Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS INVESTASI DAN PERMODALAN USAHA

REVIEW MATERI

Nanda Pratiwi

200905501034

A. PENDAHULUAN

Keputusan investasi merupakan salah satu istilah yang sering digunakan oleh para
investor untuk menganalisis suatu proyek investasi yang akan di kerjakan. Sebelum suatu
proyek diputuskan oleh manajer investasi atau oleh perusahaan untuk dikerjakan atau tidak,
maka terlebih dahulu dipertimbangkan atau diproyeksi berbagai risiko dan peluang yang
menguntungkan dari investasi sendiri. Investasi sendiri merupakan penanaman kembali dana
yang dimiliki oleh perusahaan ke dalam suatu aset dengan harapan akan mendapatkan atau
meningkatkan profitabilitas perusahaan di masa yang akan datang.

Investasi menjadi salah satu pilihan favorit sebagai salah satu bagian dari perencanaan
keuangan oleh banyak orang. Oleh karena itu keputusan investasi merupakan keputusan yang
sangat penting dalam perusahaan. Hal ini dikarenakan menyangkut kebutuhan dana yang
digunakan untuk mendanai investasi dan prospek investasi yang akan dilakukan oleh
perusahaan. Untuk menganalisis kelayakan suatu proyek investasi, diperlukan suatu analisis
yang bertujuan untuk menentukan layak tidaknya proyek investasi tersebut di danai.

B. PEMBAHASAN
Keputusan investasi merupakan faktor penting dalam fungsi keuangan perusahaan.
Fama (1978) menyatakan bahwa nilai perusahaan semata-mata ditentukan oleh keputusan
investasi. Dari pendapat tersebut dapat di artikan bahwa keputusan invetasi itu sangat penting,
karena untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu memaksimumkan kemakmuran pemegang
saham hanya akan dihasilkan melalui kegiatan investasi perusahaan.

Tujuan keputusan invetasi ini adalah untuk memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi
dengan tingkat risiko tertentu. Keuntungan yang tinggi disertai dengan risiko yang dapat
dikelola, diharapkan akan menaikkan nilai perusahaan, yang berarti menaikkan kemakmuran
pemegang saham. Dengan kata lain, bila dalam berinvestasi perusahaan mampu menghasilkan
keuntungan dengan menggunakan sumber daya perusahaan secara efisien, maka perusahaan
itu akan memperoleh kepercayaan dari calon investor untuk membeli sahamnya. Semakin
tinggi keuntungan suatu perusahaan maka semakin tinggi pula nilainya. Yang berarti besar
kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan.

1. Tingkat Pengembalian investasi atau ROI

Return of Investment (ROI) adalah ukuran kinerja yang digunakan untuk mengevaluasi
efisiensi investasi atau membandingkan efisiensi sejumlah invetasi yang berbeda. ROI
mencoba mengukur secra langsung jumlah pengembalian investasi tertentu, relatif terhadap
biaya investasi. ROI dalam bahasa indonesia deisebut sebagai laba atas invetasi yang
merupakan rasio uang yang diperoleh atau hilang dari suatu kegiatan invetasi yang relatif
terhadap jumlah uang yang di investasikan. Jumlah uang yang diperoleh atau hilang tersebut
dapat disebut bunga atau laba/rugi.

Menurut Bambang Riyanto (2001: 336) Return of Investment adalah net earning power
ratio. Return of Investment adalah kemampuan dari modal yang di investasikan dalam
keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih. Selain itu, ROI di dfenisikan oleh
Lukman Syamsuddin (1992: 63) merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara
keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia
di perusahaan.

Cara Menghitung ROI

ROI bisa juga diartikan sebagai rasio laba bersih terhadap biaya. Rumus atau formula
cara menghitung ROI adalah sebagai berikut:

ROI = (Laba bersih setelah dipotong pajak : Total aktiva x 100%)

Faktor Yang Mempengaruhi ROI

Pada dasarnya, rumus Return on Investment bisa menghasilkan surplus atau minus pada
kas suatu perusahaan. Fenomena ini tidak terjadi begitu saja, ada beberapa faktor yang
mempengaruhi ROI yaitu:

 Siklus perputaran operating assets atau sering disebut sebagai aktiva operasional.
Beberapa contohnya seperti gedung, uang, alat, hak paten perusahaan, dan barang lain
yang bermanfaat dalam jalannya roda perusahaan. Di faktor ini bisa dilihat seberapa
baik manajemen perusahaan atas aset operasional yang dimiliki.
 Profit margin atau besar rasio laba dan penjualan. Semakin besar hasil penghitungan
profit margin, maka keuntungan yang didapat dalam ROI juga akan meningkat.
2. Konsep Nilai Waktu Uang

Time value of money adalah konsep yang menjelaskan bahwa waktu mempengaruhi
nilai dari uang. Time of value ini menghitung uang berdasrkan waktu. Hal iini sangat penting
karena nilai uang yang dimiliki saat ini akan berbeda dengan nilai uang di maasa yang akan
datang. Salah satu faktor yang menyebabkan perubahan nilai uang adalah inflasi yang
menyebabkan kenaikan harga sehingga menurunkan nilai uang yang ada.

Konsep ini menunjukkan bahwa uang dengan jumlah yang sama akan lebih bernilai
saat ini di bandingkan masa mendatang. Uang yang ada saat ini memiliki potensi untuk
dikembangkan melalui investasi sehingga nilainya bertambah. Dalam konsep value of money,
investor akan lebih memilih menerima uang hari ini di bandingkan di masa depan jika
nominalnya sama. Hal ini di karenakan uang yang ada saat di investasikan dalam suatu periode
tertentu memiliki potensi menghasilkan return seperti bunga.

Menghitung Time Value Of Money (TVM)

Present & Future Value

Present value merupakan nilai uang yang anda miliki saat ini yang bisa anda
investasikan agar mendapatkan keuntungan yang lebih besar di masa mendatang. Untuk
menghitung present value, anda bisa menggunakan rumus sebagai berikut :

Pv = Fv / (1 + i) n

Fv = Pv / (1 + i) n

Keterangan :

Pv : nilai uang saat ini

Fv : nilai uang pada tahun ke-n

i : tingkat suku bunga

n : periode tahun

3. Metode Nilai Waktu Sekarang dalam Keputusan Investasi

Brigham (2001) berpendapat, penerimaan suatu proyek investasi baru tidak akan
merubah risiko total perusahaan. Pada pengkajian ini akan dibicarakan 4 (empat) pendekatan
untuk menentukan layak tidaknya suatu usulan investasi tersebut. Pendekatan atau metode-
metode tersebut adalah :

a. Metode Average rate of returns (Metode ini mengukur perbandingan (ratio) antara
rata-rata keuntungan setelah pajak dengan rata-rata investasi. Dengan formula:

ARR = rata-rata keuntungan bersih tahunan menurut buku


Rata-rata investasi

Kesederhanaan metode ini menjadi ciri utamanya. Mudah dilakukan dari data
akuntansi yang tersedia. Kemudian dibandingkan dengan tingkat bunga tertentu
diterima atau ditolaknya usulan investasi tersebut. Kelemahan utama dari metode ini
adalah keuntungan didasarkan pada keuntungan berdasarkan laporan akuntansi, dan
bukannya mendasarkan diri atas aliran kas, dan tidak memperhatikan nilai waktu uang
(time value of money), sedangkan NPV sangat memperhatikan sekali konsep nilai
waktu uang.
b. Metode Payback Periodh, Periode “Payback” menunjukkan berapa
lama (dalam beberapa tahun) suatu investasi akan bisa kembali. Periode “payback”
menunjukkan perbandingan antara “initial invesment” dengan aliran kas tahunan.
Dengan rumus umum sebagai berkut :
Payback periodh = Nilai Investasi
Proceed
Apabila periode “payback” kurang dari suatu periode yang telah ditentukan,
proyek tersebut diterima, apabila tidak, proyek tersebut ditolak. Kelemahan utama
dari metode “payback” ini adalah tidak memperhatikan aliran kas masuk setelah
periode payback, sedangkan dengan NPV masih diperhatikannya alaran kas masuk
sampai selesainya waktu periode proyek. Metode payback ini banyak digunakan
untukmelengkapi metode lain.
c. Metode “Internal Rate of Return” Metode ini untuk membuat peringkat usulan
investasi dengan menggunakan tingkat pengembalian atas investasi yang dihitung
dengan mencari tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas
masuk proyek yang diharapkan terhadap nilai sekarang biaya proyek atau sama
dengan tingkat diskonto yang membuat NPV sama dengan nol. Dengan rumus umum
sebagai berikut :
Ao = A1 + A2 + …. + An
(1+IRR) (1+IRR)2 (1+IRR)n

