Anda di halaman 1dari 11

PENGANGGARAN

ANGGARAN LABA RUGI

Fakultas : FBIS
Program studi : Manajemen

Tatap Muka

15
Kode Matakuliah : 11211T1CA
Disusun oleh :
ANGGARAN LABA RUGI

PENGERTIAN ANGGARAN LABA RUGI


Secara umum tujuan didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk menghasilkan laba.
Untuk dapat menghasilkan laba, setiap perusahaan harus menghasilkan produk yang
dapat dijual kepada konsumen. Produk perusahaan adalah segala sesuatu yang menjadi
sumber pendapatan perusahaan. Produk tersebut dapat berupa barang berwujud atau
jasa. Oleh sebab itu, pada dasarnya produk perusahaan hanyalah merupakan alat untuk
mencapai tujuan umum perusahaan. Melihat posisi sentral dan peran pentingnya laba di
dalah sebua h perusahaan, maka di dalam proses penyusunan anggaran suatu
perusahaan, tidak mengherankan juga kalau laba menjadi pemicu awal disusunnya
anggaran perusahaan pada suatu periode tertentu. Laba menjadi fase awal yang harus
dirumuskan para penyusun anggaran perusahaan, sebelum memasuki fase berikutnya,
yaitu menentukan anggaran parsial lainnya. Penyusunan anggaran laba rugi bertujuan
memberikan informasi kepada pihak manajemen tentang perkiraan laba atau rugi bersih
yang akan diperoleh atau ditanggung oleh perusahaan dalam satu periode anggaran.
lnformasi-informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan anggaran laba rugi diperoleh dari
anggaran-anggaran yang telah disusun sebelumnya.
Di bawah ini adalah sumber-sumber informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan
anggaran laba rugi, yaitu:
1. Anggaran Penjualan Anggaran penjualan menyediakan informasi tentang
perkiraan nilai penjualan dalam satu periode anggaram
2. Anggaran ProduksI
Anggaran produksi menyediakan informasi tentang nilai persediaan awal dan akhir
barang jadi yang akan digunakan dalam perhitungan beban pokok penjualan
dianggaran laba rugi.
3. Anggaran Biaya Produksi Anggaran biaya produksi menyediakan informasi tentang
biaya produksidalam satu periode anggaran. Biaya produksi barang jadi meliputi
biaya pemakaian bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik. lnformasin ini diperlukan untuk menghitung beban pokok
penjualan dalam anggaran laba rugi.
4. Anggaran Beban Operasional Anggaran beban operasional menyediakan
informasi tentang tetantang perkiraan nilai beban penjualan dan administrasi
perusahaan.
5. Tarif Pajak Penghasilan Badan/Perusahaa n Tarif pajak penghasilan
badan/perusahaan diperlukan untuk untuk menentukan juml ah beban pajak
penghasilan yang harus ditanggung oleh perusahaan dalam satu periode
anggaran.
6. Anggaran Kas Anggaran kas menyediakan informasi tentang beban bunga,
pendapatan bunga, dan beban piutang tidak tertagih.

METODE PENYUSUNAN ANGGARAN LABA


Secara umum, terdapat 3 (tiga) metode yang dapat digunakan di dalam menyusun
anggaran laba suatu perusahaan, yaitu:
1. Metode A Posteriori Metode a posteriori adalah metode penyusunan anggaran laba
di mana jumlah laba ditetapkan sesudah proses perencanaan (planning) secara
keseluruhan, termasuk penyusunan anggaran operasional. Anggaran laba
merupakan bagian dari keseluruhan perencanaan itu sendiri. Laba usaha
(operasional) akan diketahui dengan sendirinya setelah anggaran operasional
disusun perusahaan. Berarti, metode ini menggunakan anggaran penjualan ebagai
titik tolak penyusunan anggaran operasional. Berikut m1 digambarkan prosedur
penyusunan anggaran laba dengan menggunakan metode a posteriori.
2. Metode A Priori Metode a priori adalah metode penyusunan anggaran laba di mana
jumlah laba ditentukan terlebih dulu pada awal proses perencanaan (planning)
secara keseluruhan. Berdasarkan jumlah laba yang telah ditentukan tersebut,
perusahaan membuat anggaran komprehensif. Jumlah laba yang ditetapkan pada
awal proses perencanaan, akan berpengaruh secara langsung terhadap seluruh
anggaran operasional. Berarti, metode ini menggunakan anggaran laba sebagai
titik tolak penyusunan anggaran operasional.
3. Metode Pragmatis Metode pragmatis adalah metode penyusunan anggaran laba,
di mana jumlah laba yang direncanakan ditetapkan berdasarkan suatu standar
tertentu yang telah teruji secara empiris dan didukung oleh pengalaman. Dengan
menggunakan suatu tingkat target laba yang diperoleh dari pengalaman,
pengharapan atau perbandingan, pihak manajemen menentapkan standar laba
relatif yang dianggap memadai bagi perusahaannya. Berikut ini digambarkan
prosedur penyusunan anggaran laba dengan menggunakan metode pragmatis.

Teknis penyusunan anggaran laba rugi!


Contoh
Berikut ini adalah informasi yang dibutuhkan oleh PT Abadi Raya untuk menyusun anggaran laba
rugi bulan oktober 2021.
1. Anggaran produksi bulan oktober 2021 menyajikan informasi berikut :
Penjualan dalam unit 6.000
Ditambah : Persediaan akhir barang jadi 1.800
Total barang jadi yang dibutuhkan 7.800
Dikurangi : persediaan awal barang jadi 1.400
Jumlah barang jadi yang akan diproduksi 6.400
2. Harga jual barang jadi per unit selama bulan oktober 2021 diperkirakan sebesar Rp 100.000
3. Perusahaan menggunakan metode rata-rata (average) dalam menghitung biaya persediaan dan
beban pokok penjualan
4. Total biaya persediaan barang jadi per 1 oktober sebesar Rp. 84.000.000
5. Biaya produksi selama bulan oktober diperkirakan sebesar Rp 391.800.000
6. Pajak penghasilan diperkirakan sebesar 30%
7. Beban penjualan untuk bulan oktober diperkirakan sebesar Rp 40.000.000
8. Beban umum dan administrasi untuk bulan oktober diperkirakan sebesar Rp 25.000.000
9. Beban bunga bulan oktober diperkirakan sebesar Rp 26.000.00
Langkah 1
Buatlah format anggaran laba rugi PT Abadi Jaya
Anggaran Laba Rugi
PT Berkah Abadi Jaya
Untuk Periode yang berakhir pada 31 Oktober 2021
Penjualan
Beban pokok penjualan
Saldo awal persediaan barang jadi
Biaya produksi
Persediaan barang jadi tersedia untuk dijual
Dikurangi : persediaan akhir barang jadi
Beban pokok penjualan
Laba kotor yang dianggarkan
Beban operasi
Beban penjualan
Beban administrasi
Laba operasi yang dianggarkan
Pendapatan dan beban lain-lain
Beban bunga
Laba sebelum pajak penghasilan
Perkiraan beban pajak penghasilan
Laba bersih yang dianggarkan

Langkah 2
Masukkan perkiraan nilai penjualan untuk bulan oktober ke dalam format anggaran penjualan. Nilai
penjualan diperoleh dengan mengalikan jumlah jumlah barang jadi yang diperkirakan akan dijual
selama bulan oktober dengan harga jual per unitnya.
Pada contoh ini, penjualan bulan oktober sebesar Ro 600.000.000 (Rp 100.000 x 6.000 unit)

Anggaran Laba Rugi


PT Berkah Abadi Jaya
Untuk Periode yang berakhir pada 31 Oktober 2021
Penjualan 600.000.000
Beban pokok penjualan
Saldo awal persediaan barang jadi
Biaya produksi
Persediaan barang jadi tersedia untuk dijual
Dikurangi : persediaan akhir barang jadi
Beban pokok penjualan
Laba kotor yang dianggarkan
Beban operasi
Beban penjualan
Beban administrasi
Laba operasi yang dianggarkan
Pendapatan dan beban lain-lain
Beban bunga
Laba sebelum pajak penghasilan
Perkiraan beban pajak penghasilan
Laba bersih yang dianggarkan

Langkah 3
Masukkan data-data yang telah diberikan pada contoh soal ke dalam format anggaran laba rugi.
Informasi yang telah diberikan adalah biaya persediaan barang jadi awal, biaya produksi, beban
penjualan, beban umum dan administrasi, serta beban bunga untuk bulan oktober 2021
Anggaran Laba Rugi
PT Berkah Abadi Jaya
Untuk Periode yang berakhir pada 31 Oktober 2021
Penjualan 600.000.000
Beban pokok penjualan
Saldo awal persediaan barang jadi 84.000.000
Biaya produksi 391.800.000
Persediaan barang jadi tersedia untuk dijual
Dikurangi : persediaan akhir barang jadi
Beban pokok penjualan
Laba kotor yang dianggarkan
Beban operasi
Beban penjualan 40.000.000
Beban administrasi 25.000.000
Laba operasi yang dianggarkan
Pendapatan dan beban lain-lain
Beban bunga 26.000.000
Laba sebelum pajak penghasilan
Perkiraan beban pajak penghasilan
Laba bersih yang dianggarkan

Langkah 4
Hitung nilai persediaan akhir barang jadi, setelah itu hasilnya dimasukkan ke format anggaran laba
rugi. Berikut ini adalah perhitungan nilai persediaan barang akhir barang jadi dengan menggunakan
asumsi arus biaya rata-rata.
Unit Biaya
Produksi bulan Oktober 6.400 unit Rp 391.800.000
Persediaan barang jadi awal 1.400 unit Rp 84.000.000
Persediaan barang jadi tersedia untuk di jual 7.800 unit Rp 475.800.000
Biaya rata-rata persediaan untuk dijual sebesar Rp 61.000 (Rp 475.800.000 / 7.800 unit)
Adapun biaya persediaan akhir barang jadi adalah Rp 109.800.000 (Rp 61.000 x 1.800 unit)

Anggaran Laba Rugi


PT Berkah Abadi Jaya
Untuk Periode yang berakhir pada 31 Oktober 2021
Penjualan 600.000.000
Beban pokok penjualan
Saldo awal persediaan barang jadi 84.000.000
Biaya produksi 391.800.000
Persediaan barang jadi tersedia untuk dijual
Dikurangi : persediaan akhir barang jadi 109.800.000
Beban pokok penjualan
Laba kotor yang dianggarkan
Beban operasi
Beban penjualan 40.000.000
Beban administrasi 25.000.000
Laba operasi yang dianggarkan
Pendapatan dan beban lain-lain
Beban bunga 26.000.000
Laba sebelum pajak penghasilan
Perkiraan beban pajak penghasilan
Laba bersih yang dianggarkan

Langkah 5
Hitunglah beban pokok penjualan, laba kotor, laba operasi, pendapatan (beban) lain-lain, dan laba
sebelum pajak penghasilan. Perhatikan operasi penambahan atau pengurangan untuk memperoleh
informasi-informasi di atas.

Anggaran Laba Rugi


PT Berkah Abadi Jaya
Untuk Periode yang berakhir pada 31 Oktober 2021
Penjualan 600.000.000
Beban pokok penjualan
Saldo awal persediaan barang jadi 84.000.000
Biaya produksi 391.800.000
Persediaan barang jadi tersedia untuk dijual 475.800.000
Dikurangi : persediaan akhir barang jadi 109.800.000
Beban pokok penjualan 366.000.000
Laba kotor yang dianggarkan 234.000.000
Beban operasi
Beban penjualan 40.000.000
Beban administrasi 25.000.000 65.000.000
Laba operasi yang dianggarkan 169.000.000
Pendapatan dan beban lain-lain
Beban bunga 26.000.000 26.000.000
Laba sebelum pajak penghasilan 143.000.000
Perkiraan beban pajak penghasilan
Laba bersih yang dianggarkan

Langkah 6
Hitunglah perkiraan beban pajak penghasilan yang diperoleh dengan mengalihkan laba sebelum
pajak penghasilan dengan tarif penghasilan badan.
Pada contoh ini, perkiraan pajak penghasilan badan adalah Rp 42.900.000 (Rp 143.000.000 x 30%)

Anggaran Laba Rugi


PT Berkah Abadi Jaya
Untuk Periode yang berakhir pada 31 Oktober 2008
Penjualan 600.000.000
Beban pokok penjualan
Saldo awal persediaan barang jadi 84.000.000
Biaya produksi 391.800.000
Persediaan barang jadi tersedia untuk dijual 475.800.000
Dikurangi : persediaan akhir barang jadi 109.800.000
Beban pokok penjualan 366.000.000
Laba kotor yang dianggarkan 234.000.000
Beban operasi
Beban penjualan 40.000.000
Beban administrasi 25.000.000 65.000.000
Laba operasi yang dianggarkan 169.000.000
Pendapatan dan beban lain-lain
Beban bunga 26.000.000 26.000.000
Laba sebelum pajak penghasilan 143.000.000
Perkiraan beban pajak penghasilan 42.900.000
Laba bersih yang dianggarkan
Langkah 7
Selesaikan penyusunan anggaran laba rugi dengan menghitung laba bersih yang dianggarkan
dengan mengurangkan laba sebelum pajak penghasilan dengan perkiraan beban pajak penghasilan.

Anggaran Laba Rugi


PT Berkah Abadi Jaya
Untuk Periode yang berakhir pada 31 Oktober 2021
Penjualan 600.000.000
Beban pokok penjualan
Saldo awal persediaan barang jadi 84.000.000
Biaya produksi 391.800.000
Persediaan barang jadi tersedia untuk dijual 475.800.000
Dikurangi : persediaan akhir barang jadi 109.800.000
Beban pokok penjualan 366.000.000
Laba kotor yang dianggarkan 234.000.000
Beban operasi
Beban penjualan 40.000.000
Beban administrasi 25.000.000 65.000.000
Laba operasi yang dianggarkan 169.000.000
Pendapatan dan beban lain-lain
Beban bunga 26.000.000 26.000.000
Laba sebelum pajak penghasilan 143.000.000
Perkiraan beban pajak penghasilan 42.900.000
Laba bersih yang dianggarkan 100.100.000
Penyelesaian dan Aplikasi Rencana Rugi - Laba
Langkah terakhir dalam proses perencanaan adaIah melengkapi rencana laba
dengan menggabungkan berbagai skedul pendukungnya yang membuat ikhtisar
keuangan yang direncanakan. Posisi ikhtisar keuangan yang direncanakan terdiri dari
neraca, rugi laba, dan arus kas yang dibuat untuk mengetahui implikasi rencana
perusahaan terhadap keuangan perusahaan di masa mendatang.
Penyusunan rencana laba biasanya melibatkan arus perencanaan dan
pengambilan keputusan yang tidak kaku dari satu tahap ke tahap berikutnya.
Pembuatan berurutan bagian lain dari rencana dapat menunjukkan bahwa alternatif yang
telah dipilih sebelumnya harus dikesampingkan dan alternatif yang lain harus
dipertimbangkan.
Melalui suatu proses penyusunan, pengulangan dan penyusunan ulang ini, suatu
rencana laba yang realistis dapat dibuat kadang-kadang suatu rencana yang telah hampir
selesai harus diulang kembali, diteliti lagi, disusun ulang. lni misalnya, mungkin
disebabkan oleh laba yang tidak memuaskan, laba alas investasi yang rendah, atau arus
kas.
Berbagai situasi menunjukkan bagaimana manajemen, dalam proses pembuatan
rencana laba, dihadapkan dengan keputusan alternatif, dimana alternatif perencanaan
harus diperhatikan antara lain mengenai harga penjualan, kebijaksanaan iklan, wilayah,
perluasan dan promosi penjualan, seimbang antara penjualan, produksi dan tingkat
persediaan, pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan, pengeluaran untuk barang
modal yang pada akhirnya menguji keputusan alternatif tersebut dalam hal
memproyeksikan laba yang mungkin diperoleh sementara rencana laba tersebut sedang
dibuat.
Rencana laba atau berbagai skedul pendukungnya kemudian dibagikan kepada
tingkat manajemen yang berkepentingan untuk dipergunakan sebagai pedoman dalam
operasional perusahaan dalam masa perencanaan.
DAFTAR PUSTAKA

Welsch,Hilton, Gordon (2000). Anggaran, Perencanaan & Pengendalian Laba, Buku 1 - 2


Edisi I, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Supriyanto.Y (1995). Anggaran Perusahaan, Perencanaan & Pengendalian Laba Edisi I,


Penerbit STIE YKPN Yogyakarta

Nafarin,M (2000). Penganggaran Perusahaan Edisi I, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Gunawan Adisaputra dkk (1990). Anggaran Perusahaan, Buku 1-2 , Pener. BPFE Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai