0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
56 tayangan16 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang kiat membentuk tim kerja yang efektif. Beberapa poin pentingnya adalah karakteristik tim yang efektif seperti tujuan yang jelas, partisipasi yang terbuka, dan kemampuan berkolaborasi. Dokumen tersebut juga menjelaskan prinsip penting dalam membangun tim kerja efektif seperti kepemimpinan yang baik, membangun hubungan antar anggota tim, serta memahami karakter
Dokumen tersebut membahas tentang kiat membentuk tim kerja yang efektif. Beberapa poin pentingnya adalah karakteristik tim yang efektif seperti tujuan yang jelas, partisipasi yang terbuka, dan kemampuan berkolaborasi. Dokumen tersebut juga menjelaskan prinsip penting dalam membangun tim kerja efektif seperti kepemimpinan yang baik, membangun hubungan antar anggota tim, serta memahami karakter
Dokumen tersebut membahas tentang kiat membentuk tim kerja yang efektif. Beberapa poin pentingnya adalah karakteristik tim yang efektif seperti tujuan yang jelas, partisipasi yang terbuka, dan kemampuan berkolaborasi. Dokumen tersebut juga menjelaskan prinsip penting dalam membangun tim kerja efektif seperti kepemimpinan yang baik, membangun hubungan antar anggota tim, serta memahami karakter
Kiat membentuk Tim kerja yang “sempurna dan efektif”
Mata Kuliah Perilaku Organisasi
Dosen Pengampu: DINDY
DARMAWATI PUTRI, S.P., M.P. NAMA KELOMPOK: • Ruma • Febri • Doni • Nadia • Isyatal • Fiki • Olvi • Didi • Kharis • Fina Pembagian Tugas Pendahuluan • Tim kerja bukan merupakan suatu hal yang baru saja ditemukan dan diterapkan oleh manajemen. Secara karakteristik, tim didefinisikan sebagai kelompok kecil orang-orang yang melakukan pekerjaan yang sama, bertemu dengan sukarela secara teratur untuk mengidentifikasikan dan menganalisis penyebab masalah, merekomendasikan penyelesaian masalah mereka kepada manajemen, dan jika memungkinkan mengimplementasikan solusi itu. Hal ini sangatlah releven dengan upaya sektor swasta (perusahaan) dalam rangka meningkatkan produktifitas atau kinerjanya. • Namun, membangun sebuah tim yang efektif bukanlah pekerjaan “lampu ajaib”, memerlukan waktu beberapa untuk mengembangkan tim agar bisa mencapai kedewasaan tim. Efektivitas tim memiliki dua dimensi: kinerja tim dan kelangsungan hidup (viability) tim. Kinerja tim merujuk pada tingkatan output tim yang sesuai/melebihi kinerja standar yang diberikan oleh penyelia maupun pelanggan di dalam atau di luar organisasi. Sedangkan kelangsungan hidup tim merujuk pada tingkat dimana proses-proses tim mampu memelihara atau meningkatkan kapabilitas dan keinginan anggota tim untuk melanjutkan kerja sama mereka dan juga merujuk pada pengalaman tim apakah memberi kepuasan pada kebutuhan anggota tim Tujuan dari bekerja secara tim • Untuk memperlancar aktivitas pekerjaan; • Untuk memanfaatkan potensi setiap anggota kelompok dan saling melengkapi kekurangan anggota satu dengan lainnya; • Untuk bekerja bersama-sama dan saling memberikan dukungan; • Ada pembagian tugas, wewenang yang jelas dan adil untuk setiap anggota tim; • Untuk mengefisiensikan waktu dan biaya. Strategi Membangun Kerjasama Tim • Ada beberapa sifat penting yang dapat membangun kerja sama team yang baik, seperti: (1) mengenal lebih baik dan akrab dengan anggota team agar mereka dapat terbiasa bersosialisasi dengan orang baru; (2) konsentrasi dalam team sangat diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal; (3) membutuhkan kekompakkan; dan (4) anggota team tidak diwajibkan untuk terlalu selektif terhadap orang yang tidak dikenal karena hal tersebut dapat mempengaruhi hasil kerja mereka. lanjutan • Kerja sama dalam tim dapat terbentuk melalui kepercayaan dan kekompakkan (Lawasi & Triatmanto, 2017). Semakin tinggi rasa percaya antar setiap anggota tim maka semakin baik pula kerja sama tim. Kerja sama tim harus efektif agar memberikan kontribusi yang baik bagi kinerja karyawan dan hasil kerja dalam suatu lembaga atau organisasi. Kerja sama tim akan menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang terkoordinasi dengan baik (Lawasi & Triatmanto, 2017). Hal tersebut dapat diartikan bahwa kinerja yang dicapai oleh sebuah tim lebih baik daripada kinerja per individu di suatu organisasi ataupun perusahaan. Karakteristik tim yang efektif • Tujuan yang jelas : Visi, misi, tujuan, atau tugas tim telah didefinisikan dan telah diterima oleh semua anggota tim. Memiliki sebuah rencana kerja. • Informalitas : Iklim cenderung informal, nyaman, dan santai. Tidak ada tanda-tanda ketegangan atau tanda-tandan kebosanan. • Partisipasi : Ada banyak diskusi, dan semua orang didorong untuk berpartisipasi • Mendengarkan : Para anggota menggunakan teknik mendengarkan secara efektif seperti mempertanyakan, parafrase dan meringkasnya agar keluar ide. • Adab ketidaksepakatan : Ada ketidaksepakatan, tetapi tim merasa nyaman dengan ini dan tidak menunjukkan tanda-tanda menghindari, merapikannya, atau menekan konflik. • Konsensus keputusan : untuk keputusan-keputusan penting, tujuannya adalah substansial, namun tidak harus dengan suara bulat kesepakatan melalui diskusi terbuka tentang semua ide-ide, menghindari pemungutan suara formal, atau mudah kompromi Lanjtan • Komunikasi terbuka :Anggota tim bebas untuk mengungkapkan perasaan mereka mengenai tugas pada kelompok operasi. Ada beberapa agenda tersembunyi dan komunikasi yang terjadi di luar pertemuan. • Kejelasan peran dan tugas kerja : Ada ekspektasi yang jelas tentang peran yang dimainkan oleh setiap anggota tim. Ketika tindakan diambil, kejelasan tugas yang dibuat, diterima, dan dilaksanakan. Tugas kerja cukup didistribusikan di antara anggota tim. • Berbagi kepemimpinan : Meskipun tim memiliki pemimpin formal, fungsi kepemimpinan bergeser, dari waktu ke waktu tergantung pada keadaan, kebutuhan kelompok, dan keterampilan para anggota. Pemimpin formal model perilaku yang sesuai membantu menciptakan norma-norma positif. • Hubungan eksternal :Tim menghabiskan waktu untuk mengembangkan hubungan di luar, memobilisasi sumber daya, dan membangun kredibilitas dengan pemain di luar organisasi. • Keragaman Gaya : Tim memiliki spektrum yang luas dari berbagai tipe anggota yang menekankan perhatian pada tugas, penetapan tujuan, fokus pada proses, dan pertanyaan tentang bagaimana tim berfungsi. • Penilaian diri : Secara berkala, tim berhenti untuk memeriksa seberapa baik fungsi yang telah dilaksanakan dan apa yang dapat mengganggu efektivitas. Kemampuan yang dibutuhkan dalam pembentukan tim yang efektif • Kemampuan teknis dari setiap anggota tim; • Kemampuan diri untuk ememahami orang lain atau kepentigan tim; • Kemampuan komunikasi dari anggota tim, baik komunikasi dengan pihak internal maupun eksternal; • Kemampuan untuk mempengaruhi dalam hal positif antar personil • Organisasi yang telah mempunyai tim efektif sedikitnya mempunyai ciri sebagai Prinsip-prinsip cara membangun tim yang efektif • Memiliki Skill Kepemimpinan (Leadership) Hal penting pertama untuk membangun tim efektif dari perspektif ketua tim (manajer atau pemimpin) adalah keahlian kepemimpinan yang tepat (the right kind of leadership skill). Hal ini bukan berarti menekankan otoritas, tetapi lebih kepada membina kepercayaan (trust) melalui kejujuran dan transparansi. Terutama di organisasi-organisasi besar, anda sebagai seorang ketua tim tidak bisa berada di banyak tempat sekaligus. Tetapi bila anggota tim percaya terhadap pertimbangan dan keputusan anda, mereka akan bekerja dengan efektif walau anda sedang tidak ada di dekat mereka. • Membangun dan Membina Hubungan dengan Anggota Tim Hal berikutnya yang perlu dipahami dan dilakukan oleh seorang manajer atau pemimpin dalam rangka membangun tim efektif adalah membangun hubungan dengan masing-masing karyawan. Sebagai seorang manajer atau pemimpin anda perlu mencoba memahami lebih jauh tentang kepribadian, keahlian, landasan motivasi, serta apa yang disukai dan tidak disukai oleh karyawan. Lanjutan Ada beberapa metoda untuk mengetahui siapa dan bagaimana karakter karyawan anda. Salah satunya adalah memahami tipe kepribadian manusia. Sejatinya ada empat (4) karakter dasar manusia, yaitu: (1) Plegmatis, (2) Melankolis, (3) Sanguinis, serta (4) Koleris. Seseorang dengan tipe karakter plegmatis memiliki kepribadian yang mudah diatur, cenderung pendiam dan tenang, suka mengalah, memiliki rasa toleransi yang tinggi, mudah untuk disuruh dan kerap bersedia melakukan, suka mengalah, serta tidak menyukai pertikaian. Orang dengan tipe ini suka dengan kehidupan yang damai dan tenang. Ketika dihadapkan pada suatu masalah, maka seorang plegmatis akan mencari solusi dengan cara damai dan diselesaikan dengan tenang. Tipe plegmatis mampu bersabar dalam kondisi apapun. Sedangkan tipe kepribadian melankolis merupakan tipe kepribadian yang cenderung bersikap rapi, teratur, terencana, dan mampu mempertimbangkan segala sesuatu dengan melihat hal- hal kecil. Secara penampilan fisik, orang dengan tipe melankolis sempurna tampak rapi, baju mulus, sepatu bersih, barang bawaan tertata rapi, buku tertata dengan rapi, serta tulisan rapi. Sanguinis merupakan tipe karakter kepribadian yang suka menjadi pusat perhatian, ingin selalu disenangi oleh orang lain, menyukai kepopuleran, serta memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Seorang sanguinis selalu senang dalam situasi yang gembira, pesta, atau berkumpul dengan teman-teman dalam kondisi yang ramai. Seorang sanguinis senang terhadap aktivitas kebersamaan yang menyenangkan, namun hidupnya tidak teratur. Orang dengan tipe sanguinis susah untuk berkonsentrasi dan diajak serius. Selalu cenderung memberikan keputusan setelah berpikir pendek. Koleris merupakan tipe kepribadian yang tegas dan tipe seorang pemimpin. Koleris sangat suka mengatur, suka petualangan, suka tantangan baru, memiliki ketegasan dalam menentukan keputusan, tidak mudah menyerah, serta tidak mudah mengalah. Tipe koleris menjadi sosok yang selalu diidamkan oleh orang lain karena terlihat sangat mantap dan kuat dari luar. Namun dibalik semua kesempurnaan dirinya dan jiwa kepemimpinannya yang besar, seorang koleris cenderung jarang bersenang- senang. • Membangun dan Membina Hubungan antar Anggota Tim Ketika anggota tim atau karyawan anda sudah mulai berkolaborasi, pelajari cara mereka bekerja sama serta ambil langkah untuk meningkatkan kualitas komunikasi, kerjasama, serta kepercayaan di antara mereka. Bila terjadi konflik di antara mereka, selesaikan konflik tersebut dengan cara yang menyenangkan semua pihak. Dengarkan argumen dari kedua belah pihak dan bertindak sebagai mediator. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah brainstorming solusi permasalahan yang dapat memberi kekuatan dan motivasi kepada anggota tim serta berpotensi menghasilkan solusi baru. Kesimpulan • Tim efektif adalah kapasitas sebuah tim untuk menyelesaikan atau meraih sasaran yang diatur oleh seorang personil yang ditunjuk dalam suatu organisasi. Sebuah tim dapat terus memperbaiki efektivitasnya dengan dengan fokus pada 5 kunci utama yakni: Goals (tujuan), Procedures (Prosedur), Relationships (Hubungan), dan Leadership (kepemimpinan). Tim yang efektif selalu sadar (awareness) dan responsif (rensponsive) terhadap lingkungan internal dan lingkungan eksternal mereka. Daftar Pustaka • Adam, Susan L. & Anantatmula, Vittal. 2010. Social and behavioral influences on team process. Project Management Journal, Vol. 41, No. 4, pp. 89-98. • • Antoni, Conny & Hertel, Guido. 2009. Team processess, their antecedents and consequences: implications for different types of teamwork. European Journal of Work and Organizational Psychology, Vol. 13, No. 3, pp. 253-266. • • Daft, Richard L. 2003. Manajemen. Jakarta: Salemba Empat. Jilid 2. Diterjemahkan oleh Diana Angelica. • • Gustafson, K., dan B.H. Kleiner, 1994. New Development in Team Building. Industrial and Commercial training: 26 (9) p. 17-22. • • Habibie, A., Musriha., & Negoro, B. (2017). Pengaruh komunikasi, kerjasama tim dan pengambilan keputusan terhadap kinerja karyawan PT. GEO Given Sidoarjo. Jurnal Manajemen Branchmark Universitas Bhayangkara,3(3), 39-50. • • Hackman, J.R. 2005. A Theory of Team Coaching. Academy of Management Review; Vol 30(2): 269 – 287. • • Huusko, Liisa. 2006. The lack of skills: an obstacle in teamwork. Team Performance Management, Vol. 12, No. ½, pp. 5-16. • • Lawasi, E., & Triatmanto, B. (2017). Pengaruh komunikasi, motivasi dan kerjasama tim terhadap peningkatan kinerja karyawan. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Universitas Merdeka Malang, 5(1), 47-57. • • Preweett, Matthew S.; Walvoord, Ashley A.G.; Stilson, Frederick R.B.; Rossi, Michael E.; Brannick, Michael T. 2009. The team personality – team performance relationship revisite: the impact of criterion choice, pattern of workflow, and method of aggregation. Human Performance, Vol. 22, pp. 273-296. TERIMA KASIH