d. Metode Internal Rate of Return Apabila Ao adalah investasi pada periode 0


dan A1 sampai An adalah aliran bersih dari periode 1 sampai n, maka metode I semata
mata mencari discount factor yang menyamakan A0 dengan A1 sampai An
Penerimaan atau penolakan usulan investasi ini adalah dengan membandingkan IRR
dengan tingkat bunga yang disyaratkan (required rate of return). Apabila IRR lebih
besar dari pada tingkat bunga yang disyaratkan maka proyek tersebut diterima,
apabila lebih kecil diterima. Kelemahan secara mendasar menurut teori memang
hampir tidak ada, namun dalam praktek penghitungan untuk menentukan IRR tersebut
masih memerlukan penghitungan NPV.
e. Metode Profitaility Index Profitability index atau benefit cost ratio adalah
perbandingan antara nilai sekarang dari aliran kas masuk di masa yang akan datang
dengan nilai investasi. Ini dinyatakan sebagai :

PI = Nilai sekarang aliran kas masuk


Nilai invetasi

Selama PI tersebut sama dengan atau lebih besar dari satu, maka kita akan
menerima usulan investasi tersebut. Secara umum Kalau metode NPV dan PI dipakai
untuk menilai suatu usulan investasi, maka hasilnya akan selalu konsisten. Dengan kata
lain. kalau NPV mengatakan diterima, maka PI juga mengatakan diterima. Demikian
pula sebaliknya. Sehingga untuk menghitung PI harus terlebih dahulu menghitung NPV
dan ada beberapa kasus lain, dimana setelah perhitungan PI belum dapat mengambil
keputusan, sebelum dikembalikan ke metode NPV.
f. Metode Net Present Value (NPV). Setelah kelemahan pada metode-metode
sebelumnya, orang mulai mencari cara untuk memperbaiki keefektifan evaluasi proyek.
Metode yang dimaksud adalah nilai sekarang bersih (NPV). Yang mengandalkan pada
teknik arus kas yang didiskontokan. Untuk mengimplementasikan pendekatan ini,
dapat diikuti proses sebagai berikut :
- Tentukan nilai sekarang dari setiap arus kas, termasuk arus masuk dan arus keluar,
yang didiskontokan pada biaya modal proyek
- Jumlahkan arus kas yang didiskontokan ini, hasil ini didefinisikan sebagai NPV
proyek
- Jika NPV adalah positif, maka proyek harus diterima, sementara jika NPV adalah
negatif, maka proyek itu harus ditolak. Jika dua proyek dengan NPV positif adalah
mutually exclusive, maka salah satu dengan nilai NPV terbesar
harus dipilih.

Dimana :
CF = arus kas masuk dan arus kas keluar
K = biaya modal proyek
4. Penetuan Laba Rugi

Laba Rugi (Profit Loss Statement) adalah sebuah Laporan Keuangan yang mana
menyimpulkan tentang pendapatan, pengeluaran dan biaya sebuah bisnis dalam satu periode.
Umumnya, satu periode bisnis direkap selama 1 atau 3 bulan. Tujuannya adalah untuk melihat
sejauh mana pencapaian sebuah bisnis, bisa itu meraih keuntungan ataupun kerugian.

Laporan laba rugi adalah bentuk laporan keuangan perusahan yang dibuat untuk
mengetahui pengeluaran dan pemasukan keuangan secara detail. Pada dasarnya, isi dari
laporan laba rugi perusahaan meliputi data-data pendapatan dan beban yang ditanggung
perusahaan. Biasanya laporan laba rugi perusahaan dibuat untuk menjelaskan keuangan
perusahaan pada suatu jangka waktu tertentu. Laporan laba rugi adalah laporan yang
mempermudah para stakeholder untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan yang paling
baru.

