Anda di halaman 1dari 6

A.

Diagnosis organisasi
Mendiagnosis organisasi merupakan salah satu komponen utama dalam
melakukan perencanaan perubahan. Diagnosis adalah proses untuk mengerti suatu
fungsi dari arus system, yang pada kegiatan tersebut melibatkan pengumpulan
informasi bersangkutan tentang operasi organisasi yang sedang berjalan, meneliti data
tersebut, dan menggambarkan penarikan kesimpulan untuk peningkatan dan
perubahan yang potensial. Hasil diagnosis yang efektif menyediakan pengetahuan
yang sistematis bagi organisasi untuk mendesain intervensi yang sesuai.
Kegiatan diagnosis ini biasanya dilakukan setelah adanya proses entering dan
contracting yang dilakukan oleh organisasi untuk melakukan perencanaan perubahan,
yang pada kedua proses tersebut, yang pada kedua proses tersebut organisasi telah
menetapkan langkah untuk menindak lanjuti hasil diagnosa yang berhasil. Proses ini
membantu praktisi pengembangan organisasi dan anggota klien (yang memakai
konsultan perubahan) yang bersama-sama menentukan fokus isu organisasi pada,
bagaimana mengumpulkan dan menganalisis data untuk mengerti posisi organiassi,
dan bagaimana bekerja bersama dalam mengembangkan langkah aksi dari diagnosa
tersebut. Diagnosa dalam pengembangan organisasi, bagaimana pun merupakan
banyak kolaborasi.

B. Hal yang perlu dipersiapkan dalam melakukan diagnosa organisasi, agar adanya
suatu kesuksesan dalam melakukan diagnosa, serta mendapatkan hasil yang
optimal dalam melakukan perubahan dan pengembangan.
1. Pertama, nilai dan kepercayaan etis yang mendasari pengembangan organisasi
menyatakan bahwa anggota organisasi seluruhnya dan agen perubahan harus
dilibatkan dalam menemukan faktor penentu dari efektivitas organisasi
sekarang. Dengan cara yang sama, kedua-duanya harus dilibatkan dengan aktif
di dalam mengembangkan intervensi yang sesuai dan menerapkannya.
2. Kedua, organisasi mempunyai masalah spesifik, diagnosa dapat
mengorientasikan masalah, mencari pertimbangan untuk masalah. Dalam hal
ini agen perubahan harus mampu mencari, untuk membongkar area spesifik
untuk pengembangan masa depan departemen yang efektif. Disini perlu
adanya infromasi yang jelas akan penyakit dan persoalan organisasi sehingga
diberikan suatu penyelesaian aksi yang tepat dan menuju pada perubahan
organisasi yang diharapkan. Dalam pengembangan organisasi, diagnosis
digunakan dengan sangat luas seperti dalam yang digunakan dalam definisi
medis. Diagnosa organisasi, merupakan proses kolaborasi antara anggota
organisasi dan konsultan pengembangan organisasi dalam mengumpulkan
informasi yang bersangkutan, menganalisa, dan menggambarkan kesimpulan
untuk perencanaan aksi.

C. Mendiagnosis organisasi dengan memandang organisasi sebagai suatu sistem


terbuka dapat dipandang melalui 3 tingkatan, yaitu:
1. Organisasi secara keseluruhan adalah cara memandang organisasi secara
keseluruhan, termasuk bentuk perusahaan, struktur, mekanisme, sumber-
sumber yang digunakan organisasi.
2. Kelompok kerja (unit, bagian) adalah kelompok-kelompok kerja yang ada
pada organisasi, berikut struktur interaksi yang terjadi antaranggota kelompok.
3. Individu adalah pribadi-pribadi dalam organisasi, termasuk di sini adalah
kewajiban individu dalam organisasi.

Untuk menganalisis ketiga tingkatan dalam organisasi dengan memperhatikan unsur-


unsur: inputs, design components dan outputs.

D. Metode Pengumpulan Data dalam Diagnosis Organisasi.


Sebagai bahan dalam diagnosis organisasi diperlukan data mengenai organisasi
yang bersangkutan. Proses pengumpulan data yang diperlukan dapat menggunakan
metode:
1. Kuesioner.
2. Wawancara.
3. Pengamatan (observasi).
4. Data Sekunder.

E. Analisis diagnosis data


Metode yang biasa digunakan untuk menganalisis data kualitatif adalah :
1. Content analysis
2. Force field analysis
3. Diagram
Metode yang biasa digunakan untuk menganalisis data kuantitatif adalah :
1. Means
2. Standar deviasi
3. Distribusi frekuensi
4. Diagram pencar
5. Koefisien korelasi
6. Difference test

F. Proses diagnosis :
1. Tahap pengamatan sistem manajemen atau tahap pengumpulan data. Dalam
tahap ini konsultan mengamati sistem dan prosedur yang berlaku di organisasi
termasuk elemen elemen di dalamnya seperti struktur, manusianya, peralatan.
2. Data utama yang diperlukan adalah :
 Fungsi utama tiap unit organisasi
 Peran masing masing unit dalam mencapai tujuan dan sasaran
organisasi
 Proses pengambilan keputusan serta pelaksanaan tindakan dalam
masing masing unit
 Kekuatan dalam organisasi yang mempengaruhi perilaku antar
– kelompok dan antar individu dalam organisasi

G. Beberapa kriteria yang umum digunakan dalam mengevaluasi kualitas elemen,


diantaranya :
1. Kemampuan beradaptasi, yaitu kemampuan mengarahkan kegiatan dan tenaga
dalam memecahkan masalah yang dihadapi
2. Tanggung jawab : kesesuaian antara tujuan individu dan tujuan organisasi
3. Identitas : kejelasan misi dan peran masing masing unit
4. Komunikasi ; kelancaran arus data dan informasi antar-unit dalam organisasi
5. Integrasi ; hubungan baik dan efektif antar-pribadi dan antar-kelompok,
terutama dalam mengatasi konflik dan krisis
6. Pertumbuhan ; iklim yang sehat dan positif, yang mengutamakan eksperimen
dan pembaruan , serta yang selalu menganggap pengembangan sebagai
sasaran utama
H. Ada 8 faktor yang perlu di Diagnosis yaitu :
1. hasil kerja (prestasi pelaksanaan Renstra/Renja),
2. kepemimpinan,
3. perencanaan,
4. perbaikan yang berkelanjutan,
5. fokus kepada stakeholders,
6. proses pelaksanaan,
7. SDM, dan
8. sumber daya lain dan informasi

I. Contoh kasus diagnosis organisasi.


Disini saya mencoba memberi contoh diagnosis organisasi publik yaitu Bank di
kabupaten Sukoharjo.

Penilaian Organisasi Bank di Sukoharjo

Kategori level bobot Nilai


Kepemimpinan 3,46 0,100 0,34
Perencanaan 3,38 0,100 0,32
Perbaikan yang berkelanjutan 3,51 0,100 0,35
Focus pada stakeholder 3,33 0,75 0,26
Proses pelaksanaan 3,20 0,75 0,25
Manajemen SDM 2,74 0,75 0,21
Manajemen sumber daya dan informasi 3,19 0,75 0,24
Hasil kerja 3,61 0,400 1,44
Hasil diagnosis organisasi 1,00 3,41
Ket :
Kategori kepimimpinan, perencanaan, perbaikan yang berkelanjutan,focus pada
stake holder, proses pelaksanaan, manajemen sumber daya dan informasi dan hasil
kerja Bank Sukoharjo mendapatkan hasil penilaian 3, ini menggambarkan peran
pimpinan organisasi dalam membangun system manajemen kinerja cukup baik tetapi
belum optimal. Upaya melakukan kompilasi data dan menjadikannya suatu informasi
perencanaan yamg mudah diakses cukup baik tetapi belum menunjukkan hasil yang
optimal. Koordinasi antar fungsi, pembagian beban kerja sudah proporsional.
Pengumpulan data dan informasi untuk perencanaansudah dilakukan cukup baik tetapi
belum maksimal. Pemanfaatan forum dan mekanisme dalam memenuhi nilai tambah
bagi stakeholder cukup baik tetapi juga belum maksimal dilakukan. Pelaksanaan
evaluasi kegiatan perlu di tingkatkan pembahasannya dalam internal organisasi dan
pimpinan selalu terlibat di dalam monitoring peningkatan kerja organisasi. Sebagian
besar hasil kerja belum menghasilkan manfaat dan nilai tambah yang maksimal bagi
stakeholder serta hasil pelaksanaan kegiatan tidak selalu menjadi acuan dalam
perencenaan ulang atas kegiatan yang akan direncanakan.
Kategori manajemen SDM mendapatkan nilai 2, ini menggambarkan gaji, upah,
dan fasilitas yang tersedia maupun sarana dan pra sarana yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan masih kurang mendukung dalam kelancaran pelaksanaan
pekerjaan.

Kesimpulan :
Hasil diatas belum mencapai maksimal ini menunjukkan manajemen strategis
yang dilakukan oleh organisasi tersebut belum tepat dan perlu diantaranya disebabkan
adanya visi yang tidak jelas, tidak adanya indikator yang jelas, keterbatasan
kemampuan dari pimpinan lembaga tersebut maupun keterikatan aturan birokrasi
sehingga dengan perubahan yang dilakukan dalam peningkatan pelayanan publik
dengan pemanfaatan teknologi dan peningkatan pengetahuan anggota organisasi akan
mengancam kedudukannya.
Disini diperlukan evaluasi di dalam lembaga/ organisasi tersebut, mungkin juga
belum berjalannya reward dan punishment atas pencapaian kinerja individu maupun
kelompok dalam bagian dan fungsinya. Sehingga menyebabkan orang yang bekerja di
organisasi tersebut tidak ada tanggung jawab dan beban atas pekerjaan yang dia
kerjakan.

Referensi :
1. http://rickyarnoldnggili.blogspot.com/2010/01/diagnosa-organisasi.html
2. http://pustaka.ut.ac.id/puslata/online.php?menu=bmpshort_detail2&ID=455
3. http://massofa.wordpress.com/2008/02/12/pengembangan-organisasi/
4. Herwanparwiyanto.staff.uns.ac.id/…herwndiagnosing_organisasi_publik.ppt

Tugas Pengembangan Organisasi Publik


Diagnosis Organisasi Publik dan Contoh kasus
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Organisasi Publik
Pengampu: Drs. H. Susartono, SU

Disusun Oleh:

Gunawan Prihatmoko

D0107059

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Anda mungkin juga menyukai