Tim
Kelompok 3
1. Nurrusly syarip 012022088
2. Lestari Eva Maryani 012022079
3. Ricki Oktaviana 012022087
4. Imaduddin Septyan 012022076
5. Wiloso Wawang 012022078
Katzenbach dan Smith (1983), menyarankan ada 8 langkah membangun tim berkinerja t
1. rekrutmen berdasarkan ketrampilan dan potensi yang sesuai
2. membangun hubungan personal antar tim (emotional bounding)
3. menetapkan aturan dan ketentuan yang jelas
4. menciptakan rasa urgensi untuk memotivasi tim
5. menciptakan tujuan dan tugas yang jelas beserta batas waktu
6. menantang tim memberi ide baru secara periodik
7. rapat yang teratur dan efektif
8. memberikan reward dan feedback bagi yang berprestasi
Membangun Sebuah Tim Baru
Dalam membentuk sebuah tim setidaknya ada 2 kondisi yg harus dihadapi seorang pemimpin, yaitu:
• Membangun Tim dari awal, dimana pada kondisi ini pemimpin bebas menentukan komposisi tim yg akan
menjadi anggota tim untuk mencapai tujuan organisasi
• Membangun tim eksisting namun terdapat disfungsional tim, dimana pada kondisi ini seorang pemimpin
dituntut harus dapat mengidentifikasi masalah yang menyebabkan fungsi dari masing-masing anggota
tidak berjalan dgn baik, sehingga dapat memperbaiki kinerja tim secara keseluruhan dlm pencapaian tujuan
organisasi
Model Tuckman & Jensen, dlm membentuk sebuah tim baru terdapat 4 tahap yang harus dilalui, yaitu:
• Forming, pada tahap ini masing-masing anggota memiliki sudut pandang dan focus pada fungsi masing-
masing dan masih bersifat defensif. Pd tahap ini dibutuhkan dominasi pemimpin agar tim focus pd tujuan
organisasi. Peran leader pd tahap ini harus dpt merangkul seluruh anggota tim dan mengarahkan mereka
menjalankan fungsinya masing-masing dlm mencapai tujuan organisasi.
• Storming, pada tahap ini tim mulai rencana utk mencapai tujuan, apa yg hrs dilakukan dan menentukan
siapa orgnya. Pada tahap ini gesekan mulai terasa. Hal ini karena masing-masing akan mengusulkan ide dan
saran yang berbeda. Pada tahap ini peran pemimpin hrs dpt meredam konflik yg terjadi dan mencapai
kesepakatan mengenai rencana dan peran serta tanggung jawab masing-masing anggota tim
• Norming, pada tahap ini tim akan mulai focus menyelesaikan tugas sesuai fungsinya, dimana tim akan
mengembangkan aturan/norma bagi mereka sendiri, sehingga mereka tau cara bekerjasama dan
berkolaborasi. tugas pemimpin pd tahap ini adalah menjaga dan menyediakan fasilitas agar diperoleh
kualitas tim yg baik
• Performing, pada tahap ini masing-masing anggota tim saling bergantung dlm setiap pemecahan masalah
dlm organisasi, berbagi tujuan, memahami rencana untuk mencapainya, mengetahui peran dan cara
bekerja sama. Pada tahap ini produktifitas dan kerjasama tim sudah sangat baik . Tugas pemimpin pada
tahap ini harus tetap memonitoring fungsi kinerja tim dan mengarahkan agar tetap berjalan dgn baik.
Mengelola Rapat
• Berdasarkan beberapa penelitian mengatakan bahwa rapat dapat
menjadi pemborosan waktu, energi dan sumber daya daripada forum yg
berguna utk membuat keputusan, setidaknya seorang manager
menghabiskan 30-75% waktunya utk rapat namun tdk memperoleh hasil
• Penyebab dari hal itu dikarenakan seorang pemimpin tdk
menginvestasikan waktu & sumberdaya yg cukup dlm organisasi dan
managemen rapat
• Beberapa hal yg hrs diperhatikan dlm management rapat antara lain:
a. Materi rapat hrs dipersiapkan minimal 1 minggu sebelum rapat di
gelar
b. Menentukan topik yg akan di bahas dlm rapat
c. Hrs ada batas waktu tidak lebih dr 90 menit
Hal Hal yang perlu diperhatikan dalam
Membuat Meeting:
Masing-masing pemimpin tentunya memiliki gaya dan strategi berbeda dlm memimpin sebuah tim,
dimana tim yg ada dibawahnya diharapkan dpt mengikuti instruksi dan strategi yg hrs dijalankan. Maka
poin utamanya pastikan setiap anggota tim dpt mengerti dan menjalankan setiap instruksi dan strategi
yg dijalankan, dgn kata lain tim memiliki pengetahuan dan attitude yg baik. Solusi singkat yg dpt
dilakukan tentunya dgn mengganti tim yg tdk sesuai dgn harapan kita namun sebagai pemimpin jg hrs
dpt mempertimbangkan keuntungan dan kerugian yg dpt disebabkan oleh pergantian tim tsb.
Oleh karena itu utk mengatasi tim yg tdk sesuai dgn harapan, seorang pemimpin hrs dpt
mengidentifikasi masalah yang terjadi apakah krn strategi yg dijalankan tdk sesuai, atau man power yg
dimiliki tdk berkualitas baik secara knowledge ataupun attitude sehingga arahan dr atasan tdk
tereksekusi dgn baik
Jika masalahnya knowledge dpt dilakukan training dan coaching, dan jika ada tim dgn attitude yg
kurang baik dpt dilakukan discuse terlebih dahulu utk dpt saling memahami satu sama lainnya, jika ha
itu tdk membantu maka sebaiknya melakukan pergantian tim.
Jika masalah people dlm hal ini knowledge dan attitude sdh dpt diatasi tentunya kita sebagai
pemimpin sdh dpt memimpin tim dan dapat mencapai tujuan dr organisasi
Tanya Jawab Memimpin dan Mengelola Tim
WATUL SALIM
Bagaimana jika waktu yang diberikan untuk pelatihan dan pengembangan yang diberikan untuk
calon karyawan baru tidak flexible untuk subjek karyawan tertentu yang mana test sudah dilalui
dalam tahap tertentu tetapi tidak lulus dalam tahap pengembangan (mempunyai waktu lebih
lama) dibanding karyawan lain. Apakah tindakan yang terbaik untuk hal ini?
Perusahaan perlu memperhatikan manajemen waktu untuk proses pelatihan dan pengembangan
karyawan, karena implementasi program harus menyesuaikan dengan kondisi pekerjaan
karyawan tsb agar bisa berjalan efektif dan efisien.
Contoh di WOM :
Karyawan new hire = dilakukan on boarding umum dan functional maksimal pelaksanaan H+3 dari
tanggal efektif bergabung. Karena masih tahap orientasi dan load pekerjaan rendah.
Karyawan existing = dilakukan development program untuk semua karyawan marketing oleh
Function. Dimana pelaksanaannya 1x sebulan di hari sabtu minggu ke 1 setiap bulannya.
Dengan demikian apabila tidak lulus dalam tahap development maka akan dilakukan evaluasi
secara menyeluruh dan dilakukan remedial.
Tanya Jawab Memimpin dan Mengelola Tim
BOY TAMPUBOLON
Apakah kita sebagai bawahan bisa mengkritik atasan (pimpinan) kalau
memang gaya kepemimpinan yg dirasakan tidak sesuai dengan kondisi
tim sekarang? Kalau bisa cara penyampaian yg efektif seperti apa ?
Bagaimanapun atasan juga seorang manusia biasa yang bisa salah. Sebagai
bawahan kita juga harus memberikan kiritik dan saran kepada atasan kita.
Karena hal inilah yang membuat hubungan antara atasan dan bawahan
menjadi lebih baik dan dapat bekerja serta memimpin dengan efektif dan
efisien. Berikut agar masukan bisa diterima dengan baik oleh atasan :
Sampaikan Kritik dengan Sopan
Adanya Dukungan Fakta
Pilih Momen yang Tepat
Minta Izin Terlebih Dahulu
Studi Case Group Thermote & Vanhalst
Kelompok 3:
1. Imaduddin Septyan 012022076
2. Wiloso Wawang 012022078
3. Lestari Eva Maryani 012022079
4. Ricki Oktaviana 012022087
5. Nurrusly Syarip 012022088
Studi Case Group Thermote & Vanhalst – TVH
Group Thermote & Vanhalst – TVH – adalah organisasi global yang mengkhususkan diri dalam
membangun dan memperbaiki truk forklift. Ekspansi organisasi menghadirkan Paul Sanders,
direktur SDM di TVH, dengan masalah yang sulit:
TVH tidak memiliki sistem untuk menangkap, menyimpan, dan meningkatkan pengetahuan
karyawan.
Ada arus masuk besar-besaran orang-orang muda yang tidak memiliki pengetahuan teknis, dan
pengetahuan khusus hilang ketika karyawan yang lebih tua meninggalkan perusahaan.
Untuk mengatasi masalah ini, Paul Sanders memperkenalkan program mentorship. Program ini
membantu karyawan yang lebih tua mentransmisikan pengetahuan dan pengetahuan mereka
kepada karyawan yang lebih muda.
Paul menyadari bahwa transisi ke sistem mentoring tidak berjalan mulus ketika ia mendapat
surat dari Freddy Jacobs, salah satu karyawannya yang paling dihormati. Freddy menantangnya
dengan yang berikut: “Akhir-akhir ini kami tidak melakukan apa-apa selain menjelaskan proses
kerja kepada anak-anak muda. Atau pekerjaan sendiri harus dikesampingkan, dan mengapa?
Selain itu, pria muda di pra-pengemasan belum pernah melihat truk forklift dalam hidupnya,
tetapi dia memulai dengan perubahan tiga orang yang lebih tua. Kami telah bekerja sama
dengan sukses selama lebih dari 30 tahun, dan saya harap Anda akan menangani situasi ini
dengan benar. “Setelah Paul selesai membaca surat itu, dia mengerutkan kening.
Identifikasi Masalah
Pada contoh kasus diatas direktur SDM tsb dihadapkan pada beberapa masalah sumber daya
yaitu:
tdk adanya system terpadu yg secara rinci mengcapture tentang pengetahuan sumber daya
manusia dari pengetahuan dasar hingga hal” yg lebih detil terkait kompetensi yg harus
dimiliki oleh seorang staff mekanik di bengkel tersebut
masalah kedua yaitu adanya sekelompok karyawan baru yg tdk memiliki kemampuan teknis
yg mumpuni utk bekerja sbg mekanik di bengkel tsb, disisi lain pengetahuan yg dimiliki oleh
kelompok mekanik senior di bengkel tsb hilang seiring dgn kepergian dr karyawan senior tsb
terdapat karyawan pd bagian pra-pengepakan yg bahkan blm pernah melihat truk forklift,
namun sdh bertanggung jwb atau memimpin 3 org senior yg secara teori seharusnya
karyawan tersebut tdk atau blm layak menjadi pemimpin dr 3 org senior tsb
program mentorship yg dijalankan Paul Sanders tdk berjalan mulus dimana program tsb
menimbulkan adanya ketidaknyamana dari kelompok senior dimana mereka cenderung
harus mengajarkan karyawan-karyawan baru sampai pekerjaan mereka sendiri terbengkalai.
Disisi lain kelompok senior merasa terancam karirnya dgn masuknya karyawan-karyawan
baru tsb spt yg terjadi pd point 3
Masalah utama dari perusahaan tersebut adalah transfer knowledge
Penyelesaian Masalah
beberapa upaya yg dpt dilakukan agar program mentorship dpt berjalan baik antara lain:
membenahi proses recruitment dimana kandidat yg terpilih setidaknya harus memiliki keahlian di bidang tsb atau
memiliki latar belakang Pendidikan yg sesuai dgn pekerjaanya.
Sbg bentuk pengembangan skill sumber daya manusia dapat dibuatkan beberapa modul, poster, atau media lainnya
yg memuat informasi yg berkaitan dgn pekerjaan spt bagian-bagian dari truk forklift, FAQ mengenai kerusakan yg
sering terjadi pada mesin fork lift dan gejala-gejala yg dpt dijadikan sbg indicator sebuah kerusakan mesin fork lift,
etc. beragam informasi tersebut dapat di rangkum dari berbagai sumber baik itu dr manual book perusahaan
produsen kendaraan tsb, dr literatur online dan jg dr pengalaman para mekanik senior yang bekerja di bengkel tsb.
Sehingga informasi dan pengetahuan yg diketahui oleh para pekerja senior tidak hilang seiring dgn kepergian
karyawan tsb dan dpt diturunkan pada karyawan-karyawan baru di kemudian hari
Mengadakan program orientasi awal pd proses recruitment bagi karyawan baru sehingga karyawan baru dpt
mengenal mengenai lingkup pekerjaan yg akan mereka jalankan setiap hari. Kegiatan yg dpt dilakukan antara lain:
mengamati para senior bekerja, pengenalan dasar pd truk forklift, pendampingan praktik kerja perbaikan truk forklift
didampingi para senior, hingga dibuatkan kelompok kerja gabungan antara senior dan karyawan baru dlm
menyelesaikan sebuah projek perbaikan truk forklift. Dgn demikian diharapkan dpt terjadi transfer ilmu dari para
senior terhadap karyawan baru.
Dibuatkan jadwal refreshment dan jg ujian kompetensi utk memastikan masing-masing karyawan sudah memiliki
kompetensi yg dibutuhkan perusahaan
Memberikan pemahaman terhadap para senior bahwa tugas yg diberikan kepada senior utk mengajarkan karyawan
baru bertujuan utk menunjang tujuan perusahaan dan meyakinkan bahwa kesempatan berkarir yg dimiliki sama baik
senior maupun karyawan baru, yg membedakan adalah kompetensi dan kualitas yg dimiliki masing-masing individu.
Jawaban Pertanyaan
Jawaban A:
Jika kita dihadapkan pada posisi paul sanders tentunya kita coba melakukan
identifikasi masalah apa saja yang menyebabkan mentoring tersebut tidak berjalan
untuk kemudian dirumuskan solusi dari masing-masing masalah tersebut seperti yang
sudah dijelaskan melalui slide 18 s/d 20
Jawaban B:
Proses mentoring akan sukses dengan cara pembenahan system HR secara
keseluruhan mulai dari perekrutan, proses orientasi, perbendaharaan pengetahuan,
hingga mekanisme reward & punishment sehingga dihasilkan karyawan yg berkualitas
tinggi. Kesuksesan perusahaan dalam hal ini dapat dilihat dari tidak adanya gap
kompetensi yang jauh antara karyawan baru dengan senior. Disisi lain setiap karyawan
juga merasa memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang secara karir
Jawaban C:
Metode pelatihan ini seharusnya dipilih sejak awal tidak harus menunggu terjadinya
masalah seperti case diatas, jika proses perekrutan, pelatihan dan pengembangan,
serta proses monitoring dan evaluasi ini diajalankan dengan konsisten seharusnya
tidak terjadi masalah seperti yang dijelaskan pada case diatas
Tugas Pribadi
Pertanyaan dari Pak
Adrie
Pertanyaan
Maka hal yang pertama dilakukan adalah melakukan koreksi terhadap target
profitbility perusahaan. Hal ini mutlak dilakukan untuk megantisipasi konsekuensi
setelahnya. Profit didapat dengan 2 cara sederhana yaitu meningkatkan
pertumbuhan omzet penjualan atau menurunkan cost (pengeluaran).
Ditengah resesi pertumbuhan omzet sulit untuk didapatkan, hal hal yang bisa
dilakukan hanya menjaga omzet tidak turun secara signifikan yaitu dengan
melakukan relokasi / pemindahan tujuan export ke pasar / negara baru yang secara
ekonimi tidak begitu terdampak resesi
Hal berikutnya tentu melakukan efisiensi, terutama cut the fix cost. Penghematan
harus dilakukan seperti meminilisir biaya kantor alat tulis, listrik, dll. Kemudian
melakukan reschedule / restruktur kewajiban perusahaan seperti hutang, surat
hutang, dan kewajiban lain.
Imaduddin Septyan (012022076)