DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
KELAS : AK19F
2021
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
serta inayah-nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah dengan materi
“Komite Audit”.
Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga bisa memperlancar kami dalam pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami
dengan lapang dada menerima segala saran maupun kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi untuk pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................................1
BAB I I............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..............................................................................................................................3
A. Tinjauan Umum....................................................................................................................3
1. Transaksi Persediaan Antarperusahaan.............................................................................3
B. Penjualan Downstream Atas Persediaan..............................................................................5
C. Penjualan Upstream Atas Persediaan...................................................................................8
BAB III..........................................................................................................................................19
PENUTUP.....................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Transaksi antara entitas induk perusahaan dan entitas anak perusahaan seringkali
terjadi , misalnya dalam transaksi transaksi jual beli persediaan, jual beli asset tetap atau
pemberian pinjaman. Biasanya entitas anak menghasilkan produk yang nantinya akan
diproses lebih lanjut oleh entitas induknya atau sebaliknya. Transaksi antar perushaan
induk dan perusahaan anak merupakan transaksi internal perusahaan sehingga harus
dieliminasi dari laporan keuangan konsolidasi . Transaksi tersebut akan mengakibatkan
saldo akun resiprokal pada buku perusahaan afiliasi. Selain saldo akun resiprokal
keuntungan dan kerugian dari transaksi antarperusahaan afiliasi harus dieliminasi sampai
persediaan tersebut terjual kepada pihak – pihak luar yang dikonsolidasikan.
Transaksi jual – beli yang terjadi antar entitas induk perusahaan dan entitas anak
perusahaan dipandang sebagai transfer atau pemindahan tangan saja dari sudut pandang
konsolidasi. Namun pada kenyataannya, entitas induk perusahaan dan entitas anak
perushaan merupakan dua entitas yang berbeda secara hukum. PSAK 7 tahun 2010
mengenai pengungkapan pihak-pihak berelasi, mensyaratkan transaksi pohak-pihak
berelasi yang meliputi entitas induk dan anak dilakukan menurut ketentuan yang setara
dengan yang berlaku dengan transaksi yang wajar.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
3. Untuk mengetahui upstream atas persediaan
2
BAB I I
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Umum
3
Hal ini untuk menghindari kedua ayat tersebut dicatat lebih tinggi dari jumlah
yang seharusnya . Pendapatan bersih konsolidasi tidak terpengaruh oleh jurnal
eliminasi ketika transfer dilakukan dengan biaya karena pendapatan dan harga
pokok penjualan dikurangi dengan jumlah yang sama
4
c. Pengaruh Jenis Sistem Persediaan
Sebagian besar perusahaan menggunakan sistem kontrol persediaan
perpetual atau periodik untuk melacak persediaan dan harga pokok penjualan.
Karena sebagian besar perusahaan menggunakan sistem persediaan perpetual,
diskusi dalam bab ini berfokus pada prosedur konsolidasi yang digunakan
sehubungan dengan persediaan abadi
5
Contoh Kasus Ilustrasi Transaksi Downstream:
PT Induk membeli 80% saham biasa PT Anak. Asumsikan pada tgl 1 Maret 2011, PT
Induk membeli persediaan seharga Rp 7.000.000 dan menjualnya ke PT Anak
seharga Rp 10.000.000 pada 1 April 2011.
Dua jenis situasi yang dapat terjadi:
1. PT Anak menjual persediaan ke non-afiliasi pada periode yang sama ( 5 November
2011) seharga Rp 15.000.000
2. PT Anak menjual persediaan ke non-afiliasi periode selanjutnya (2 Januari 2012)
seharga Rp 15.000.000
Penyelesaiaan:
Situasi 1: Penjualan pada Non-Afiliasi pada periode yang sama Berikut adalah hasil
analisis transaksi persediaan antar-perusahaan per 31 Des 2011:
Penjualan Rp 10.000.000
6
Situasi 2 : Penjualan pada Non-Afiliasi pada periode selanjutnya
Penjualan Rp 10.000.000
Persediaan baru terjual 2 januari 2012, hasil analisis transaksi per 31 Desember 2012
7
C. Penjualan Upstream Atas Persediaan
8
Biaya Pokok Rp(170.000.000) Rp(115.000.000)
Penjualan
Penyusutan dan Rp(50.000.000) Rp(20.000.000)
Amortisasi
Biaya Lain Rp(40.000.000) Rp(15.000.000)
Laba Bersih Rp 180.000.000 Rp 50.000.000
Saldo Laba (Awal) Rp 300.000.000 Rp 100.000.000
Rp 1.420.000.000 Rp 620.000.000
9
PT Induk memiliki 80% saham biasa PT Anak. Asumsikan pada tgl 1 Maret 2011, PT
Anak membeli persediaan seharga Rp 7.000.000 dan menjualnya ke PT Induk
seharga Rp 10.000.000 pada 1 April 2011.
Dua jenis situasi yang dapat terjadi:
1. PT Induk menjual persediaan ke non-afiliasi pada periode yang sama ( 5 November
2011) seharga Rp 15.000.000 ( perlakuan sama dengan downstream)
2. PT Induk menjual persediaan ke non-afiliasi periode selanjutnya (2 Januari 2012)
seharga Rp 15.000.000
Penyelesaiaan:
Situasi 1: Penjualan pada Non-Afiliasi pada periode yang sama Berikut adalah hasil
analisis transaksi persediaan antar-perusahaan per 31 Des 2011:
10
Investasi pada Anak 16.000.000
Alokasi Proporsi Laba Non-Pengendali
Laba Non-Penegndali 9.400.000
Dividen 6.000.000
Ekuitas Non-Pengendali 3.400.000
11
Pokok ) ) 0)
Penjualan
Penyusuta (50.000.000) (20.000.000) (70.000.000
n dan )
Amortisasi
Biaya Lain (40.000.000) (15.000.000) (55.000.000
)
187.000.000
Laba Non- 9.400.000 (9.400.000)
Pengendali
Laba 180.000.000 50.000.000 177.600.000
Bersih
Saldo Laba 300.000.000 100.000.000 100.000.000 300.000.000
(Awal)
12
0 00
Kewajiban 500.000.000 300.000.000 800.000.000
Modal 500.000.000 200.000.000 200.000.000 500.000.000
Saham
Biasa
Saldo Laba 420.000.000 120.000.000 417.600.000
Ekuitas 3.400.000 63.400.000
Non-
Pengendali
60.000.000
Total 1.420.000.00 620.000.000 359.400.000 359.400.000 1.781.000.0
Ekuitas 0 00
dan
Liabilitas
13
Persediaan Rp 180.000.000 Rp 90.000.000
Rp 1.580.000.000 Rp 655.000.000
14
(-) Realisasi laba dari penjualan
Persediaan Upstream ( 3.000.000)
Laba Anak, Disesuaikan 78.000.000
Laba Non-Pengendali ( 20% x 47 jt) 15.600.000
15
Pokok ) ) 0)
Penjualan
Penyusuta (50.000.000) (20.000.000) (70.000.000
n dan )
Amortisasi
Biaya Lain (60.000.000) (45.000.000) (105.000.00
0)
187.000.000
Laba Non- 15.600.000 (15.600.000
Pengendali )
Laba 220.000.000 75.000.000 222.400.000
Bersih
Saldo Laba 420.000.000 120.000.000 120.000.000 417.000.000
(Awal)
2.400.000
(+) Laba 220.000.000 75.000.000
Bersih
(-) Dividen (60.000.000) (40.000.000) 32.000.000 (60.000.000
)
8.000.000
Saldo Laba 580.000.000 155.000.000 580.000.000
(Akhir)
16
0 00
Kewajiban 500.000.000 300.000.000 800.000.000
Modal 500.000.000 200.000.000 200.000.000 500.000.000
Saham
Biasa
Saldo Laba 580.000.000 155.000.000 580.000.000
Ekuitas 600.000 7.600.000 71.000.000
Non-
Pengendali
64.000.000
Total 1.580.000.00 655.000.000 398.600.000 398.600.000 1.951.000.0
Ekuitas 0 00
dan
Liabilitas
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Transaksi persediaan adalah bentuk pertukaran antarperusahaan yang paling
sering terjadi atau yang paling umum. Eliminasi memastikan bahwa hanya biaya
perolehan historis persediaan dari entitas konsolidasi yang dimasukkan kedalam
neraca konsolidasian jika persediaan tersebut masih dimiliki dan dibebankan pada
harga pokok penjualan di periode terjualnya persediaan tersebut kepada non-
afiliasi. Ada dua jenis penjualan atas persedian yaitu downstream dan upstream.
Downstream adalah penjualan dari perusahaan induk ke anak perusahaan. Jika
penjualan dilakukan dengan harga yang sama dengan harga perolehan berarti
tidak ada masalah dalam pelaporan keuangan. Penjualan (transfer) upstream
adalah penjualan dari anak ke perusahaan induk. Penjualan upstream yang
dilakukan oleh anak perusahaan kepada induk perusahaan akan meningkatkan
penjualan, harga pokok penjualan (cara menghitung harga pokok penjualan), dan
laba kotor anak perusahaan, tetapi tidak memengaruhi laba operasi induk sampai
barang dagang dijual kembali kepada entitas lain.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami mengetahui
apakah itu transaksi persediaan antar perusahaan, mengetahui apakah itu
downstream atas persediaan dan mengetahui apakah itu upstream atas persediaan
18
DAFTAR PUSTAKA
19