Arus Kas Terdiskonto atau Discounted Cash Flow (DCF) adalah teknik pembuatan
model keuangan yang didasarkan pada asumsi mengenai prospek pendapatan dan
biaya atas suatu properti atau usaha. Pembuatan asumsi tersebut berkaitan dengan
kuantitas, kualitas, variabilitas, waktu serta durasi arus kas masuk dan arus kas
keluar yang didiskontokan ke nilai kini.
Konsep DCF ini didasarkan pada pemikiran bahwa jika anda menginvestasikan
sejumlah dana, maka dana tersebut akan tumbuh sebesar sekian persen atau
mungkin sekian kali lipat setelah beberapa waktu tertentu. Disebut ‘discounted cash
flow’ atau ‘arus kas yang terdiskon’, karena cara menghitungnya adalah dengan
meng-estimasi arus dana dimasa mendatang untuk kemudian di-cut dan
menghasilkan nilai dana tersebut pada masa kini.
1. Arus Kas Ganda – Nilai Mendatang (Multiple Cash Flow - Future Flow)
Kas ganda adalah arus kas yang terdiri dari lebih satu periode. Arus kas ini berguna
untuk mengetahui nilai investasi di masa mendatang.
2. Arus Kas Berganda - Nilai Sekarang (Multiple Cash Flow - Present Value)
Arus kas ini berguna untuk mengetahui nilai kas yang kita miliki beberapa tahun lalu
dengan nilai investasi yang kita miliki saat ini.
Investasi memiliki ruang lingkup yang luas, di mana investasi dapat dilakukan pada
pengadaan aset riil seperti bangunan atau gedung, kendaraan, peralatan kantor, dan
tanah, tetapi juga surat-surat berharga seperti deposito, obligasi, dan saham. Dari
beragam instrumen tersebut, investasi terbagi dalam tiga durasi waktu, yakni jangka
pendek, menengah, dan panjang.
Untuk menilai kelayakan suatu investasi, setidaknya terdapat empat metode yang
bisa dilakukan, yakni:
NPV dituliskan sebagai selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah
didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon
faktor. Dengan kata lain, NPV merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa
yang akan datang yang didiskonkan pada saat ini.
Bagi sebuah bisnis, NPV bermanfaat untuk mengukur kemampuan dan peluang
sebuah perusahaan dalam menjalankan investasinya hingga beberapa tahun yang
akan datang, dikala nilai mata uang berubah dan berdampak padacash
flow perusahaan. Sehingga NPV dapat digunakan oleh pengusaha atau perusahaan
untuk memproyeksikan investasi yang mereka jalankan di masa depan. Dengan
melakukan proyeksi seperti ini, seorang pebisnis atau perusahaan akan bisa
memutuskan apakah mereka akan tetap menjalankan investasi tersebut ataukah
tidak. Atau jika mereka memiliki beberapa alternatif investasi yang akan dijalankan,
NPV dapat menjadi pertimbangan untuk menentukan investasi mana yang lebih
RESUME CHAPTER 4&5
Layak atau tidak sebuah investasi dijalankan dapat ditilik dari hasil perhitungan NPV
yang dijalankan. Cara menghitung NPV dapat dilakukan dengan dua tahapan, yaitu :
NPV = ΣPVt – A0
NPV = (PV1 + PV2 + …) – A0
PV = NCF x Discount factor
Discount factor = 1/(1+r)t
Keterangan:
Jika NPV0 > NPV1, maka investasi atau proyek dinilai tidak layak karena
berisiko mengalami kerugian.
Jika NPV0 < NPV1, maka investasi atau proyek dinilai layak karena
berpotensi menghasilkan keuntungan.
Jika NPV0 = NPV1, maka investasi atau proyek dinilai tidak layak karena
tidak menghasilkan keuntungan.
2. Payback Period (PBP)
Jika arus kas per tahun sama jumlahnya, PBP = (investasi awal/arus kas) x 1
tahun
Jika arus kas per tahun berbeda jumlahnya, PBP = n + (a – b/c – b) x 1 tahun
Keterangan:
n = tahun terakhir di mana jumlah arus kas belum bisa menutup investasi awal
a = jumlah investasi awal
b = jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n
c = jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n+1
3. Profitability Index (PI)
Sesuai dengan namanya, metode ini mengukur layak tidaknya suatu investasi dari
indeks keuntungannya dengan membandingkan antara nilai sekarang seluruh
penerimaan kas bersih dengan nilai sekarang investasi. Suatu investasi disebut
layak menurut metode ini apabila nilai PI lebih besar dari 1, karena dinilai
menguntungkan. Sebaliknya, jika nilai PI lebih kecil dari 1, artinya tidak
menguntungkan sehingga investasi tersebut tidak layak. Rumusan perhitungan nilai
PI yakni:
PI = PV/I
Keterangan:
RESUME CHAPTER 4&5
PI = Profitability Index
PV = Present Value (nilai sekarang seluruh penerimaan kas bersih)
I = Investasi
Untuk menghitung nilai IRR harus dilakukan dengan cara trial and error atau
menggunakan tabel tingkat bunga. Adapun formula perhitungan IRR sebagai berikut.
Keterangan:
Suatu investasi dikatakan layak, jika nilai IRR yang dihasilkan lebih besar dari
tingkat bunga yang diterapkan.
Suatu investasi dikatakan tidak layak, jika nilai IRR yang dihasilkan lebih kecil
dari tingkat bunga yang diterapkan.