Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS BIAYA VOLUME SEBAGAI ALAT PERENCANAAN

MANAJEMEN

Disusun guna memenuhi tugas Akuntansi Manajemen


Dosen Pengampu : Fariz Mustaqim

Disusun Oleh Kelompok 5

1. Hijra Aprilianti 102001133


2. Waode Irzah Zamirah 102001132
3. Waode Ernawati 102001075
4. Iis Dwi Sartika 102001043
5. Yusmaniar 102001015

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

Puji dan syukur Kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya dan hidayah-
Nya Kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu tugas dari dosen pada mata kuliah
Perpajakan tentang “Analisis Biaya Volume Laba Sebagai Alat Perencanaan Manajerial”

Tercurah dari segala kemampuan yang ada , kami berusaha membuat makalah ini dengan
sebaik mungkin, namun demikian kami menyadari sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan dikarenakan keterbatasan pengetahuan kami, maka dengan sepenuh hati kami
mohon maaf dan mengaharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan
selanjutnya.

Tujuan kami menyusun makalah ini untuk menjelaskan tentang Analisis Biaya Volume
Sebagai Alat Perencanaan Manajerial. Terakhir kami ucapkan terimakasih untuk semua pihak
yang sudah membantu dan memudahkan penyelesaian makalah ini, kami berharap semoga
makalah ini bisa bermanfaat.

Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

BauBau, 07 April 2022


DAFTAR ISI

Halaman Judul.........................................................................................................................................i

Kata Pengantar.......................................................................................................................................ii

Daftar Isi.................................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..............................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan...........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

1. Analisi Biaya Volume Laba..........................................................................................................6

2. Konsep Contribution Margin.........................................................................................................9

3. Titik Impas Dalam Unit

3. 1. Laba Operasi Dalam Analisis CVP.....................................................................................

3. 2. Jalan Pintas Untuk Menghitung Unit Impas........................................................................

3. 3. Penjualan Dalam Unit Yang Dioerlukan Untuk Mencapai Target Laba ..........................12

4. Titik Impas Dalam Dolar Penjualan............................................................................................

4. 1. Target Laba dan Pendapatan Penjualan..............................................................................

4. 2. Membandingkan Kedua Pendekatan..............................................................................12

5. Analisis Multiproduk...............................................................................................................

5. 1. Titik Impas Dalam Unit...................................................................................................

5. 2. Pendekatan Dolar Penjualan......................................................................................14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................................................15

B. Saran.....................................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen dalam perusahaan memiliki dua fungsi pokok, yaitu perencanaan dan
pengendalian aktivitas perusahaan. Fungsi perencanaan merupakan langkah awal bagi manajemen
dalam mengelola perusahaan sebelum melakukan pengendalian atas segala aktivitas yang sebelumnya
telah direncanakan. Dalam membuat perencanaan, manajemen memerlukan cara yang tepat agar
diperoleh perencanaan yang matang dalam memilih berbagai alternatif tindakan yang akan dijalankan
dimasa mendatang.

Keberhasilan manajemen dalam menjalankan fungsi pokok dan tanggung jawab seringkali
dilihat dari jumlah laba yang diperoleh perusahaan. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk
memperoleh laba semaksimal mungkin. Jumlah laba yang besar dinilai dapat membuat perusahaan
lebih mudah untuk terus menjalankan usahanya. Untuk itu, penting bagi manajemen membuat
perencanaan laba, karena dalam perencanaan laba manajemen dapat memilih berbagai macam
alternatif dan kebijakan yang berguna untuk meningkatkan laba dimasa yang akan datang sesuai
dengan jumlah laba yang diharapkan.

Laba yang diperoleh perusahaandipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu harga jual, volume
penjualan, dan biaya yang dikeluarkan. Ketiga faktor tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain.
Manajemen dalam melakukan perencanaan laba harus benar-benar memahami hubungan antara
ketiga faktor tersebut agar didapat perhitungan laba yang akurat.

Analisis Biaya Volume Laba (Cost Volume Profit Analysis) merupakan alat yang sangat
berguna dalam perencanaan dan pembuatan keputusan, khususnya dalam perencanaan laba. Analisis
Biaya Volume Laba memberikan pemahaman tentang hubungan antara harga jual produk, volume
penjualan, dan biaya yang dikeluarkan perusahaan. Penerapan Analisis Biaya Volume Laba memiliki
banyak manfaat bagi manajemen dalam mengambil keputusan terbaik. Dengan menerapkan
Analisis Biaya Volume Laba dapat diketahui dampak perubahan volume terhadap perubahan biaya,
pendapatan, dan laba .
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan analisis biaya volume laba?
2. Bagaimana konsep contribution margin?
3. Bagaimana titik impas dalam unit ?
4. Bagaimana titik impas dalam dolar penjualan ?
5. Bagaiamana analisis multiproduk?

C. Tujuan Penulisan

1. Menjelaskan tentang apa itu analisis biaya volume laba


2. Menjelaskan tentang konsep contribution margin
3. Menjelaskan tentang Pengertian titik impas dalam unit
4. Menjelaskan tentang titk impas dalam dolar penjualan
5. Menjelaskan tentang analisis multiproduk
BAB II
PEMBAHASAN

1. Analis Biaya Volume Laba

Pengertian analisis cost volume profit adalah analisis yang digunakan untuk menentukan
bagaimana perubahan dalam biaya dan volume dapat mempengaruhi pendapatan operasional
(operating income) perusahaan dan pendapatan bersih (net income). Seperti kita ketahui, jumlah
produk yang dihasilkan perusahaan didalam suatu periode tertentu akan memiliki hubungan langsung
dengan besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan. Ketika biaya itu dipertemukan dengan nilai
penjualan produk yang dihasilkan oleh perusahaan, laba perusahaan yang diperoleh pada suatu
periode akan terpengaruh menjadi lebih besar atau lebih kecil. Untuk melihat hubungan antara ketiga
variabel itu (biaya, volume, dan laba) diperlukanlah analisis cost volume profit.
Manajemen merencanakan keuangan dan mengambil keputusan dengan melihat hubungan
besarnya biaya yang dikeluarkan suatu perusahaan dengan besarnya volume penjualan serta laba yang
diperoleh pada suatu periode tertentu. Dalam mengambil keputusan, manajemen juga melihat lima
elemen penting terkait analisis cost volume profit, yaitu:
1. Harga produk yaitu harga yang ditetapkan di dalam suatu periode tertentu secara konstan.
2. Volume atau tingkat aktivitas yaitu besarnya produk yang dihasilkan dan direncanakan akan
dijual di dalam suatu periode tertentu.
3. Biaya variabel per unit yaitu besarnya biaya produk yang dibebankan secara langsung pada
setiap unit barang yang diproduksi.
4. Total biaya tetap yaitu keseluruhan biaya periodik di dalam suatu periode tertentu.
5. Bauran volume produk yang dijual yaitu proporsi volume relatif produk-produk perusahaan
yang akan dijual.

Dalam melihat hubungan diantara kelima elemen tersebut terdapat beberapa asumsi yang harus
digunakan didalam hubungan diantara besarnya biaya dan volume serta laba yang akan diperoleh,
yaitu :
1. Harga jual produk yang konstan dalam cakupan yang relevan. Hal ini berarti harga jual setiap
unit produk tidak berubah walaupun terjadi perubahan volume penjualan.

2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara akurat ke
dalam elemen biaya tetap dan biaya variabel. Jumlah biaya variabel per unit konstan dan
jumlah biaya tetap total juga harus konstan.
3. Dalam perusahaan mulitiproduk, bauran penjualannya tidak berubah.
4. Jumlah unit yang diproduksi sama dengan jumlah unit yang dijual. Berarti, jumlah persediaan
tidak berubah.
2. Konsep Contribution Margin

Margin kontribusi adalah jumlah yang tersisa dari pendapatan dikurangi beban variabel. Jadi,
ini adalah jumlah yang tersedia untuk menutup beban tetap dan kemudian menjadi laba untuk periode
tersebut. Margin kontribusi digunakan dulu untuk menutup beban tetap dan sisanya akan menjadi
laba. Jika margin kontribusi tidak cukup untuk menutup beban tetap perusahaan, maka akan terjadi
kerugian untuk periode tersebut. Ketika titik impas dicapai, laba bersih akan bertambah sesuai dengan
margin kontribusi per unit untuk setiap tambahan produk yang terjual. Untuk memperkirakan
pengaruh kenaikan penjaulan yang direncanakan terhadap biaya, manajer cukup mengalikan
peningkatan dalam unit yang terjual dengan margin kontribusi yang per unit. Hasilnya akan
menggambarkan peningkatan laba yang diharapkan.
Margin kontribusi adalah pendapatan penjualan dikurangi semua biaya variabel. Ini dapat
dihitung dengan menggunakan satuan mata uang atau basis per unit. Jika PT XYZ miliki penjualan
sebesar $ 750.000 dan biaya variabel sebesar $ 450.000, marjin kontribusinya adalah $ 300.000.
Dengan asumsi perusahaan menjual 250.000 unit selama tahun, harga per unit penjualan adalah $ 3
dan biaya variabel total per unit adalah $ 1,80. Margin kontribusi per unit adalah $ 1,20. Rasio margin
kontribusi adalah 40%. Hal ini dapat dihitung dengan menggunakan margin kontribusi dalam satuan
mata uang atau marjin kontribusi per unit. Untuk menghitung rasio margin kontribusi, margin
kontribusi dibagi dengan jumlah penjualan atau pendapatan.

3. Titik Impas Dalam Unit

Ketertarikan untuk mengetahui pendapatan, beban, dan laba berprilaku ketika volume berubah
adalah sesuatu yang lazim untuk memulai dengan menentukan titik impas perusahaan dalam jumlah
unit yang terjual. Titik impas (break-even point) adalah titik dimana total pendapatan sama dengan
total biaya atau titik dimana laba sama dengan nol (zero profit). Untuk menentukan titik impas dalam
unit (pendapatan sama dengan total biaya), maka perlu difokuskan pada laba operasi. Dalam hal ini,
yang dilakukan pertama kali adalah menentukan titik impas, kemudian melihat bagaimana pendekatan
yang telah digunakan itu dapat dikembangkan untuk menentukan jumlah unit yang harus dijual guna
menghasilkan laba yang ditargetkan.
2.1. Penggunaan Laba Operasi Dalam Analisis Cost Volume Profit

Laporan laba rugi merupakan suatu alat yang berguna untuk mengorganisasikan biaya-biaya
perusahaan dalam kategori tetap dan variable. Laporan laba rugi dapat dinyatakan sebagai persamaan
berikut.

Laba operasi = Pendapatan penjualan – Beban variable –Beban tetap


Dalam persamaan ini, istilah laba operasi digunakan untuk menunjukkan penghasilan atau laba
sebelum pajak penghasilan (taxes). Laba operasi (operating income) hanya mencakup pendapatan dan
beban dari operasional normal perusahaan. Sedangkan, laba bersih (net income) adalah laba operasi
dikurangi pajak penghasilan. Setelah memiliki ukuran unit yang terjual, maka dapat dikembangkanlah
persamaan laba operasi dengan menyatakan pendapatan penjulan dan beban variabel dalam jumlah
unit dolar dan jumlah unit.

Secara lebih spesifik, pendapatan penjualan dinyatakan sebagai harga jual per unit dikali jumlah
unit yang terjual, dan total biaya variabel adalah biaya variabel per unit dikali jumlah unit yang
terjual. Dengan demikian, persamaan laba operasi menjadi
Laba operasi = (Harga x Jumlah unit terjual) – (Biaya Variabel per unit x jumlah unit
terjual ) – Total biaya tetap

2.2 Jalan Pintas Untuk Menghitung Unit Impas

Salah satu cara cepat yang digunakan untuk menghitung titik impas dalam unit yaitu dengan
menggunakan margin kontribusi. Margin kontribusi (contribution margin) adalah pendapatan
penjualan dikurangi total biaya variable. Pada titik impas, margin kontribusi sama dengan beban
tetap. Jika margin kontribusi per unit untuk harga dikurangi biaya variable per unit telah diganti pada
persamaan laba operasi dan pada akhinya memperoleh jumlah unit, maka akan didapatkan persamaan
dasar
Jumlah unit BEP = Biaya tetap/Margin kontribusi per unit
Dengan menggunakan contoh dari Whittier Company margin kontirbusi per unit dapat dihitung
dengan salah satu dari dua cara berikut. Cara pertama adalah dengan membagi total margin kontribusi
dengan unit yang terjual ($75.000/1000) hasilnya $75. Cara kedua adalah penjualan dikurangi biaya
variabel ($400 - $325) hasilnya $75. Untuk menghitung jumlah unit impas Whittier Company, dapat
digunakan persamaan dasar sebagai berikut:
Jumlah unit = $45.000/($400-$325)
= $45.000/$75

= 600

2.3.Penjualan Dalam Unit Yang Diperlukan untuk Mencapai Target Laba


Meskipun titik impas merupakan informasi yang berguna, sebagian besar perusahaan ingin
memperoleh laba operasi lebih besar daripada nol. Analisis cost volume profit menyediakan suatu
cara menentukan jumlah unityang harus dijual untuk menghasilkan target laba tertentu. Target laba di
sini adalah laba operasi di atas nol (titik impasnya), yang dapat dinyatakan dengan jumlah dolar atau
sebagai persentase dari pendapatan penjualan. Untuk mencari target laba, pendekatan yang dapat
dilakukan adalah dengan pendekatan laba operasi atau pendekatan margin kontribusi.

Dalam pendekatan target laba sebagai sebuah jumlah dolar, anggaplah bahwa Whittier Company
ingin memperoleh laba operasi sebesar $60.000. dalam hal ini, berapakah mesin pemotong rumput
yang harus dijual untuk mencapai hasil ini? Jika menggunakan laporan laba rugi maka hasilnya
adalah sebagai berikut:
$60.000 = ($400 x Unit) – ($325 x Unit) - $45.000
$105.000 = $75 x Unit
Unit = 1.400
Jika menggunakan persamaan dasar impas, maka perlu menambahkan target laba sebesar
$60.000 pada biaya tetap dan langsung :
Unit = ($45.000 + $60.000)/($400 - $325)
Unit = $105.000/$75
Unit = 1.400

Artinya Whittier harus menjual 1400 mesin pemotong rumput untuk menghasilkan laba
operasi sebesar $60.000. Laporan laba rugi berikut membuktikan hasil ini:
Penjualan (1400 unit@$400) $560.000
Dikurangi: Bebabn Variabel 455.000
Margin kontribusi $105.000
Dikurangi: Beban tetap 45.000
Laba operasi $ 60.000
4. Titik Impas Dalam Dolar Penjualan

Pada beberapa kasus yang menggunakan analisis CVP, manajer mungkin lebih suka
menggunakan pendapatan penjualan sebagai ukuran aktivitas penjualan daripada unit yang terjual.
Suatu ukuran unit yang terjual dapat dikonversikan menjadi suatu ukuran pendapatan penjualan hanya
dengan mengalikan harga jual per unit dengan unit yang terjual.

Sebagai contoh, titik impas Whittier Company dihitung pada 600 mesin pemotong rumput. Karena
harga jual per unit mesin pemotong rumput adalah $400, maka volume impas dalam pendapatan
penjualan adalah $240.000 ($400 x 600).Setiap jawaban yang dinyatakan dalam unit yang terjual
dapat secara mudah dikonversi menjadi satu jawaban yang dinyatakan dalam pendapatan penjualan,
tetapi jawaban tersebut bisa dihitung secara lebih langsung dengan mengembangkan rumus terpisah
untuk kasus pendapatan penjualan.

Dalam kasus ini, variabel yang penting adalah dolar penjualan, sehingga pendapatan maupun biaya
variabel harus dinyatakan dalam dolar, bukan unit. Karena pendapatan penjualan selalu dinyatakan
dalam dolar, maka pengukuran variabel tidak menjadi masalah. Selanjutnya akan dibahas secara lebih
mendalam mengenai biaya variabel dan melihat bagaimana biaya tersebut dapat dinyatakan dalam
ukuran dolar penjualan.

Untuk menghitung titik impas dalam dolar penjualan, biaya variabel didefenisikan sebagi suatu
persentase dari penjualan bukan sebagai sebuah jumlah per unit yang terjual. Dapat diilustrasikan
mengenai pembagian pendapatan penjualan menjadi biaya variabel dan margin kontribusi sebagai
berikut:
Harga adalah $10 dan biaya variabel adalah $6. Tentu saja, sisanya adalah margin kontribusi sebesar
$4 ($10 - $6). Jika yang dijual adalah 10 unit, maka total biaya variabel adalah $60 ($6 x
10 unit). Atau, karena setiap unit yang dijual menghasilkan pendapatan sebesar $10 dan
membutuhkan biaya variabel $6, maka kita dapat mengatakan bahwa 60 persen dari setiap dolar
pendapatan yang dihasilkan diakibatkan oleh biaya variabel ($6/$10). Jadi, dengan memfokuskan
pada pendapatan penjualan, kita dapat memperkirakan total biaya variabel sebesar $60 untuk
pendapatan $100 (0,60 x $100).
Rasio biaya variable (variable cost ratio) sebesar 60 % pada contoh ini merupakan bagian dari
setiap dolar penjualan yang harus digunakan untuk menutup biaya variable. Rasio biaya variable
dapat dihitung dengan menggunakan data total maupun data per unit. Tentu saja, persentase dari dolar
penjualan yang tersisa setelah biaya variable tertutupi merupakan rasio margin kontribusi. Rasio
margin kontribusi (contribution margin ratio) adalah bagian dari setiap dolar penjualan yang
tersedia untuk menutup biaya tetap dan menghasilkan laba.

4.1. Target Laba dan Pendapatan Penjualan


Pertimbangkan pertanyaan berikut: Berapakah pendapatan penjualan yang harus dihasilkan Whittier
untuk memperoleh laba sebelum pajak sebesar $60.000? (pertanyaan ini mirip dengan yang
ditanyakan sebelumnya dalam hal unit, tetapi pertanyaannya sekarang adalah langsung dalam hal
pendapatan penjualan). Untuk menjawab pertanyaan tersebut, tambahkanlah target laba operasi
sebesar $60.000 kepada biaya tetap $45.000 dan membagi dengan rasio margin kontribusi:

Penjualan = $45.000 + $60.000)/0,1875


= $105.000/0,1875
= $560.000

Whittier harus menghasilkan pendapatan $560.000 untuk mencapai target laba sebesar
$60.000. Karena impas adalah $240.000) diatas impas harus dihasilkan. Perhatikan bahwa perkalian
antara rasio margin kontribusi dengan pendapatan di atas impas menghasilkan laba sebesar $60.000
(0,1875 x $320.000). Diatas impas, rasio margin kontribusi merupakan rasio laba; karena itu, rasio
tersebut menggambarkan bagian dari setiap dolar penjualan yang dapat diperuntukkan bagi laba.
Dalam contoh ini, setiap dolar penjualan yang diterima di atas impas akan meningkatkan laba sebesar
$0,1875.
Secara umum dengan asumsi biaya tetap tidak berubah, rasio margin kontribusi dapat
digunakan untuk mengetahui dampak terhadap laba atas perubahan pendapatan penjualan. Untuk
memperoleh total perubahan dalam laba yang diakibatkan oleh perubahan pendapatan, kalikan rasio
margin kontribusi dengan perubahan dalam penjualan. Sebagai contoh, jika pendapatan penjualan
adalah $540.000, bukan $560.000, bagaimana pengaruhnya terhadap laba yang diharapkan?
Penurunan pendapatan penjualan sebesar $20.000 akan mengakibatkan penurunan laba sebesar $3750
(0,1875 x $20.000).

4.2 Membandingkan Kedua Pendekatan

Untuk pengaturan produk tunggal, pengubahan titik impas dalam unit menjadi impas dalam
pendapatan penjualan hanya merupakan masalah pengalian harga jual per unit dengan unit yang
terjual. Namun ada dua alasan yang membuat manajemen menggunakan kedua rumus tersebut, yaitu:
1. Rumus pendapatan penjualan memungkinkan kita untuk mencari pendapatan secara angsung
jika hal tersebut dikehendaki
2. Pendekatan pendapatan penjualan jauh lebih mudah untuk digunakan dalam pengaturan
multiproduk yang memiliki harga yang bervariasi.

5. Analisis Multiproduk
Analisis biaya volume laba cukup mudah diterapkan dalam pengaturan produk tunggal.
Namun, kebanyakan perusahaan memproduksi dan menjual sejumlah produk atau jasa. Meskipun
kompleksitas konseptual dari analisis CVP lebih tinggi dalam situasi multiproduk, pengoperasiannya
tidak berbeda jauh.
 Beban tetap langsung (direct fixed expenses) adalah biaya tetap yang dapat ditelusuri ke
setiap produk dan akan hilang jika produk tersebut tidak ada.
 Beban tetap umum adalah biaya tetap yang tidak dapat ditelusuri ke produk dan akan tetap
muncul meskipun salah satu produk ditelusuri.
Contoh Whittier Company telah memutuskan untuk menawarkan dua model mesin pemotong rumput,
yaitu mesin manual dengan harga $400/unit dan mesin otomatis dengan harga $800/unit. Departemen
pemasaran yakin bahwa 1.200 mesin pemotong rumput manual dan 800 mesin pemotong rumput
otomatis dapat terjual tahun depan. Proyeksi Laporan Laba Rugi terlihat sebagai berikut:

Mesin
Mesin Manual Otomatis Total
Penjualan 480.000 640.000 1.120.000
Dikurangi: beban Variabel 390.000 480.000 870.000
Margin Kontribusi 90.000 160.000 250.000
Dikurangi: Beban tetap Langsung 30.000 40.000 70.000
Margin Produk 60.000 120.000 180.000
Dikurangi: Beban tetap Umum 26.250
Laba Operasi 153.750

5.1. Titik Impas Dalam Unit


Pengalokasian biaya tetap umum ke setiap lini produk sebelum menghitung titik impas dapat
mengatasi kesulitan ini. Permasalahan dalam pendekatan ini adalah alokasi biaya tetap umum bersifat
acak. Jadi, tidak ada volume impas yang tampak secara langsung.
Dalam contoh Whittier di atas, jika dihiting unit impas individu dari mesin maual dan mesin otomatis,
diperoleh hasil:
Unit impas mesin manual = Biaya Tetap/(Harga-Biaya Variabel per unit)
= $30.000/$75
= 400 unit
Unit Impas mesin otomatis = $40.000/$200
= 200 unit

Jadi 400 unit mesin manual dan 200 unit mesin otomatis harus dijual untuk mencapai margin
produk impas, namun margin produk impas hanya menutup biaya tetap langsung, biaya tetap umum
masih belum tertutup. Padahal biaya tetap umum harus diperhatikan untuk mencari titik impas bagi
penjualan secara keseluruhan.
Pengalokasian biaya tetap umum ke setiap lini produk sebelum menghitung titik impas dapat
mengatasi kesulitan ini, namun permasalahan dalam pendekatan ini adalah alokasi biaya tetap umum
yang bersifat acak, jadi tidak ada volume impas yang tampak secara langsung.
Kemungkinan pemecahan lainnya adalah dengan mengkonversikan masalah multiproduk menjadi
masalah produk tunggal. Jika hal ini dapat dilakukan, maka seluruh metodologi CVP produk tunggal
dapat diterapkan secara langsung. Kunci dari konversi ini adalah dengan mengidentifikasi bauran
penjualan yang diharapkan dalam unit dari produk-produk yang dipasarkan. Bauran penjualan (sales
mix) adalah kombinasi relative dari berbagai produk yang dijual perusahaan.
Penentuan bauran penjualan, bauran penjualan dapat diukur dalam unit yang terjual atau bagian
dari pendapatan.

5. 2. Pendekatan Dolar Penjualan


Titik impas dalam dolar penjualan secara implisit menggunakan asumsi bauran penjualan, tetapi
mengabaikan persyaratan penghitungan margin kontribusi per paket. Tidak ada pengetahuan terhadap
data produk individual yang diperlukan. Upaya perhitungannya mirip dengan yang digunakan dalam
pengaturan produk tunggal. Selain itu, jawabannya masih dinyatakan dalam pendapatan penjualan.
Tidak seperti titik impas dalam unit, jawaban atas pertanyaan CVP yang menggunakan dolar
penjualan tetap dinyatakan dalam ukuran ikhtisar tunggal. Namun pendekatan pendapatan penjualan
mengorbankan informasi yang berkaitan dengan kinerja tiap – tiap produk. Contoh kasus pada
Whittier.

Total
Penjualan 1.120.000
Dikurangi: beban Variabel 870.000
Margin Kontribusi 250.000
Dikurangi: Total Beban tetap 96.250
Laba Operasi 153.750
Dari data di atas diperoleh rasio margin kontribusi adalah sebesar 250.000/1.120.000 = 0,2232.
Maka besar penjualan impas yaitu:
Penjualan impas = Biaya tetap/rasio margin kontribusi
= $96.250/0,2232
= $431.228
Hasil perhitungan ini akan sama dengan hasil perhitungan titik impas dalam unit. Jumlah paket yang
harus dijual pada saat impas adalah 154 sedangkan harga jual per paket adalah 2.800 (3 x 400 + 2 x
800), sehingga total penjualannya yaitu sebesar 154 x 2800 = 431.200, terdapat sedikit perbedaan
karena pembulatan dalam menghitung rasio margin kontribusi
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Analisis Biaya Volume Laba atau cost Volume Profit Analysis ( CVPA ) merupakan suatu alat
yang sangat berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan terkait dengan biaya variabel per
unit.kuantitas yg terjual, harga produk, volume produksi, dan semua informasi keuanga yang
terkandung didalamnya. Analisis CVP dapat menjadi suatu alat yang bermanfaat untuk
mengidentifikasi cakupan dan besarnya kesulitan ekonomi yang dihadapi suatu devisi dan membantu
mencari pemecahannya. Oleh karena itu, setiap akuntan dan manajer harus mengetahui dan
mempelajari mekanika dan terminologi analisis CVP, bukan hanya konsep konsepnya saja.

B. Saran

Dalam adanya makalah ini penulisan berharap pada pembaca agar dapat menjadikan makalah ini
sebagai rujukan serta sumber dalam proses belajar mengajar dan dapat menambah pengetahuan
pembaca mengenai materi yang dibahas dalam makalah ini
DAFTAR PUSTAKA

Hansen dan Mowen. 2009. Akuntansi Manajerial. Salemba Empat. Jakarta. Harahap, S. S.

2007. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Henry Simamora. 2012. Akuntansi Manajemen. Edisi ketiga. Star Gate Publisher.

Riau.

Kasmir. 2004. Analisis Biaya-Volume-Laba Sebagai Alat Perencanaan. Semarang

: Universitas Khatolik.

Kuswadi. 2005. Akuntansi Keuangan. Buku Kesatu. Jakarta: Selemba Empat. Merry Beatrix

Malombeke. 2013. “Analisis Break Even Point Sebagai Dasar

Perencanaan Laba Holland Bakery Manado”. Jurnal EMBA. 1(III). Hlm. 806-817.

Mila Sari Octavia. (2017). “Tugas-Tugas BEP”. Diambil Dari

www.blogspot.com/2012/04/breakevenpointBEP/html/?=1 , pada tanggal 07 Februari

2017.

Mohammad. (2017). “Rumus BEP Dan Mengenai BEP Secara Lengkap” Diambil Dari

www.bisnisrumahanpemula.com/rumusBEP./html/?=1 , pada tanggal 02 Februari

2017.

Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya. Edisi 5. Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN

Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai