Anda di halaman 1dari 9

Rangkuman Manajemen Keuangan

Kelompok 2

Nama : Azka Rifqi Firdaus

NIM : C1B022070

Nilai Bersih Sekarang (NPV) dan Kriteria Investasi Lainnya

Keputusan Investasi (Penganggaran modal) adalah proses kegiatan yang mencakup seluruh aktivitas
perencanaan dana dengan tujuan untuk memperoleh benefit pada waktu yang akan datang.

Penganggaran modal sendiri berkaitan dengan penilian aktivitas investasi yang diusulkan.

Aktivitas Investasi ditujukan untuk mencapai tujuan yang di harapkan selama periode tertentu di
waktu yang akan datang

• Yang Saya Dapat Dari Materi Ini Adalah


1. NPV (Net Present Value)
2. IRR (Internal Rate of Return) dan
3. PP (Payback Period)

Bahasan :

I. Net Present Value (NPV)


- Menurut Kasmir (2003:157) Net Present Value (NPV) atau nilai bersih sekarang
merupakan perbandingan antara PV kas bersih dengan PV Investasi selama umur
investasi
- menurut Ibrahim (2003:142) Net Present Value (NPV) merupakan net benefit yang telah
di diskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital (SOCC) sebagai
discount factor
Atau dengan kata lain :
NPV : selisih antara present value arus manfaat (benefit) dengan present value arus
biaya (cost). Rumus NPV :

NPV =PV Cash Inflow – Initial Cost


Kriteria NPV
- NVP > 0 ,maka berpengaruh dak usaha atau proyek layak (feasible) untuk di laksanakan.
- NVP < 0, maka usaha atau proyek tidak layak (not feasible) untk di laksanakan.
- NPV = 0 , maka usaha yang di laksanakan/ tidak di laksanakan, tidak berpengaruh pada
keuangan perusahaan

Keunggulan NPV

Penerapan Metode NPV

Proyek A dan B membutuhkan investasi sebesar Rp8.000.000,00 Pola cash flow untuk
masing proyek diperkirakan sebagai berikut.

Proyek manakah yang menguntungkan apabila dapat penilaian menggunakan metode


NPV. Discount rate diperhitungkan 8 %

Contoh Penerapan (Rumus)


II. IRR (International Rate Of Return)
- Merupakan metode alternative NPV yang terpenting
- IRR sering digunakan dalam prakteknya dan menarik secara intuisi  Pengimplementasi
IRR dengan Trial dan Error
- IRR merupakan metode Evaluasi dimana tingat diskonte (discount rate) yang
menyamakan present value cast inflow dengan present value cash outflow. Dengan kata
lain NPV=0.

Kriteria IRR
- IRR>r Maka proyek dapat di laksanakan
- IRR<r maka Proyek tidak dapat dilaksanakan
- IRR=r Maka proyek dapat dijalankan atau tidak
*r merupakan tingkat bunga

Keunggulan dan Kelemahan IRR

Rumus IRR
Penerapan IRR

Sama dengan contoh kasus sebelumnya : Didapatkan data perusahaan

untuk proyek A dapat dicari IRR nya dengan menggunakan discount rate pada alternatif
tingkat bunga 8 % dan 18 %
Payback Period

adalah metode dalam penentuan jangka waktu yang dibutuhkan dalam menutupi initial
investment dari suatu proyek dengan menggunakan cash inflow yang dihasilkan dari
proyek tersebut

Keunggulan dan Kelemahan PP

Kriteria Payback Period

- Periode pengembalian lebih cepat : layak


- Periode pengembalian lebih lama : tidak layak
- Jika usulan proyek investasi lebih dari satu, maka periode pengembalian yang lebih cepat
yang dipilih

Penerapan Metode Payback Period

- Rumus periode pengembalian jika arus kas per tahun jumlahnya sama
PP=(investasi awal)/(arus kas) x 1 tahun
- Jika arus kas per tahun jumlahnya berbeda
PP=n+(a-b)/(c-b) x 1 tahun

Dimana :
n = Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih
belum bisa menutup investasi mula-mula
a = Jumlah investasi mula-mula
b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke – n
c = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n +
Penerapan Metode PP
Contoh Kasus : Arus kas setiap tahun jumlahnya berbeda PT. Jaya Mandiri melakukan
investasi sebesar $ 100.000 pada aktivas tetap, dengan proceed sebagai berikut:

Kesimpulan
- Semakin tinggi nilai income, maka NPV pun akan semakin tinggi.
- Semakin awal datangnya income, maka NPVpun semakin tinggi.
- Semakin tinggi discount rate, maka Nilai Present Value (NPV)
semakin rendah.
- Apabila terdapat satu proyek yang independen maka NPV dan IRR
akan selalu memberikan rekomendasi yang sama untuk menerima
atau menolak usulan proyek tersebut, namun apabila ada proyek
yang mutually exclusive, NPV dan IRR tidak selalu memberikan
rekomendasi yang sama. Hal ni disebabkan oleh dua kondisi:

(1) Ukuran proyek berbeda, salah satu lebih besar daripada yang lain.
(2) Perbedaan waktu. Waktu dari aliran kas dari dua proyek berbeda.
Satu proyek aliran kasnya terjadi pada tahun-tahun awal sementara
proyek yang lain aliran aksnya terjadi pada tahun-tahun terakhir.

Intinya adalah untuk proyek-proyek yang mutually exclusive,maka


pilihan yang tepat yaitu proyek dengan NPV tertinggi

HUBUNGAN SEMUANYA
Future value (FV) adalah nilai yang diharapkan dari suatu investasi setelah
jangka waktu tertentu dengan asumsi adanya suku bunga atau tingkat
pengembalian yang tetap. Future value berhubungan dengan semua metode
evaluasi investasi lainnya, karena semuanya memperhitungkan nilai waktu dari
uang.

Payback Rule (PB) adalah metode sederhana yang menghitung berapa lama
waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal yang diinvestasikan. PB
tidak mempertimbangkan nilai waktu uang, dan oleh karena itu tidak mengambil
keuntungan dari suku bunga atau tingkat pengembalian.

Discounted Payback (DPB) adalah metode yang sama dengan PB, tetapi
mengambil nilai waktu uang menjadi pertimbangan. DPB menghitung berapa
lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal yang diinvestasikan
dengan memperhitungkan diskon kas pada nilai uang.

Average Accounting Return (AAR) adalah metode yang menghitung rata-rata


laba akuntansi selama masa investasi. AAR mengukur keuntungan investasi
dalam bentuk persentase atas modal investasi.
Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat pengembalian yang menghasilkan
nilai nol untuk arus kas bersih yang dihasilkan oleh investasi. Dalam hal ini, IRR
digunakan untuk mengevaluasi profitabilitas suatu investasi dengan
membandingkan tingkat pengembalian investasi yang diharapkan dengan tingkat
pengembalian minimum yang diinginkan oleh investor.

Modified Internal Rate of Return (MIRR) adalah metode yang menghitung tingkat
pengembalian investasi dengan menghitung arus kas pada nilai terminal, yaitu
nilai pada akhir masa investasi.

Profitability Index (PI) adalah metode yang menghitung nilai saat ini dari arus
kas bersih yang dihasilkan oleh investasi terhadap modal investasi awal. PI
berguna untuk membandingkan berbagai alternatif investasi dalam hal
profitabilitas.
Jadi, semua metode evaluasi investasi yang disebutkan di atas terkait satu sama
lain karena semuanya memperhitungkan nilai waktu uang dan keuntungan
investasi. Namun, mereka memfokuskan pada aspek yang berbeda dari evaluasi
investasi. Future value digunakan untuk memperkirakan nilai masa depan dari
investasi, sementara payback rule dan discounted payback digunakan untuk
menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal
investasi. Average accounting return digunakan untuk mengukur keuntungan
investasi dalam bentuk persentase atas modal investasi. Internal rate of return,
modified internal rate of return, dan profitability index digunakan untuk
membandingkan profitabilitas berbagai alternatif investasi.

IRR ATAU MIRR


Metode Internal Rate of Return (IRR) dan Modified Internal Rate of Return
(MIRR) keduanya adalah metode evaluasi investasi yang populer dan berguna
dalam mengevaluasi profitabilitas suatu proyek atau investasi. Namun, keduanya
memiliki perbedaan dalam cara mereka menghitung tingkat pengembalian
investasi.
IRR menghitung tingkat pengembalian yang menghasilkan nilai nol untuk arus
kas bersih yang dihasilkan oleh investasi. Dalam hal ini, IRR mengasumsikan
bahwa arus kas yang dihasilkan akan diinvestasikan kembali pada tingkat
pengembalian yang sama seperti IRR itu sendiri. IRR mengabaikan ukuran
absolut dari arus kas bersih dan tidak mempertimbangkan tingkat pengembalian
minimum yang diinginkan oleh investor.
Sementara itu, MIRR memperhitungkan nilai terminal dari arus kas yang
dihasilkan oleh investasi, yaitu nilai pada akhir masa investasi. Metode ini
menghitung tingkat pengembalian investasi dengan menghitung nilai awal dari
arus kas bersih pada tingkat pengembalian yang diinginkan oleh investor dan
nilai terminal dari arus kas bersih pada tingkat diskonto yang berbeda. MIRR
mengasumsikan bahwa arus kas yang dihasilkan akan diinvestasikan kembali
pada tingkat diskonto yang sama dengan tingkat diskonto yang digunakan
untuk menghitung nilai terminal.
Dalam beberapa kasus, MIRR dapat memberikan hasil yang lebih akurat daripada
IRR, terutama jika ada ketidakpastian mengenai tingkat pengembalian yang
diharapkan. Namun, IRR masih merupakan metode yang sangat berguna dan
umum digunakan dalam mengevaluasi profitabilitas suatu proyek atau investasi,
karena mudah dihitung dan mudah dimengerti. Keputusan untuk menggunakan
IRR atau MIRR tergantung pada kebutuhan dan preferensi investor.

PENGANGGARAN MODAL
Dalam buku "Fundamentals of Corporate Finance" terdapat penjelasan tentang
penganggaran modal (capital budgeting) yang mencakup beberapa praktik
diantaranya:
1. Identifikasi Proyek Investasi yang Memungkinkan: Pertama-tama, manajer
keuangan harus mengidentifikasi proyek investasi yang memungkinkan.
Proyek investasi ini dapat berupa investasi dalam mesin baru, perluasan
pabrik, pengembangan produk baru, dan lain sebagainya.
2. Estimasi Arus Kas Masa Depan: Setelah mengidentifikasi proyek investasi
yang memungkinkan, manajer keuangan harus memperkirakan arus kas
masa depan yang dihasilkan oleh proyek tersebut. Estimasi ini harus
mencakup arus kas masuk dan keluar serta biaya-biaya yang terkait
dengan proyek.
3. Menentukan Tingkat Diskon yang Sesuai: Untuk membandingkan nilai
masa depan dari arus kas dengan biaya investasi awal, manajer keuangan
harus menentukan tingkat diskon yang sesuai. Tingkat diskon ini
mencerminkan biaya modal perusahaan.
4. Analisis Proyek: Dalam tahap ini, manajer keuangan melakukan analisis
proyek untuk menentukan apakah investasi tersebut layak atau tidak.
Analisis proyek dapat melibatkan teknik-teknik seperti net present value
(NPV), internal rate of return (IRR), payback period, dan profitability
index.
5. Pengambilan Keputusan Investasi: Setelah melakukan analisis proyek,
manajer keuangan harus memutuskan apakah akan melakukan investasi
atau tidak. Keputusan ini harus berdasarkan pada hasil analisis proyek dan
tujuan perusahaan.
6. Pemantauan dan Evaluasi: Setelah melakukan investasi, manajer keuangan
harus memantau proyek dan mengevaluasi kinerjanya terhadap proyeksi
awal. Evaluasi ini dapat membantu manajer keuangan memutuskan
apakah proyek tersebut harus dilanjutkan atau dihentikan.
Dalam penganggaran modal, penting untuk memperhitungkan risiko dan
ketidakpastian yang terkait dengan proyek investasi. Selain itu, manajer
keuangan harus mempertimbangkan sumber-sumber pendanaan yang tersedia
dan mengoptimalkan struktur modal perusahaan untuk mencapai tujuan
perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai