Anda di halaman 1dari 8

2.

1 ASPEK KEUANGAN
1. Keuangan (Finance)
Keuangan merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana individu, bisnis, dan
organisasi mengelola sumber daya moneter mereka. Tujuan utama keuangan yaitu
membantu individu, bisnis, dan organisasi mencapai tujuan mereka. Hal ini dapat
dilakukan dengan meningkatkan nilai aset, mendapatkan keuntungan, dan
meningkatkan kesejahteraan. Istilah keuangan dapat berarti :
 Ilmu Keuangan dan Asset Lainnya
 Manajemen Asset Tersebut
 Menghitung dan Mengatur Risiko Proyek

Aspek keuangan merupakan aspek yang dapat dimanfaatkan untuk menilai


keuangan dari suatu perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan dapat
memberikan gambaran terkait dengan keuntungan yang akan diperoleh
perusahaan, sehingga aspek keuangan menjadi salah satu aspek yang penting
untuk diteliti.
Adapun alat ukur untuk dapat menentukan kelayakan suatu usaha berdasarkan
kriteria investasi yang dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan sebagai
berikut, yaitu :

1. Payback Period (PP)


Merupakan jangka waktu yang diperlukan untuk mendapatkan kembali jumlah
modal yang ditanam, semakin cepat modal dapat diperoleh kembali berarti
semakin kecil resiko yang harus diambil/ dihadapi (Periode waktu yang
menunjukkan berapa lama dana yang diinvestasikan akan bisa kembali).
a. Kelebihan Payback Period (PP)
 Dapat mengetahui jangka waktu yang diperlukan untuk pengembalian investasi
dengan risiko yang besar.
 Dapat menilai dua proyek investasi yang mempunyai rate of return dan risiko
yang sama, sehingga dapat dipilih investasi yang jangka waktu
pengembaliannya cepat.
 Alat pertimbangan risiko yang sederhana karena semakin pendek payback
periodnya maka semakin kecil pula resiko kerugiannya.
b. Kelemahan Payback Period (PP)
 Tidak dapat mengukur keuntungan proyek pembangunan yang telah
direncanakan.
 Mengabaikan Time Value of Money (Nilai Waktu Uang) karena hanya
mempertimbangkan jangka waktu pengembalian saja.
 Mengabaikan penerimaan investasi atau proceeds yang diperoleh sesudah
payback period tercapai.
c. Indikator Payback Period (PP)
 Periode pengembalian lebih cepat dari waktu yang telah ditentukan =
Layak/diterima
 Periode pengembalian lebih lama dari waktu yang telah ditentukan = Tidak
layak/ditolak.
 Jika proyek investasi lebih dari satu, maka periode pengembalian yang diambil
adalah yang lebih cepat.
d. Rumus Payback Period (PP)
Nilai Investasi
Payback Period=
Proceed(Penerimaan Investasi)
e. Rumus Payback Period (PP) Jika Kas Pertahunnya Beda Jumlah
a−b
Payback Period=n+ x 1 tahun
c−b
Keterangan :
n : Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum menutup investasi mula-
mula
a : Jumlah investasi mula-mula
b : Jumlah investasi arus kas pada tahun ke-n
c : Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n + 1

2. Average Rate of Return (ARR)


Merupakan cara untuk mengukur tingkat keuntungan rata-rata dari suatu investasi
dengan cara membandingkan rata-rata laba setelah pajak dengan rata-rata
investasi.
a. Kelebihan Average Rate of Return (ARR)
 Data yang digunakan tergolong mudah didapatkan dari laporan keuangan
perusahaan.
 Dapat mengukur profitabilitas seluruh proyek investasi karena
memperhitungkan arus kas sepanjang usia proyek.
 Dapat membantu investor dan manajemen untuk membandingkan kinerja
proyek yang berbeda dan membuat keputusan investasi.
b. Kelemahan Average Rate of Return (ARR)
 Menitik beratkan pada laba akuntansi dan bukan pada arus kas dari investasi
bersangkutan.
 Kurang cocok untuk proyek jangka panjang karena tidak memperhitungkan
Time Value of Money (Nilai Waktu Uang).
 Tidak memperhitungkan risiko yang terkait dengan proyek.
c. Rumus Average Rate of Return (ARR)
Jumlah EAT (Earning After Tax)
Average Rate of Return= x 100 %
Investasi
d. Kriteria Penilaian Average Rate of Return (ARR)
 Jika ARR > 100% = Investasi diterima
 Jika ARR < 100% = Investasi ditolak