Cara menghitung Laba Rugi

Rumus yang digunakan untuk menghitung laba rugi adalah:

[Pendapatan Penjualan - Biaya]

cara menghitung laba kotor

Rumus yang digunakan untuk menghitung laba kotor adalah:

[Total Pendapatan Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan]


cara menghitung laba operasional

Rumus yang digunakan untuk menghitung laba operasional adalah:

[Laba Kotor – Biaya Operasional]

cara menghitung laba rugi sebelum pajak

Rumus yang digunakan untuk menghitung laba rugi sebelum pajak adalah:

[Laba Operasional – Biaya Bunga]

cara menghitung laba bersih

Rumus yang digunakan untuk menghitung laba bersih adalah:

[Laba Sebelum Pajak – Biaya Pajak]

Cara menghitung laba rugi single step


Pada cara menghitung laba rugi single step semua pendapatan dan keuntungan
perusahaan ditempatkan pada bagian awal laporan laba rugi. Kemudian akan dikurangi
seluruh beban atau biaya operasional yang dikeluarkan perusahaan. Nantinya selisih antara
total pendapatan dan total beban adalah hasil dari laporan laba rugi perusahaan. Rumus yang
digunakan untuk menghitung laba rugi single step adalah:

[Penghasilan Bersih = (Pendapatan + Keuntungan) – (Beban + Kerugian)]

Cara menghitung laba rugi Multiple step

Berbeda dengan penghitungan single step, cara menghitung laba rugi multiple step
cenderung lebih kompleks. Pertama-tama, Anda harus pisahkan transaksi operasional dan non
operasional. Lalu selanjutnya bandingkan biaya dan beban dengan pendapatan yang
berkaitan. Baru setelah itu Anda bisa menghitung laba operasionalnya. Hal ini akan
menunjukkan perbedaan antara aktivitas biasa dan aktivitas insidentil atau extra ordinary.
Rumus yang digunakan untuk menghitung laba rugi multiple step ada beberapa cara,
diantaranya adalah:

 [Laba Kotor = Penjualan Bersih - Harga Pokok Penjualan],


 [Pendapatan Operasional = Laba Kotor – Biaya Operasional],
 [Penghasilan Bersih = Penghasilan Operasional + Barang Non Operasional]

5. Penentuan Tingkat Pengembalian Investasi

Tujuan investor menanamkan modal ialah untuk memperoleh keuntungan. Dengan


menghitung tingkat pengembalian investasi atau ROI kita dapat mengetahui keuntungan dari
investasi itu. Dalam perkiraan jumlah dan keuntungan dapat diperoleh dengan cara
mempraktikkan cara menghitung tingkat pengembalian dari suatu investasi. Tak hanya
digunakan untuk memperkirakan laba bersih yang diperoleh, cara menghitung tingkat
pengembalian investasi biasa juga digunakan investor untuk keperluan instrumen saham,
properti, dan lain-lain.

Menghitung Roi dapat dilakukan dengan cara membagi laba dengan modal yang dihasilkan
kemudian dikali dengan 100%. Ini merupakan rumu ROI yang sering digunakan. Adapun
cara menghitung tingkat pengembalian investasi yang besarannya di pengaruhi oleh beberapa
faktor sebagai berikut :

a. Tingkat perputaran aktiva ( ROI dipengaruhi oleh kecepatan perputaran aset


operasional perusahaan yang dihitung pada suatu periode tertentu).
b. Profit margin ( yang merupakan rasio keuntungan yang diambil dari banyaknya
penjualan, sehingga dikenal juga sebagai profit operasional).

6. Penentuan Tarif Pengembalian Investasi

Dalam menentukan tarif pengembalian investasi yang harus dilakukan adalah


menghitung, mengetahui dan juga menentukan pendapatan dari hasil investasi. Dalam
pengembalian investasi atau Return On Investment yaitu jumlah pendapatan dinyatakan dalam
persen terhadap modal perusahaan, yakni modal dibagi pendapatan sebelum bunga, pajak dan
dividen yang ditujukan untuk menilai alternatif penggunaan modal terbaik atau untuk
mengarahkan perhatian manajemen kepada pelaksanaan usaha secara keseluruhan.

7. Penentuan Keputusan Investasi

Empat faktor perilaku dapat memengaruhi pengambilan keputusan investasi, yaitu


Financial literacy, financial experience, locus of control dan experience regret Seperangkat
kuesioner dibagikan kepada 420 investor saham individu untuk mengukur keputusan investasi
mereka. Hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa keputusan investasi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap nilai perusahaan, sehingga apabila keputusan investasi naik sebesar
satu satuan, maka nilai perusahaan juga akan naik.

Berikut 4 faktor yang dipertimbangkan investor dalam melakukan investasi :

Tingkat risiko investasi

Melakukan investasi berbeda dengan menabung, di mana terdapat risiko kehilangan


uang. Suatu investasi yang mendatangkan keuntungan tinggi, tingkat risikonya akan tinggi
pula. Oleh karena itu, jika seorang investor ingin mendapatkan keuntungan besar dari investasi,
harus siap dengan risiko kehilangan uang apabila terjadi kerugian. Sebelum berinvestasi, ada
baiknya untuk mengetahui profil risiko terlebih dahulu. Tujuannya agar mengetahui seberapa
toleransi kamu terhadap penurunan hasil investasi.

Stabilitas investasi

Masih berhubungan dengan faktor pertama, stabilitas dari suatu produk investasi juga
dipertimbangkan oleh investor. Misalnya, investasi seperti saham sangat bergantung dari
fluktuasi pasar. Ketika kondisi pasar sedang baik, maka harga saham cenderung naik. Namun,
saat pasar sedang kacau, harga bisa turun drastis. Bagi investor yang tidak mau mengambil
risiko tinggi, mungkin akan lebih senang berinvestasi di instrumen yang keuntungannya sedang
tetapi stabil.

Kondisi negara

Faktor yang dipertimbangkan investor selanjutnya adalah situasi dan kondisi di suatu
negara, yang punya pengaruh besar terhadap pergerakan pasar serta iklim investasi. Negara
yang memiliki stabilitas ekonomi dan politik yang baik, serta memberi kemudahan bagi
investor asing akan lebih disenangi oleh investor. Sedangkan saat suatu negara mengalami
krisis ekonomi atau situasi politik memanas, akan sangat berdampak pada investasi seperti
saham dan mata uang yang bergantung dari pasar. Maka dari itu, pada situasi tersebut investor
akan beralih menanamkan modalnya ke produk investasi yang cenderung stabil walaupun
sedang krisis, contohnya adalah logam mulia.
Perubahan suku bunga

Suku bunga ditetapkan oleh bank sentral, dalam hal ini yakni Bank Indonesia (BI). BI
mengatur dan menetapkan suku bunga dengan tujuan menstabilkan nilai tukar rupiah. Saat
suku bunga sedang turun, investor akan terdorong untuk berinvestasi, terutama ke saham atau
obligasi yang imbal hasilnya tinggi. Sebaliknya, ketika suku bunga sedang naik, investor jadi
ragu menanamkan modal dan menyebabkan investasi lesu. Tingkat suku bunga yang rendah
menandakan bahwa perekenomian negara dalam kondisi yang stabil. Kebijakan suku bunga
yang diturunkan dapat mendorong lebih banyak investasi. Faktor lainnya yang juga
berpengaruh dalam pengambilan keputusan investasi adalah pengetahuan investor terhadap
pasar dan juga kondisi keuangan pribadi.

C. RANGKUMAN MATERI

Dari review materi di atas dapat disimpulkan bahwa keputusan investasi adalah bagian
yang penting bagi suatu perusahaan. Keputusan investasi mempengaruhi nilai perusahaan
karena dengan komposisi investasi yang baik akan dapat menarik investor untuk berinvestasi
pada perusahaan tersebut. Empat faktor perilaku dapat memengaruhi pengambilan keputusan
investasi, yaitu Financial literacy, financial experience, locus of control dan experience regret
Seperangkat kuesioner dibagikan kepada 420 investor saham individu untuk mengukur
keputusan investasi mereka.
DAFTAR PUSTAKA

Da Rato, E., & Wahidahwati, W. (2021). Laporan Laba Rugi Komprehensif. JIMAT (Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha, 12(1), 960–970.

Hidayat, R. (2010). Keputusan Investasi Dan Financial Constraints: Studi Empiris Pada Bursa
Efek Indonesia. Buletin Ekonomi Moneter Dan Perbankan, 12(4), 457–479.

Kusuma, P. A., & Priantinah, D. (2012). Pengaruh return on investment (ROI), earning per
share (EPS), dan dividen per share (DPS) terhadap harga saham perusahaan
pertambangan yang terdaftar di bursa efek indonesia (BEI) periode 2008-2010.
Nominal: Barometer Riset Akuntansi Dan Manajemen, 1(2), 50–64.

Maghfiroh, R. U. (2019). Konsep Nilai Waktu Dari Uang Dalam Sudut Pandang Ekonomi
Islam. El-Qist: Journal of Islamic Economics and Business (JIEB), 9(2), 193.

Suprasta, N., & Nuryasman, M. N. (2020). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan


Keputusan Investasi Saham. Jurnal Ekonomi, 25(2), 251–269.

Anda mungkin juga menyukai