Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah MANAJEMEN SUMBER DAYA
MANUSIA ini. Dengan judul “PENGADAAN DAN SELEKSI MSDM” dapat
terselesaikan dengan baik. Kami sangat berharap semoga tugas ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca dan bagi kami sendiri. Bahkan kami berharap
lebih jauh lagi agar tugas ini bisa kami praktekkan bersama dalam kehidupan sehari-hari. Dan
tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Hermin Nainggolan S.E.,M.M
selaku dosen pada mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan, sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih terdapat
banyak kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran dari berbagai pihak khususnya dari dosen pengampu mata kuliah ini sebagai bahan
perbaikan kami dalam proses penyusunan materi-materi selanjutnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
Latar Belakang...................................................................................................................................4
Rumusan Masalah.............................................................................................................................4
Tujuan Penulisan...............................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................5
Pengadaan SDM................................................................................................................................5
B. Dasar Pengadaan SDM..................................................................................................................5
c. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Merekrut SDM.................................................................7
1. Jumlah dan Kualitas SDM.....................................................................................................7
2. Sumber Calon Karyawan.......................................................................................................8
3. Metode Seleksi Calon Karyawan...........................................................................................8
4. Kualifikasi Calon Karyawan..................................................................................................8
BAB III..................................................................................................................................................23
PENUTUP.............................................................................................................................................23
KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manajemen sumber daya manusia pada dasarnya adalah system manajemen yang
mempelajari dan mengurusi segala hal yang berkaitan dengan sumber daya manusia dalam
suatu usaha, instansi, organisasi maupun perusahaan. Dengan adanya MSDM, sdm dapat
dikontrol dan dijamnin kesejahteraannya dengan baik dan teratur. Namun, MSDM juga perlu
memilah serta memilih sdm yang sesuai dengan persyaratan dan kebutuhan yang sudah
ditetapkan untuk melakukan seleksi SDM.
Oleh karena itu, dibutuhkan adanya Pengadaan SDM untuk bisa menentukan sdm yang
sesuai. Agar tidak salah memilih, maka sdm harus melalui beberapa tes terlebih dahulu antara
lain tes kesehatan, pengetahuan, psikologi dan lainnya tergantung dari permintaan
perusahaan. Setelah itu barulah sdm bisa melalui proses seleksi sampai ditemukan
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan MSDM, Pengadaan SDM dan Seleksi SDM
2. Apa saja proses Pengadaan dan Seleksi SDM.
Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
Pengadaan SDM
Pengadaan SDM tentu sangat penting bahkan memang harus dilaksanakan oleh
perusahaan mengingat bahwa karyawan adalah motor penggerak aktivitas perusahaan.
Oleh karena itu, proses pengadaan tenaga kerja tidak boleh dilakukan asal - asalan.
Perusahaan harus lihai dalam memilih para calon karyawannya untuk direkrut.
Dalam merekrut karyawan, perusahaan tidak hanya mempertimbangkan keterampilan saja.
Sebab, karyawan yang terlihat mampu dan terampil belum tentu menjanjikan produktivitas
kinerja yang baik, apalagi kalau moral kerja dan kedisiplinannya rendah. Di sisi lain,
karyawan yang kurang cakap dan tidak terampil juga bisa mengakibatkan pekerjaan tidak
selesai tepat waktu meskipun ia memiliki semangat kerja yang tinggi.
1. Rekrutmen
Rekrutmen adalah serangkaian kegiatan yang dimulai ketika sebuah perusahaan atau
organisasi memerlukan tenaga kerja dan membuka lowongan sampai mendapatkan calon
karyawan yang diinginkan/kualified sesuai dengan jabatan atau lowongan yang ada.
Dengan demikian, tujuan rekrutmen adalah menerima pelamar sebanyak-banyaknya sesuai
dengan kualifikasi kebutuhan perusahaan dari berbagai sumber, sehingga memungkinkan
akan terjaring calon karyawan dengan kualitas tertinggi dari yang terbaik.
1. Menurut Henry Simamora (1997:212) dalam buku koleksi digital Universitas Kristen Petra
menyatakan bahwa:
Rekrutmen adalah serangkaian aktivitas mencari dan memikat pelamar kerja dengan
motivasi, kemampuan, keahlian, dan pengetahuan yang diperlukan guna menutupi
kekurangan yang diidentifikasi dalam perencanaan kepegawaian.
2. Menurut Randall S. Schuler dan Susan E. Jackson (1997:227) dalam Nanang Nuryanta
(2008).
Rekrutmen antara lain meliputi upaya pencarian sejumlah calon karyawan yang memenuhi
syarat dalam jumlah tertentu sehingga dari mereka perusahaan dapat menyeleksi orang-
orang yang paling tepat untuk mengisi lowongan pekerjaan yang ada.
a. Prinsip-prinsip Rekrutmen
1. Mutu karyawan yang akan direkrut harus sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan
untuk mendapatkan mutu yang sesuai. Untuk itu sebelumnya perlu dibuat: Analisis
Pekerjaan, Deskripsi Pekerjaan, dan Spesifikasi Pekerjaan
2. Jumlah karyawan yang diperlukan harus sesuai dengan job yang tersedia Untuk
mendapatkan hal tersebut perlu dilakukan: Peramalan kebutuhan tenaga kerja, dan
Analisis terhadap kebutuhan tenaga kerja (workforce analysis).
3. Biaya yang diperlukan diminimalkan.
4. Perencanaan dan keputusan-keputusan strategis tentang perekrutan.
5. Flexibility.
6. Pertimbangan-pertimbangan hukum.
b. TUJUAN PEREKRUTAN
Menyediakan sekumpulan calon tenaga kerja/karyawan yang memenuhi syarat;
Agar konsisten dengan strategi, wawasan dan nilai perusahaan;
Untuk membantu mengurangi kemungkinan keluarnya karyawan yang belum lama
bekerja;
Untuk mengkoordinasikan upaya perekrutan dengan program seleksi dan pelatihan;
Untuk memenuhi tanggungjawab perusahaan dalam upaya menciptakan kesempatan
kerja
Untuk menghindari kekeliruan dalam merekrut tenaga kerja, terdapat hal-hal yang perlu
direncanakan perusahaan dalam merekrut SDM, antara lain jumlah dan kualitas SDM,
sumber calon karyawan, metode seleksi yang digunakan, kualifikasi calon karyawan, serta
cara penempatan calon karyawan.
Biasanya, perusahaan bekerja dengan siklus manajemen kinerja tahunan, yang melibatkan
perencanaan, pemantauan, peninjauan, dan pemberian penghargaan atas kinerja karyawan.
Hasil dari proses ini memungkinkan pengategorian karyawan dalam karyawan berkinerja
tinggi vs rendah dan karyawan berpotensi tinggi vs rendah.
Manajemen kinerja yang sukses sangat merupakan tanggung jawab bersama antara HR
dan manajemen, di mana biasanya manajer langsung memimpin dan mendukung HR.
Manajemen kinerja yang baik sangat penting, karena karyawan yang secara konsisten
berkinerja buruk mungkin tidak cocok dengan perusahaan dan / atau budaya dan mungkin
harus diberhentikan.
Ini juga salah satu tanggung jawab dasar HR.
3. Pembelajaran & Pengembangan (Learning and Development)
Jika karyawan berjuang untuk bekerja dengan baik di bidang tertentu, pembelajaran dan
pengembangan dapat membantu meningkatkan kinerja mereka. Pembelajaran &
Pengembangan (Learning & Development) dipimpin oleh SDM dan kebijakan yang baik
dapat sangat membantu dalam memajukan organisasi menuju tujuan jangka panjangnya.
Banyak organisasi memiliki anggaran yang telah ditentukan sebelumnya untuk upaya
L&D. Anggaran ini kemudian didistribusikan di antara karyawan, dengan trainee, calon
pemimpin, dan karyawan berpotensi besar lainnya sering menerima lebih banyak peluang
pelatihan daripada yang lain.
Manfaat sekunder adalah semua imbalan non-moneter. Ini dapat mencakup hari libur
tambahan, waktu kerja yang fleksibel, penitipan anak, pensiun, mobil dan laptop
perusahaan, dan banyak lagi. Tujuannya di sini adalah untuk memberi penghargaan
kepada orang-orang dengan cara yang memotivasi mereka.
Untuk manajemen kinerja, sistem manajemen kinerja digunakan untuk melacak tujuan
individu dan memasukkan peringkat kinerja. Untuk L&D, Sistem Manajemen
Pembelajaran (Learning Management System) digunakan untuk distribusi konten secara
internal, dan sistem SDM lainnya digunakan untuk melacak anggaran dan persetujuan
pelatihan. Untuk kompensasi, sistem penggajian sering digunakan, dan ada juga alat
digital yang memungkinkan perencanaan suksesi yang efektif.
Semua fungsi ini seringkali dapat dilakukan dalam satu sistem – HRIS. Namun terkadang,
pengelolaan fungsi ini dibagi menjadi sistem SDM yang berbeda.
Intinya di sini adalah bahwa ada elemen digital yang signifikan untuk bekerja di HR,
itulah mengapa HRIS adalah elemen terakhir ketika kita berbicara tentang dasar-dasar HR.
Cara mudah untuk melacak data penting adalah melalui Metrik SDM atau Key
Performance Indicators (KPI) SDM. Ini adalah pengukuran khusus yang menjawab
bagaimana kinerja perusahaan pada pengukuran tertentu. Ini disebut sebagai pelaporan
SDM.
Pelaporan ini berfokus pada keadaan organisasi saat ini dan masa lalu. Dengan
menggunakan analitik HR, HR juga dapat membuat prediksi tentang masa depan.
Contohnya termasuk kebutuhan tenaga kerja, niat keluar masuk karyawan, dampak
pengalaman calon (rekrutmen) terhadap kepuasan pelanggan, dan banyak lainnya.
Dengan secara aktif mengukur dan melihat data ini, HR dapat membuat lebih banyak
keputusan berdasarkan data. Keputusan ini seringkali lebih obyektif, yang mempermudah
mendapatkan dukungan manajemen untuk keputusan ini. ketegasan dan standar tugas yang
harus dicapai oleh seorang pejabat yang menjabatjabatan tersebut.
Uraian pekerjaan ini menjadi dasar untuk menetapkan spesifikasi pekerjaan dan evaluasi
pekerjaan bagi pejabat yang menjabat jabatan itu. Uraian kurang mengetahui tugas dan
tanggung jawabnya pada jabatan tersebut. Hal inimengakibatkan pekerjaan tidak
beres, bahkan pejabat bersangkutan menjadi overacting.
8. Spesifikasi Jabatan
Spesifikasi pekerjaan (job spesicification) disusun berdasarkan pekerjaan dengan
menjawab pertanyaan yang diberikan seperti apa ciri, karakteristik, pendidikan,
pengalaman, dan lain-lain Dengan adanya peringkatan, ini akan memberikan
gambaran rangking suatu jabatan dibanding dengan lainnya. Pemberian nama
jabatan yang tepat akan memberikan kebanggaan dan status bagi pemegang
jabatan, sehingga mampu mendorong motivasi positif pemegang jabatan dalam
menjalankan tugasnya. Hal ini juga mampu memberikan pemenuhan harapan peningkatan
status seseorang dalam kehidupan.
9. SUMBER PEREKRUTAN
Calon tenaga kerja yang akan direkrut dapat diambil dari internal organisasi maupun
eksternal organisasi. Perekrutan tenaga kerja dari dalam biasanya dilakukan oleh
organisasi/perusahaan yang telah lama berjalan dan memiliki sistem karier yang baik.
Perekrutan tenaga kerja dari dalam memiliki keuntungan, diantaranya adalah tidak mahal,
promosi dari dalam dapat memelihara loyalitas dan dedikasi pegawai, dan tidak diperlukan
masa adaptasi yang terlalu lama, karena sudah terbiasa dengan suasana yang ada. Namun
demikian perekrutan dari dalam juga berarti terjadinya pembatasan terhadap bakat yang
sebenarnya tersedia bagi organisasi dan mengurangi peluang masuknya pemikiran baru.
1. Eksternal
a) Lembaga pendidikan
b) Teman/anggota keluarga karyawan.
c) Lamaran terdahulu yang telah masuk
d) Agen tenaga kerja
e) Karyawan perusahaan lain
f) Asosiasi profesi
g) Outsourcing
2. Internal
a) Promosi
b) Transfer / rotasi
c) Pengkaryaan karyawan kembali
d) Kelompok pekerja sementara / karyawan kontrak ( temporer )
10. Metode perekrutan karyawan dengan sumber dari luar perusahaan, dapat
dilakukan :
2) Melalui iklan atau adventensi diharapkan perusahan dapat merekrut calon tenaga kerja
dengan spesifikasi tertentu dan dengan pengalaman kerja tertentu. Perekrutan melalui
iklan ini biasanya disertai dengan suatu janji yang menarik, misalnya gaji yang besar,
masa depan yang menarik dan sebagainya.
3) Open house, untuk menjaring lebih banyak tenaga potensial secara umum, perusahaan
dapat melakukan open house di sejumlah kalangan yang diprediksikan dapat menarik
calon tenaga kerja potensial, seperti di perguruan tinggi, even-even tertentu.
4) Menyewa konsultan perekrutan. Terkadang untuk mencari dan merekrut tenaga kerja
profesional dibutuhkan konsultan yang mampu mencari tenaga tersebut, dengan
demikian ada jaminan melalui konsultan perekrutan perusahaan tidak perlu
membuang waktu untuk mencari tenaga kerja yang sesuai
D. Seleksi
A. Pengertian Seleksi
Seleksi adalah kegiatan dalam manajemen SDM yang dilakukan setelah proses rekrutmen
selesai dilaksanakan. Hal ini berarti telah terkumpul sejumlah pelamar yang memenuhi
syarat untuk kemudian dipilih mana yang dapat ditetapkan sebagai karyawan dalam suatu
perusahaan. Proses pemilihan ini yang dinamakan dengan seleksi. Proses seleksi sebagai
sarana yang digunakan dalam memutuskan pelamar mana yang akan diterima. Prosesnya
dimulai ketika pelamar melamar kerja dan diakhiri dengan keputusan penerimaan.
Seleksi ada tiga tingkat yaitu: Seleksi tingkat pertama adalah seleksi yang
dilakukan menurut prosedur yang telah ditetapkan perusahaan yang bersangkutan
dan jika lulus maka pelamar dinyatakan diterima dengan status karyawan percobaan
atau calon pegawai (capeg).
Seleksi tingkat kedua adalah seleksi yang dilakukan selama masa percobaan (capeg)
dengan cara mengamati dan menilai mental, perilaku, kedisiplinan, dan kemampuan
nyata calon karyawan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Jika seleksi tingkat kedua ini
lulus maka calon pegawai tersebut mengikuti seleksi tingkat ketiga. Seleksi tingkat
ketiga adalah seleksi dengan mengikuti prajabatan atau pelatihan, jika lulus
maka calon karyawan (calon pegawai) diangkat menjadi pegawai tetap
2. Format (borang) lamaran, Pada tahap ini perlu format baku formulir lamaran untuk
mempermudah penyeleksi mendapatkan informasi/data yang lengkap dari calon
karyawan.
3. Tes Kemampuan, Tes kemampuan adalah alat-alat yang menilai kesesuaian antara
para pelamar dengan syarat-syarat pekerjaan. Pada tahap ini dilakukan penilaian
terhadap para pelamar dengan syarat yang telah ditetapkan.
4. Tes Potensi Akademik (ability test),Beraneka macam tes mengukur sejauh mana
kemampuan pelamar mulai dari kemampuan verbal dan keterampilan kualitatif
sampai pada kecepatan persepsi.
1). Persiapan Wawancara, Bentuk atau jenis wawancara apapun yang akan digunakan,
keharusan melakukan persiapan terlebih dahulu merupakan hal mutlak. Langkah-langkah
yang perlu dilakukan:
4. Assessment Center, Assessment center adalah cara penilaian para karyawan dengan
menggunakan tempat tertentu untuk menguji pelamar dalam suatu simulasi atas tugas-
tugas yang diminta. Para penyelia menilai kinerja pada simulasi ini dan membuat
kesimpulan menangani kemampuan dan keterampilan masing-masing pelamar pada area
tertentu, seperti pengorganisasian, perencanaan, pembuatan keputusan, dan
kepemimpinan.
5. Drug test, Tes ini secara khusus meminta para pelamar untuk menjalani analisis air seni
sebagai pokok dari prosedur seleksi rutin. Pelamar yang mempunyai hasil positif akan
dihapus dari pertimbangan pemilihan selanjutnya. Maksud utama dari tes ini adalah untuk
menghindari pengangkatan karyawan yang mungkin membuat masalah.
6. Keputusan Penerimaan, Terlepas dari apakah supervisor atau departemen SDM membuat
keputusan penerimaan, penerimaan (kerja) menandakan akhir proses seleksi dengan
beranggapan bahwa kandidat menerima tawaran kerja Proses penerimaan kerja
menyangkut lebih dari sekedar menyampaikan tawaran. Untuk memelihara hubungan-
hubungan publik yang baik departemen SDM harus memberi tahu pelamar yang tidak
terpilih.
1. Keakuratan, artinya kemampuan dari proses seleksi untuk secara tepat dapat
memprediksi kinerja pelamar.
2. Keadilan, artinya memberikan jaminan bahwa setiap pelamar yang memenuhi
persyaratan diberikan kesempatan yang sama di dalam sistem seleksi.
3. Keyakinan, artinya taraf orang-orang yang terlibat dalam proses seleksi yakin akan
manfaat yang diperoleh.
Jenis-jenis seleksi:
1. Seleksi Administrasi
Yaitu seleksi berupa surat-surat yang dimiliki pelamar untuk menentukan apakah sudah
sesuai dengan persyaratan yang diminta, antara lain:
1). Ijazah
2). Riwayat hidup
3). Domisili/keberadaan status yang bersangkutan
4). Surat Lamaran
5). Sertifikat keahlian misalnya: komputer
6). Pas foto
7). Copy Identitas (KTP. Pasport, SIM, dan lain-Iain)
8). Pengalaman kerja
9). Umur
10). Jenis kelamin
11). Status Perkawinan
12). Surat Keterangan kesehatan dari dokter
13). Akte Kelahiran
Hal ini berarti bahwa kegiatan rekrutmen dan seleksi harus didasarkan pada suatu kebutuhan
yang dialami organisasi, baik dalam fisik maupun dari segi kemampuan dan keterampilan.
Pelaksanaan kedua kegiatan tersebut secara wajar dan dikerjakan sesuai dengan prinsip-
prinsip manajemen yang baik, akan dapat mencegah suatu organisasi akan mengalami surplus
pegawai, kecuali karena adanya faktor-faktor eksternal yang tidak dapat dikendalikan oleh
organisasi itu sendiri.
Dewasa ini dapat disaksikan surplus karyawan yang demikian banyak pada pegawai negeri
sipil Republik Indonesia, yang sesungguhnya hanya membutuhkan karyawan sekitar dua atau
tiga juta orang saja. Namun, dalam kenyataannya jumlah karyawan telah melampaui jumlah
empat juta orang sehingga menimbulkan surplus lebih dari satu juta orang yang berakibat
tekanan yang sangat berat pada anggaran belanja negara.
Meskipun secara umum telah terjadi surplus karyawan, setiap tahun selalu saja terjadi
rekrutmen dan seleksi yang akibatnya semakin memberikan beban anggaran yang tinggi pada
negara dan mengurangi potensi pembangunan pada sektor yang lain. Tapi tidaklah berarti
bahwa dalam suasana surplus karyawan secara integral, tidak dirasakan kekurangan pegawai
negeri pada sektor-sektor tertentu, seperti tenaga penyuluhan, penelitian, guru-guru, tenaga
medis, kepolisian dan lain-lainnya.
Oleh karena itu, sangat diperlukan penataan rekrutmen dan seleksi di lingkungan pegawai
negeri dengan lebih nasional, integratif dan koordinatif. Penataan seleksi dan rekrutmen yang
lebih baik juga mempunyai dampak yang besar terhadap pelaksanaan fungsi-fungsi SDM
lainnya, seperti orientasi dan penempatan, latihan dan pengembangan, perencanaan dan
pengembangan karier, evaluasi kinerja, kompensasi.
Pelaksanaan fungsi rekrutmen dan seleksi sepenuhnya adalah tanggung jawab dari
departemen SDM dalam suatu perusahaan secara manajerial. Artinya tidaklah semua kegiatan
rekrutmen dan seleksi dilaksanakan oleh setiap karyawan baik secara sendiri maupun yang
tergabung dalam perusahaan seperti recruiter, pelaksanaan berbagai tes yang belum tentu
dimiliki oleh suatu perusahaan.
BAB III
PENUTUP