Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN MUTU TERPADU

(Perencanaan Strategi Mutu)

OLEH :

NANDA PRATIWI
200905501034

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena limpahan rahmat-Nya kami
diberi kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas mata kuliah
Manajemen Pendidikan.

Makalah yang berjudul “Perencanaan Strategi Mutu” merupakan aplikasi dari kami. Selain
untuk memenuhi tugas mata kuliah tersebut juga untuk memberikan pengetahuan tentang
“Manajemen Mutu Terpadu”.

Dalam makalah ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu segala saran
dan kritik guna perbaikan dan kesempurnaan sangat kami nantikan.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan memberi wawasan ataupun menjadi
referensi kita dalam mengetahui dan mempelajari tentang “Manajemen Mutu Terpadu”.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para pembaca pada
umumnya.

Jakarta, 30 November 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................2
A. PENDAHULUAN...............................................................................................................2
B. METODE PENELITIAN...................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
A. MENGORGANISASIKAN MUTU...............................................................................3
B. PERENCANAAN MUTU...............................................................................................4
C. IMPLEMENTASI MUTU .............................................................................................5
BAB III...........................................................................................................................................9
PENUTUP......................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................10

ii
BAB I
A. PENDAHULUAN

Manejemen mutu adalah salah satu metodologi yang dapat membantu para
profesionalisme pendidikan dalam mengatasi setiap perubahan lingkungan yang ada.
Manajemen mutu terpadu dapat digunakan sebagai alat untuk membentuk ikatan antara
sekolah, dunia bisnis, dan pemerintahan. Ikatan tersebut akan memungkinkan para
prefesionalisme disekolah atau didaerah dilengkapi dengan sumber yang dibutuhkan dalam
proses pengembangan mutu.
Manajemen mutu terpadu adalah salah satu konsep manajemen modern yang
memberikan respon secara cepat pada setiap perusahaan, perusahaan yang didorong oleh
kekuatan eksternal, maupun internal organisasi. Manajemen mutu terpadu juga merupakan
tantangan terhadap teori manajemen tradisional yang sudah mapan.
Dalam proses pendidikan yang berkualitas harus didukung oleh administrator,
personalia, guru atau dosen, konselor, dan ketatausahaan yang bermutu dan profesional. Hal
itu juga didukung oleh sarana dan prasana pendidikan, fasilitas, media, dan sumber belajar
yang memadai dalam hal mutu atau jumlahnya, manajemen yang tepat, biaya yang cukup,
serta linkungan yang mendukung.
Menurut Sukmadinata, dkk. (2006), menyatakan manajemen mutu terpadu merupakan
metodologi yang dapat membantu para profesionalisme pendidikan mengatasi lingkungan
yang terus berubah. Manajemen mutu terpadu dapat digunakan sebagai alat untuk membentuk
ikatan antara sekolah, dunia bisnis, dan pemerintah. Ikatan tersebut akan memungkinkan para
profesional di sekolah atau daerah dilengkapi dengan sumber- sumber yang dibutuhkan dalam
pengembangan program mutu. Manajemen mutu terpadu merupakan aspek utama dari
manajemen total. Manajemen mutu terpadu merupakan metodologi yang mempermudah
mengelola perubahan, membentuk fokus perubahan, membentuk infrastruktur yang lebih
fleksibel, cepat merespon pada tuntutan perubahan masyarakat, serta membantu pendidikan
dalam mengatasi hambatan-hambatan biaya dan waktu.

B. METODE PENELITIAN
Pada artikel ini, peneliti menggunakan metode studi litelatur dengan cara mengumpulkan
litelatur (bahan-bahan materi) yang bersumber dari buku, jurnal, dan sumber lainnya terkait
ilmu tentang manajemen mutu terpadu, artikel ini menggunakan data kualitatif. Data kualitatif
adalah data yang diperoleh saat pengamatan berlangsung. Teknik yang digunakan yaitu teknik
pemberian tugas dan melakukan pengamatan melalui perkembangan dan sejauh mana
pendekatan diterapkan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. MENGORGANISASIKAN MUTU
Ada tiga pertimbangan dalam pengembangan dan pengoperasian pengorganisasian mutu
terpadu ini. Yang pertama adalah identifikasi dan konfirmasi kerja mutu yang spesifikasi dan
kerja sama termasuk tanggung jawab, wewenang, akuntabilitas, dan hubungan mutu dari setiap
individu dan kelompok yang menentukan di dalam perusahaan dan pabrik tersebut.Pertimbangan
kedua adalah identifikasi dan konfirmasi pada bidang yang sama untuk fungsi kendali mutu itu
sendiri sehingga ia dapat membantu perusahaan mencapai tujuan mutu. Pertimbangan ketiga
adalah kepemimpinan manajemen perusahaan dan pabrik itu sendiri dalam pembentukan dan
pemeliharaan terus menerus organisasi mutu.
1) Persyaratan Masa Kini untuk Organisasi Mutu.
Beberapa faktor pasar, teknologi dan ekonomi modern telah membentuk
persyaratan utama yang baru bagi pengorganisasian untuk mutu.Empat dari faktor ini
adalah sangat penting, yaitu sebagai berikut :
1. Program mutu tradisional, pada masa lalu dianggap sebagai fungsi tunggal di dalam
perusahaan. Sebaliknya pada masa kini program itu harus diakui sebagai suatu kelompok
disiplin mutu yang sistematik, yang akan diterangkan secara terkoordinasi pada semua
fungsi di seluruh perusahaan dan pabrik.
2. Program mutu tradisional pada masa lalu berada beberapa lapis organisasi jauhnya dari
kontak langsung dan terus menerus dengan pembeli dan pelanggan produk dan jasa
perusahaan.
3. Masalah mutu mengatasi dan tidak memperhatikan batas-batas organiasi fungsional
individual yang ada adil dalam perusahaan
4. Operasi-operasi yang berkaitan dengan mutu di dalam perusahaan menjadi demikian
luasnya, berbelit-belit dan pada masa kini melibatkan kebutuhan akan kendali terpadu
seperti pada masa lalu.

Secara bersama-sama, keempat faktor ini merupakan kekuatan yang menempatkan


penumbuhan organisasi mutu terpadu yang tangguh pada tingkatan primer dari perhatian dan
manajemen umum. Dampak kendali mutu terpadu pada seluruh organisasi menyertakan
implementasi manajerial dan teknis dari aktivitas-aktivitas mutu yang berorientasi pada
pelanggan sebagai tanggung jawab utama manajemen umum dan operasi lini utama pemasaran,
rekayasa, produksi, hubungan indiustri, dan jasa dan juga fungsi kendali mutu itu sendiri.
Kebutuhan akan dampak pada sleuruh organisasi yang demikian ditunjukkan oleh
semakin banyak perusahaan di seluruh dunia. Pengalaman menunjukkan bahwa lebih dari 80
persen masalah mutu mendasar yang memerlukan perbaikan pada masa kini berada di luar
lingkungan departemen kendali mutu tradisional. Masalah mutu yang penting ini dapat muncul
di dalam produksi karena instalasi dan kelangsungan operasi pembikinan yang tidak memenuhi

3
persyaratan-persyaratan mutu. Masalah tersebut dapat juga muncul di dalam pengembangan
dan kerekayasaan karena rancangan produk telah dibuat untuk memenuhi syarat-syarat
teknologi murni dan tidak cukup mempertimbangkan mutu selama daur hidup produk.
Masalah itu dapat muncul di dalam pemasaran karena spesifikasi pelanggan yang
menekankan penampilan dan ciri khas produk yang dangkal tetapi bukan kegunaan aktual
produk yang akan dimanfaatkan oleh pembeli. Masalah itu dapat muncul di dalam program
pelayanan produk yang memberikan suatu “pemecahan segera” terhadap masalah mutu tetapi
bukan pada operasi produk terus menerus yang tidak memuaskan.
2) Tugas Organisasi Mutu
Tugas organisasi mutu adalah pengoperasian dan pemaduan, di dalam kerangka kerja
sistem mutu terpadu, dari aktivitas-aktivitas perorangan dan kelompok yang bekerja di dalam
kerangka kerja teknologi yang diwakili oleh keempat pekerjaan kendali mutu. Semangat yang
memotivasi organisasi mestinya adalah yang membangkitkan kesadaran mutu yang agresif di
antara semua karyawan perusahaan. Semangat ini tergantung dalam banyak hal pada yang tak
berwujud, diantaranya yang terpenting dalah sikap manajemen terhadap mutu.
Membentuk organisasi mutu yang memadai bagi suatu perusahaan adalah pekerjaan
hubungan manusia. Bimbingan menuju pola struktural yang bermanfaat dapat ditemukan
melalui pengalaman industri selama beberapa tahun yang lalu. Pengalaman ini dapat diukur
terhadap latar belakang metode perencanaan organisasi yang digunakan secara luas dan efektif.
Tangung jawab mutu yang mendasar berada di tangan manajemen puncak perusahaan. Selama
beberapa puluh tahun yang lalu, manajemen puncak yang merupakan bagian dari
kecenderungan umum industri menuju, pengkhususan, sudah mendelegasikan bagian-bagian
dari tanggung jawab mutunya kepada kelompok-kelompok fungsional seperti Rekayasa,
Pembikinan, Pemasaran, Pelayanan Produk, dan Kendali Mutu. Lalu, semua tanggung jawab
yang penting dari setiap pekerja untuk memproduksi produk-produk mutu sudah bertambah
selama periode tahun-tahun ini dengan bertambahnya kerumitan produk maupun mesin
produksi. Yang telah delegasikan kepada karyawan peusahaan lainnya, karena mereka telah
mempunyai kualifikasi terbaik untuk itu. Akan tetapi, komponen tersebut membuat seluruh
kendali mutu untuk perusahaan lebih besar daripada jumlah bagian-bagian yang ada di
rekayasa, pembikinan, pemeriksaan, dan pemasaran, melalui fungsi pemaduan dan kendali.

B. PERENCANAAN MUTU
Mutu tidak terjadi begitu saja, ia harus direncanakan. Mutu harus menjadi bagian penting
dari strategi institusi, dan harus didekati secara sistematis dengan menggunakan proses
perencanaan strategis. Perencanaan strategis merupakan salah satu bagian penting dari TQM.
Tanpa arahan jangka panjang yang jelas, sebuah institusi tidak dapat merencanakan peningkatan
mutu. Proses perencanaan dalam konteks pendidikan tidak jauh berbeda dengan yang biasanya
dipergunakan dalam dunia industri dan komersial. Alat-alat yang digunakan untuk digunakan
dalam misi dan tujuan akhir serta untuk menganalisa kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman juga hampir sama, hanya perlu penerjemahan yang baik. Alat-alat itu sendiri harus

4
sederhana dan mudah dipergunakan. Kekuatan alat-alat tersebut berasal dari fokus yang mereka
berikan terhadap proses berpikir institusi. Alat-alat tersebut mempertanyakan keberadaan-
keberadan institusi tersebut, untuk siapa institusi itu ada, dan apakah ia mengejar tujuan-tujuan
yang benar.
Perencanaan mutu strategis dapat diartikan sebagai proses penyusunan langkah-langkah
kegiatan menyeluruh secara sistematis, rasional, berkiat, dan berjangka panjang serta
berdasarkan visi, misi dan prinsip tertentu untuk memenuhi kebutuhan dasar dan menyeluruh
bagi para pelanggan.
C. IMPLEMENTASI MUTU
Pada dasarnya TQM dalam dunia pendidikan menurut Frankin P. Schargel (1994:2)
dalam buku Syafarudin (2002: 35) dikatakan bahwa total qulity management education is
process wich involves focusing on meeting and exceeding custumer expectations, continous
impruvment, sharing responsibilities with employess, and reducasing scraf and rework. Artinya
bahwa mutu terpadu pendidikan dipahami sebagai suatu proses yang meilibatkan pemusatan
pada pencapaian kepuasan harapan pelanggan pendidikan, perbaikan terus menerus, pembagian
tanggung jawab dengan para pegawai, dan pengurangan pekerjaan tersisa dan pengerjaan
kembali.
Dengan mengkombinasikan prinsip-prinsip tentang mutu oleh para ahli dengan
pengalaman praktik telah dicapai pengembangan suatu model sederhana, tetapi sangat efektif
untuk mengimplementasikan manajemen mutu terpadu di sekolah. Model tersebut terdiri dari
komponen-komponen berikut :
1. Fokus pada pelanggan
Prinsip mutu, yaitu memenuhi kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Dalam
manajemen mutu terpadu, pelanggan dibedakan menjadi dua, yaitu:
 Pelanggan internal (di dalam organisasi sekolah)
 Pelanggan eksternal (di luar organisasi sekolah)
Organisasi dikatakan bermutu apabila kebutuhan pelanggan bisa dipenuhi dengan baik.
Dalam arti bahwa pelanggan internal, misalnya guru, selalu mendapat pelayanan yang
memuaskan dari petugas TU, kepala Sekolah selalu puas terhadap hasil kerja guru dan guru
selalu menanggapi keinginan siswa. Begitu pula pada pelanggan eksternal, misalnya masyarakat
sekitar.
2. Perbaikan proses
Konsep perbaikan terus menerus dibentuk berdasarkan pada premisi suatu seri (urutan)
langkah-langkah kegiatan yang berkaitan dengan menghasilkan output. Perhatian secara terus
menerus bagi setiap langkah dalam proses kerja sangat penting untuk mengurangi keragaman
dari output dan memperbaiki keandalan. Tujuan pertama perbaikan secara terus menerus ialah
proses yang handal, dalam arti bahwa dapat diproduksi yang diinginkan setiap saat tanpa variasi
yang diminimumkan. Apabila keragaman telah dibuat minimum dan hasilnya belum dapat

5
diterima maka tujuan kedua dari perbaikan proses ialah merancang kembali proses tersebut untuk
memproduksi output yang lebih dapat memenuhi kebutuhan pelanggan, agar pelanggan baik
yang internal maupun yang eksternal menjadi puas.
3. Keterlibatan total
Pendekatan ini dimulai dengan kepemimpinan manajemen senior yang aktif dalam hal ini
kepala sekolah dan mencakup usaha yang memanfaatkan bakat semua warga sekolah untuk
mencapai suatu keunggulan kompetitif (competitive advantage) di dunia pendidikan. Warga
sekolah wewenang/kuasa untuk memperbaiki output melalui kerjasama dalam struktur kerja baru
yang luwes (fleksibel) untuk memecahkan persoalan, memperbaiki proses dan memuaskan.
Sedangkan, prinsip dasar manajemen mutu terdiri dari 8 butir, sebagai berikut:
 Setiap orang memiliki pelanggan.
 Setiap orang bekerja dalam sebuah sistem.
 Semua sistem menunjukkan variasi.
 Mutu bukan pengeluaran biaya tetapi investasi.
 Peningkatan mutu harus dilakukan sesuai perencanaan.
 Peningkatan mutu harus menjadi pandangan hidup.
 Manajemen berdasarkan fakta dan data.
 Fokus pengendalian (control) pada proses, bukan hanya pada hasil output.
Syarat- syarat TQM dapat berlangsung di sekolah, yaitu:
 Sekolah harus secara terus menerus melakukan perbaikan mutu produk (output) sehingga
dapat memuaskan para pelanggan baik eksternal maupun internal.
 Memberikan kepuasan kepada warga sekolah, komite sekolah, penyumbang dana
pendidikan di sekolah tersebut.
 Memiliki wawasan jauh ke depan.
 Fokus utama ditujukan pada proses, kemudian baru menyusul hasil.
 Menciptakan kondisi di mana setiap warga sekolah aktif berpartisipasi dalam
menciptakan keunggulan mutu.
 Ciptakan kepemimpinan yang berorientasi pada bawahan dan aktif memotivasi warga
sekolah bukan dengan cara otoriter, sehingga diperoleh suasana yang kondusif bagi
lahirnya ide-ide baru.
 Rela memberikan ganjaran, pengakuan bagi yang sukses dan mudah memberikan maaf
bagi yang belum berhasil/berbuat salah.
 Setiap keputusan harus berdasarkan pada data, baru berdasarkan pengalaman/pendapat.
 Setiap langkah kegiatan harus selalu terukur jelas, sehingga pengawasan lebih mudah.
 Program pendidikan dan pelatihan hendaknya menjadi urutan utama dalam upaya
peningkatan mutu.
Di dalam artikel, ” Revolusi Mutu di Dalam Pendidikan,” Yohanes Burung- jay
Bonstingl menguraikan secara singkat prinsip TQM yang ia percaya dapat mengubah
pendidikan di sekolah. Ia menyebutnya dengan istilah “Empat pilar TQM”, antara lain:
1. Synergistic Relationships /Hubungan Sinergi

6
Konsep ini menekankan pada ” sistematis pekerjaan yang dilakukan di mana
semua warga sekolah dilibatkan”. Dengan kata lain, kerjasama sekelompok dan
kolaborasi adalah sesuatu yang sangat penting. Konsep sinergi menyatakan bahwa
capaian dan produksi ditingkatkan dengan penyatuan bakat dan pengalaman individu.
Prinsip ini menekankan bahwa focus utama organisasi sekolah adalah pada pelanggan
dan penyalur. Pelanggan utama sekolah merupakan siswa itu sendiri dan penyalurnya
adalah guru. Guru dan siswa adalah tim, dalam artian dibutuhkan kerjasama yang
sinergi antara keduanya. Prinsip ini ditujukan agar tercapainya pengembangan
kemampuan minat dan bakat siswa.
Di dalam kelas, guru-murid regu adalah tim. Produk kesuksesan mereka dalam
bekerjasama adalah pengembangan kemampuan minat, dan karakter siswa. Siswa
adalah pelanggan guru, sebagai penerima dari jasa bidang pendidikan untuk peningkatan
dan pertumbuhan siswa. Guru dan sekolah adalah para penyalur dari efektif alat belajar,
lingkungan, dan sistem untuk siswa. Sekolah bertanggung jawab untuk menjamin
kelangsungan pendidikan para siswa dalam jangka panjang dengan proses pembelajaran
tentang bagaimana cara belajar dan cara berkomunikasi, bagaimana cara mendapatkan
pekerjaan berkualitas berdasarkan kemampuan yang mereka miliki.
2. Perbaikan Terus menerus dan evaluasi diri
Adanya perbaikan terus menerus, secara individual maupun secara berkelompok
baik di dalam menyeting kualitas sekolah dengan jalan administrator bekerja
berkolaborasi dengan pelanggan dan para guru. TQM menekankan evaluasi diri sebagai
bagian dari suatu proses perbaikan berkelanjutan. Administrator berperan penting sekali
dalam upaya perbaikan terus menerus dengan cara mempertegas disiplin, seperti
pengendalian, perintah baik dengan intimidasi untuk kemajuan sekolah. TQM
pendidikan dibutuhkan evaluasi diri.
3. Suatu Sistem dari Proses Berkelanjutan
Pilar TQM yang ketiga yang diterapkan di akademis adalah pengenalan
organisasi sebagai sistem dan pekerjaan yang dilaksanakan di dalam organisasi harus
dilihat sebagai suatu proses berkelanjutan. Dalam pilar ketiga TQM pendidikan ini
adalah organisasi dianggap sebuah sistem, artinya komponen-komponen sekolah saling
mempengaruhi dan saling ketergantungan. Guru dan siswa merupakan sistem dari
sekolah, mutu ditujukan untuk mengidentifikasi dan memperbaiki komponen-komponen
yang mengalami cacat/memerlukan perbaikan.
4. Kepemimpinan
Prinsip ini menyatakan bahwa keberhasilan pelaksanaan TQM merupakan
tanggung jawab dari manajemen puncak yaitu kepala sekolah. Implikasi dari pilar
keempat ini adalah kepemimpinan sebagai alat dalam menerapkan manajemen mutu
terpadu harus memiliki visi dan misi atau pandangan jauh yang jelas kedepannya. Aspek
kepemimpinan sangat esensial sekali dalam perkembangan mutu. Kepemimpinan dilihat
dari sudut formal yakni kepala sekolah sebagai pimpinan puncak wajib melakukan

7
perbaikan-perbaikan serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan sekolah dan para guru
di sekolah harus mampu menetapkan konteks di mana para siswa dapat secara optimal
mencapai potensi mereka melalui dampak dari kemajuan berkelanjutan yang disebabkan
oleh kerja sama antara para guru dan para siswa tersebut.
D. MONITORING MUTU
Menurut Sallis (2010:236) bahwa “sistem mutu selalu membutuhkan rangkaian umpan
balik. Mekanisme umpan balik harus ada dalam sistem mutu. Hal tersebut bertujuan agar hasil
akhir sebuah layanan bisa dianalisa menurut rencana”. Pengawasan dan evaluasi adalah elemen
kunci dalam perencanaan strategi. Jika sebuah institusi maka belajar dari pengalaman dan tidak
statis, maka proses evaluasi dan umpan balik harus menjadi elemen yang esensial dalam
kulturnya. Poses evaluasi harus fokus pada pelanggan, dan mengeksplorasi dua isu : pertama,
tingkatan dimana institusi mampu memenuhi kebutuhan individual, baik internal maupun
eksternal, dan kedua sejauh mana institusi mampu mencapai misi dan tujuan strategisnya. Untuk
memastikan bahwa sebuah proses evaluasi mampu mengawasi tujuan individual dan institusional
tersebut, maka evaluasi tersebut harus dilakukan dalam tiga level evaluasi, sebagaimana berikut:
1. Segera
Melibatkan pemeriksaan harian terhadap kemajuan pelajar. Tipe evaluasi ini
biasanya berlangsung secara informal, maka dilakukan oleh individu-individu guru atau
pada tingkat tim.
2. Jangka Pendek
Membutuhkan cara yang lebih terstruktur dan spesifik, yang menjamin bahwa
pelajar sudah berada dalam jalur yang seharusnya dan sedang meraih potensinya.
Tujuannya evaluasi pada tingkatan ini adalah untuk memastikan perbaikan bagi segala
sesuatu yang harus diperbaiki. Penggunaan data statistik dan profil pelajar harus
ditonjolkan dalam proses ini. Evaluasi ini dilakukan dalam level tim dan departemen.
Evaluasi jangka pendek dapat digunakan sebagai sebuah metode kontrol mutu yang
menyoroti kesalahan dan masalah. Penekanannya perbaikan sebagai cara mencegah
kegagalan pelajar.
3. Jangka Panjang
Sebuah evaluasi terhadap kemajuan dalam mencapai tujuan strategis. Evaluasi
ini merupakan evaluasi yang dipimpin secara langsung oleh institusi secara keseluruhan.
Evaluasi ini memerlukan banyak contoh-contoh kasus terhadap sikap dan pelanggan,
juga diawasi melalui skala besar indikator prestasi institusi. Tipe evaluasi ini dilakukan
sebagai sebuah usaha pembuka dalam memperbarui rencana strategis.
Fungsi evaluasi pada masing-masing tahap berbeda satu sama lain. Evaluasi
sering dibuat sebagai sebuah upaya pencegahan. Ia bertujuan untuk menemukan apa
yang benar dan apa yang salah, serta menggunakan hasil evaluasi untuk meningkatkan
kinerja dimasa yang akan datang.

8
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Manajemen mutu terpadu diartikan sebagai perpaduan semua fungsi dari perusahaan ke
dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas,
dan pengertian serta kepuasan pelanggan. Pengertian lain, manajemen mutu terpadu merupakan
sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada
kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi.

B. SARAN
Pada makalah yang berjudul SIKLUS PEMECAHAN MASALAH DALAM MMT,
menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, maka kritik dan saran yang
membangun dibutuhkan dalam makalah ini. Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
khalayak ramai terkhusus pada pembaca.

9
DAFTAR PUSTAKA

SALLIS, E. (2010). MANAJEMEN MUTU TERPADU PENDIDIKAN. Yogyakarta:


IRCiSoD.

10

Anda mungkin juga menyukai