Anda di halaman 1dari 11

Pengembangan Tim

Dosen Pengampu :

Caraka Putra Bhakti S.Pd.,M.Pd.

Disusun Oleh :

Imel Destri Ramadhona (2000001071)

Raidha Hidayah (2000001085)

Novena Xzha Tilana (2000001104)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

YOGYAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pengembangan Tim”.

Terimakasih saya ucapkan kepada bapak Caraka Putra Bhakti S.Pd.,M.Pd. Kami
menyadari masih bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari
segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran pembaca.

Semoga makalah ini bisa menambahkan wawasan bagi para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4
A. Latar Belakang .................................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................. 4
C. Tujuan ................................................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 5
A. Proses Perkembangan Tim ................................................................................................ 5
B. Tipe-tipe Tim ..................................................................................................................... 6
C. Membangun Tim yang Produktif ...................................................................................... 7
D. Mengembangkan dan Menjaga Kepercayaan.................................................................... 8
E. Menghadapi Perilaku Bermasalah Dalam Tim .................................................................. 9
F. Implikasi Dalam Bimbingan dan Konseling ...................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesendirian apapun bentuknya cenderung menghasilkan suatu kelemahan,
ketidakmampuan, keterasingan dan bahkan membawa kehancuran. Setiap individu pasti
memiliki sisi lemah dan sisi kuatnya. Namun, kita sering mempersoalkan kelemahan orang lain
dan terlalu sombong dengan kekuatan diri. Sudah saatnya kita mengubah perilaku demikian.

Dewasa ini sangat popular adalah dengan adanya tim. Tim jelas berbeda dengan
kelompok. Katzenbach dan Smith mendefinisikan Tim sebagai sekolompok kecil orang dengan
keterampilan yang saling melengkapi yang berkomitmen untuk maksud bersama,
menghasilkan tujuan-tujuan, dan pendekatan bersama dimana mereka mengaitkan diri dalam
kebersamaan tanggung jawab. “Bukti menunjukkan bahwa lazimnya kinerja tim lebih umggul
daripada kinerja individu bila tugas yang harus dilakukan menuntut keterampilan., penilaian
dan pengalaman yang bervariasi”. Banyak perusahaan yang menggunakan tim untuk
meningkatkan kinerja karyawannya. Manajemen telah menemukan bahwa tim lebih tanggap
dan responsif terhadap masalah karena tim memiliki kemampuan untuk cepat berkumpul,
menyebar, fokus, dan membubarkan diri.

Menciptakan tim yang efektif adalah hal yang sangat sulit untuk dilakukan. Ada
beberapa komponen penting untuk menciptakan tim yang efektif, yaitu rancangan pekerjaan,
komposisi tim, sumber dan pengaruh kontekstual lain yang membuat tim menjadi efektif, serta
variabel proses yang mencerminkan sesuatu yang terjadi dalam tim yang mempengaruhi
efektivitas.

B. Rumusan Masalah
1. Perkembangan tim
2. Tipe-tipe tim
3. Membangun tim yang produktif
4. Mengembangkan dan menjaga kepercayaan
5. Menghadapi perilaku bermasalah dalam tim
6. Implikasi dalam Bimbingan dan Konseling

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana proses perkembangan tim
2. Untuk mengetahui apa saja tipe-tipe tim
3. Untuk mengetahui bagaimana membangun tim yang produktif
4. Untuk mengetahui bagaimana menghadapi perilaku bermasalah dalam tim
5. Untuk mengetahui implikasi dalam Bimbingan dan Konseling
BAB II
PEMBAHASAN

A. Proses Perkembangan Tim


Tidak ada satu cara khusus yang dipakai untuk membangun sebuah tim. Tujuan untuk
membangun tim yang bersemangat, memiliki kedekatan, saling percaya, dan produktif dapat
dilakukan dengan banyak cara. Apapun caranya, hal yang penting diingat adalah tim itu sendiri
harus mengembangkan kemampuan, mengidentifikasikan persoalan kerja mereka dan
sekaligus juga memecahkannya. Berikut beberapa tahap atau langkah yang umumnya
dilakukan dalam membangun sebuah tim :

1. Membentuk Struktur Tim

Setiap tim harus bekerja dengan suatu struktur yang memadai agar berdaya
menangani isu-isu berat dan memecahkan persoalan-persoalan yang rumit. Walau
struktur bisa berbeda antara perusahaan satu dengan lainnya, namun komponen yang
umumnya ada meliputi :

a. Tim Pengarah

b. Perancang Tim

c. Pemimpin

d. Rapat-rapat

e. Proses Konsultasi

2. Mengumpulkan Informasi
Membangun tim harus dimulai dengan penilaian diri anggota kelompok (self-
assesment), untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan yang dimiliki oleh setiap
anggota. Pengembangan tim dapat ditetapkan berdasarkan data yang diperoleh dari
survai tentang sikap, wawancara dengan anggota tim, dan pengamatan atas diskusi-
diskusi kelompok. Cara-cara tersebut bermanfaat untuk menilai sejumlah hal, antara
lain iklim komunikasi, rasa saling percaya, motivasi, kemampuan memimpin,
pencapaian konsensus, dan nilai kelompok.
3. Membicarakan Kebutuhan
Informasi yang diperoleh dalam langkah kedua harus dirangkum dan diumpan
balikan kepada anggota tim. Tim harus mendiskusikannya secara terbuka, dan mencoba
menginterpretasikannya. Melalui proses ini akan ditemukan sejumlah kebutuhan :
kekuatan yang ada harus dicoba diperhatikan dan dikembangkan sedangkan kelemahan
harus segera diatasi. Proses ini bisa berlangsung dalam beberapa kali pertemuan guna
menemukan hal-hal yang memang sangat dibutuhkan. Proses ini sangat penting dalam
upaya untuk menetapkan sendiri tujuan tim. Melalui pemahaman atas kekuatan dan
kelemahan diri sendiri, tim sudah dalam kondisi siaga untuk mendiagnosis masalah dan
menemukan jalan keluarnya.
4. Merencanakan sasaran dan menetapkan cara pencapaiannya
Begitu isu-isu diklarifikasi, tim harus menetapkan tujuan dan misinya, serta
menetapkan prioritas kegiatan. Hal yang paling utama dilakukan oleh tim adalah
bekerja pada isu yang oleh anggota dianggap paling penting. Dengan agenda yang
ditetapkan sendiri, tim akan lebih komitmen pada proses pelaksanaannya dan
pengembangannya. Kelompok harus mengembangkan skedul tentatif dan rencana
tindakan guna mencapai tujuan. Konsultan akan sangat membantu dengan cara
memberikan saran-saran tentang teknik atau kegiatan yang mungkin dilakukan dalam
upaya mencapai tujuan. Pengembang organisasi atau spesialis pelatihan harus
mengetahui jenis-jenis latihan, film, modul-modul, atau studi kasus, guna membantu
kelompok agar bisa mengembangkan ketrampilan yang diperlukan bagi efektivitas
kerja tim.
5. Mengembangkan ketrampilan
Sebagian besar proses “pengembangan tim” akan memusatkan kegiatannya pada
pengembangan ketrampilan yang diperlukan untuk menciptakan tim yang berkinerja
tinggi.

B. Tipe-tipe Tim
Tim bisa melakukan berbagai hal misalnya membuat produk, memberikan jasa,
menegosiasikan perjanjian, mengkoordinasikan proyek, memberikan nasehat dan membuat
berbagai keputusan. Sehingga tim dapat terdiri atas beberapa tipe sesuai dengan karakteristik
pekerjaan yang ditugaskan. Klasifikasi tersebut seperti kualifikasi pemimpin, kualitas anggota,
hingga spesifikasi tujuanTim bisa melakukan berbagai hal misalnya membuat produk,
memberikan jasa, menegosiasikan perjanjian, mengkoordinasikan proyek, memberikan
nasehat dan membuat berbagai keputusan. Sehingga tim dapat terdiri atas beberapa tipe sesuai
dengan karakteristik pekerjaan yang ditugaskan. Klasifikasi tersebut seperti kualifikasi
pemimpin, kualitas anggota, hingga spesifikasi tujuan dari tim tersebut.

a. Tim Pemecah Masalah


Sama seperti namanya, tim ini dibentuk dengan tujuan untuk memecahkan masalah.
Tim ini terdiri dari 5 sampai 12 orang yang biasanya dibayar perjam dan berasal dari
departemen yang sama (jika dalam sebuah perusahaan). Pembahasan tim seputar
peningkatan efektivitas, efesiensi, produktivitas, hingga kualitas dari organisasi. Para
anggota tim bekerja dengan cara melakukan pertemuan setiap minggu. Kemudian
saling berbagi gagasan, informasi, identifikasi permasalahan, metode kerja yang telah
dilakukan, hingga evaluasi perusahaan yang direkomendasikan menjadi strategi yang
harus digunakan.
b. Tim Kerja Pengelolaan Diri
Tujuan pembentukan tim ini untuk menutupi kelemahan pada jenis tim problem
solving, dimana saran yang sudah direkomendasikan belum tentu akan diterapkan pada
organisasi. Sehingga, dibentuklah tim kerja pengelolaan diri guna merumuskan
pemecahan suatu masalah dan dilengkapi dengan kewenangan untuk implementasinya.
Tim ini terdiri dari 10 sampai 15 anggota yang melakukan pekerjaan yang sangat
berhubungan atau saling bergantung dan memikul tanggung jawab yang banyak dari
para pengawas mereka sebelumnya. Biasanya tanggung jawab mencakup perencanaan
dan pengaturan pekerjaan, pemberian tugas kepada para anggota, pengendalian
kolektifitas atas langkah kerja, pembuatan keputusan pengoperasian, pengambilan
tindakan untuk berbagai masalah serta kerjasama dengan pemasok dan pelanggan.
c. Tim Lintas Fungsional
Tim lintas fungsional merupakan cara efektif yang memungkinkan orang-orang dari
berbagai area yang berbeda dalam sebuah organisasi atau antar organisasi untuk
bertukar informasi, mengembangkan ide-ide baru dan menyelesaikan banyak masalah
dan mengkoordinasi berbagai proyek yang rumit. Tentu saja tim lintas fungsional sulit
diatur. Saat perkembangan awal sering kali tim ini sangat menghabiskan waktu karena
para anggotanya belajar untuk bekerja dengan perbedaan dan kerumitan. Dibutuhkan
waktu untuk membangun kepercayaan dan kerjasama tim, terutama diantara orang-
orang yang berasal dari latar belakang berbeda dengan pengalaman dan perspektif yang
berlainan.
d. Tim Virtual
Tim ini menggunakan teknologi computer (internet) untuk menyatukan para anggota
yang terpisah secara fisik untuk mencapai tujuan bersama. Tim virtual sering
mengalami hubungan sosial yang kurnag baik dalam berinteraksi langsung antar
anggota. Mereka tidak bisa meniru tindakan, member dan menerima yang umum terjadi
dari diskusi secara berhadap-hadapan. Terutama ketika para anggota belum bertemu
secara pribadi, tim virtual cenderung lebih berorientasi pada tugas dan lebih sedikit
bertukar informasi sosio-emosional. Sehingga tidak mengejutkan jika para anggota tim
virtual melaporkan kepuasan yang lebih sedikit dengan proses interaksi kelompok bila
dibandingan dengan anggota tim yang bertemu secara tatap muka.

Utomo (2009) mengidentifikasi tiga jenis tim yang biasanya ditemukan di tempat kerja yaitu :

• Tim Rekomendasi ialah tim yang dibentuk untuk menelaah berbagai masalah tertentu
dan merekomendasikan cara pemecahannya.
• Tim Pelaksanaan ialah kelompok yang melaksanakan tugas dan fungsi organisasi
seperti hubungan masyarakat, penyelenggaraan pelatihan, kesekretarian, keprotokolan,
perencanaan, pengawasan, dan sebagainya.
• Tim Fasilitas dapat juga diacu sebagai kelompok pimpinan pada tingkat yang berbeda
: teras, menengah, dan bawah. Tim ini terdiri atas para pemimpin.

C. Membangun Tim yang Produktif


1) Bangun Visi dan Misi Bersama-sama
Untuk memaksimalkan kerja timmu cobalah satukan visi dan misi bersama-sama, mulai
dari pimpinan tim sampai anggota harus merundingkannya. Jika visi dan misi kalian
tidak dapat disatukan dan selalu memperdebatkan hal yang sama tentu saja tim tersebut
tidak akan menghasilkan seusatu yang efektif.
2) Komunikasi yang Lancar
Masalah komunikasi bukanlah hal yang sepele, tiang penyangga dari sebuah tim adalah
komunikasi yang baik dan lancar. Jika komunikasi tidak terjalin dengan baik tentu saja
akan bisa menimbulkan konflik yang berkepanjangan, dan berpengaruh pada kinerja
tim. Buatlah grup di social media untuk menjalin komunikasi satu sama lain.
3) Memahami Peran dan Tanggung Jawab
Dalam sebuat tim tentu saja kalian semua sudah memiliki peran dan tanggung jawabnya
masing-masing. Jangan pernah lari ataupun menghidari tanggung jawab, karena hanya
akan membuat imagemu tidak baik dan menciptakan konflik dalam tim.
4) Menghormati dan Menghargai
Seluruh anggota tim harus saling menghormati dan menghargai, mulai dari pemimpin
sampai anggota tim yang lain. seperti yang sudah dikatakan menyatukan banyak kepala
untuk mengabil suatu keputusan tidaklah mudah, apalagi jika anggota tim memiliki
latar belakang yang berbeda.
5) Tanamkan Rasa Saling Peracaya
Percayalah bahwa mereka mampu mengerjakan hal yang sudah di tanggung jawabkan,
jangan terlalu ikut campur, nantinya kamu akan menjadi rekan kerja yang menyebalkan.
Namun, apabila teman satu timmu mengalami kesulitan cobalah untuk membantunya.
Pekerjaan tim akan membuatmu lebih mudah dalam menyelesaikan pekerjaan, apabila
timmu memang sudah solid dan kompak.

D. Mengembangkan dan Menjaga Kepercayaan


a. Tenang
Kamu akan menghadapi beberapa momen yang menantang dirimu secara emosional
sebagai seorang pemimpin atau mungkin sebagai sebuah tim. Di saat seperti ini lah
sebagai pemimpin kamu harus tenang dan jangan sampai anggota tim kamu melihat
kepanikan di diri kamu. Karena, hal tersebut hanya akan membuat situasi semakin
buruk dan membuat kepercayaan mereka terhadap dirimu dan tim akan menyusut.
b. Terbuka
Salah satu cara terbaik untuk membangun kepercayaan dengan orang lain adalah
dengan menunjukkan sisi pribadimu. Terbuka dalam tindakan sebagai pemimpin dan
membiarkan tim kamu tahu apa yang kamu pikirkan, motivasi hingga hambatan yang
kamu miliki. Semakin kamu terbuka terhadap tim kamu, maka mereka juga akan lebih
merasa dihargai dan simpatik terhadap proses yang berjalan di tim kamu. Selain itu,
kamu juga perlu membangun lingkungan yang terbuka, dimana semua anggota tim di
dorong untuk mengungkapkan pemikiran dan opini mereka. Lingkungan terbuka ini
secara bertahap akan mengajarkan tim kamu bahwa sangat baik untuk bisa menyarakan
pendapat.
c. Fleksibel
Memiliki fleksibilitas terhadap tim kamu juga bisa meningkatkan kepercayaan tim.
Sebagai seorang pemimpin kamu harus siap sedia kapan pun tim kamu membutuhkan
saran atau keputusan dari kamu.
d. Melibatkan Tiap Anggota Tim
Kepercayaan tim bisa dibangun dari adanya keterlibatan tim yang aktif di dalam
beberapa project ataupun tugas tim. Diluar itu, melibatkan anggota tim juga bisa
dibangun dari melakukan latihan team building seperti makan siang atau rekreasi.
Kedekatan antar anggota tim perlu dilakukan agar mereka saling percaya dan saling
mendukung. Kepercayaan membutuhkan waktu dan pengalaman dengan banyaknya
waktu yang dihabiskan satu sama lain hingga mereka bisa menjadi lebih akrab dengan
keadaan mereka.

E. Menghadapi Perilaku Bermasalah Dalam Tim


a. Pengenalan
Kesenjangan antara keadaan yang ada atau teridentifikasi dan bagaimana keadaan yang
seharusnya. Satu-satunya yang menjadi perangkap adalah kesalahan dalam mendeteksi
(tidak memperdulikan masalah atau menganggap ada masalah padahal sebenarnya
tidak ada).
b. Diagnosis
Inilah langkah yang terpenting, metode yang benar dan telah diuji mengenai siapa, apa,
mengapa, dimana, dan bagaimana berhasil dengan sempurna.pusatkan perhatian pada
masalah utama dan pada hal-hal sepele.
c. Menyepakati Solusi
Kumpulkan lah masukan mengenai jalan keluar yang memungkinkan dari orang-orang
yang terlibat didalamnya. saringlah penyelesaian yang tidak dapat diterapkan atau tidak
praktis. Jangan sekali-kali menyelesaikan dengan cara yang tidak terlalu baik, carilah
yang terbaik.
d. Pelaksanaan
Ingatlah bahwa akan selalu ada keuntungan dan kerugian. Namun hati-hati, jangan
biarkan pertimbangan ini terlalu mempengaruhi pilihan dan arah pada kelompok
tertentu.
e. Evaluasi
Penyelesaian itu sendiri dapat melahirkan serangkaian masalah baru. Jika
penyelesaiannya tampak tidak berhasil, kembalilah kelangkah-langkah sebelumnya dan
cobalah lagi.

F. Implikasi Dalam Bimbingan dan Konseling


Kesulitan belajar yang dialami peserta didik dapat teratasi dengan baik oleh
pelaksanaan bimbingan dan konseling. Walaupun ada beberapa kendala seperti peserta didik
tidak mau terbuka pada permasalahan yang dimilikinya serta kurangnya intensitas komunikasi
pihak sekolah dengan pihak guru, namun sedikit banyak masalah tersebut mampu dihadapi
dengan baik. Faktor utama yang penting adalah keberadaan konselor, sebagai pembimbing
dituntut peran aktifnya terhadap perkembangan prestasi belajar peserta didik. Konselor akan
senantiasa meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensinya dalam mengatasi
berbagai permasalahan di sekolah. Dengan kata lain tuntutan akan keprofesionalan konselor
semakin nyata, baik dalam pelaksanaan tugas sehari-hari maupun dalam penggunaan layanan
bimbingan dan konseling.

Langkah-langkah bibimbingan dan konseling dilakukan dengan melihat berbagai


permasalahan yang dihadapi. Permasalahan pada klien pertama, diantaranya: (1)sulit
memahami materi pelajaran, (2)bersifat pendiam dan pemalu, (3)kurang memiliki keberanian
dalam berpendapat, (4)cepat putus asa dalam mengerjakan soal, (5)bersikap manja,
(6)bertindak semaunya sendiri, (7)tidak mau meneliti hasil jawabannya. Permasalahan klien
kedua yaitu: (1)sering kurang paham terhadap materi yang diajarkan, (2)kurangnya rasa
percaya diri akan kemampuan yang dimiliki, (3)sukar menangkap dan memahami materi
(kurangnya kosentrasi), (4)takut jika diadakan ulangan, (5)merasa was-was jika disuruh maju
kedepan oleh guru, (6)sering melamun jika pelajaran dikelas, dan sebagainya. Permasalahan
klien ketiga: (1)memiliki nilai hasil belajar terendah dikelasnya, (2)sulit sekali menerima
materi pelajaran, (3)suka bermain dan mengganggu teman, (4)pekerjaan rumah(PR) yang
diberikan gurupun sering ia tidak kerjakan. Permasalahan peserta didik diatas tentu menjadikan
kekhawatiran guru dan juga orang tua. Oleh karena itu, guru sebagai orang tua kedua dan juga
dianggap lebih kompeten dalam mengenal dan memahami karakteristik peserta didik,
mengambil langkah-langkah tertentu sebagai upaya untuk member solusi atas permasalahan
yang menimpa dia tersebut.

Langkah-langkah yang diambil yaitu: (1)memanggil anak yang bermasalah dan


berbicara empat mata perihal segala sesuatu yang terkait dengan masalahnya, (2)memberinya
pengertian bahwa perbuatan yang dilakukannya salah, (3)memotivasi anak yang bermasalah
untuk giat belajar dengan kata-kata persuasive, (4)menjelaskan kepada anak yang bermasalah
akan pentingnya belajar, baik untuk sekarang maupun untuk masa depan, (5)memberikan
perhatian yang lebih dalam kegiatan proses belajar mengajar. Maksudnya jika anak yang
bermasalah belum memahami suatu materi, guru harus dengan sabar menjelaskan kembali
dengan kata-kata yang mungkin lebih mudah dimengerti. Layanan bimbingan dan konseling
yang efektif akan berimplikasi terhadap upaya meminimalkan tingkat kesulitan belajar dan
permasalahan peserta didik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Dengan layanan
bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi oleh
peserta didikan akan mengurangi permasalahan-permasalahan yang terjadi disekolah,
masyarakat, dan keluarga, sehingga diharapkan peserta didik dapat menjalankan tugas-tugas
perkembangannya secara optimal dan mencapai prestasi sesuai dengan cita-citanya. Implikasi
lain dari hasil penelitian ini diharapkan sekolah dan stakeholder terkait akan selalu peduli serta
senantiasa mengupayakan layanan bimbingan konseling secara efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai