Kepopuleran Team
Bagaimana kita menjelaskan popularitas tim dewasa ini? Bukti menunjukkan bahwa
lazimnya kinerja tim lebih unggul daripada kinerja individu bila tugas yang harus dilakukan
menuntut keterampilan, penilaian, dan pengalaman yang bervariasi. Ketika organisasi melakukan
restrukturisasi agar bisa bersaing secara lebih efektif dan efisien, mereka menggunakan tim
sebagai cara untuk memberdayakan bakat karyawan secara lebih baik. Manajemen telah
menemukan bahwa tim lebih tanggap dan esponsive terhadap perubahan peristiwa ketimbang
departemen-departemen tradisional atau bentuk-bentuk lain dari kelompok-kelompok yang
permanen. Tim memiliki kemempuan untuk dengan cepat berkumpul, menyebar, berfokus ulang,
dan membuberkan diri. Penjelasan lain atas popularitas tim adalah bahwa tim merupakan cara
yang efektif bagi manajemen untuk mendemonstrasikan organisasi mereka dan meningkatkan
motivasi karyawan.
Kelompok kerja adalah kelompok yang berinteraksi terutama untuk berbagi informasi dan
mengambil keputusan agar bisa membantu tiap anggota berkinerja dalam bidang sesuai dengan
tanggung jawab masing-masing. Sedangkan tim kerja merupakan kelompok di mana individu
menghasilkan tingkat kinerja yang lebih besar daripada jumlah masukan individu tersebut.
Kelompok kerja tidak perlu atau tidak punya kesempatan untuk terlibat dalam kerja kolektif
yang menuntut upaya gabungan. Jadi kinerja mereka hanya sekadar jumlah kinerja yang
disumbangkan oleh masing-masing individu anggota kelompok. Tidak ada sinergi positif yang
akan menciptakan tingkat kinerja yang lebih besar daripada jumlah input. Tim kerja
membangkitkan sinergi positif lewat upaya terkoordinasi. Upaya-upaya individual mereka
menghasilkan tingkat kinerja yang lebih besar daripada jumlah input masing-masing individu.
Perbedaan Antara Kelompok dan Team
KELOMPOK TIM
♠ Memiliki pemimpin yang ditunjuk ♠ Berbagi peran kepemimpinan
♠ Tujuan kelompok dan organisasi sama ♠ Visi atau tujuan khusus tim
3. Tipe-tipe Tim
Dalam bagian ini kai akam menguraikan empat bentuk tim yang paling lazim yang
berkemungkinan besar anda jumpai dalam organisasi: tim pemecahan- masalah, tim kerja swa-
kelola, tim lintas-fungsional, dan tim virtual.
Tim Pemecahan-Masalah
Kelompok 5 sampai 12 karyawan jam-jaman dari satu departemen yang bertemu selama
beberap jam tiap pekan untuk membahas perbaikan kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja.
Dalam tim pemecahan-masalah, anggota berbagi gagasan atau menawarkan saran mengenai cara
memperbaiki proses dan metode kerja. Tetapi jarang tim-tim ini diberi wewenang untuk
melaksanakan secara sepihak setiap tindakan yang mereka sarankan.
Tim kerja swa-kelola adalah kelompok karyawan ( biasanya 10 sampai 15 orang) yang
memiliki kinerja tinggi atau memiliki pekerjaan yang saling bergantung serta memikul tanggung
jawab mantan penyelia mereka.lazimnya tim ini mencakup perencanaan dan penjadwalan kerja,
pengendalian kolektif atas langkah kerja, pembuatan keputusan operasi, dan pengambilan
tindakan untuk mengatasi masalah. Tim kerja yang sepenuhnya merupakan tim swa-kelola
bahkan memilih anggota-anggotanya sendiri dan menyuruh anggota itu untuk saling menilai
kinerja. Akibatnya jabatan penyelia tidak menjadi begitu penting lagi dan bahkan dapat
disingkirkan.
Tim Lintas-Fungsional
Tenaga kerja dari tingkat hierarki yang sama, tetapi dari tempat pekerjaan yang berbeda.
Tim lintas-fungsional merupakan sarana efektif yang memungkinkan orang-orang dari aneka
bidang dalam organisasi (atau bahkan antar organisasi) untuk bertukar informasi,
mengembangkan gagasan baru dan memecahkan masalah, serta mengkordinasikan proyek yang
rumit. Diperlukan waktu untuk membina kepercayaan dan kerja tim, terutama di antara orang-
orang dari latar belakang yang berbeda, dengan pengalaman dan perspektif yang berlainan.
Tim Virtual
Tim yang menggunakan teknologi komputer untuk mengikat para anggota yang secara
spesifik terpencar untuk mencapai sasaran besama. Tim virtual dapat melakukan sesuatu seperti
yang dilakukan tim lain-berbagi informasi, mengambil keputusan, menyelesaikan tugas.
Tiga faktor utama yang membedakan tim virtual dengan tim tatap muka adalah (1) tidak adanya
petunjuk paraverbal dan nonverbal; (2) konteks sosial terbatas; dan (3) kemampuan untuk
mengatasi hambatan waktu dan ruang.
Hati-Hati! Tim Tidak Selalu Merupakan Jawaban
Kerja tim memerlukan lebih benyak waktu dan sering lebih benyak sumber daya dibending
kerja individual. Tim, misalnya, menambah kebutuhan akan komunikasi, manambah konflik
yang harus dikelola, dan pertemuan harus diadakan. Maka manfaat penggunaan tim harus
melebihi biaya. Dan itu tdak selalu menjadi masalah. Karena terlalu gembira menikmati manfaat
tim, beberapa manajer telah memperkenalkan kerja-tim ke dalam situasi di mana pekerjaan itu
justru lebih baik dilakukan oleh individu. Jadi sebelum anda tergesa-gesa
mengimplementadsikan tim, anda harus berhati-hati menilai apakah pekerjaan itu menuntut atau
akan mendapatkan manfaat dari upaya koletif.
Apa yang dimaksud dengan efektivitas tim dalam model ini? Umumnya konsep ini mencakup
ukuran subjektif atas produktivitas tim, penilaian manajer atas kinerja tim, dan ukuran
keseluruhan atas kinerja anggota.
Rancangan Pekerjaan
Komposisi
Kategori ini mencakup variabel-variabel yang berhubungan dengan cara pengisian staf ke dalam
tim.
Kemampuan anggota. Agar dapat bekerja secara efektif, tim menuntut tiga tipe keterampilan
yang berbeda. Pertama, tim memerlukan orang-orang dengan keahlian teknis. Kedua, tim
memerlukan orang dengan keterampilan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan agar
mampu mengidentifikasi masalah, menghasilkan alternatif, mengevaluasi alternatif, dan
membuat pilihan yang kompeten. Akhirnya, tim memerlukan orang dengan keterampilan
mendengarkan,umpan balik, penyelesaian konflik yang baik, dan keterampilan antarpribadi
lainnya.
Kepribadian. Penurunan kinerja dalam tim mungkin juga karena keanekaragaman tersebut
menimbulkan rasa kontribusi yang tidak sama. Temuan penting lainnya yang berhubungan
dengan kepribadian adalah “nila setitik merusak susu sebelanga.” Seorang anggota tim yang
kurang dalam hal, katakanlah, kemampuan untuk bersepakat, dapat mempengaruhi secara negatif
kinerja keseluruhan tim.
Mengalokasi Peran dan Keragaman. Para manajer perlu memahami kekuatan individu yang
dapat dibawa masing-masing orang ke dalam tim, memilih anggota dengan mempertimbangkan
kekuatan merekapikiran, dan mengalokasikan tugas-tugas kerja yang cocok dengan gaya yang
disukai para anggota. Dengan mencocokkan pilihan individu dengan tuntutan tim, para manajer
meningkatkan kemungkinan bahwa anggota tim akan bekerja sama dengan baik.
Ukuran Tim. Presiden AOL technologies mengatakan bahwa rahasia bagi tim besar adalah
“Berpikir kecil. Idealnya, tim seharusnya terdiri dari tujuh atau sembilan orang.” Nasihatnya
memang didukung dengan bukti. Ketika tim memiliki anggota yang berlebih, kepaduan dan
akuntabilitas timbal balik mengalami kemerosotan, kemalasam sosial meningkat, dan semakin
lam semakin kurang berbicara ke yang lain. Dengan demikian, dalam merancang tim yang
efektif, para manajer harus menjaga agara jumlahnya tetap di bawah 10. Jika unit kerja yang
alami itu lebih besar dan anda menginginkan upaya tim, pertimbangkan untuk memecah
kelompok itu menjadi beberapa subtim.
Fleksibilitas Anggota. Tim yang terdiri dari individu-individu yang fleksibel memilki anggota-
anggota yang dapat saling membantu dalam menyelesaikan tugas. Dengan demikian, menyeleksi
anggota yang menghargai fleksibilitas, kemudian memberikan mereka pelatihan-silang agar
mampu saling membantu melakukan tugas, akan menghasilkan kinerja tim yang lebih tinggi dari
waktu ke waktu.
Konteks
Empat faktor konteks yang tampak paling erat berhubungan dengan kinerja tim adalah
adanya sumber daya yang memedai, kepemimpinan yang efektif, ikilim kepercayaan, dan
evaluasi kinerja serta sistem imbalan yang mencerminkan montribusi tim.
Sumber Daya Yang Memadai. Semua tim kerja mengandalkan suber daya di luar kelompok
untuk endukung kelompok itu. Dan kelangkaan sumber daya sevara langsung akan mengurangi
kemampuan tim untuk menjalankan tugas secara selektif.
Kepemimpinan dan Struktur. Menyepakati hal-hal yang spesifik dalam kerja dan
bagaimanaspesifikasi itu cocok dengan keterampilan masing-masing individu menuntut
kepemimpinan dan struktur tim.
Kepemimpinan, tentu saja, tidak selalu diperlukan. Pada tim yang dikelola secara
tradisional, tampaknya ada dua faktor penting yang mempengaruhi kinerja tim-harapan
pemimpin dan suasana hati mereka. Para pemimpin yang mengharapkan sesuatu yang baik dari
tim mereka lebih mungkin mendapatkannya. Selain itu, berbagai studi menemukan bahwa
pemimpin yang menunjukkan suasana hati yang positif akan mencapai kinerja tim yang lebih
baik dan keluar masuknya karyawan yang lebih rendah.
Iklim Kepercayaan. Anggota-anggota tim yang efektif harus saling percaya. Dan mereka juga
menunjukkan kepercayaan pada pimpinan mereka. Kepercayaan interpersonal di antara anggota
tim memudahkan kerjasama, mengurangi kebutuhan untuk memantau perilaku satu sama lain,
dan mengikat anggota pada kepercayaan bahwa anggota lain tim itu tidak akan memperalat
mereka.
Evaluasi Kerja dan Sistem Imbalan. Evaluasi kinerja individual, upah per jam yang tetap,
insentif individual, dan semacamnya, tidaklah konsisten dengan pengembangan tim berkinerja-
tinggi. Jadi disamping mengevaluasi dan memberikan imbalan ke karyawan atas sumbangan
individual mereka, manajemen hendaknya mempertimbangkan penilaian berdasarkan kelompok,
profit sharing, gainsharing, insentif pada kelompok-kecil, dan modifikasi-modifikasi sistem lain
yang memperkuat upaya dan komitmen tim.
Proses
Kategori terakhir yang berkaitan dengan efektivitas tim adalah variabel proses. Termasuk
di sini, komitmen anggota terhadap tujuan bersama, penetapan tujuan tim yang spesifik,
kehebatan tim, tingkat konflik yang dikelola, dan minimalisasi kemalasan sosial.
Tujuan Bersama. Tim yang efektif mempunyai tujuan bersama dan berarti, yang memberikan
pengrahan, momenum, dan komitmen ke anggota. Tujuan ini merupakan visi: lebih luas daripada
sasaran yang spesifik. Tujuan bersama itu memberikan pengarahan dan bimbingan pada setiap
dan semua kondisi.
Tujuan yang Spesifik. Tim yang sukses menterjemahakan tujuan bersamam mereka menadi
tujuan kinerja yang realistis, dapat diukur dan spesifik. Tujuan-tujuan spesifik ini mempermudah
komunikasi yang jelas. Tujuan ii juga membantu menjaga fokus mereka pada perolerhan hasil.
Kehebatan Tim. Tim yang efektif mempunyai kepercayaan diri. Mereka yakin dapat sukses
disebut sebagai kehebatan tim (team efficacy)
Kesuksesan menghasilkan kesuksesan pula. Tim yang telah mencapai keberhasilan akan
meningkatkan keyakinan mereka tentang kesuksesan yang akan datang, yang pada gilirannya,
memotivasi mereka untk bekerja leboih keras.
Tingkat Konflik. Konflik dalam tim tidak selalu merupakan hal yang buruk. Tim yang sama
sekali bebas dari konflik mungkin menjadi apatis dan stagnan. Maka konflik sesungguhnya dapat
memperbaiki efektivitas tim. Tetapi tidak semua konflik. Sebenarnya konflik itu sering
menguntungkan karena memperkecil kemungkinan terjadinya pemikiran kelompok (groupthink).
Konflik tugas merangsang diskusi, mengajukan penilaian kritis terhadap masalah dan plihan,
dan dapat menghasilkan keputusan keputusan tim yang lebih baik. Dengan demikian tim yang
efektif akan dicirikan oleh tingkat konflik yang memadai.
Tim yang sukses membuat anggota-anggotanya secara individual maupun secara bersama
bertanggungjawab atas maksud, sasaran, dan pendekatan tim. Mereka tahu persis tentang apa
yang harus mereka pertanggungjawabkan secara individual dan apa yang harus mereka
pertanggungjawabkan secara besama.
Tantangan
Penghalang besar dalam menggunakan tim kerja adalah penolakan individu. Sukses
karyawan tidak lagi didefinisikan berdasarkan pada sukses individu. Tantangan menciptakan
pemain tim akan paling besar bila (1) budaya nasional sangat individualistis, (2) tim akan
dimasiukkan ke dalam organisasi yang mapan, yang secara historis menghargai prestasi individu.
Membentuk pemain tim. Berikut ini ringkasan pilihan utama bagi para manajer yang berusaha
mengubah individu menjadi pemain tim.
Seleksi. Beberapa orang telah memiliki keterampilan interpersonal untuk menjadi pemain tim
yang efektif. Ketika mempekerjakan anggota tim, disamping keterampilan teknis yang
diperlukian untuk mengisi pekerjaan itu, harus dipastikan pula bahwa calon dapat memenuhi
peran tim mereka selain persyaratan teknis.
Pelatihan. Berdasarkan catatan yang lebih optimistis, sebagian orang yang dibesarkan pada
lingkungan yang mementingkan prestasi individu dapat dilatih untuk menjadi pemain tim. Para
spesialis prlatihan menjalankan latihan-latihan yang memungkinkan karyawan untuk mengalami
kepuasan yang dapat diberikan oleh kerja tim. Lazimnya mereka menawarkan lokakarya untuk
membantu karyawan memperbaiki keterampilan pemecahan-masalah, komunikasi, perundingan,
manajemen-konflik, dan pelatihan [coaching] mereka.
Imbalan. Sistem imbalan perlu diperbaiki untuk mendorong upaya kooperatif bukannya
kompetitif. Promosi, kenaikan upah, dan bentuk-bentuk pengakuan lain hendaknya diberikan ke
individu atas efektivitas mereka sebagai anggota tim yang kolaboratif. Ini tidak berarti
sumbangan individu diabaikan, tetapi lebih berarti bahwa sumbangan itu diimbangi dengan
kontribusi tidak-egois ke tim.
Akhirnya, jangan lupa imbalan intrinsik yang dapat diterima karyawan dari kerja tim. Tim
menawarkan persahabatan. Merupakan hal yang menggairahkan dan memuaskan menjadi bagian
integral dari tim yang sukses. Kesempatan untuk melakukan penbgembangan pribadi dan
membantu tumbuhnya rekan se-tim dapat merupakan pengalaman yang sangat memuaskan dan
berharga bagi para karyawan.
Dalam bagian ini, ada tiga isu yang dikaitkan dengan pengelolaan tim: (1) Bagaimana cara
memfasilitasi perlakuan manajemen mutu? (2) A[a implikasi dari keanekaragaman angkatan
kerja pada kinerja tim? dan Bagaimana cara manajemen menggiatkan kembali tim yang mandek?
Alasan terkuat untuk mendukung keanekaragaman pada tim kerja adalah bila tim-tim itu terlibat
dalam tugas pemecahan-masalah dan pengambilan-keputusan. Tim yang heterogen membawa
perspektif ganda ke dalam pembahasan, sehingga meningkatkan kemungkinan bahwa tim akan
mengidentifikasi pemecahan yang kreatif atau unik. Di samping itu, tidak adanya perspektif
bersama biasanya berarti tim yang beraneka ragam itu menghabiskan lebih banyak waktu untuk
membahas isu itu, yang mengurangi peluang bahwa alternatif lemah akan dipilih. Tetapi
hendaknya diingat bahwa kontribusi positif yang diberikan oleh keanekaragaman ke tim
pengambilan-keputusan jelas akan berkurang dengan berjalannya waktu.
Studi-studi mengatakan kepada kita bahwa anggota tim yang kohesif mempunyai tingkat
kepuasan yan lebih besar, kemangkiran yang lebih rendah, dan pengurangan keminderan anggota
kelompok. Namun kemungkinan besar kekohesivitas akan lebih rendah pada tim yang
beranekaragam. Jadi di sini ada potensi negatif dari keanekaragaman: keanekaragaman
merugikan kohesivitas kelompok.
Keuntungan Kerugian
Perspektif yang beraneka ragam Ambiguitas
Apa yang dapat dilakukan untuk menyegarka kembali yang sudah matang? Ada empat saran
yang dapat dipertimbangkan: (1) siapkan anggota untuk menangani masalah kematangan (2)
tawarkan pelatihan penyegaran (3) tawarkan pelatihan lanjutan (4) dorong tim untuk
memperlakukan pengembangan mereka sebagai pengalaman belajar yang terus-menerus.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://accountingcenter.wordpress.com/2010/01/28/memahami-tim-kerja/
2. https://sukardihs.wordpress.com/2008/08/06/kerja-sama-tim-dalam-organisasi/