3. Net Present Value (NPV)


Merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon
menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor atau arus
kas yang diperkirakan pada masa yang akan datang dan didiskontokan pada masa
kini. Untuk menghitung NPV diperlukan data mengenai perkiraan biaya investasi,
biaya operasional dan pemeliharaan, serta sebagai perkiraan manfaat atau benefit
dari proyek yang direncanakan.
a. Kelebihan Net Present Value (NPV)
 Dapat membertimbangkan risiko dengan menggunakan tingkat diskonto yang
lebih tinggi untuk proyek yang lebih berisiko.
 Memperhitungkan Time Value of Money (Nilai Waktu Uang) dengan
mendiskontokan arus kas masa depan kee nilai saat ini.
 Dapat memilih proyek dengan NPV tertinggi yan dapat memkasimalkan nilai
perusahaan.

b. Kelemahan Net Present Value (NPV)


 Memerlukan estimasi yang akurat tentang arus kas masa depan dan tingkat
diskonto yang tepat sehingga rumit dan subyektif.
 Kurang efektif untuk proyek jangka panjang karena nilai proyek di masa depan
akan lebih sensitive terhadap perubahan asumsi.
 Kurang cocok untuk proyek berskala kecil karena biaya perhitungan NPV bisa
jadi lebih tinggi daripada manfaatnya.
c. Rumus Net Present Value (NPV)
Rt
Net Present Value=
¿¿
Keterangan :
Rt : arus kas bersih (the net cash flow) dalam waktu t
i : suku bunga diskonto yang digunakan
t : waktu arus kas
d. Kriteria Penilaian Net Present Value (NPV)
 NPV > 0 (Investasi yang dilakukan memberikan manfaat bagi perusahaan) =
Proyek diterima
 NPV = 0 (Investasi yang dilakukan tidak mengakibatkan perusahaan untung
ataupun merugi atau netral) = Proyek dilaksanakan atau tidak dilaksanakan
tidak berpengaruh pada keuangan perusahaan. Keputusan harus ditetapkan
dengan menggunakan kriteria lain
 NPV < 0 (Investasi yang dilakukan akan mengakibatkan kerugian bagi
perusahaan) = Proyek ditolak

4. Internal Rate of Return (IRR)


Merupakan hasil yang diperoleh dari suatu proposal bisnis yaitu tingkat diskonto
(discount rate) yang akan menjadi present value dari aliran kas masuk (cash
inflow) sama dengan investasi awal. IRR memberikan asumsi bahwa cash inflow
diinvestasikan kembali pada tingkat bunga internal (internal rate).
di estimasi. Penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik
secara langsung maupun tidak langsung.
a. Kelebihan Internal Rate of Return (IRR)
 Tidak tergantung pada cost of capital, yang merupakan tingkat pengembalian
yang diharapkan investor atas investasinya.
 Menggunakan arus kas sebagai dasar perhitungan.
 Dapat memperhitungkan Time Value of Money (Nilai Waktu Uang) yang
diterima di masa depan memiliki nilai lebih rendah dibandingkan dengan uang
yang diterima saat ini.
b. Kelemahan Internal Rate of Return (IRR)
 Perhitungan lebih sulit bila tidak menggunakan komputer, karena harus trial
and error.
 Tidak membedakan proyek yang mempunyai perbedaan ukuran dan keadaan
investasi.
 Dapat menghasilkan IRR ganda atau tidak menghasilkan IRR sama sekali.
c. Rumus Internal Rate of Return (IRR)
N PV 1
Internal Rate of Return=i1 + ( i −i )
(N PV 1−N PV 2) 2 1

Keterangan :
i1 : Tingkat diskonto yang menghasilkan NPV positif
i2 : Tingkat diskonto dengan NPV negatif
NPV1 : Net Present Value positif
NPV2 : Net Present Value negatif

5. Profitability Index (PI)


Merupakan metode dengan menghitung perbandingan antara nilai arus kas bersih
yang akan datang dengan nilai investasi saat ini. Profitability Index harus lebih
besar dari 1 baru dikatakan layak. Semakin besar PI, investasi semakin layak.
a. Kelebihan Profitability Index (PI)
 Menunjukkan berapa banyak keuntungan yang diperoleh dari setiap rupiah
yang diinvestasikan.
 Dapat memperhitungkan Time Value of Money (Nilai Waktu Uang) yang lebih
akurat mengenai profitabilitas investasi.
 Dapat membantu investor dalam membuat keputusan investasi dengan memilih
proyek yang memiliki PI lebih tinggi.
b. Kelemahan Profitability Index (PI)
 Tidak memberikan acuan mengenai minimum rate yang diinginkan investor.
 Hanya menunjukan presentase keuntungan, tidak menunjukkan actual rate of
return.
 Tidak mempertimbangkan risiko investasi.
c. Rumus Profitability Index (PI)
Nilai Aliran Kas Masuk
Profitability Index=
Nilai Investasi
d. Kriteria Penilaian Profitability Index (PI)
 PI > 1: Investasi layak dijalankan (feasible)
 PI < 1: Investasi tidak layak dijalankan (tidak feasible)

6. Break Event Point (BEP)


Merupaka titik impas di mana posisi jumlah pendapatan dan biaya sama atau
seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian dalam suatu
perusahaan. Break Even Point digunakan untuk menganalisis proyeksi sejauh
mana banyaknya jumlah unit yang diproduksi atau sebanyak apa uang yang harus
diterima untuk mendapatkan titik impas atau kembali modal.
a. Komponen Penghitungan Dasar Break Even Point (BEP)
 Fixed cost merupakan komponen berupa biaya yang tetap atau konstan jika
adanya tindakan produksi atau meskipun perusahaan tidak berproduksi.
Contoh: biaya tenaga kerja, biaya penyusutan mesin, dll.
 Variabel cost merupakan komponen berupa biaya per unit yang sifatnya
dinamis tergantung dari tindakan volume produksinya. Jika produksi yang
direncanakan meningkat, berarti variabel cost pasti akan meningkat. Contoh :
biaya bahan baku, biaya listrik, dll.
 Selling price merupakan komponen berupa harga jual per unit barang atau jasa
yang telah diproduksi.
b. Kelebihan Break Even Point (BEP)
 Memastikan bahwa bisnis dapat menutupi biaya produksi dan operasionalnya.
 Dapat mengidentifikasi area di mana biaya dapat dikurangi untuk
meningkatkan profitabilitas.
 Dapat memprediksi volume penjualan yang dibutuhkan untuk mencapai
keuntungan.
c. Kelemahan Break Even Point (BEP)
 Mengasumsikan bahwa biaya dan harga jual tetap konstan. Dalam
kenyataannya, biaya dan harga jual dapat berubah seiring waktu, sehingga BEP
perlu dihitung ulang secara berkala.
 Tidak memperhitungkan faktor lain selain biaya dan pendapatan.
 Sulitnya menentukan beberapa jenis biaya.
d. Rumus Break Even Point (BEP)
Rumus yang digunakan untuk analisis Break Even Point ini terdiri dari dua
macam sebagai berikut :
 Dasar Unit merupakan berapa unit jumlah barang/jasa yang harus dihasilkan
¿ Cost
untuk mendapat titik impas : Break Even Point =
( Price – Variabel Cost )
 Dasar Penjualan merupakan berapa rupiah nilai penjualan yang harus diterima
¿ Cost
Break Even Point =
untuk mendapat titik impas:
(1− (
Variabel Cost
Sales
) )
e. Kriteria Penilaian Break Even Point (BEP)
 BEP Unit < Harga Jual : Proyek atau bisnis layak untuk dijalankan karena akan
menghasilkan keuntungan.
 BEP Unit > Harga Jual: Proyek atau bisnis tidak layak untuk dijalankan karena
akan menghasilkan kerugian.
 BEP Volume < Volume Penjualan yang Diperkirakan: Proyek atau bisnis layak
untuk dijalankan karena volume penjualan yang diperkirakan cukup untuk
mencapai BEP.
 BEP Volume > Volume Penjualan yang Diperkirakan: Proyek atau bisnis tidak
layak untuk dijalankan karena volume penjualan yang diperkirakan tidak cukup
untuk mencapai BEP.
REFERENSI
Herwanto, J. I., Wibowo, W. E., & Mukti, H. A. (2021). Analisis Kelayakan
Dalam Kajian Perspektif Keuangan Dan Analisis Sensitifitas. Jurnal Ilmiah
Bisnis, Pasar Modal, dan UMKM Volume. 4, No.1.
https://ibn.e-journal.id/index.php/JIBPU/article/download/564/437/
Kasmir dan Jakfar. (2012). Studi Kelayakan Bisnis Edisi Revisi. Jakarta :
KencanaPrenada Media Group.
Suad Husnan, Suwarsono Muhammad, (2014). Studi Kelayakan Proyek
Bisnis,Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Anda mungkin juga menyukai