(Kelompok 10)
- Capital Expenditure ; Yaitu pengeluaran dana yang menghasilkan manfaat lebih dari
satu tahun.
- Operating Expenditure ; Yaitu pengeluaran dana dengan masa manfaat tepat dalam
satu tahun.
Relevant Cash Flows adalah tambahan aliran kas keluar dan masuk setelah pajak
(Incremental Cash Flows) dalam suatu pengeluaran modal.
- Initial = initial investment needed – after tax cash in investmentto accure new asset
flows from likuidation of old asset.
- Operating = operating cash inflows – operating cash incash inflows from new asset
- Flow from old asset terminal = after-tax cash flows – after-tax cash flows
Asumsi dari usulan proyek suatu perusahaan adalah resiko yang akan dihadapi adalah
tidak berubah dan perusahaan tersebut memiliki dana yang tidak terbatas.
Teknik capital budgeting yang akan dibahas dalam bab ini adalah 3 teknik yang popular :
- Payback Period
- Net Present Value
- Internal Rate of Return
Teknik-teknik lain yang tidak dibahas secara mendalam dalam bab ini adalah :
Payback period adalah jangka waktu yang dibutuhkan bagi sebuah perusahaan untuk
memperoleh kembali investasi awalnya atas suatu proyek yang sudah diperhitungkan dari
cash inflows.
Untuk kasus mixed stream (cash inflows tidak sama setiap tahunnya)
Investasi awal dikurangi cash inflows tahun pertahun sampai investasi awalnya kembali.
- Expension
- -Replacement
- Renewal, etc.
Prospec and Cons.of Payback Periods
TABLE 9.2 Relevant Cash Flows and Payback Periods for De Yarman Enterprises Projects
1 $5,000 $40,000
2 $5,000 $2,000
3 $40,000 $8,000
4 $10,000 $10,000
5 $10,000 $10,000
Payback Period 3 years 3 years
Atau biasa disebut sebagai discount rate, required return, cost of capital, ataupun
opportunity cost. Adalah besarnya hasil pengembalian minimum yang harus diperoleh dari
suatu proyek yang juga didapat dengan cara mengurangi present value of initial investment
dengan cash inflows pada tingkat bunga sama dengan biaya modal perusahaan.
Contoh :
TABLE : The Calculation of NPVs for Bennett Company’s Capital Expendiiture Alternatives
Project A
Annual cash inflow $14,000 X Present value annuity interst factor.
PVIFAa $3,791
Project B
(1)(2) (3)
1 $28,000 .909 $25,452
2 $12,000 .826 $ 9,912
3 $10,000 .751 $ 7,510
4 $10,000 .683 $ 6,830
5 $10,000 .621 $ 6,210
Present value of cash inflows $55,914
Adalah Discount Rate yang digunakan untuk membuat Present Value of Cash Inflows
sama dengan Initial Investment dari suatu proyek.
Project A Project B
1 $14,000 $28,000
2 $14,000 $12,000
3 $14,000 $10,000
4 $14,000 $10,000
5 $14,000 $10,000
Average $14,000 $14,000
Untuk memastikan NPV dan IRR akan menghasilkan keputusan yang sama.
Kita harus mengetahui Net Present Value Profiles, Conflicting Ranking, dan Which
Approach is Better.
Conflicting Rankings
- Tingkatan/penggolongan dibutuhkan pada saat usulan proyek itu sedang bersifat
mutually exclusive atau ketika pendistribusian modal diperlukan.
- Conflicting Rankings menggunakan hasil dari NPV dan IRR dari kedua hal
tersebut terdapat perbedaan dalam jumlah dan waktu dari cash flows. Penyebab
perbedaan mendasar dari Conflicting Ranking adalah berdasarkan asumsi
reinvestment of intermediate cash inflows yaitu cash inflows diterima akan
ditanamkan kembali kedalam proyek.
- NPV beranggapan intermediate Cash Inflows akan diinvestasikan dengan
tingkatan cost of capital, sedangkan IRR berasumsi intermediate cash inflows
akan diinvestasikan pada tingkat bunga yang sama dengan IRR dari proyek.
Which Approach is Better
Tidaklah mudah untuk memilih salah satu pendekatan tersebut, untuk itu harus
diperhatikan dari segi teori dan praktisnya.
Theoritical View
Jika hanya didasari oleh teori, maka NPV adalah merupakan pendekatan yang
terbaik untuk Capital Budgeting. Yang terpenting disini, NPV mengasumsikan bahwa
pada saat Intermediate Cash Inflows diinvestasikan, reinvested-nya adalah pada
tingkat Cost of Capital perusahaan bukan pada tingkat bunga tertinggi seperti dengan
IRR
Practical View
Bukti menunjukkan bahwa manajer keuangan lebih menyukai menggunakan
IRR. Penggunaan IRR bagi mereka lebih masuk akal karena didasari oleh rate of
return daripada actual dollar returns. Dan juga karena tingkat bunga, profitability, dan
lain-lain tercermin dalam rate of return tahunan. Mereka mendapati bahwa NPV lebih
susah karena tidak mengukur keuntungan relative dari jumlah yang diinvestasikan.
Present Value Payback Period
Beberapa perusahaan ada yang mempertimbangkan perbedaan waktu yang
eksplisit dalam perhitungan payback period kadang-kadang mempergunakan present
value payback. Langkah pertamanya adalah menghitung present value dari cash
inflows dengan discount rate yang sesuai.
Average (Accounting) Rate of Return
Profitability Index
Modified Internal Rate of Return
- MIRR didapat dengan cara merubah cash inflow menjadi future value yang
kemudian dijumlah semua sehingga didapat terminal value.
- MIRR adalah discount rate yang membuat terminal value sama dengan initial
investment. Karena MIRR menggunakan cost of capital sebagai reinvestment
rate, maka MIRR secara umum dapat dikatakan merupakan alat ukur yang
lebih baik atas suatu proyek dibandingkan dengan IRR. Akan tetapi teknik ini
tidak dapat membantu dalam mengatasi conflicting ranking antara NPV dan
IRR.
Biaya Operasional atau biaya usaha (operating expenses) adalah biaya-biaya yang
tidak berhubungan langsung dengan produk perusahaan tetapi berkaitan dengan aktivitas
operasinal perusahaan sehari-hari. Biaya usaha sering disebut juga dengan istilah SGA
(Selling, General, dan Administrative Expenses). (Menurut Jusuf (2007:33):))
MANFAAT
FAKTOR
1. METODE KERJA
Metode yang digunakan pada suatu kontruksi akan berpengaruh terhadap
biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan.metode kontruksi itu sendiri
merupakan cara untuk melaksanakan proses kontruksi untuk mencapai pada elemen
operasi atau produk terakhir.dalam pemilihan metode kerja harus disesuaikan dengan
lokasi tersebut berada dan pekerjaan yang di lakukan.contohnya adalah dalam
pembuatan jembatan anatara metode konvensional dan metode sosrobaru .pada
metode konvensional di butuhlan biaya pembuatan peracaha yang memunculkan
lingkup pekerjaan baru dimana perancah tersebut menghalangi jalan di
bawahnya.sedangkan dalam pembuatan jembatan dengan metode sosrobahu
,perancah yang digunakan tidak tidak menghalangi jalan karena pembuatan balok
induk berada di jalur kolom,namun,sisi teknologi metode kerja kontruksi yang
menentukan biaya yang dikeluarkan dari kedua metode ini .biaya yang dikeluarkan
pada metode sosrobahu lebih besar dibanding biaya pada metode konvensional .
2. PEKERJA
Pekerja yang digunakan dalam pelaksanaan konstruksi akan berbeda-beda
tergantung dari asal pekerja tersebut. Kualitas pekerja orang jawa atau bali dengan
orang sulawesi akan berbeda bila dibandingkan. Pekerja orang jawa memiliki
produktifitas lebih tinggi dibanding orang sulawesi. Makanya tidak heran bila ada
pekerjaan konstruksi di sulawesi, kontraktor membawa pekerja yang berasal dari
jawa atau pun bali karena memiliki kualitas yang lebih baik. Kualitas pekerja ini
mempengaruhi kapasitas produksi. Perlu diperhitungkan juga bila suatu kontraktor
membayar pekerja dengan biaya Rp 50000/m2 dengan kapasitas 5m2/hari pada
pekerjaan pemasangan dinding batu bata dengan pekerja yang dibayar Rp 60000/m2
namun bisa memasang 10m2/hari pasangan bata. Perlu dicari upah yang dikeluarkan
oleh kontraktor untuk pekerja serendah mungkin namun dapat menghasilkan
kapasitas produksi sebesar mungkin. Namun, keadaan ini haruslah dapat
dipertanggungjawabkan, jangan sampai kejadian biaya yang dikeluarkan besar
namun produktifitas rendah. Faktor upah yang dikeluarkan oleh kontraktor ini dilihat
dari keterampilan yang dimiliki oleh pekerja, skill yang pekerja miliki, dan
pengalaman kerja. Ketiga hal ini akan menyebabkan perbedaan biaya upah yang
dikeluarkan. Biaya pengeluaran untuk fasilitas dan rekreasi yang dikeluarkan oleh
kontraktor juga mempengaruhi biaya pengeluaran proyek. Rekreasi penting diberikan
ke pekerja untuk menghilangkan kepenatan/kelelahan. Bila pekerja terlalu lelah, akan
menurunkan produktifitas.
3. LOKASI
Perbedaan lokasi proyek akan berpengaruh terhadap pengeluaran proyek.
Lokasi yang dekat dengan sumber material dan memiliki akses serta mobilitas tinggi
akan berbeda dengan lokasi proyek yang berada di daerah terpencil dan tidak
memiliki akses ke lokasi proyek. Contohnya adalah pelaksanaan konstruksi di tengah
hutan. Kontraktor harus mengeluarkan biaya untuk membuat jalan akses yang
menuju ke lokasi proyek. Ditambah biaya transportasi yang lebih besar dibanding
lokasi proyek yang mudah dijangkau dan dekat dengan lokasi sumber daya. Untuk itu
perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kontrak. Apa akses jalan dikerjakan oleh pihak
kontraktor atau owner. Bila kontraktor yang menyediakan, kontraktor harus
memasukkannya dalam perhitungan estimasi biaya pengeluaran. Pelaksanaan survey
lokasi juga akan mempengaruhi biaya. Bila orang yang yang dikirm tidak tahu cara
melakukan survey dan apa saja yang dilakukan dalam survey akan menyebabkan
rencana anggaran biaya tidak akurat dan menyebabkan pengeluaran-pengeluaran
yang tidak diestimasi.
4. REQUIREMENT ALAT
Kebutuhan dari alat yang digunakan akan berpengaruh terhadap biaya yang
dikeluarkan. Yang mempengaruhi pengeluaran biaya pada alat adalah produktifitas
dari alat tersebut. Penggunaan alat baru dengan alat lama akan menghasilkan
produktifitas yang berbeda. Alat baru akan mempunyai produktifitas yang lebih
tinggi dibanding alat yang lama. Biaya yang dikeluarkan untuk produktifitas alat
yang rendah lebih tinggi dibanding biaya pada produktifitas alat yang tinggi. Biaya
oli yang digunakan juga menjadi salah satu faktor besar kecilnya biaya alat. Alat
yang sudah lama membutuhkan perbaikan dan perawatan yang ekstra dibanding alat
yang relatif lebih baru sehingga biaya yang dikeluarkan pada alat yang sudah lama
akan lebih besar dibanding alat yang baru. Jarak yang ditempuh juga mempengaruhi
terhadap biaya yang dikeluarkan. Contohnya adalah biaya pengangkutan material
batu pecah ke stok penyimpanan. Kriteria dari alat itu sendiri juga mempengaruhi
dari biaya. Contohnya adalah biaya yang dikeluarkan untuk excavator 0.6m3 atau 1.3
m3.
5. FAKTOR SATUAN
Kesalahan dalam memasukkan faktor satuan akan mempengaruhi biaya.
Faktor satuan harus sama antara pekerja dan lainnya. Bila material dihitung per hari
maka upah pekerja harus dihitung per orang per hari (mandays atau OH). Bila
pekerja diupah per bulan maka harus diubah menjadi per hari terlebih dahulu. Faktor
satuan ini akan mempengaruhi koefisien dan koefisien itu sendiri akan
mempengaruhi biaya.
6. BUDAYA
Faktor budaya akan mempengaruhi mempengaruhi besarnya biaya yang
dikeluarkan. Budaya orang jawa mau dibayar rendah dan memiliki produktifitas yang
baik berbeda sekali dengan budaya orang sumatera yang ingin dibayar tinggi namun
memiliki produktifitas lebih rendah. Orang sumatera lebih banyak lebih banyak
mengobrol saat bekerja dibanding orang jawa.
7. KOMPOSISI SUMBER DAYA YANG DIBUTUHKAN
Komposisi bahan mempengaruhi kualitas hasil dimana koefisien-koefisien
bahan yang digunakan akan mempengaruhi kinerja mutu dan biaya. Yang
mempengaruhi dari koefisien bahan itu sendiri adalah faktor kehilangan, waste, dan
kolusi. Contohnya adalah pada pelaksanaan pengangkutan material batu pecah dari
sumbernya ke lokasi proyek. Prosesnya adalah menentukkan lokasi batu yang akan
diledakkan. Setelah itu, batu hasil ledakkan berupa material batu pecah yang masih
besar-besar dipecah-pecah kembali. Lalu dilakukan pengangkutan ke stok material
yang agak jauh dari lokasi proyek. Lalu, diangkut ke stok material dekat lokasi
proyek. Setelah itu dipecah-pecah lagi sesuai kebutuhan sebelum digunakan. Faktor
kehilangan terjadi saat pengangkutan material ke lokasi stok material. Faktor waste
terjadi saat pemecahan material sesuai dengan kebutuhan sebelum digunakan. Kolusi
terjadi saat pengangkutan 3m3 material namun dicatat 3.5m3 oleh penerima karena
penerima telah diberi uang sebagai imbalannya. Harga bahan itu sendiri ditentukan
oleh biaya pengiriman dan prosesnya. Semakin jauh jarak pengirimannya akan
meningkatkan biaya pengeluaran. Semakin tidak efektif dan efisiennya proses
pemecahan batu juga akan meningkatkan pengeluaran.
A. JENIS
a) Biaya personil
(operator,bagian administrasi,pustakawan data,pengawas data)
b) Biaya overhead
(pemakaian telphon,listrik,asuransi,keamanan,supplies)
c) Biaya perawatan perangkat keras
(reparasi,service)
d) Biaya perawatan perangkat lunak
(modifikasi program,penambahan modul program)
e) Biaya perawatan peralatan dan fasilitas.
f) Biaya manajemen yang terlibat dalam operasi sistem.
g) Biaya kontrak untuk konsultan selama operasi sistem.
h) Biaya depresiasi (penyusutan)
B. PROSES
Proses penyusunan anggaran :
TAHAP 1
Penentuan pedoman anggaran
1) Menetapkan rencana besar perusahaan
2) Membentuk panitia penyusun
TAHAP 2
Persiapan anggaran
1) Sebelum membuat anggaran,hendaknya terlebih dahulu membuat
ramalan(forecast)
TAHAP 3
Penentuan harga
1) Menyesuaikan rencana akhir komponen anggaran
2) Mengkoordinasikan & menelaah komponen anggaran
3) Pengesahan & pendistribusian anggaran
TAHAP 4
Pelaksanaan anggaran
1) membuat laporan realisasi
C. CONTOH
Sudarsono dan Edillius (2001 : 201), mengemukakan bahwa biaya operasi
merupakan biaya yang dikeluarkan untuk biaya operasional usaha sebuah
perusahaan. Biaya operasi ini dikelompokkan menjadi :
Biaya tetap (fixed), yaitu biaya yang jumlahnya tetap dalam kisaran volume
kegiatan tertentu. Seperti biaya gaji karyawan yang jumlahnya senantiasa tetap
berapapun berubahnya volume kegiatan.
Biaya semi tetap (semi fixed), adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume
kegiatan tertentu dan perubahan dengan jumlah yang konstan pada volume
produksi tertentu.
Biaya variabel, yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan
perubahan volume dan frekuensi kegiatan. Contoh konkrit dari biaya variabel
adalah biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Biaya semi variabel, yaitu biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan
volume kegiatan. Biaya semi variabel mengandung unsur biaya tetap dan unsur
biaya variabel. Biaya lembur sering merupakan contoh yang paling sederhana,
karena biaya bonus bagi karyawan diberikan bagi yang mencapai prestasi tertentu.
Pengertian Biaya
Biaya adalah semua pengeluaran untuk mendapatkan barang atau jasa dari pihak
ketiga. Dalam hal ini, biaya adalah uang tunai atau kas atau ekuivalen kas (harta non-kas
yang dapat diukur untuk barang atau jasa yang diinginkan) yang dikorbankan untuk barang
atau jasa yang diharapkan dapat memberikan laba baik masa kini maupun masa datang.
Pengertian Profitabilitas
Profitabilitas merupakan salah satu pengukuran bagi kinerja suatu perusahaan,
profitabilitas suatu perusahaan menunjukan kemampuan suatu perusahaan dalam
menghasilkan laba selama periode tertentu pada tingkat penjualan, asset dan modal saham
tertentu. Profitabilitas suatu perusahaan dapat dinilai melalui berbagai cara tergantung pada
laba dan aktiva atau modal yang akan diperbandingkan satu dengan lainya.
Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh penulis pada
PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) mengenai pengaruh biaya operasional
terhadap profitabilitas (ROA), maka pada bagian akhir dari penelitian ini penulis menarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Perkembangan biaya operasional selama tiga tahun terakhir dari tahun 2009 sampai
2011 mengalami perubahan nilai atau cenderung mengalami peningkatan yang
signifikan, hal ini terjadi karena akibat peningkatan biaya material, tenaga kerja,
beban sewa, beban bank dan biaya lain.
