Anda di halaman 1dari 17

PENGANGGARAN

ANGGARAN MODAL

Fakultas : FBIS
Program studi : Manajemen

Tatap Muka

12
Kode Matakuliah : 11211T1CA
Disusun oleh :
PENGERTIAN ANGGARAN MODAL
Penganggaran Modal (Capital Budgeting) Istilah penganggaran modal digunakan untuk
melukiskan tindakan perencanaan danpembelanjaan pengeluaran modal, seperti untuk
pembelian equipmen baru untukmemperkenalkan produk baru, dan untuk memodernisasi
fasilitas pabrik.
Penganggaran Modal adalah Suatu Konsep Investasi dikatakan sebagai suatu konsep
investasi, sebab penganggaran modalmelibatkan suatu pengikatan (penanaman) dana di masa
sekarang dengan harapanmemperoleh keuntungan yang dikehendaki di masa mendatang.
Investasi membutuhkan dana yang relatif besar dan keterikatan dana tersebut dalam jangka
waktu yang relatif panjang, serta mengandung resiko.
Anggaran modal meliputi keseluruhan proses perencanaan pengeluaran uang yang hasil
pengembaliannya diharapkan lebih dari satu tahun.

INVESTASI DAN PENGANGGARAN MODAL


Investasi modal merupakan suatu pengeluaran yang diharappkan dapat menghasilkan
manfaat lebih dari satu tahun di masa mendatang. Investasi atau pengeluaran modal ini
berkaitan dengan penggunaan dana (kas) untuk mendapatkan aktiva operasional yang akan
membantu memperoleh penghasilan atau mengurangi biaya-biaya dimasa yang akan datang.
Keputusan tentang pemilihan investasi merupakan keputusan yang sangat penting.
Keputusan ini tidak hanya pada tingkat resiko yang harus ditanggung, melainkan juga
menentukan tingkat keuntungan perusahaan di masa mendatang.
Oleh karena investasi harus diputuskan pada sesuatu waktu, sementara investasi berlaku
untuk beberapa tahun kemudian, maka keputusan yang harus ditentukan sekarang ini akan
menentukan berhasil tidaknya perusahaan selama beberapa periode waktu kemudian.suatu
proses perencanaan yang mencakup penganalisaan dan pemilihan berbagai investasi modal ini
dikenal sebagai penganggaran modal.

PENTINGNYA PENGANGGARAN MODAL


1. Keputusan penggaran modal akan berpengaruh pada jangka waktu yang lama sehingga
perusahaan kehilangan fleksibilitasnya.
2. Penanggaranmodal yg efektif akan menaikkan ketepatan waktu dan kualitas dari
penambahan aktiva.

3. Pengeluaran modal sangatlah penting

MANFAAT ANGGARAN MODAL


Manfaat dari Penganggaran Modal:
1. Untuk mengetahui kebutuhan dana yang lebih terperinci, karena dana yang terikat jangka
waktunya lebih dari satu tahun.
2. Agar tidak terjadi over invesment atau under invesment
3. Dapat lebih terperinci, teliti karena dana semakin banyak dan dalam jumlah yang sangat
besar.
4. Mencegah terjadinya kesalahan dalam decision making.

TEKNIK DAN KONSEP ANGGARAN MODAL


Prosedur penilaian dalam keputusan investasi
Sebelum dilakukan penentuan apakah suatu investasi harus diterima atau ditolak, maka perlu
dilakukan penilaian terhadap berbagai aspek yang bersangkutan dengan investasi yang
bersangkutan. Prosedur yang harus diikuti dalam melakukan penilaian ini antara lain meliputi
tahap-tahap:
1. Memperkirakan pola arus kas dari investasi yang diusulkan. Terdapat 2 jenis arus kas keluar
yakni (1) Capital Expenditure dan (2) Revenue Ekspenditure.
2. Menilai arus kas yang diperkirakan dnegan cara tertentu.
3. Mengambil keputusan investasi atas dasar kriteria tertentu.
4. Melakukan pengawasan serta membuat perhitungan penyesuaian yang diperlukan dalam
hal terjadi penyimpangan-penyimpangan dari perkiraan semula.

METODE KEPUTUSAN PENGANGGARAN MODAL


1. RETURN ON INVESTMENT (ROI)
Teknik ini membandingkan penghasilan setelah (sebelum) pajak dengan investasi yang
dilakukan. Tingkat ROI yang diharapkan dari proyek kemudian akan dibandingkan dengan
patokan yang telah ditetapkan sebelumnya. Ada 4 pendekatan yang banyak digunakan untuk
menghitung ROI. Contoh berikut menggambarkan perhitungan ROI sebagai berikut:
Contoh:
Investasi Rp. 1.000.000
Perkiraan umur kegunaan 5 tahun
Penghasilan:Tahun ke 1 300.000
Tahun ke 2 300.000
Tahun ke 3 300.000
Tahun ke 4 300.000
Tahun ke 5 300.000 +
Total 1.500.000

Perhitungan ROI :

Pendekatan 1 : Annual Return On Investment


𝑃𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑎𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 300.000
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑤𝑎𝑙
x 100 = 1.000.000 x 100 = 30 %

Pendekatan 2 : Annual Return On Average Investment


𝑃𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑎𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 300.000
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑤𝑎𝑙 /2
x 100 = 500.000 x 100 = 60 %

Pendekatan 3 : Average Return On Average Investment


𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑎𝑛−𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑤𝑎𝑙 (1.500.000−1.000.000)
(𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑤𝑎𝑙 /2) 𝑋 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
x 100 = (1.000.000 x 100 = 20 %
/2) 𝑋 5 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛

Pendekatan 4 : Average Book ROI


𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑎𝑛−𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑤𝑎𝑙
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑋 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
x100=

(1.500.000−1.000.000)
(1.000.000+800.000+600.000+400.000+200.000)/5 𝑋 5 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛
x 100 = 16,67 %

Kelemahan dari teknik ini adalah :


1. Tidak memperhatikan waktu (timing) terjadinya laba yang diharapkan.
2. Tidak memperhatikan adanya time valueof money.
3. Mendasarkan pada aturan-aturan akuntansi yang tidak mencerminkan nilai intrinsik dari
aktiva.
4. Tidak ada dasar untuk menetapkan patokan.

2. PAYBACK PERIOD (PP)


Teknik ini mengukur lamanya waktu yang diperlukan untuk memperoleh kembali modal suatu
proyek, atau dengan kata lain menunjukan lamanya waktu dimana arus kas masuk kumulatif
sama dengan arus kas keluar kumulatif.

Rumus :
𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙𝑂𝑢𝑡𝑙𝑎𝑦
Payback period= 𝑁𝑒𝑡𝐶𝑎𝑠ℎ𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑒𝑑𝑠

Manfaat payback dapat digunakan untuk :


1. Menunjukkan proyek-proyek yang memerlukan waktu lama untuk dapat mengembalikan
modal.
2. Sederhana dan mudah dimengerti.
3. Mengukur likuiditas suatu proyek jika keadaan likuiditas merupakan faktor penting bagi
perusahaan.
4. Sesuai untuk proyek dengan tingkat ketidakpastian dan risiko di luar kontrol yang tinggi.
5. Keadaan dimana tingkat bunga sangat tinggi sehingga faktor kembali modal (capital
recovery) menjadi sangat penting.
6. Proyek yang tergantung pada perubahan model, teknologi, citarasa, dan sebagainya.

Kelemahan Payback:
1. Tidak melihat arus kas masuk yang terjadi di luar periode payback yang ditetapkan
perusahaan.
2. Tidak memperhatikan adanya time value of money dan cost of fund. Kelemahan ini dapat
dihindari dengan mendiskontokan arus kas tahunan kembali ke nilai sekarang. Teknik ini
disebut dengan discounted payback. Jadi teknik imi menunjukkan lamanya waktu yang
diperlukan agar nilai sekarang arus kas kumulatif mencapai nol.
3. Tidak membedakan proyek dengan kebutuhan investasi yang berbeda.
Contoh:
a. Payback dengan arus kas masuk tahunan yang sama :
Arus kas keluar pada awal proyek : Rp. 100 juta
Arus kas masuk tahunan selama 10 tahun : Rp. 20 juta

Penyelesaian:
𝐴𝑟𝑢𝑠 𝑘𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 100 𝑗𝑢𝑡𝑎
Payback period = 𝐴𝑟𝑢𝑠 𝑘𝑎𝑠 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 = 20 𝑗𝑢𝑡𝑎
= 5 tahun

Jika patokan di tetapkan sebesar 4 tahun, maka proyek tersebut ditolak.

b. Payback dengan arus kan masuk tahunan yang berbeda-beda :


Periode payback dihitung dengan mengakumulasikan arus kas masuk sehingga besarnya
sama dengan arus kas keluar, atau kas kumulatif sama dengan nol.
Contoh :
Arus kas keluar pada awal tahun adalah 100 juta rupiah
Tahun Arus kas masuk Kas kumulatif
0 - -100
1 30 -70
2 30 -40
3 25 -15
4 25 10
5 25 35

Kolom kas kumulatif menunjukkan bawa payback berada diantara tahun ketiga dan keempat
karena diantara kedua tahun tersebut arus kas masuk kumulatif sama dengan arus kas keluar
(kas kumulatif sama dengan nol).
Jika diasumsikan arus kas masuk terjadi merata sepanjang tahun maka kas kumulatif
mencapai nol, pada :
0−(−15)
Payback periode = 3+10−(−15)= 3,6 tahun

3. NET PRESENT VALUE (NPV)


Semua arus kas di masa datang didiskonkan kembali menjadi nilai sekarang. Selisih dari
jiumlah nilai sekarang arus kas masuk dan jumlah nilai sekarang arus kas keluar adalah NPV
dan dinyatakan sebagai berikut :
Rumus :
𝑛
Cit
∑ t - CO0
𝑡=0 (1+k)

Keterangan :

CO0 = nilai sekarang dari investasi


Clt = arus kas masuk sesudah pajak yang diterima pada periode t
K = tingkat diskon yang sesuai
t = periode t
n = umur kegunaan dari investasi

NPV yang positif menentukan bahwa investasi menghasilkan tyingkat penghasilan yang
melibihi tingkat yang diminta sehingga investasi tersebut harus diterima. Sebaliknya NPV
yang negativ menunjukkan bawha investasi tersebut menghasilkan pendapatan yang lebih
rendah dari tingkat yang diminta sehingga investasi tersebut harus ditolak.
Masalah yang terdapat dalam NPV adalah menentukan tingkat diskon yang sesuai untuk
mendiskontokan arus kas.

Contoh :
PT. ABC sedang mengevaluasi proyek X yang memerlukan investasi sebesar Rp 10 juta dan
menghasilkan arus kas sebesar Rp 4 juta selama 6 tahun. Investasi ini diperkirakan tidak
mempunyai nilai sisa pada akhir masa kegunaannya. Diketahui tingkat diskon adalah 16%.
Diminta : Tentukan NPV proyek X tersebut.

Penyelesaian :
Dengan menggunakan rumus dan bantuan tabel ini sekarang anuitas, diperoleh NPV sebagai
berikut:
NPV = 4.000.000 – 10.000.000
t = 1 (1 +0,16)6
NPV = (4.000.000 x 3,684736) – 10.000.000
= 4.739.000

Oleh karena NPV proyek positif (Rp 4.739.000) maka proyek X harus diterima.

NPV Profile
Adalah suatu gambar yang menunjukkan hubungan antara berbagai tingkat discount dengan
NPV suatu proyek. Dengan NPV profile dapat dilihat seberapa jauh tingkat discout dapat
berubah sebelum proyek tersebut tidak menarik lagi untuk diambil.

Discount Discount Arus Present Value Investasi NPV


Rate Factor n=6 Masuk Kas Dari Arus Kas Proyek
0 6,000 4.000.000 24.000.000 10.000.000 14.000.000
5% 5,075 4.000.000 20.300.000 10.000.000 10.300.000
10% 4,355 4.000.000 17.420.000 10.000.000 7.420.000
15% 3,785 4.000.000 15.140.000 10.000.000 5.140.000
20% 3,325 4.000.000 13.300.000 10.000.000 3.300.000
25% 2,950 4.000.000 11.804.000 10.000.000 1.804.000
30% 2,643 4.000.000 10.572.000 10.000.000 572.000
35% 2,385 4.000.000 9.540.000 10.000.000 -460.000
40% 2,167 4.000.000 8.668.000 10.000.000 -1.332.000
NPV pada berbagai DR
12,000,000

10,000,000

8,000,000

6,000,000
32,7
4,000,000

2,000,000

0
5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40%
-2,000,000

4. PROFITABILITY INDEKS (PI)


Indeks ini menunjukkan rasio dari nilai sekarang arus kas masuk terhadap nilai sekarang arus
kas keluar. PI menunjukkan tingkat profitabilitas untuk setiap rupiah investasi.
Rumus :
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑒𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑘𝑎𝑠 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘
PI =𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑒𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑘𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟

Kriteria :
Jika PI > 1, maka proyek diterima
PI = 1, maka tidak menjadi masalah apakah proyek diterima/ditolak
PI < 1, maka proyek ditolak

Contoh : (sesuai kasus sebelumnya dalam metode NPV)


PI untuk proyek X adalah :
PI = 14.739/10.000 = 1.4739
Hubungan antara NPV, PI, dan tingkat diskon yang diterima adalah sebagai berikut :
NPV PI Expected Returns
Negatif Kurang dari satu Kurang dari yang diminta
Nol Sama dengan 1 Sama dengan yang diminta
Positif Lebih dari satu Lebih dari yang diminta

Kelemahan dari PI adalah diabaikannya ukuran(size) dari proyek.


5. INTERNAL RATE OF RETURN (IRR)
IRR atau yield sesuatu investasi adalah tingkat discount rate yang dapat menjadikan sama
antara nilai sekarang dari arus kas masuk dengan nilai sekarang dari arus kas keluar, atau
NPV = 0.
Rumus :

𝑛 𝑛 𝑛
{ CIt } { COt } { At }
∑ t = ∑ t atau ∑ t = 0
𝑡=0 (1+r) 𝑡=0 (1+r) 𝑡=0 (1+r)

Dimana : r adalah Internal Rate of Return

Sama seperti NPV dan PI, IRR mengakui adanya time value of money dan melihat seluruh
arus kas selama masa kegunaan investasi. IRR suatu proyek dapat diketahui dengan melihat
NPV profil yaitu titik potong pada sumbu horizontal.
Contoh :
bila kasus dalam teknik NPV digunakan, maka kita peroleh persamaan sebagai berikut :
4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000
10.000.000 = + + + + +
(1+𝑟)1 (1+𝑟)2 (1+𝑟)3 (1+𝑟)4 (1+𝑟)5 (1+𝑟)6

Dengan menggunakan tabel Present Value, dapat diketahuui nilai-nilai sebagai berikut :
Discount Rate DiscountFactor Arus Kas Present value dari arus kas
25% 2,951 4.000.000 11.806.000
30% 2,643 4.000.000 10.571.000
35% 2,385 4.000.000 9.541.000
40% 2,167 4.000.000 8.672.000

Nilai sekarang yang dicari adalah tepat Rp. 10.000.000 . pada r=35% nilai sekarang dari
proceed lebih kecil dari Rp. 10 juta, sedaang pada r=30% nilai sekarang diatas Rp. 10 juta.
Oleh karena itu tingkat r yamg kita cari terletak antara 30% dan 35%.
Discount Rate Present Value
30% Rp 10.571.000
35% Rp 9.541.000
5% Rp 1.030.000

selisih
571.000
1.030.000
𝑋 5% = 2,7%

Sehingga r diperoleh = 30% + 2,7% = 32,7%

Perhitungan IRR untuk proyek dengan arus kas masuk anuitas


IRR dapat dihitung dengan bantuan tabel anuitas. Proyek tersebut mempunyai anuitas
tahunan sebesar Rp 6.800.000 selama 5 tahun.
Waktu Arus Kas Discount FactorNilai sekarang
Sekarang -10.000.000 X 1 -10.000.000
1-6 + 4.000.000 X tidak diketahui NPV=0 +10.000.000

Dalam hal pola proceed yang saat dari tahun ke tahun, maka contoh tersebut dapat
dipermudah perhitungannya dengan cara langsung membagikan rata-rata proceed dengan
outlay investasi yang bersangkutan.
Discount factor dihitung sebagai berikut:
=4.000.000xdiscountfactor=10.000.000
discount factor = 10.000.000/4.000.000 = 2,5
IRR dapat diketahui dengan melihat tabel nilai sekarang anuitas pada tahun ke-5. Faktor
diskon yang paling mendekati 2,5 terdapat pada tingkat diskon antara 32% dan 33%. Dengan
melakukan interpolasi maka IRR dapat ditentukan (seperti proses sebelumnya).
Kriteria penilaian :
 IRR > r, maka proyek diterima
 IRR = r, maka tidak menjadi masalah apakah proyek tersebut diterima/tidak
 IRR < r, maka proyek ditolak

Hubungan antara NPV, PI, IRR


Dengan melihat pada NPV profile, dapat diambil kesimpulan bahwa NPV, IRR, dan PI akan
selalu menghasilkan yang sama dalam evaluasi proyek jika proyek tersebut :
 Single (hanya satu proyek yang dievaluasi)
 Independen (diterima tidaknya proyek tersebut tidak berhubungan dengan proyek lainnya)
 Konvensional (arus kas keluar terjadi pada awal periode dan arus kas masuk terjadi setelah
itu)
Sebaliknya jika proyek lebih dari satu, bersifat mutually exclusive, dan tidak konvensional,
masing-masing teknik dapat mengambil keputusan yang berbeda-beda sehingga
memungkinkan timbulnya konflik.

PENYUSUNAN ANGGARAN MODAL


CONTOH KASUS
KEPUTUSAN INVESTASI TENTANG EKSPANSI UNIT USAHA
I. Ekspansi Usaha
Diketahui:
a. Neraca sebelum ekspansi
Aktiva Pasiva
Aktiva Lancar/Modal Kerja Rp 40 juta Utang Bank (i=15%) Rp 30 juta
AT (Tanah, Gedung&Mesin) Rp 60 juta Modal Sendiri Rp 70 juta
Total Aktiva Rp100 juta Total Pasiva Rp100 juta

b. Kapasitas produksi maksimal 10.000 unit @ Rp 30.000/unit


c. Biaya tetap total (TFC) meliputi biaya penyusutan gedung, mesin, dan biaya tetap lainnya
sebesar Rp 10 juta, biaya variabel per unit (VC/unit) adalah RP 25.000 dan pajak 15%.
Dengan data di atas, tentukan laba rugi, rentabilitas ekonomis, dan return on Equity
(ROE) perusahaan bila unit usaha baru menggunakan 70% dari kapasitas produksinya.
d. Kemudian perusahaan melakukan ekspansi usaha dengan meningkatkan kapasitas
produksinya menjadi 90% dengan menambah modal kerjanya menjadi 10 juta yang
dibelanjai dengan menambah modal sendiri.
e. Dengan ekspansi ini tentukan neraca perusahaan sesudah ekspansi, rentabilitas
sesudah ekspansi dan haruskah ekspansi ini dilakukan?

Penyelesaian Kasus: Ekspansi Usaha


a. Laba rugi sebelum ekspansi
Penghasilan penjualan 70%x10.000 u x Rp 30.000/u Rp 210.000.000
TVC 7.000 unit @ Rp 25.000 Rp 175.000.000
TFC Rp 10.000.000
Total Cost Rp 185.000.000
EBIT Rp 25.000.000
Bunga (i) 15% x Rp 30.000.000 Rp 4.500.000
EBT Rp 20.500.000
Pajak (t) 15% x Rp 20.500.000 Rp 3.075.000
EAT Rp 17.425.000

𝑅𝑝 25.000.000
b. Rentabilitas Ekonomis =EBIT/Total. Modal = = 25%
𝑅𝑝 100.000.000
𝑅𝑝 17.425.000
ROE = EAT/ Modal sendiri = 𝑅𝑝 70.000.000
= 24,9%

c. Neraca sesudah ekspansi


Aktiva Pasiva
Aktiva Lancar/Modal Kerja Rp 50 juta Utang Bank (i=15%) Rp 30 juta
AT (Tanah, Gedung&Mesin) Rp 60 juta Modal Sendiri Rp 80 juta
Total Aktiva Rp110 juta Total Pasiva Rp110 juta

d. Laba rugi sesudah ekspansi


Penghasilan penjualan 90%x10.000 u x Rp 30.000/u Rp 270.000.000
TVC 9.000 unit @ Rp 25.000 Rp 225.000.000
TFC Rp 10.000.000
Total Cost Rp 235.000.000
EBIT Rp 35.000.000
Bunga (i) 15% x Rp 30.000.000 Rp 4.500.000
EBT Rp 30.500.000
Pajak (t) 15% x Rp 30.500.000 Rp 4.575.000
EAT Rp 25.925.000

𝑅𝑝 35.000.000
e. Rentabilitas Ekonomis = 𝑅𝑝 110.000.000 = 31,8%
𝑅𝑝 25.925.000
ROE = = 32,4%
𝑅𝑝 80.000.000

f. Kesimpulan kedua rentabilitas sesudah ekspansi meningkat, sehingga ekspansi dapat


dilaksanakan.

II. Ekspansi Keungan (Tahun 2A07 s/d 2A11)


Perusahaan menambah kapasitas mesinnya menjadi dua kali lipat. Tambahan modal yang
diperlukan :
a. Modal kerja menjadi dua kali lipat
b. Harga mesin baru dan segala perlengkapannya Rp 100 juta
c. Tambahan modal dibelanjai 50% dari utang bank dengan bunga tetap 15% dan 50%
dengan modal sendiri
d. Biaya variabel untuk 5 tahun mendatang rata-rata Rp 28.000/unit
e. Biaya tetap per tahun diperkirakan sebesar Rp 30 juta
f. Mesin lama masih dapat dioperasikan s/d tahun 2A11
g. Kapasitas penjualan:
h. 2A07 s/d 2A08 = 75% dari seluruh kapasitas yang tersedia
i. 2A09 s/s 2A11 = 90% dari seluruh kapasitas yang tersedia
j. Harga jual selama 5 tahun mendatang diperkirakan rata-rata Rp 32.500/unit
k. Pajak akan meningkat menjadi 20%

Buat evaluasi:
 Apakah ekspansi keungan ini dapat dipertanggung jawabkan bila mana pemilih
menghendaki Return On Equity (ROE) minimal 20%
 Gunakan evaluasi investasi berdasarkan kriteria dicounted cashflow method

Penyelesaian kasus: Ekspansi Keuangan


1. Neraca sesudah ekspansi finansial
Aktiva Pasiva
Aktiva Lancar/Modal Kerja Rp 100 Utang Bank(i=15%) Rp 105
juta juta
AT(Tanah,Gedung&Mesin) Rp 160 Modal Sendiri Rp 155
juta juta
Total Aktiva Rp Total Pasiva Rp 160
260 juta juta

2. Perkiraan Laba Rugi tahunan pada kapasitas 75% tahun 2A07-2A08


Penghasilan Penjualan 75% X 20.000 unit X Rp Rp 487.500.000
32.500/unit
TVC 15.000 unit @ Rp 28.000 Rp 420.000.000
TFC Rp 30.000.000
Total Cost Rp 450.000.000
EBIT Rp 37.500.000
Bunga (i) 15% X 105.000.000 Rp 15.750.000
EBT R 21.750.000
Pajak (t) 15% X Rp. 21.750.000 Rp 3.262.500
EAT Rp 18.487.500

3. Capital Outlays (Pengeluaran Investasi)


Modal Kerja + Aktiva Tetap = Rp 260.000.000
Net Cash Proceeds (Arus Kas Masuk Bersih) 2A07-2A08
= EAT + Depresiasi + Bunga Setelah Pajak
= Rp 18.487.500 + Rp 30.000.000 + Rp 15.750.000 (1-02)
= Rp 61.087.500

4. Perkiraan Laba Rugi tahunan pada kapasitas 90%, Tahun 2A09-2A11


Penghasilan Penjualan 90% X 20.000 unit X Rp Rp 585.000.000
32.500/unit
TVC 18.000 unit @ Rp 28.000 Rp 504.000.000
TFC Rp 30.000.000
Total Cost Rp 534.000.000
EBIT Rp 51.000.000
Bunga (i) 15% X 105.000.000 Rp 15.750.000
EBT R 35.250.000
Pajak (t) 15% X Rp. 35.250.000 Rp 5.287.500
EAT Rp 29.962.500
5. Capital Outlay tetap = Rp 260.000.000
Net Cash Flow = Rp 29.962.500 + Rp 30.000.000 + Rp 15.750.000 (1-0,2)
= Rp 72.562.500

6. Arus Kas Investasi 2A07-2A11

2A07 2A08 2A09 2A10 2A11


, , , ,
-260 juta +61 juta +72,56 juta +72,56 juta +72,56 juta
+100 juta
+172,56 juta

7. Analisis Discounted Cashflow dengan NPV dengan Discount factor 20%


N Arus Kas Discount Factor Present Value
i=20%
0 -260.000.000 X 1,000 = - Rp 160.000.000
1 (2A07) + 61.087.500 X 0,833 = + Rp 50.885.500
2(2A08) + 61.087.500 X 0,694 = + Rp 42.394.700
3(2A09) + 72.562.500 X 0,579 = + Rp 42.013.700
4(2A10) + 72.562.500 X 0,482 = + Rp 34.975.100
5(2A11) +172.562.500 X 0,202 = + Rp 34.857.600
NPV = + Rp 45.127.000

8. Kesimpulan
Dengan return yang diharapkan pemilik modal sebesar 20% diperoleh NPV positif
sebesar RP 38.667.400. Dengan NPV psitif berarti investasi menghasilkan return di atas
20% . investasi ekspansi keuangan dapat dibenarkan (diterima).
DAFTAR PUSTAKA

Welsch,Hilton, Gordon (2000). Anggaran, Perencanaan & Pengendalian Laba, Buku 1 - 2


Edisi I, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Supriyanto.Y (1995). Anggaran Perusahaan, Perencanaan & Pengendalian Laba Edisi I,


Penerbit STIE YKPN Yogyakarta

Nafarin,M (2000). Penganggaran Perusahaan Edisi I, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Gunawan Adisaputra dkk (1990). Anggaran Perusahaan, Buku 1-2 , Pener. BPFE Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai