Saya bertanya apakah ada orang lain yang mengetahui bahwa perusahaan sedang tidak baik,
dan dia berkata tentu saja, semua kompetitor mereka juga mengalami hal yang sama.
Saya kemudian bersama dengan dia menghadapi hal tersebut. Dia memberitahukan situasinya
kepada seluruh perusahaannya, tetapi dia tidak terpuruk, dia malah menggunakan kabar
buruk tersebut untuk memangkas biaya dan membuat perusahaan menjadi lebih efisien,
sementara dia mendapatkan banyak kepercayaan dari orang – orangnya, kata Anderson.
Berkata jujur
Ketika Anda mengalami situasi yang sulit untuk diatasi, Anda akan terkejut bahwa berkata
jujur akan bekerja dengan baik. Namun Anda harus memahami cara yang sehat untuk dapat
menggunakannya.
Katakanlah Anda memiliki tenaga penjual yang tidak bekerja maksimal. Daripada Anda
mencari yang baru di belakang orang tersebut, lebih baik berikan dia sebuah kebenaran.
Ajak meeting empat mata. Katakan kepada dia bahwa ini tidak dapat terus berlangsung.
Berikan kesempatan satu bulan lagi dan berikan juga kebebasan bagi orang tersebut agar
dapat mencari pekerjaan yang baru, dan menyetujui bahwa dia tidak akan membawa atau
membocorkan informasi yang sensitif mengenai perusahaan, dan sebagai itikad awal yang
baik, tenaga penjual tersebut dapat memberikan akun atau pelanggan yang dia tangani kepada
manajer penjualan atau tenaga penjual yang lain.
Hal ini akan membuat karyawan meninggalkan perusahaan dengan kesan yang positif,
menyelamatkan Anda dari musuh dan memberikan waktu untuk mencari pengganti yang
lebih baik.
Saya menyebut tindakan ini sebagai “kejujuran netral” karena Anda tidak menyalahkan siapa
pun. Anda hanya fokus pada fakta. Dan tidak ada satu orang pun yang dapat membantahnya.
Jadi, jangan pernah menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang personal, dan Anda akan
mendapatkan solusi yang kreatif.
Jika perusahaan Anda tidak mencapai angka penjualan yang sudah ditentukan, bukan hanya
direktur penjualan saja yang salah. Tetapi Anda juga salah. Dan hal ini bukan ditanggung
berdua, tetapi 100 persen kesalahan Anda.
Jika orang – orang yang Anda pimpin tidak melihat Anda bertanggung jawab penuh, mereka
juga tidak akan mau. Hal ini bukan berarti Anda harus menambah pekerjaan Anda, tetapi
mengubah mindset Anda. Ketika hal itu terjadi, segera renungkan bagaimana kepemimpinan
Anda dapat membuat hal tersebut terjadi, kemudian cari tahu bagaimana cara untuk
mengatasinya.
Orang – orang akan segera menerima pesan, bahwa ini bukan untuk mencari kambing hitam,
ini tentang bagaimana mendapatkan hasil.
Manfaat yang Anda dapatkan sangatlah besar. Anda akan lebih disukai, orang – orang akan
lebih mempercayai Anda, dan Anda akan berubah menjadi “pemimpin alami” yang sudah
sering kita dengar. Sebenarnya Anda sudah memiliki jiwa kepemimpinan, sekarang yang
perlu Anda lakukan adalah keberanian untuk hidup bersama dengan hal tersebut.
1 92 1 minute read
Bos yang terbaik adalah bos yang mampu mengubah organisasi yang baik menjadi
perusahaan besar. Mereka adalah individu yang secara konsisten mendorong karyawan
mereka menjadi lebih baik dan memungkinkan mereka untuk beradaptasi terhadap perubahan
yang terjadi di dalam perusahaan.
Alih – alih menekan karyawannya, seorang bos besar justru mendorong karyawannya untuk
mau mengutarakan ide – ide baru, terbuka, dan kreatif. Mereka memberikan penghargaan
kepada karyawan yang memang pantas mendapatkan pengakuan daripada mempromosikan
orang – orang yang selalu setuju dengan pendapat mereka.
Hasil studi menunjukkan bahwa bos besar memiliki 5 persamaan karakter yang menuntun
mereka pada kesuksesan.
Baca juga: Cara motivasi karyawan dalam waktu kurang dari 5 menit
Disiplin
Bos besar selalu memiliki target yang tinggi, namun tetap realistis karena mereka juga harus
menyesuaikannya dengan kinerja atau kemampuan karyawan mereka. Mereka juga bekerja
tanpa lelah untuk mengejar target mereka, walaupun terkadang mereka harus bekerja lembur
setiap harinya untuk meraih apa yang mereka inginkan.
Bos besar tidak akan membiarkan intimidasi atau kerasnya lingkungan bisnis mereka
mendikte segala tindakan mereka. Mereka dengan teguh berupaya untuk mempertahankan
profitabilitas dan mencegah terbentuknya kebiasaan buruk di dalam organisasi mereka.
Konsisten
Bos yang efektif merupakan bos yang tidak akan pernah tergoda untuk mengejar “hal besar”
lain. Mereka selalu membuat keputusan dengan tenang sesuai dengan visi dan misi organisasi
mereka. Mereka juga mampu menentukan setiap peran dan tugas dengan jelas kepada
karyawan mereka dan memberitahukan apa saja yang menjadi prioritas utama organisasi.
Mereka tidak pernah membuat tujuan yang ambigu dan mereka selalu berpegang pada aturan
operasional yang sudah ditetapkan. Setiap karyawan yang bekerja pada seorang bos besar
tahu dimana mereka harus berada.
Ahli dibidangnya
Salah satu kekuatan terbesar dari seorang bos besar adalah kemampuan mereka untuk
menyelesaikan segala hal. Karyawan mereka akan mencari mereka untuk meminta nasihat
karena mereka memiliki keahlian dan karakter yang selalu membawa mereka menuju
kesuksesan. Mereka tidak terlalu peduli dengan ketenaran, mereka lebih peduli dengan
komitmen untuk melakukan pekerjaan.
Banyak orang yang berpikir bahwa bos dan pemimpin itu sama. Kenyataannya, ini hal yang
saling berlawanan. Jadi apa yang membuat seorang pemimpin berbeda dari seorang bos? Dan
yang manakah diri Anda?
Seorang pemimpin memahami bahwa orang – orang yang bekerja bersama mereka
merupakan orang – orang berperan penting bagi kesuksesan sebuah organisasi, oleh karena
itu mereka memperlakukan karyawan mereka sama (sejajar) dan memberikan mereka arahan
yang dapat membantu mereka meraih tujuan organisasi. Sedangkan bos, mereka biasanya
hanya memberi perintah dan melihat karyawan sebagai sebuah komoditas yang mudah untuk
digantikan.
Karyawan berada pada meja kerjanya rata – rata sekitar lima jam setiap harinya, dan
perusahaan membayar waktu tersebut. Namun terkadang hasil dari pekerjaan vs waktu yang
dihabiskan tidak sesuai. Seorang karyawan yang terlihat sangat produktif dapat berubah
menjadi salah satu pelanggar terburuk.
Saya baru – baru ini melihat sebuah survei yang dilakukan oleh Deloitte, yang menunjukkan
bahwa perusahaan mulai menyadari hal ini dan mulai mengalokasikan sumber daya untuk
manajemen performa, yang fokus pada performa dari karyawan dan memastikan hasil yang
dikeluarkan sesuai dengan tujuan perusahaan. Dalam sebuah laporan, seorang analis
menjelaskan bahwa tahun lalu, hanya 8 persen dari responden survei mereka yang
mengatakan percaya bahwa manajemen performa memberikan pengaruh dalam bisnis.
“Tahun ini, pentingnya manajemen performa meningkat secara signifikan, dengan 75 persen
responden mengatakan hal ini merupakan issue yang penting atau sangat penting, naik hingga
67 persen dari tahun lalu.”
Berdasarkan hal tersebut, saya mengumpulkan daftar langkah – langkah untuk membantu
meningkatkan efisiensi, keterlibatan, dan produktifitas dalam tempat kerja. Beberapa dari hal
ini mungkin terlihat berlawanan dengan logika, namun dengan mengikuti langkah – langkah
ini maka pengusaha akan menemukan bahwa mereka akan bekerja dengan lebih senang dan
meningkatkan ROI.
Namun, masih banyak perusahaan saat ini yang tidak mengijinkan karyawan mereka
menggunakan media sosial ketika bekerja. Ini bukan karena Facebook atau media sosial
lainnya, orang – orang pun dapat memiliki tingkat produktifitas yang rendah walaupun tidak
membuka hal itu. Sebaliknya, ada beberapa karyawan yang dapat menjadi super produktif
dalam jaringan sosial.
Hal ini juga dapat dilakukan pada manajemen performa karyawan. Untuk meningkatkan
struktur secara umum, Anda harus melihat gambaran secara keseluruhan, akan lebih baik lagi
jika Anda memiliki data histori untuk perbandingan. Dengan cara itu, manajer dapat bertanya
“Bagaimana hasil yang diberikan pada Juni ini dibandingkan dengan Juni 2014 ketika kita
bekerja dari kantor yang berbeda?” atau “Berapa banyak jam produktif dalam sehari yang
dimiliki oleh tim keuangan saat ini, dibandingkan dengan bulan lalu ketika kita memiliki
pengeluaran gaji yang lebih sedikit?”
Dengan kata lain, untuk meningkatkan statistik produktifitas, jumlah laporan harus tersedia
lebih dahulu untuk mengetahui apa saja yang harus di tingkatkan.
Catatan penggunaan website dan aplikasi dapat membantu perusahaan mentracking tingkat
produktifitas, selama hal itu ditangani dengan benar. Saya seringkali menemukan bahwa
ketika perusahaan terbuka mengenai monitoring dekstop, ini menciptakan transparansi,
lingkungan yang dapat diandalkan.
Manajer harus selalu melakukan pengecekan secara rutin mengenai goal dan progressnya,
sama seperti KPI penting lainnya. Sebagai contoh, sebuah goal dapat meliputi 10 persen
peningkatan dalam penjualan, 10 persen dalam kepuasan pelanggan dan 5 persen lebih sedikit
waktu yang dihabiskan dalam website entertainment. Harus ada juga sebuah rencana yang
diterapkan bagi karyawan yang tertinggal karena tidak produktif. Jam tidak produktif
karyawan dapat terjadi karena menghabiskan waktu terlalu banyak pada hal – hal yang tidak
berkaitan dengan pekerjaan atau terlalu banyak gangguan dalam lingkungan kerja. Dengan
mengidentifikasi area dimana karyawan merasa kesulitan, maka perusahaan dapat membantu
setiap individual meraih potensial penuh mereka dan berkembang sebagai profesional
daripada melepaskan mereka (dan membayar biaya turnover).
Selain itu, dengan layanan tertentu, karyawan dapat mentracking performa mereka sendiri
dan membuat mereka bertanggung jawab kepada diri mereka sendiri untuk memperbaiki
masalah tersebut. Dengan membuat mereka mengetahui secara visual, dimana mereka
membuang waktu mereka, maka mereka dapat menjadi lebih fokus untuk mengeliminasi
gangguan tersebut.
Berikan waktu istirahat untuk otak mereka
Walaupun memahami dan memonitoring produktifitas karyawan merupakan hal yang sangat
penting untuk kesehatan sebuah perusahaan, sangat penting bagi manajer untuk
memperlakukan setiap orang secara manusiawi, dan kita semua butuh waktu istirahat dari
waktu ke waktu. Cuti pendek dan liburan telah terbukti dapat membantu otak agar berfungsi
dengan lebih baik. Oleh karena itu, sangat beralasan untuk
0 43 2 minutes read
Stress karena karyawan Anda? Mungkin masalahnya ada pada Anda, bukan pada mereka.
Karyawan Anda adalah bisnis Anda, dan membuat mereka terus termotivasi dapat
memberikan efek yang secara langsung dapat dirasakan oleh bisnis Anda. Sangat sulit
melakukannya pada saat ini. Lebih dari 70 persen karyawan yang baru – baru ini di survei
mengatakan bahwa mereka tidak merasa dilibatkan dalam bekerja.
Namun sebagai manusia, kita ingin bersama – sama maju dengan orang – orang yang bekerja
dengan kita. Kami mengharapkan mereka untuk dapat berjalan searah dan memiliki energi
yang sama dengan kami dan bekerja keras untuk perusahaan kita, walaupun mereka tidak
memiliki bisnis tersebut. Dan mungkin kita seringkali putus asa karena tidak bisa mengontrol
mereka sepenuhnya, namun kita dapat “memperbaiki” mereka atau setidaknya membentuk
mereka menjadi sesuatu yang mendekati apa yang kita inginkan.
Seringkali, masalahnya ada pada pemilik bisnis, bukan pada pekerja, dan dengan sedikit
beberapa perubahan personal dapat meningkatkan semangat karyawan dan membuat Anda
terjauh dari rasa frustasi terhadap orang – orang yang Anda tangani.
Baca juga: 4 Hal yang harus dipertimbangkan ketika pertama kali merekrut
Tentukan ekspektasi
Begitu banyak manajer yang frustasi karena kekurangan karyawannya dan jika ditanya
apakah mereka sudah memberitahukan apa ekpektasi mereka terhadap karyawan mereka,
kebanyakan menjawab bahwa mereka tidak pernah memberitahukan ekspektasi mereka.
Anda tidak bisa berharap bahwa karyawan memiliki kemampuan untuk membaca pikiran
Anda. Selain itu setiap karyawan berkewajiban untuk berkomunikasi satu sama lain dan
dengan para manajer mereka, hal ini sama pentingnya bagi manajer dan pemilik usaha untuk
menetapkan ekspektasi yang terukur dan mengkomunikasikannya dengan jelas kepada
karyawan mereka.
0 53 2 minutes read
Sebagai pemilik bisnis, Kepemimpinan lebih dari sekedar memberi perintah kepada orang
lain mengenai apa yang harus dilakukan. Kepemimpinan adalah investasi yang kita buat
untuk orang lain dan tanggung jawab yang kita terima sebagai orang yang mengarahkan.
Setiap pemimpin besar mengetahui bahwa peranan mereka datang bersama tanggung jawab
terhadap orang yang mengikuti mereka dan memastikan bahwa mereka memberikan nilai /
value kepada orang – orang tersebut sebagai ganti kesetiaan mereka.
Terkadang seorang entrepreneur merupakan pemimpin yang buruk. Mungkin karena mereka
kurang mengerti tanggung jawab sosial yang datang ketika memimpin orang lain. Atau
mungkin juga karena Anda sudah jatuh dalam rutinitas, sehingga kemampuan memimpin
Anda menjadi buruk.
Menyadari kepemimpinan buruk, merupakan kemampuan yang sangat penting yang akan
membawa Anda menuju keberhasilan, maka Anda perlu mengenali tanda – tanda berikut ini
dan menghidarinya:
Follow up merupakan bagian yang penting daripada kepemimpinan sebagai bukti bahwa kita
dapat diandalkan. Ketika Anda membuat janji, bukan hanya kata – kata Anda yang
dipertaruhkan, tetapi juga integritas Anda, jadi follow up dengan “ya ini sudah selesai” atau
“tidak, saya menganggapnya selesai ketika hal ini komplit”.
Cara paling mudah untuk membuat diri Anda bertanggung jawab adalah dengan membuang
kata “maaf” dari kamus Anda. Ketika Anda menyadari bahwa Anda sudah melanggar janji,
akuilah bahwa Anda memang sudah melanggar janji tersebut dan berjanjilah untuk
memperbaikinya di waktu yang akan datang.
Ketika Anda menyadari bahwa kata – kata Anda merupakan aset yang paling penting, “maaf”
menjadi jalan keluar yang mudah. Pemimpin besar mengambil tanggung jawab mengenai apa
yang mereka ucapkan dan lakukan.