2. Perkembangan tingkat profitabilitas selama tiga tahun terakhir, yaitu dari tahun 2009
samai 2011 mengalami fluktuatif, hal ini disebabkan karena biaya operasional yang
telah dikeluarkan oleh perusahaan mengalami peningkatan dan kurang mampu
memanfaatkan total asset, sehingga menurunkan peningkatan profitbilitas perusahaan.
3. Berdasarkan hasil penelitian pada persamaan regresi dan koefisien korelasi bahwa
biaya operasional dan profitabilitas (ROA) memiliki hubungan yang tidak searah, dan
berdasarkan koefisien determinasi biaya operasional memiliki pengaruh sebesar
13,6% terhadap tingkat profitabilitas, sedangkan uji t diperoleh t0 ≥ ta, sehingga dapat
disimpulkan bahwa biaya operasional berpengaruh secara signifikan terhadap
profitabilitas (ROA).
Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian mengenai pengaruh biaya operasional
terhadap profitabilitas (ROA) pada PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero), maka
penulis memberikan beberapa saran yang digunakan untuk mengatasi beberapa kelemahan-
kelemahan yang ada yaitu:
1. Perusahaan diharapkan dapat mengefisiensikan biaya operasional dengan menghemat
pengeluaran dan harus lebih meningkatkan penjualan sehingga dapat memperoleh
keuntungan yang meningkat dari tahun ke tahun.
2. Untuk menghasilkan profitabilitas (ROA) yang besar, maka perusahaan harus
mengoptimalkan emua potensi total asset yang dimiliki agar mendapatkan laba yang
maksimal,
3. Hasil penelitian yang penulis lakukan antara biaya operasional terhadap tingkat
profitabilitas (ROA) pada PT INTI (Persero) hanya berpengaruh 13,6%, sedangkan
sisanya sebesar 86,4% dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti, sehingga bisa
dijadikan acuan untuk peneliti selanjutnya dan sebagai bahan kajian untuk
menentukan faktor lain yang berpengaruh terhadap profitabilitas selain dari biaya
operasional.
PENGENDALIAN BIAYA OPERASIONAL PADA CV.CAHAYA BINA ANALISIS
LESTARI BANJARMASIN
pengendalian adalah suatu proses untuk memeriksa kembali, menilai dan selalu memonitor
laporan–laporan apakah pelaksanaannya tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan.
(Lowrence (2007;8))
Kesimpulan
1. Pengendalian yang telah dilakukan CV. Cahaya Bina Lestari mengenai masalah
biaya-biaya operasional yang selama ini terlihat masih belum di lakukan dengan
benar. Hal ini terlihat pada proses pengendalian yang masih belum terukur dan
konsisten. Dari hasil penelitian terlihat kenaikan pertahun dari anggaran dengan
realisasi pertahun nya sebesar 1% .
2. Pengendalian biaya operasional yang seharusnya dilakukan oleh CV.Cahaya Bina
Lestari dari kegiatan perusahaan harus terdapat dalam program target kerja secara
konsisten dan terukur. Hal ini mencakup beberapa pengendalian yang harus dilakukan
seperti klasifikasi biaya antara biaya terkendali dan biaya tidak terkendali yang
dikelompokkan dalam biaya tetap perusahaan, biaya overhead perusahaan dan biaya
variabel perusahaan. Selain itu pihak perusahaan harus melakukan analisa terhadap
biaya-biaya yang mengalami favorable dan unfavorable sehingga biaya-biaya tersebut
dapat ditekan pengeluarannya terutama untuk biaya yang mengalami unfavorable.
Saran
1. Sebaiknya pengendalian biaya pada biaya bahan bakar, biaya pembelian bahan &
biaya transportasi harus diefisiensikan kembali menyesuaikan aktivitas proyek yang
dikerjakan oleh perusahaan.
2. Dalam penyusunan anggaran pertahunnya perusahaan harus menerapkan target
anggaran yang harus lebih kecil atau seimbang dengan realisasinya, dengan
menerapkan funishment apabila terdapat penyimpangan atau pemborosan anggaran
yang dilakukan dengan sengaja.
3. Perusahaan harus menganalisa kembali dan harus mencari solusi untuk kenaikan
tahunan dalam biaya operasional meskipun kenaikan tersebut bersifat fleksibel namun
akan berdampak pada berkurangnya laba yang diperoleh oleh perusahaan.
ANALISIS VARIANS BIAYA OPERASIONAL DALAM MENGUKUR
EFEKTIVITAS
PENGENDALIAN BIAYA OPERASIONAL PT. PEGADAIAN
Kesimpulan