kerja
Tim Kerja (work team) berbeda dengan kelompok kerja (work group). Kelompok kerja adalah
kelompok yang berinteraksi terutama untuk berbagi informasi dan membuat berbagai keputusan
untuk membantu setiap anggota bekerja di dalam area tanggung jawabnya. Sedangkan tim kerja
adalah kelompok yang usaha-usaha individunya menghasilkan kinerja lebih tinggi daripada
jumlah masukan individu. Menurut Robbins, kerjasama tim adalah sinergi positif melalui usaha
yang terkoordinasi. Usaha-usaha yang dilakukan anggota tim menghasilkan kinerja yang lebih
tinggi daripada masukan individual setiap anggota. Sedangkan menurut Heymann, teamwork
adalah proses bagaimana individu bekerja bersama untuk mencapai suatu tujuan. Hal sama juga
diungkapkan oleh Haris & Haris (1996) bahwa tim memiliki tujuan bersama, dimana anggota tim
dapat mengembangkan secara efektif dan adanya hubungan timbal balik untuk mencapai tujuan
tim. Teamwork adalah kumpulan individu yang bekerja sama melalui berbagi pengetahuan dan
keterampilan. Johnson dan Johnson (1991) Teamwork adalah kolaborasi individu untuk
bekerjasama mencapai tujuan yang ditentukan. pendekatan multidimensional yang ditandai
dengan serangkaian perilaku adaptif, kognisi dan sikap yang berinteraksi untuk mencapai tujuan
bersama
Demi membangun team work yang solid butuh komunikasi yang lancar - EKRUT
Ada beberapa alasan mengapa kerja sama tim penting di tempat kerja,
misalnya:
Agar kerja sama tim baik, hubungan antar anggota juga harus dijaga - EKRUT
Membangun kerja sama tim memang tidak selalu mudah. Pasalnya, kamu
dihadapkan pada berbagai jenis karakter dan sifat orang yang berbeda. Meski
begitu ada beberapa tips membangun kerja sama tim yang baik yang bisa
kamu coba terapkan.
1. Menciptakan komunikasi yang lancar
Tidak hanya hubungan pribadi yang butuh komunikasi yang lancar,
membangun kerja sama tim di tempat kerja pun memerlukan hal yang
sama. Sebagai pemimpin, kamu wajib menciptakan suasana yang
nyaman, terbuka, dan saling menghargai.
Kondisi tersebut akan membuat para pekerja merasa bebas dalam
menyatakan pendapatnya. Dengan komunikasi yang lancar, mereka
menjadi lebih terbuka untuk memberikan opini maupun solusi ketika tim
menghadapi masalah tertentu, dan saling mendengarkan.
2. Menjalin hubungan yang baik
Seseorang bisa dianggap sebagai pemimpin yang baik bila ia mengenal
para karyawannya dengan baik. Mulai dari kemampuan dan kepribadian
mereka hingga motivasi di balik semangat kerjanya.
Mengenal kompetensi dari masing-masing pekerja dapat mengantarmu
untuk memberikan tugas dengan tingkat kesulitan yang sesuai. Dengan
ini, kepuasan para pekerja pun akan bertambah sehingga berujung pada
meningkatnya produktivitas.
Tidak hanya itu, hubungan antar karyawan juga perlu dibangun dengan
baik. Pemimpin perlu memerhatikan komunikasi dan kerja sama di antara
anggota tim dengan saksama.
Jangan ragu untuk menengahi bila terjadi konflik dan dengarkan opini
dari masing-masing pihak. Kemudian selesaikan dengan mengajak
mereka untuk berembuk bersama. Langkah ini akan membuat karyawan
merasa diperhatikan dan dihargai.
Baca juga: 5 Strategi manajemen konflik di tempat kerja yang bisa kamu
terapkan
3. Membangun rasa percaya
Rasa percaya dalam tim dapat membuat para pekerja lebih leluasa dalam
berkembang. Jadi, hindari memperlakukan anggota tim seperti anak-
anak yang butuh pengawasan konstan.
Bila seorang pemimpin terus-menerus mengawasi dan mengontrol
pekerjanya, tidak heran bila karyawan malah kehilangan keefektifannya
dalam bekerja. Kecenderungan untuk melakukan tugas hanya demi
menyenangkan atasan juga akan muncul.
Kebiasaan tersebut akan menghalangi pekerja dalam mengerahkan
kemampuannya secara maksimal. Hal ini tentu akan berbalik merugikan
perusahaan, bukan
4. Membangun rasa kepemilikan dan komitmen
Rasa kepemilikan akan menciptakan komitmen dalam tim. Para pekerja
akan berusaha untuk menjalankan perannya dengan maksimal demi
mencapai tujuan bersama.
Apabila tidak ada rasa kepemilikan dalam tim, karyawan cenderung
hanya bekerja sebatas tuntutan perusahaan. Mereka enggan melakukan
yang terbaik karena merasa tidak diperlukan.
5. Olahraga dan hangout bersama
Olahraga juga termasuk kegiatan yang dapat menambah kedekatan
kamu dengan anggota tim. Jogging, bermain sepeda, atau olahraga di
tempat kebugaran dapat meningkatkanmenambah interaksi, apalagi jika
dilakukan secara rutin.
Aktivitas lain yang dapat dilakukan bersama tim kamu adalah outbound,
yang selain menambah keakraban juga dapat memperkuat teamwork.
Selain itu, Hangout bersama teman tim setelah pulang kantor juga bisa
kamu lakukan. Makan, nonton, dan karaoke menjadi pilihan tepat yang
bisa dilakukan bersama sepulang kantor.
6. Apresiasi dengan reward dan perayaan
Menurut survey, memberikan apresiasi kepada karyawan yang sudah
bekerja dengan keras dan memenuhi target dapat meningkatkan
kepuasan. Karyawan yang merasa puas akan melakukan pekerjaan
dengan lebih baik.
Reward yang diberikan tidak harus berupa uang, dapat pula berupa
sertifikat karyawan terbaik atau tambahan hari libur. Selain itu, promosi
kenaikan jabatan juga mungkin diberikan oleh perusahaan. Dengan
begitu, karyawan akan bekerja dengan lebih keras.
7. Memberikan tujuan dan aturan yang jelas
Tips lain membangun teamwork adalah dengan memberi tujuan dan
aturan yang jelas. Memiliki tujuan bersama dalam tim akan membantu
para karyawan berjuang dan saling membantu ke arah yang sama. Maka
dari itu, ciptakanlah tujuan yang jelas bagi tim.
Terangkan tujuan sejelas-jelasnya dan ajak seluruh anggota untuk
membahasnya sebelum menerapkannya. Dengan ini, para pekerja bisa
menyatakan opini mereka, berdiskusi, menyetujui, kemudian menghargai
tujuan yang telah tercipta. Pekerja juga dapat memahami apa yang harus
mereka capai serta ekspetasi dari tim yang bersangkutan.
8. Memperjelas peran dari masing-masing karyawan dan alur kerja
Agar temwork dapat tercipta setiap anggota sebelumnya harus tahu peran dan tanggung jawab masing-masing
- EKRUT
Agar kerja sama tim bisa berjalan lancar, pemimpin perlu menentukan
peran dan tanggung jawab yang jelas bagi para karyawan. Jika perlu,
buatlah bagan berisi tugas masing-masing anggota dan bagikan pada
mereka.
Langkah tersebut akan mencegah kebingungan dan konflik di antara
pekerja. Alur kerja dalam tim menjadi lebih jelas dan tidak ada yang
saling lempar tugas. Ketika ada karyawan baru pun, bagan tugas di atas
bisa menjadi panduan.
Jika terdapat lebih dari satu tim, atasan juga perlu menjelaskan peran tiap
individu dan alur kerja di antara tim. Jangan sampai ada ketidakjelasan
yang berujung pada munculnya konflik.
9. Menghargai pencapaian
Ketika seseorang telah berjuang dan berhasil mencapai sesuatu, ia tentu
butuh pengakuan dan penghargaan dari orang lain atas pencapaiannya.
Hal ini berlaku juga untuk karyawan. Karena itu, jangan ragu untuk
mengakui dan memuji keberhasilan yang dicapai oleh pekerja maupun
timmu.
Bentuk penghargaan juga tidak melulu harus mewah. Hal sederhana,
seperti pujian di depan umum atau secara formal melalui email kantor,
terkadang sudah cukup untuk membuat pekerja merasa dihargai
sehingga akan lebih berkomitmen.
Baca juga: 7 tunjangan kerja unik yang menarik karyawan selain gaji
10. Berikan contoh yang baik
Salah satu hal lain yang memengaruhi teamwork adalah kualitas
pemimpin yang baik. Pemimpin yang baik tentu dapat memberikan
contoh yang baik pula bagi setiap anggota tim. Ini akan memberikan
dampak positif pada hubungan antar anggota dan kerja sama tim itu
sendiri.
Saat seorang pemimpin memberikan contoh yang baik dalam
menjalankan tanggung jawab, membangun komunikasi, dan menjalin
kerja sama dengan setiap rekan kerja, maka anggota tim juga akan
terinspirasi untuk melakukan hal yang sama.
Karena itu bila kamu ingin membangun kerja sama tim yang baik, coba
tunjukkan kualitas pemimpin yang baik pula.
11. Dorong sosialisasi
Sisihkan waktu bagi tim untuk mengenal satu sama lain di tingkat yang
lebih pribadi untuk meningkatkan rasa saling percaya, hormat dan
pengertian.
Ini bisa dengan mengadakan rutinitas atau kegiatan di luar kantor di luar
jam kerja. Contohnya makan bersama, mengikuti latihan kebugaran
bersama. Dengan melakukan kegiatan bersama seperti ini maka anggota
tim dapat mengenal lebih baik satu lain sehingga hubungan tim dan
hubungan kerja pun bisa dapat ditingkatkan lagi.
12. Izinkan anggota tim aktif mengambil bagian dalam pengambilan
keputusan
Memiliki rasa keterlibatan pribadi dalam proses pengambilan keputusan
akan memperkuat koneksi dan investasi individu karyawan dalam tim.
Pasalnya hal ini membuat mereka merasa seperti bagian penting dari
sesuatu.
Nah, itulah beberapa tips membangun kerja sama tim yang bisa kamu simak.
Tanpa adanya kooperasi yang kompak dari para karyawan dengan latar
belakang dan kemampuan yang beragam, perusahaan takkan mampu
berkembang dan maju ke depan.
Langkah-Langkah Penyelesaian
Konflik
Vestal (1994) menjabarkan
langkah-langkah menyelesaikan
suatu konflik meliputi:
1. Pengkajian
a. Analisis situasi
Identifikasi jenis konflik
untuk menentukan waktu
yang diperlukan, setelah
dilakukan pengumpulan fakta
dan memvalidasi semua
perkiraan melalui
pengkajian lebih mendalam.
Kemudian siapa yang terlibat
dan peran masing-
masing. Tentukan jika
situasinya dapat diubah
Langkah-Langkah Penyelesaian Konflik
1. Pengkajian
a. Analisis situasi
pengkajian lebih mendalam. Kemudian siapa yang terlibat dan peran masing-
Jelaskan masalah dan prioritas fenomena yang terjadi. Tentukan masalah utama
yang memerlukan suatu penyelesaian yang dimulai dari masalah tersebut. Hindari
c. Menyusun tujuan
2. Identifikasi
a. Mengelola perasaan
Hindari respon emosional:
marah, sebab setiap orang
mempunyai respon yang
berbeda terhdap kata-kta,
ekspresi, dan tindakan.
3. Intervensi
a. Masuk pada konflik yang
diyakini dapat diselesaikan
dengan baik. Selanjutnya
identifikasi hasil positif yang
akan terjadi.
d. Menyeleksi metode dalam
menyelesaikan konflik.
Penyeleaian konflik
memerlukan strategi yang
berbeda-beda. Seleksi metode
yang paling sesuai untu
menyelesaikan konflik yang
terjadi.
Hindari respon emosional: marah, sebab setiap orang mempunyai respon yang
3. Intervensi
a. Masuk pada konflik yang diyakini dapat diselesaikan dengan baik. Selanjutnya
memerlukan strategi yang berbeda-beda. Seleksi metode yang paling sesuai untu
BAB III
KASUS
1.1 Kasus
Selama pergantian dinas malam
seorang perawat RN yang
bertugas mengalami sakit
dan perawat yang lain tidak bisa
menggantikannya. Yang
bertugas hanya perawat RN dan
perawat K, yang harus melayani
26 pasien. Perawat K
mengatakan” bila tidak
mendapat
perawat yang lain untuk bagian
ini, Saya akan melaksanakan
pekerjaan ini. Saya akan
mengerjakan sift ini tetapi saya
tidak mampu tanpa bantuan
segera. Saya tidak peduli
dengan perawat RN, tapi harus
seorang yang mempunyai
ketrampilan dalam merawat
pasien” . Alasan setiap orang
tidak mau disini karena mereka
bekerja terlalu berat, gaji
yang kecil serta manajemen RS
yang tidak memberi perhatian .
Hindari respon emosional
karena setiap orang mempunyai
respon yang
berbeda terhadap kata-kata,
ekspresi dan tindakan.
e. Intervensi
1. Membuka penerimaan
anggota baru untuk bekerja
pada ruangan yang
perawat K kerja
2. Metode yang di gunakan
untuk menyelesaikan konflik
yang terjadi yaitu
metode kompromi atau
negosiasi yaitu suatu strategi
penyelesaian konflik
dimana semua yang terlibat
saling menyadari dan sepakat
tentang keinginan
bersama. Penyelesaian strategi
ini sering dirtikan sebagai “lose-
lose situation”
kedua unsur yang terlibat
dan menyerah dan
menyepakati hal yang telah
diuat.didalam manajemen
keperawatan strategi ini
sering digunakan oleh
middle- dan top manajer
keperawatan.
Negosiasi pada umumnya
sama dengan kolaborasi dan
pada organisasi,
negosiasi juga diartikan sebagai
suatu pendekatan yang
kompetitif (Marquise
dan Huston, 1998).
Negosiasi sering dirancang
sebagai suatu pendekatan
kompromi jika digunakan
sebagai strategi
menyelesaikan konflik.
Selama
negosiasi berlangsung,
masing-masing yang terlibat
menyerah dan lebih
menekankan pada
mengakomodasi perbedaan-
perbedaan antara keduanya.
2. Tujuan, Strategi, dan
Keterampilan Khusus
a. Tujuan
1. Masalah kekurangan tenaga
kerja dapat terselesaikan
2. Terjadinya perbaikan
manajemen di segala bidang.
b. Strategi
1. Mengumpulkan segala
informasi tentang masalah
yang terjadi
sebanyak mungkin, mulai
dari jadwal kerja, keuangan,
jumlah
pegawai dan manajerial di
Rumah Sakit
2. Perawat ruangan (K)
meminta kepada ketua Tim
agar dapat
menambah perawat untuk
membantu pemberian asuhan
keperawatan
kepeada pasien di ruangan.
3. Memilih alternative lainnya
seperti kolaborasi perawat antar
ruangan
jadi jika ada ruangan yang
jumlah perawatnya
mencukupi bisa
dialihkan ke rungan yang
kekurangan tenaga
BAB III
KASUS
1.1 Kasus
Selama pergantian dinas malam
seorang perawat RN yang
bertugas mengalami sakit
dan perawat yang lain tidak bisa
menggantikannya. Yang
bertugas hanya perawat RN dan
perawat K, yang harus melayani
26 pasien. Perawat K
mengatakan” bila tidak
mendapat
perawat yang lain untuk bagian
ini, Saya akan melaksanakan
pekerjaan ini. Saya akan
mengerjakan sift ini tetapi saya
tidak mampu tanpa bantuan
segera. Saya tidak peduli
dengan perawat RN, tapi harus
seorang yang mempunyai
ketrampilan dalam merawat
pasien” . Alasan setiap orang
tidak mau disini karena mereka
bekerja terlalu berat, gaji
yang kecil serta manajemen RS
yang tidak memberi perhatian .
Hindari respon emosional
karena setiap orang mempunyai
respon yang
berbeda terhadap kata-kata,
ekspresi dan tindakan.
e. Intervensi
1. Membuka penerimaan
anggota baru untuk bekerja
pada ruangan yang
perawat K kerja
2. Metode yang di gunakan
untuk menyelesaikan konflik
yang terjadi yaitu
metode kompromi atau
negosiasi yaitu suatu strategi
penyelesaian konflik
dimana semua yang terlibat
saling menyadari dan sepakat
tentang keinginan
bersama. Penyelesaian strategi
ini sering dirtikan sebagai “lose-
lose situation”
kedua unsur yang terlibat
dan menyerah dan
menyepakati hal yang telah
diuat.didalam manajemen
keperawatan strategi ini
sering digunakan oleh
middle- dan top manajer
keperawatan.
Negosiasi pada umumnya
sama dengan kolaborasi dan
pada organisasi,
negosiasi juga diartikan sebagai
suatu pendekatan yang
kompetitif (Marquise
dan Huston, 1998).
Negosiasi sering dirancang
sebagai suatu pendekatan
kompromi jika digunakan
sebagai strategi
menyelesaikan konflik.
Selama
negosiasi berlangsung,
masing-masing yang terlibat
menyerah dan lebih
menekankan pada
mengakomodasi perbedaan-
perbedaan antara keduanya.
2. Tujuan, Strategi, dan
Keterampilan Khusus
a. Tujuan
1. Masalah kekurangan tenaga
kerja dapat terselesaikan
2. Terjadinya perbaikan
manajemen di segala bidang.
b. Strategi
1. Mengumpulkan segala
informasi tentang masalah
yang terjadi
sebanyak mungkin, mulai
dari jadwal kerja, keuangan,
jumlah
pegawai dan manajerial di
Rumah Sakit
2. Perawat ruangan (K)
meminta kepada ketua Tim
agar dapat
menambah perawat untuk
membantu pemberian asuhan
keperawatan
kepeada pasien di ruangan.
3. Memilih alternative lainnya
seperti kolaborasi perawat antar
ruangan
jadi jika ada ruangan yang
jumlah perawatnya
mencukupi bisa
dialihkan ke rungan yang
kekurangan tenaga
konsiliator dengan
mempertemukan atau
member fasilitas kepada
pihak-pihak
yang berselisih untuk
menyelesaikan perselisihannya
secara damai.
c. Abitrase
Abitrase berarti kekuasaan
untuk menyelesaikan sesuatu
menurut kebijaksanaan
atau damai oleh arbiter atau
wasit. Arbiter adalah
suatuproses yang mudah atau
simple yang dipilih oleh para
pihak secara sukarela yang
ingin agar perkaranya
diputus oleh juru pisah
yang netral sesuai dengan
pilihan mereka dimana
keputusan mereka berdasarkan
dalil-dalil dalam perkara
tersebut.
d. Mutual Gains Approach to
Negotiations
Mutual Gains Approach to
Negotiations (MGA) adalah
pendekatan kerjasama
untuk melakukan perjanjian
(to negoating contracts).
Daripada pendekatan
merugikan (win-lose) proses
mutual gains melibatkan
pembentukan consensus,
pendekatan win-win solution.
Oleh karena itu untuk mutual
gains negotiations
akan lebih berhasil. Pihak-pihak
membutuhkan sling pengertian
tentang luas dan
kompleksitas masalah,
menyetujui suatu solusi
yang bermanfaat bersma
dan
pihak-pihak saling
mempercayai