Anda di halaman 1dari 6

Nama : Salwa Khaerunniza

Nim : 105731121119

Kelas : Akuntansi 19F


Dosen : Ibu Ainun Arizah, S.Pd.,M.Si

RMK 10 AKUNTANSI MANAJEMEN


(Keputusan Investasi Modal)

PENGERTIAN KEPUTUSAN INVESTASI MODAL

Organisasi bisnis sering kali dihadapkan dengan peluang atau kebutuhan untuk melakukan investasi
dalam suatu aset atau proyek yang mencerminkan komitmen jangka panjang. Sebagai contoh, suatu
organisasi mungkin dihadapkan dengan keputusan apakah akan melakukan investasi atau tidak dalam
pabrik baru.Keputusan untuk memiliki komitmen jangka panjang diatas merupakan contoh keputusan
investasi modal (capital investment decision).

Untuk membantu memudahkan pembuatan keputusan investasi modal. Dibahas tentang empat model
atau metode keuangan yang sangat berguna untuk menganalisis investasi modal, yaitu: Metode Periode
Pengembalian (payback period), Metode Tingkat Pengembalian akuntansi (accounting rate of return),
Metode Nilai Sekarang Bersih (net present value), dan Metode Tingkat Pengembalian Internal (internal rate
of return)

JENIS-JENIS KEPUTUSAN INVESTASI MODAL

Keputusan investasi berkaitan dengan proses perencanaan, penetapan tujuan dan prioritas,
pengaturan pendanaan. Serta penggunaan kriteria tertentu untuk pemilihan aset jangka panjang. Keputusan
investasi modal menempatkan sejumlah besar sumber daya pada risiko jangka panjang dan secara simultan
memengaruhi perkembangan perusahaan dimasa depan, maka hal tersebut merupakan salah satu di antara
berbagai keputusan penting yang harus dibuat oleh manajer.

Keputusan investasi modal yang buruk akan dapat menimbulkan terjadinya bencana. Proses
pembuatan keputusan investasi modal sering kali disebut sebagai penganggaran modal (capital budgeting).
Terdapat dua jenis proyek penganggaran modal yang dapat dipertimbangkan.

a. Proyek Independen (independent project) adalah proyek yang apabila diterima atau tidak akan
berpengaruh terhadap arus kas proyek lainnya.
b. Proyek penganggaran modal yang mensyaratkan perusahaan untuk memilih salah satu diantara
alternatif yang saling meniadakan yang menyediakan jasa dasar yang serupa. Proyek yang bersifat
saling meniadakan (mutually exclusive project) adalah proyek yang apabila diterima akan
menghalangi penerimaan proyek lainnya.

Keputusan investasi modal berkaitan dengan masalah investasi dalam aset modal jangka panjang.
Keputusan membuat penilaian ini, seorang manajer akan dapat memutuskan akseptabilitas proyek-proyek
yang independen dan membandingkan proyek yang saling meniadakan (mutuslly exclusive projects)
berdasarkan keunggulan ekonomisnya.

MODEL – MODEL NONDISKONTO

Model dasar keputusan investasi modal dapat diklasifikasikan ke dalam dua katerogi utama. Yaitu

a. Model NonDiskonto
b. Model Diskonto

Model nondiskonto (non-discounting model) mempertimbangkan nilai waktu uang (time value of
money), sementara model diskonto (discounting model) mempertimbangkan nilai waktu uang secara
ekslisit. Model nondiskonto memiliki kelemahan dibandingkan model diskonto karena mengabaikan nilai
waktu uang. Tetapi banyak perusahaan yang masih menggunakan model tersebut dalam pembuatan
keputusan investasi modal.
1. Metode Periode Pengambilan

Salah satu jenis model nondiskonto adalah metode periode pengembalian (payback period). Metode
ini mempertimbangkan waktu yang diperlukan oleh suatu perusahaan untuk memperoleh kembali investasi
awalnya. Maka rumus berikut ini dapat digunakan untuk menghitung periode pengembalian.

Investasi awal
𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 =
Arus kas tahunan

Apabila arus kas tidak sama jumlahnya, maka periode pengembalian dihitung dengan cara
menambahkan arus kas tahunan sampai pada waktu ketika investasi awal dapat diperoleh kembali. Apabila
pembagian untuk setiap tahun diperlukan, maka diadumsikan bahwa jumlah arus kas yang terjadi adalah
merata setiap tahun. Periode pengembalian juga dapat digunakan untuk memilih alternatif-alternatif proyek
yang saling meniadakan. Penggunaan model periode pengembalian kurang baik digunakan karena
mengandung dua kelemahan utama yaitu:

a. Mengabaikan kinerja investasi setelah melewati periode pengembalian, dan


b. Mengabaikan nilai waktu uang.

Metode periode pengembalian memberi informasi kepada manajer yang dapat digunakan sebagai
berikut.

a. Membantu mengembalikan risiko yang berhubungan dengan ketidakpastian arus kas di masa depan
b. Membantu meminimalkan dampak investasi terhadap masalah likuiditas perusahaan
c. Membantu mengendalikan risiko keuangan
d. Membantu mengendalikan pengaruh investasi terhadap ukuran kinerja

Metode periode pemgembalian juga memiliki kelebihan, yaitu sederhana perhitungannya dengan
mudah untuk di aplikasikan. Metode periode pengembalian mengandung kelemahan signifikan, yaitu
mengabaikan kinerja investasi setelah melewati periode pengembalian dan nilai waktu uang.

2. Metode Tingkat Pengembalian Akuntansi

Tingkat pengembalian akuntansi (accounting rate of return) merupakan model nondiskonto kedua
yang lazim digunakan. Tingkat pengembalian akuntansi mengukur kelayakan suatu proyek dengan
menggunakan laba, bukan arus kas proyek. Tingkat pengembalian akuntansi dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut.
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝐴𝑘𝑢𝑛𝑡𝑎𝑛𝑠𝑖 =
Investasi awal atau investasi rata − rata
Laba tidak diekuivalen dengan arus kas karena adanya faktor akrual dan penangguhan (deferral) yang
digunakan dalam perhitungan. Laba rata-rata dari suatu proyek diperoleh dengan cara menjumlahkan laba
bersih setiap tahun selama umur proyek, dan kemudian membagi laba bersih total tersebut dengan jumlah
tahun. Laba bersih rata-rata suatu proyek dapat ditaksir dengan cara mengurangkan depresiasi rata-rata dari
arus kas rata-rata. Cara perhitungan laba bersih dan arus kas dapat dirumuskan dalam suatu formula
sederhana sebagai berikut.

AK = LB + D atau LB = AK – D
Keterangan:
AK = Arus Kas
LB = Laba Bersih
D = Depresiasi

Investasi dapat didefinisikan sebagai investasi awal atau sebagai investasi rata-rata. Maka investasi
rata-rata dapat di definisikan sebagai berikut
1+S
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =
2
Tidak seperti metode periode pengembalian, metode tingkat pengembalian akuntansi benar-benar
mempertimbangkan profitabilitas proyek. Metode tingkat pengembalian akuntansi memiliki kesamaan
dengan metode periode pengembalian.yaitu keduanya mengabaikan nilai waktu uang.
MODEL – MODEL DISKOTO

Model diskonto secara eksplisit mempertimbangkan nilai waktu uang dan memasukkan konsep
diskonto arus kas masuk dan arus kas keluar. Dua model diskonto akan dibahas, yaitu metode NPV (net
present value- nilai sekarang bersih) dan metode IRR (Internal rate of return – tingkat pengembalian
internal).

1. Metode NPV (Net Present Value)

NPV ( net present value- nilai sekarang bersih) merupaka selisih antara nilai sekarang arus kas masuk
dan nilai sekarang arus kas keluar yang berhubungan dengan suatu proyek. Persamaan 1 berikut ini dapat
menjelaskan tentang definisi NPV.

Persamaan 1
∑ 𝐶𝐼𝐹1 ∑ 𝐶𝑂𝐹1
𝑁𝑃𝑉 = [ 𝑡
]−[ ]
(1 − 𝑖 ) (1 + 𝑖 )𝑡

Atau:

= [∑(𝐶𝐼𝐹𝑡 )(𝑑𝑓𝑡 )] − [∑(𝐶𝑂𝐹𝑡 )(𝑑𝑡𝑡 )]

Keterangan:
CIF = Arus kas masuk yang diterima dalam periode t, dengan t = 1....n
COF = Arus kas keluar yang dikeluarkan dalam periode t, dengan t = 1....n
i = Tingkat pengembalian yang diperlukan
t = Periode waktu
1
df = (1+𝑖 )𝑡 = Faktor diskonto

NPV digunakan untuk mengukur kineria atau kelayakan suatu investasi. NPV suatu proyek adalah
positif, bahwa besarnya nilai positif NPV mengukur terjadinya peningkatn nilai perusahaan yang
dihasilkan. Dari suatu investasi. Dalam menggunakan metode NPV, tingkat pengembalian yang disyaratkan
(required rate of return) harus didefinisikan. Tingkat pengembalian minimum yang diterima juga disebut
sebagai tingkat diskonto (discount rate), hurdle rate, dan biaya model (cost of capital).

2. Metode IRR (Internal Rate of Return)

Model diskonto lainnya adalah metode IRR (internal rate of return-tingkat pengembalian internal).
IRR didefinisikan sebagai tingkat bunga yang menentukan nilai sekarang dari arus kas masuk proyek sama
dengan nilai sekarang dari biaya proyek tersebut. Persamaan 2 berikut ini dapat digunakan untuk
menentukan IRR proyek.

Persamaan 2
∑ 𝐶𝐹
𝐼 = (𝐼+𝑖)𝑡𝑡 (Persamaan 2)

Keterangan: t = 1. . . n

Sisi kanan persamaan merupakan nilai sekarang dari arus kas masa depan dan sisi kirinya merupakan
investasi. Apabila data I,CF, dan t diketahui, maka IRR (tingkat bunga i dalam persamaan) akan dapat
diketahui dengan menggunakan cara coba-coba ( trial and error). Setelah IRR suatu proyek dihitung, IRR
tersebut kemudian dibandingkan dengan tingkat pengembalian yang disyaratkan perusahaan (fims’ required
rate of return).

a. Arus Kas Seragam, untuk mengilustrasikan perhitungan IRR dalam situasi multiperiode. Dengan
df sebagai diskonto dan CF sebagai arus kas tahunan, maka dapat dibuat persamaan sebagai berikut.

𝐼 = 𝐶𝐹 (𝑑𝑓)

Dengan menghitung df. Maka akan didapatkan:


I
𝑑𝑓 =
CF
Investasi
=
Arus kas tahunan
b. Arus Kas Tidak Seragam, Apabila arus kas setiap tahun jumlahnya tidak sama (seragam).

PASCA-AUDIT PROYEK MODAL

Salah satu elemen kunci dalam proses investasi modal adalah analisis lebih lanjut terhadap proyek
modal segera setelah proyek diimplementasikan. Analisis ini disebut sebagai pasca-audit (post-audit).
Pasca-audit membandingkan antara manfaat sesungguhnya dengan manfaat yang diestimasi dan biaya
operasi sesungguhnya dengan biaya operasi yang diestimasi.
1. Keputusan Awal Proyek
2. Evaluasi Setelah Proyek Berjalan
3. Manfaat Pasca-Audit

PROYEK-PROYEK SALING MENIADAKAN

Pembahasan sebelumnya terfokus pada proyek-proyek yang bersifat independen. Kebanyakan


keputusan investasi modal berkaitan dengan proyek-proyek yang bersifat saling meniadakan (mutual
ekslusif). Bagaimana analisis NPV dan IRR digunakan untuk memilih antara proyek-proyek yang saling
meniadakan merupakan pertanyaan yang menarik. Sebelumnya telah ditunjukkan bahwa model
nondiskonto dapat menyebabkan pilihan yang salah karena model ini mengabaikan nilai waktu uang. Oleh
karena adanya kelemahan tersebut, maka model diskonto dianggap lebih unggul.

1. Perbandingan NPV dan IRR

Sebagimana dikemukakan sebelumnya bahwa penggunaan metedo NPV maupun IRR akan
menghasilkan keputusan yang sama untuk proyek yang bersifat independen. Jika NPV lebih besar daripada
nol dan jika IRR juga lebih besar daripada tingkat pengembalian yang disyaratkan, maka kedua model
tersebut mengisyaratkan keputusan yang tepat. Namun, untuk proyek yang saling meniadakan, kedua
metode dapat mengahasilkan hasil yang berbeda.

NPV berbeda dengan IRR dalam dua hal. Pertama, NPV mengasumsikan bahwa setiap arus kas
masuk diinvestasikan kembali pada tingkat pengembalian yang disyaratkan, sementara metode IRR
mengasumsikan bahwa arus kas masuk diinvestasikan kembali pada IRR yang dihitung. Penginvestasian
kembali pada tingkat pengembalian yang disyaratkan lebih realistis dan memberikan hasil yang lebih dapat
dipercaya ketika membandingkan proyek-proyek yang saling meniadakan. Kedua, metode NPV mengukur
probitabilitas dalam nilai absolut, sementara metode IRR mengukur profitabilitas dalam nilai relatif. Ada 3
tahap dalam memilih proyek terbaik diantara beberapa proyek-proyek yang saling meniadakan, yaitu:

1. Menilai pola arus kas untuk setiap proyek.


2. Menghitung NPV setiap proyek.
3. Mengidentifikasi proyek dengan NPV terbesar.
2. Investasi Modal dan Masalah Etika

Keputusan investasi modal sering kali menawarkan godaan besar yang dapat menimbulkan
terjadinya interpretasi secara salah. Antarmanajer divisi sering kali juga harus bersaing untuk memperoleh
sumber daya modal yang langka. Terjadinya persaingan tersebut, timbul godaan untuk melakukan perilaku
yang tidak adil. Manajer secara sengaja membuat perkiraan yang berlebihan atas arus kas masuk dan
perkiraan yang terlalu rendah atas arus kas keluar, sehingga suatu proyek mungkin memiliki NPV atau IRR
yang meragukan dan perlu dibuktikan. Hal tersebut sangat menggoda terutama ketika arus kas awal
diperkirakan baik, tetappi selanjutnya menghasilkan arus kas yang buruk.

Para manajer harus menyadari bahwa bagaimana tujuan dicapai merupakan hal yang penting (bahkan
mungkin lebih penting) dibandingkan pencapaian tujuan itu sendiri. Selanjutnya, sistem evaluasi kinerja
perusahaan harus terstruktur sehingga sistem pemberian imbalan tidak menyediakan intensif bagi perilaku
yang tidak etis.

PERHITUNGAN DAN PENYESUAIAN ARUS KAS

Salah langkah penting dalam analisis investasi modal adalah menentukan pola arus kas untuk setiap
proyek yang dipertimbangkan. Perhitungan arus kas merupakan langkah kritis dalam suatu proses
investasi modal. Ada dua langkah yang diperlukan untuk menghitung arus kas, yaitu:

a. Peralaman pendapatan, biaya, dan pengeluaran modal.


b. Penyesuaian arus kas bruto terhadap pengaruh inflasi dan pajak.
1. Penyesuaian Peramalan Terhadap Inflasi

Bagi perusahaan yang beroperasi pada lingkungan internasional, inflasi dapat menjadi sangat tinggi
dibeberapa negara tertentu dan pengaruhnya terhadap keputusan investasi modal dapat menjadi sangat
penting.

Dalam suatu lingkungan yang mengalami inflasi, pasar keuangan akan bereaksi terhadap kenaikan
biaya modal untuk mencerminkan terjadinya inflasi. Oleh karena itu, biaya modal terdiri atas dua unsur
berikut ini:

a. Tingkat riil.
b. Undur inflasi (investor meminta bayaran lebih sebagai kompensasi atas hilangnya daya beli
rupiah atau mata uang lokal.

Apabila tingkat pengembalian yang disyaratkan (biaya modal) yang digunakan dalam analisis
investasi modal mencerminkan adanya komponen inflasi ketika dilakukan analisis NPV, maka inflasi juga
harus dipertimbangkan dalam memprediksi arus kas operasi.

2. Konversi Arus Kas Bruto Menjadi Arus Kas Setelah Pajak

Apabila diasumsikan bahwa arus kas bruto sudah disesuaikan dengan inflasi yang diprediksi dengan
tingkat akurasi tertentu, maka selanjutnya analisis harus menyesuaikan arus kas tersebut untuk tujuan pajak.
Untuk menganalisis pengaruh pajak, arus kas biasanya dibedakan menjadi dua kategori, yaitu:

a. Arus kas keluar awal yang diperlukan untuk mendapatkan aset proyek.
b. Arus kas masuk yang dihasilkan selama umur proyek.

Arus Kas Setelah Pajak: Tahun 0. Arus kas keluar bersih pada tahun 0 (pengeluaran kas awal)
adalah selisih antara biaya awal proyek dengan setiap arus kas masuk yang secara langsung berhubungan
dengan biaya awal proyek. Biaya bruto proyek terdiri atas beberapa hal, seperti biaya tanah, biaya peralatan
(termasuk transportasi dan instalasi), pajak atas keuntungan penjualan aset, dan kenaikan modal kerja. Arus
kas masuk yang terjadi pada waktu awal proyek, meliputi penghematan pajak dari penjualan aset, kas dari
penjualan aset, dan keuntungan pajak lainnya.

Keuntungan penjualan aset menghasilkan pajak tambahan sehingga mengurangi kas yang diterima
dari penjualan aset lama. Dipihak lain, kerugian merupakan biaya nonkas yang mengurangi laba kena pajak
sehingga menghasilkan penghematan pajak, akibatnya penerimaan kas dari penjualan aset lama meningkat
sebesar penghematan pajak.

Arus Kas Setelah Pajak: Umur Proyek. Disamping menentukan pengeluaran tunai awal, manajer
juga harus mengestimasi arus kas setelah pajak tahunan yang diharapkan selama umur proyek. Jika proyek
menghasilkan pendapatan, maka sumber utama arus kas adalah dari aktivitas operasional. Arus kas masuk
operasional dapat diperkirakan dari laporan laba rugi proyek. Arus kas setelah pajak tahunan merupakan
jumlah dari laba proyek setelah pajak dan biaya nonkas. Jika dinyatakan dalam rumus sederhana, maka
perhitungan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:

Arus kas setelah pajak = Laba bersih setelah pajak + Biaya nonkas

AK = LB + NK

Ket:

AK = arus kas setelah pajak

LB = laba bersih setelah pajak

NK = biaya nonkas

Pendekatan laba untuk menentukan arus kas operasi dapat dipecah kembali untuk menilai pengaruh
arus kas setelah pajak dari setiap kategori pada laporan laba rugi. Pendekatan dekomposisi (decomposition)
menghitung arus kas operasi dengan menghitung arus kas setelah pajak untuk masing-masing item dalam
laporan laba rugi.

AK = (1 – Tarif Pajak) x Pendapatan Kas – (1 – Tarif Pajak) x Biaya Kas + (Tarif Pajak) x Biaya Nonkas
Salah satu karakteristik dari dekomposisi adalah kemampuannya untuk menghitung arus kas setelah
pajak dalam suatu format spreadsheet. Format tersebut menekankan pada dampak arus kas dari masing-
masing item dan memudahkan penggunaan paket software spreadsheet.

Karakteristik kedua dekomposisi adalah kemampuannya untuk menghitung dampak kas setelah
pajak atas dasar item per item.

Anda mungkin juga menyukai