Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

AKUNTANSI MANAJEMEN
Tentang
ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT PERENCANAAN
MANAJEMEN

DI SUSUN OLEH :

LAODE AZALUDDIN 101901147

LILIK HANIFAH 101901144

MARIAM PRIYANI 101901112

KIKI APRILIA 101901150

WA TIKA 101901124

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON

FAKULTAS EKONOMI PRODI AKUNTANSI

TAHUN AJARAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat sertakarunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah
ini yang Alhamdulillahtepat pada waktunya. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tdak
akan sanggup menyelesaikan.

Dengan membuat tugas ini kami diharapkan mampu untuk lebih


mengenal tentang“Analisis biaya volume laba : alat perencanaan manajerial”.

Kami sadar, sebagai mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran,


penulisanmakalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan adanyakritk dan saran yang bersifat positf, guna penulisan makalah
yang lebih baik lagi di masa yangakan datng.

Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan sertadalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantasa meridhoisegala urusan kita. Amin.

Baubau, 21 mei 2021

Penyusun

ii
HALAMAN SAMPUL................................................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .................................................................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A.Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B.Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2
A. Apa definisi analisis biaya volume laba dan titik impas dalam unit ......................... 2
B. Analisis biaya volume laba dan perhitungan biaya berdasarkan aktivitas ................ 4
C. Perubahan Dalam Aktivitas Akan Mempengaruhi Contribution
Margin dan Net Operating Income ........................................................................ 12
BAB III PENUTUPAN............................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 16
B. Saran ................................................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................................... 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Analisis Biaya Volume Labaatau biasa disebut dengan Cost Volume Profit Analysis
(CVPA) merupakan suatu alat yang sangat tepat untuk perencanaan dan pengambilan
keputusan terkait dengan biaya variable per unit, kuanttas yang terjual, harga produk (prices
of products), volume produksi, dan semua informasi keuangan perusahaan yang terkandung
di dalamnya yang sangat mempengaruhi tngkat laba.
Analisis CVP dapat mengatasi banyak isu lainnya sepert jumlah unit yang harus dijual
untuk mencapai impas, dampak pengurangan biaya tetap terhadap ttk impas, serta dampak
kenaikan harga terhadap laba. Selain itu analisis CVP memungkinkan para manajer untuk
melakukan analisis sensitvitas dengan menguji dampak dari berbagai tngkat harga atau biaya
terhadap laba.
Sementara tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk memperoleh laba yangmaksimal
agar kelangsungan hidup perusahaan terus berjalan sepanjang waktu, maka perlu dilakukan
analisis terhadap biaya volume laba perusahaan. Oleh karena itu, dalammakalah ini akan
dibahas bagaimana analisis cost volume profit (CVP) agar manajer dapat dengan bijak
mengambil keputusan yang past dan tdak mengandung resiko yang dapat merugikan
Perusahaan.

B.Rumusan Masalah
1. Apa definisi analisis biaya volume laba dan titik impas dalam unit
2. Analisis biaya volume laba dan perhitungan biaya berdasarkan aktivitas
3. Perubahan Dalam Aktivitas Akan Mempengaruhi Contribution Margin dan Net
Operating Income

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Analisis Biaya Volume Laba dan Titik Impas Dalam Unit
1. Definisi Analisis Biaya Volume Laba
Pengertian analisis CVP (cost volume profit) adalah analisis yang digunakan
untuk menentukan bagaimana perubahan dalam biaya dan volume dapat mempengaruhi
pendapatan operasional (operating income) perusahaan dan pendapatan bersih (net
income). Seperti kita ketahui, jumlah produk yang dihasilkan perusahaan didalam suatu
periode tertentu akan memiliki hubungan langsung dengan besarnya biaya yang
dikeluarkan perusahaan. Ketika biaya itu dipertemukan dengan nilai penjualan produk
yang dihasilkan oleh perusahaan, laba perusahaan yang diperoleh pada suatu periode akan
terpengaruh menjadi lebih besar atau lebih kecil. Suatu analisa yang menggambarkan
bagaimana perubahan biaya variabel, biaya tetap, harga jual, volume penjualan dan
bauran penjualan akan mempengaruhi laba perusahaaninilah yang disebut dengan analisis
CVP (cost volume profit). Analisis CVP merupakan instrumen yang lazim dipakai untuk
menyediakan informasiyangbermanfaatbagimanajemenuntuk pengambilan

keputusan, misalkan dalam menetapkan harga jual produk.Proses analisis ini memerlukan
sejumlah teknik dan prosedur pemecahan masalah dengan bertumpukan pada pemahaman
terhadap pola-pola perilaku biaya perusahaan. Analisis biaya volume laba (cost profit
analysis) merupakan alat yang berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan,
khususnya jangka pendek, karena analisis ini menekankan pada keterkaitan antara biaya,
jumlah yang dijual, dan harga. Analisis biaya volume laba juga dapat menjadi alat yang
berharga untuk mengidentifikasi luas dan besarnya masalah ekonomi yang dihadapi
perusahaan dan membantu menunjukkan secara tepat jawaban yang diperlukan.

Analisis biaya volume laba dapat diterapkan dalam banyak hal, diantaranya adalah:

 Menentukan harga jual produk atau jasa.


 Memperkenalkan produk atau jasa baru.
 Menggantiperalatan.
 Memutuskan apakah produk atau jasa yang ada seharusnya dibuat di dalam
perusahaan atau dibeli dari luar perusahaan.

2
 Melakukan analisis apa yang akan dilakukan, jika sesuatu dipilih oleh
manajemen.”

2. Titik Impas Dalam unit

Ketertarikan untuk mengetahui pendapatan, beban, dan laba berprilaku ketika


volume berubah adalah sesuatu yang lazim untuk memulai dengan menentukan titik
impas perusahaan dalam jumlah unit yang terjual. Titik impas (break-even point)
adalah titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya, titik dimana laba sama
dengan nol. Untuk pendapatan sama dengan total biaya, kita focus pada laba operasi.
Pertama, kita akan membahas cara menentukan titik impas, kemudian melihat
bagaimana pendekatan kita dapat dikembangkan untuk menentukan jumlah unit yang
harus dijual guna menghasilkan laba yang ditargetkan.

Penggunaan Laba Operasi Dalam Analisis CVP

Laporan laba rugi merupakan suatu alat yang berguna untuk


mengorganisasikan biaya – biaya perusahaan dalam kategori tetap dan variable.
laporan laba rugi dapat dinyatakan sebagai persamaan berikut.

Laba operasi = Pendapatan penjualan – Beban variable –Beban tetap

Perhatikan bahwa kita menggunakan istilah laba operasi untuk menunjukkan


penghasilan atau laba sebelum pajak penghasilan. Laba operasi (operating income)
hanya mencakup pendapatan dan beban dari operasional normal perusahaan. Laba
bersih (net income) adalah laba operasi dikurangi pajak penghasilan.

Setelah menghitung jumlah unit yang terjual, kita dapat mengembangkan


persamaan laba operasi dengan menyatakan pendapatan penjualan dan beban variable
dalam jumlah unit dolar dan jumlah unit. Secara lebih spesifik, pendapatan penjualan
dinyatakan sebagai harga jual per unit dikali jumlah unit yang terjual. Dengan
demikian, persamaan laba operasi menjadi :

Laba operasi = (Harga x Jumlah unit terjual) – (Biaya Variabel per unit

x jumlah unit terjual ) – Total biaya tetap

3
Jalan pintas untuk Menghitung Unit Impas

Kita dapat menghitung unti impas lebih cepat dengan berfokus pada margin
kontribusi. Margin kontribusi (contribution margin) adalah pendapatan penjualan
dikurangi total biaya variable. pada impas, margin kontribusi sama dengan beban
tetap.

Jika kita mengganti margin kontribusi per unit untuk harga dikurangi biaya
variable per unit pada persamaan laba operasi dan memperoleh jumlah unit, maka kita
akan mendapatkan persamaan dasar impas berikut :

Jumlah unit = Biaya tetap/Margin kontribusi per unit

Penjualan dalam Unit yang Diperlukan untuk Mencapai Target Laba

Meskipun titik impas merupakan informasi yang berguna, sebagian besar


perusahaan ingin memperoleh laba operasi lebih besar daripada nol. Analisis CVP
menyediakan suatu cara menentukan jumlah unityang harus dijual untuk
menghasilkan target laba tertentu.

B. Analisis Biaya Volume Laba dan Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas


1. Analisis Biaya Volume Laba
Analisis Biaya –Volume Laba (Analisis Titik Impas)Yakni merupakan salah
satu alat analisis yang dapat digunakan untuk menghitung dampak perubahan harga
jual, volume penjualan, dan biaya terhadap laba untuk membantu manajemen dalam
perencanaan laba jangka pendek.
Dengan Analisis Biaya-Volume Laba perusahaan dapat mengambil kebijakan
atau langkah-langkah yang harus diambil dalam rangka untuk mencapai perolehan
laba yang diharapkan.
Ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi Laba :
a. Volume produk yang dijual, berpengaruh terhadap volume produksi
produk atau jasa tersebut.
b. Harga jual produk,atau jasa akan mempengaruhi besarnya volume penjualan
produk atau jasa yang bersangkutan.

4
c. Biaya produksi, adalah biaya yang timbul dari perolehan atau untuk
pengolahan
suatu produk atau jasa akan mempengaruhi harga jual produk yang
bersangkutan.

Anggapan yang Mendasari Analisis Titik Impas


a. Variabilitas biaya dianggap akan mendekati pola perilaku yang
diramalkan.
Biaya tetap akan selalu konstan dalam kisaran volume yang dipakai dalam
perhitungan impas, sedangkan biaya variabel berubah sebanding dengan
perubahan volume penjualan.
b. Harga jual produk dianggap tidak berubah-ubah pada berbagai tingkat
kegiatan. Jika dalam usaha menaikkan volume penjualan dilakukan
penurunan harga jual atau dengan memberikan potongan harga, maka hal
ini mempengaruhi hubungan biaya, volume dan laba.
c. Kapasitas produksi pabrik dianggap secara relatif konstan. Penambahan
fasilitas produksi akan berakibat pada penambahan biaya tetap dan akan
mempengaruhi hubungan biaya-volume- laba.
d. Harga faktor-faktor produksi dianggap tidak berubah. Jika harga bahan
baku
dan tarif upah menyimpang terlalu jauh dibanding dengan data yang
dipakai sebagai dasar perhitungan impas, maka hal ini akan mempengaruhi
hubungan biaya, volume laba.
e. Efisiensi produksi dianggap tidak berubah
f. Perubahan jumlah persediaan awal dan akhir dianggap tidak signifikan.
g. Komposisi produk yang akan dijual dianggap tidak berubah.

Hubungan antara biaya, volume dan laba dipengaruhi oleh 5 faktor atau
suatukombinasi faktor-faktor berikut ini :
a) Harga jual persatuan
b) Volume penjualan
c) Komposisi produk yang dijual
d) Biaya variabel pertahun
e) Total biaya tetap.

5
Analisis biaya, volume dan taba dapat digunakan untuk menentukan titik impas
dengan beberapa pendekatan persamaan matematika, pendekatan contribution margin
per unit, pendekatan contribution margin ratio dan pendekatan grafik.
Untuk mengetahui besarnya tingkat penjualan yang minimum yang harus
dilakukan perusahan agar biaya-biaya yang dikeluarkan dapat dikendalikan dengan
tingkat keuntungan atau laba yang direncanakan dapat dicapai, maka digunakan rumus
sebagai berikut :
Dimana:
FC = Biaya Tetap
P = Harga Jual Per Unit
S = Penjualan
VC = Biaya Variabel Per Unit
1 = Konstanta
π = Laba yang direncanakan

2. Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas


Sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity based costing-
ABC) merupakan proses dua tahap yaitu dengan cara menelusuri biaya pada aktivitas,
kemudian pada produk. Asumsi yang mendasari adalah aktivitas menggunakan
sumber daya dan produk yang pada gilirannya menggunakan aktivitas. Sistem ABC
menekankan penelusuran langsung dan penelusuran penggerak (menekankan
hubungan sebab-akibat), sedangkan sistem biaya tradisional cenderung intensif lokasi
(sangat mengabaikan hubungan sebab-akibat) (Hansen dan Mowen, 2009:175).
Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (Activity Based Costing-ABC) adalah
metode perhitungan biaya yang dirancang untuk menyediakan informasi biaya bagi
manajer untuk keputusan strategis dan keputusan lainnya sebagai pelengkap, bukan
sebagai pengganti dari sistem biaya yang dipakai perusahaan. Banyak perusahaan
yang menggunakan ABC memiliki dua sistem biaya, yaitu sistem biaya untuk
pengambilan keputusan dan untuk menjalankan aktivitas (Garrison dkk., 2013:312).
Activity based cost system adalah sistem informasi biaya berbasis aktivitas
yang di desain untuk memotivasi personel dalam melakukan pengurangan biaya
dalam jangka panjang melalui pengelolaan aktivitas (Mulyadi, 2003:53).

6
 Pembebanan Biaya pada Aktivitas
Aktivitas menggunakan sumber daya, seperti tenaga kerja, bahan, energy, dan
modal. Biaya sumber daya pada aktivitas perlu dibebankan dengan menggunakan
penelusuran langsung dan penggerak. Untuk sumber daya tenaga kerja, matrik
distribusi kerja sering digunakan. Matrik distribusi kerja secara sederhana
mengidentifikasi jumlah tenaga kerja yang digunakan setiap aktivitas dan diperoleh
dari proses wawancara (atau survei tertulis).
Waktu yang dihabiskan pada setiap aktivitas merupakan dasar untuk
pembebanan biaya tenaga kerja pada aktivitas. Jika waktunya 100 persen, maka
tenaga kerja adalah sepenuhnya pada aktivitas dan metode pembebanan adalah
penelusuran langsung. Jika sumber daya dibagi beberapa aktivitas, maka pembebanan
dilakukan melalui penelusuran penggerak yang disebut penggerak sumber daya.
Penggerak sumber daya (resource driver) adalah faktor yang mengukur pemakaian
sumber daya oleh aktivitas. Setelah penggerak sumber daya diidentifikasi, biaya
sumber daya dapat dibebankan pada aktivitas. Contoh manajer departemen kartu
kredit SprinBanc memperlihatkan penggunaan tenaga kerja sebagai berikut

Tabel 2. Data Penggunaan Tenaga Kerja

Persentase Waktu Setiap Aktivitas


Aktivitas
Pengawas Staf Adm.
Mengawasi karyawan 100%
Memproses transaksi 40%
Menyiapkan laporan 30%
Menjawab pertanyaan 30%

Sebagai contoh anggaplah gaji supervisor adalah 50.000 dan setiap staf
administrasi dibayar 30.000 (150.000 untuk 5 orang staf). Berikut jumlah biaya tenaga
kerja yang dibebankan pada setiap aktivitas.
a. Mengawasi karyawan 50.000
b. Memproses transaksi 60.000 (0,4x150.000)
c. Menyiapkan laporan 45.000 (0,3x150.000)
d. Menjawab pertanyaan 45.000 (0,3x150.000)

7
Tenaga kerja bukan satu-satunya sumber daya yang digunakan oleh aktivitas.
Aktivitas juga menggunakan bahan baku, modal dan energi. Wawancara sebagai contoh
menyatakan aktivitas dalam divisi kartu kredit menggunakan modal seperti komputer,
telepon dan meja, sedangkan bahan bakunya adalah kertas. Aktivitas ATM
menggunakan mesin ATM (modal) dan energi. Biaya-biaya dari sumber daya juga
harus dibebankan pada bermacam-macam aktivitas dengan cara yang sama seperti pada
tenaga kerja (penelusuran langsung dan penggerak). Dari hasil wawancara penggunaan
per komputer dalam buku besar 1.200 per tahun. Tambahan komputer akan dibebankan
pada aktivitas pengawasan sebesar 1.200. staf administrasi 6.000 (5x1.200). 70%
(4.200) penggunaan pada proses transaksi, 20% (1.200) untuk menyiapkan laporan,
10% (600) untuk menjawab pertanyaan. Berikut data biaya aktivitas kartu kredit
dengan asumsi semua sumber telah dibebankan.

Tabel 3. Biaya Aktivitas Tahap Pertama

Mengawasi karyawan 75.000


Memproses transaksi 100.000
Menyiapkan laporan 79.500
Menjawab pertanyaan 69.900
Menyediakan ATM 250.000

 Pembebanan biaya aktivitas pada aktivitas lain


Pada tahap selanjutnya, biaya aktivitas sekunder dibebankan pada aktivitas-
aktivitas yang menggunakan output-nya. Sebagai contoh mengawasi karyawan
adalah aktivitas sekunder. Ukuran output adalah jumlah waktu karyawan yang
digunakan setiap aktivitas, berdasarkan matriks distribusi kerja yang telah disiapkan,
dapat diketahui bahwa tiga aktivitas departemen (aktivitas primer) menggunakan
tenaga kerja staf administrasi dalam proporsi, 40%, 30%, dan 30%. Oleh sebab itu
biaya aktivitas pengawasan akan dibebankan pada setiap aktivitas primer dengan
menggunakan rasio ini (yang sekarang berfungsi sebagai penggerak aktivitas). Berikut
hasil perhitungannya:

8
Tabel 4. Biaya Aktivitas: Tahap Lanjutan

Memproses transaksi 130.000


Menyiapkan laporan 102.000
Menjawab telepon 92.400
Menyediakan ATM 250.000
100.000+(0,4x75.000)
79.500+(0,3x75.000)
69.900+(0,3x75.000)

 Pembebanan Biaya Produk


Untuk pembebanan biaya, jumlah dari setiap aktivitas yang digunakan setiap
produk juga perlu diketahui. Dalam memenuhi tujuan ini, akan diasumsikan bahwa
kapasitas praktis aktivitas sebanding dengan jumlah penggunaan aktivitas oleh semua
produk. Pada contoh kartu kredit, data aktual yang telah dikumpulkan sebagaiberikut:

Tabel 5. Data Aktual

keterangan Kartu Kartu Kartu jumlah


klasik emas platinum
Jumlah kartu 5.0000 3.000 2.000 10.000
Transaksi yang diproses 600.000 300.000 100.000 1.000.000
Jumlah laporan 60.000 36.000 24.000 120.000
Jumlah panggilan masuk 10.000 12.000 8.000 30.000
Jumlah transaksi ATM 15.000 3.000 2.000 20.000
Jumlah transaksi ATM untuk kartu adalah 10% dari jumlah transaksi semua sumber daya.
Jadi, jumlah transaksi ATM adalah 200.000 (10x20.000). Dengan menggunakan data diatas,
tarif aktivitas dapat dihitung:
Memproses transaksi 130.000/1.000.000=0,13 per transaksi
Menyiapkan laporan 102.000/120.000=0,85 per laporan
Menjawab pertanyaan 92.400/30.000=3,08 per panggilan masuk
Menyediakan ATM 250.000/200.000=1,25 per transaksi

9
Dengan menggunakan tarif ini, biaya dibebankan sebagai berikut:
Tabel 6. Pembebanan Biaya: Tahap Akhir
Kartu Kartu Kartu
klasik emas platinum

Memproses data
0,13 x 600.000 78.000
0,13 x 300.000 39.000
0,13 x 100.000 13.000
Menyiapkan data
0,85 x 60.000 51.000
0,85 x 36.000 30.600
0,85 x 24.000 20.400
Menjawab pertanyaan
3,08 x 10.000 30.800
3,08 x 12.000 36.960
3,08 x 8.000 24.640
Menyediakan ATM
1,25 x 15.000 18.750
1,25 x 3.000 3.750
1,25 x 2.000 2.500
Jumlah biaya 178.550 110.310 60.540
Unit 5.000 3.000 2.000
Biaya per unit 35,71 36,77 30,27

Perincian Klasifikasi Aktivitas


Untuk tujuan perhitungan biaya produk, aktivitas dapat diklasifikasikan dalam empat
kategori umum, yaitu tingkat unit, tingkat batch, tingkat produk, dan tingkat fasilitas.
Pengklasifikasian ini akan memudahkan perhitungan biaya produk karena biaya aktivitas
yang berkaitan dengan tingkat yang berbeda akan merespon jenis penggerak biaya yang
berbeda.

10
Aktivitas tingkat unit adalah aktivitas yang dilakukan setiap kali sebuah unit
diproduksi. Sebagai contoh, permesinan dan perakitan adalah aktivitas yang dikerjakan setiap
kali sebuah unit diproduksi.
Aktivitas tingkat batch adalah aktivitas yang dilakukan suatu batch produk yang
diproduksi. Biaya aktivitas tingkat batch bervariasi dengan jumlah batch, tetapi tetap terhadap
jumlah unit di setiap batch. Penyetelan, pemeriksaan (kecuali jika setiap unit diperiksa),
penjadwalan produksi dan penanganan bahan adalah contoh-contoh dari aktivitas tingkat
batch.
Aktivitas tingkat produk adalah aktivitas yang dilakukan bila diperlukan untuk
mendukung berbagai produk yang diproduksi perusahaan. Aktivitas ini menggunakan input
yang mengembangkan produk atau memungkinkan produk diproduksi atau dijual. Aktivitas
ini dan biayanya cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan jenis produk yang
berbeda. Contohnya perubahan teknik, pengembangan prosedur pengujian produk, pemasaran
produk, rekayasa teknik produk dan pengiriman.
Aktivitas tingkat fasilitas adalah aktivitas yang menopang proses umum produksi suatu
pabrik. Aktivitas tersebut bermanfaat bagi organisasi pada beberapa tingkat, tetapi tidak
bermanfaat bagi setiap produk secara spesifik. Contoh-contohnya meliputi manajemen
pabrik, tata letak, dukungan untuk program masyarakat, keamanan, pajak property dan
penyusutan pabrik.
Tingkat unit, tingkat batch, dan tingkat produk mengandung aktivitas yang berkaitan
dengan produk. Permintaan atas aktivitas ini dapat diukur oleh setiap produk dan dapat dibagi
lebih lanjut berdasarkan rasio konsumsi. Aktivitas dengan rasio konsumsi yang sama dapat
menggunakan penggerak aktivitas yang sama untuk membebankan biaya. Pengelompokkan
ini menciptakan suatu kumpulan aktivitas yang homogen, yaitu kumpulan aktivitas yang
berada pada tingkat yang sama dan menggunakan penggerak aktivitas yang sama.
Aktivitas tingkat fasilitas memiliki suatu masalah dengan filosofi ABC, yaitu mengenai
penelusuran biaya pada produk. Aktivitas tingkat fasilitas (dan biayanya) adalah suatu produk
umum yang bervariasi dan tidak mungkin mengidentifikasi bagaimana setiap produk
menggunakan aktivitas tersebut. jadi sistem ABC murni tidak akan membebankan biaya-
biaya tersebut pada produk. Biaya-biaya ini akan diperlakukan sebagai biaya periode. Pada
prakteknya perusahaan yang mengadopsi sistem ABC biasanya menerapkan pendekatan
perhitungan biaya penuh (full costing) dan mengalokasikan biaya tingkat tingkat fasilitas ini
pada setiap produk. Penggerak biaya tingkat unit, tingkat batch, atau tingkat produk sering
digunakan untuk alokasi. Untuk tujuan praktis dapat dikatakan bahwa pembebanan biaya-

11
biaya ini bisa jadi tidak mendistorsi biaya produk secara signifikan karena biaya-biaya
tersebut cenderung relatif kecil dibandingkan dengan jumlah biaya yang ditelusuri secara
memadai pada setiap produk.
Akan tetapi, terdapat pengecualian dalam observasi mengenai biaya tingkat fasilitas dan
penggerak aktivitas. Jika suatu perusahaan membentuk fasilitas produksi untuk seluruh lini
produk, maka dapat di argumentasikan bahwa penggerak berdasarkan ruangan mengukur
penggunaan biaya tingkat fasilitas. Hal ini terjadi karena ruangan dalam suatu pabrik
diperuntukkan bagi produksi suatu produk atau sub perakitan. Pada kasus ini luas ruangan
yang digunakan dapat dilihat sebagai penggerak aktivitas untuk biaya tingkat fasilitas.
Pembebanan biaya tingkat fasilitas berdasarkan penggerak ruangan dapat memotivasi
manajer untuk mengurangi biaya tingkat fasilitas.

C. Perubahan Dalam Aktivitas Akan Mempengaruhi Contribution Margin dan Net


Operating Income

a) Contribution Margin

Margin Kontribusi adalah nilai pendapatan bersih setelah dikurangi biaya variabel.
Jika diformulasikan, maka akan jadi seperti ini:

Margin Kontribusi = Pendapatan Bersih – Biaya Variabel

Ketika Anda membuat produk atau memberikan jasa dan mengenakan biaya variabel
(biaya packaging dan ongkos kirim, misal), nilai sisanya adalah Margin Kontribusi.

Ini adalah cara berbeda dalam memaknai laba bisnis. Implikasinya, Margin Kontribusi
digunakan untuk melihat seberapa jauh pendapatan penjualan bisnis bisa menutupi biaya
tetap setelah mengeluarkan unsur biaya variabel.

Cara Menghitung Margin Kontribusi

Sebagai contoh, perusahaan manufaktur PT Kilat mencetak pendapatan bersih sejumlah


Rp150.000.000 dalam satu tahun. Rincian biaya variabel PT kilat adalah:

Ongkos Angkut Barang = Rp5.000.000

Biaya Tenaga Kerja Langsung = Rp20.000.000

12
Biaya Bahan Baku Langsung = Rp30.000.000

Maka total biaya variabel PT Kilat adalah Rp55.000.000. Jika dimasukkan dalam formulasi
Margin Kontribusi, maka Margin Kontribusi PT Kilat adalah:

Margin Kontribusi PT Kilat: Rp150.000.000 – Rp55.000.000 = Rp95.000.000

Nilai dari Margin Kontribusi tersebut bisa Anda kurangkan dengan biaya tetap untuk
melihat apakah Margin kontribusi bernilai positif atau negatif. Katakanlah biaya tetap PT
Kilat dalam satu tahun sejumlah Rp80.000.000. Maka bisa dibilang PT Kilat masih mencetak
profit Rp15.000.000 (Rp95.000.000 – Rp80.000.000). Implikasinya, PT kilat masih mampu
meng-cover biaya tetap setelah pendapatan bersih dikurangi dengan biaya variabel yang
terjadi.

Perhitungan ini bisa Anda persempit lagi menjadi Margin Kontribusi per unit. Dengan
formulasi yang sama, berikut perhitungan Margin Kontribusi per unit

Margin Kontribusi per unit = Harga jual produk per unit – biaya variabel per unit

Misalnya, jika satu produk dari PT Kilat seharga Rp20.000 dan biaya variabel per unitnya
Rp6.000. Maka Margin Kontribusi per unitnya adalah Rp20.000 – Rp6.000 = Rp14.000.

Kesulitan dalam Menghitung Margin Kontribusi

Mungkin Anda bisa menghitung nilai Margin Kontribusi dari unsur-unsur yang
terdapat dalam Laporan laba Rugi. Namun, itu tidak semudah yang Anda bayangkan.
Kesulitan terbesar dalam menghitung Margin Kontribusi adalah memilah apa yang disebut
biaya tetap dan apa yang disebut biaya variabel?.

Mungkin sebagian besar orang-orang menganggap bahwa Harga Pokok Penjualan


(HPP) termasuk biaya variabel. Namun itu adalah kesalahan besar. Karena tidak sepenuhnya
unsur dalam HPP merupakan biaya variabel. Di situ ada juga unsur biaya tetap seperti salah
satunya adalah biaya overhead tetap.

Butuh ketelitian dan pengalaman lebih untuk bisa memilih dan memilah mana yang
disebut biaya tetap dan biaya variabel. Jika Anda berhasil melakukannya, itu akan menjadi
usaha yang setimpal dengan menemukan nilai Margin Kontribusi yang sebenarnya.

Fungsi Margin Kontribus

13
Manajemen menggunakan Margin Kontribusi untuk tiap kondisi yang berbeda.
Biasanya, manajemen menggunakan Margin Kontribusi sebagai alat dalam membantu
membuat keputusan produksi dan penetapan harga dalam bisnis. Konsep ini juga menjadi
salah satu yang digunakan untuk menghitung Break Event Point (BEP) dalam suatu
departemen atau lini produk.

Manajemen menggunakan metrik ini untuk memahami berapa harga yang dapat
mereka tetapkan untuk suatu produk. Dengan penetapan harga yang tepat, perusahaan atau
bisnis tidak perlu khawatir kehilangan uang ketika biaya untuk produksi meningkat.
Penetapan harga produk berdasarkan metrik Margin Kontribusi juga membantu manajemen
untuk meraih nilai profitabilitas yang diinginkan. Margin Kontribusi juga membantu
manajemen memahami produk dan kegiatan operasional mana yang menguntungkan. Dan
tentunya manajer bisa memutuskan lini produk atau departemen mana yang tidak produktif
yang selanjutnya akan dihentikan atau ditutup.

Investor dan para analis keuangan menggunakan Margin Kontribusi untuk


mengevaluasi seberapa efisien perusahaan dalam menghasilkan laba. Sebagai contoh, analis
dapat menggunakan Margin Kontribusi per unit yang terjual untuk memperkirakan laba yang
dihasilkan perusahaan untuk tahun depan.

Kesimpulannya, Margin Kontribusi merupakan salah satu unsur dan alat yang penting
bagi manajemen maupun investor atau analis keuangan. Dengan mengetahui dan memahami
Margin Kontribusi, Anda bisa membuat bisnis atau perusahaan Anda beroperasi secara
efisien dan efektif. Dan tentunya Anda bisa meminimalisir risiko kerugian yang akan terjadi
ke depannya. Untuk masalah perhitungan Margin Kontribusi, Anda bisa mengandalkan
Software Akuntansi yang secara otomatis menyediakan Laporan Keuangan untuk kebutuhan

b) Net Operating Income

Dalam laporan keuangan income statement perusahaan kita mengenal adanya operating
income atau pendapatan operasional perusahaan. Pada perusahaan barang dan jasa
pendapatan operasional perusahaan atau operating income merupakan pendapatan utama
perusahaan di mana perusahaan harus berjuang sedapat mungkin untuk mendapatkan cukup
banyak pendapatan dari operating income ini.

14
Contoh laporan keuangan operating income dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Pada gambar di atas terlihat bahwa untuk mendapatkan operating income atau pendapatan
operasional kita akan mengurangkan net sales dengan

COGS atau harga pokok penjualan

Administration Expense atau biaya administratif perusahaan

Selling Expense atau biaya pemasaran dan penjualan

Perusahaan yang sehat akan berfokus pada pendapatan operasional perusahan yang
merupakan kegiatan utama perusahaan. Di sini perusahaan akan berusaha meningkatkan Net
Sales dan mengurangi COGS, Administration Expense dan Selling Expense. Atau
perusahaan akan meningkatkan sedikit COGS atau meningkatkan sedikit penjualan tetapi
menghasilkan banyak Net Sales.

15
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Analisis biaya volume laba (costvolume-profit analysis) adalah analisis pola-pola
prilaku biaya yang mendsari hubunganhubungan antara biaya,volume, dan laba. Analisi
biaya-volume-laba kerap pula disebut analisis impas (break-even analysis) karena
signifikansisme mengacu pada sebuah pemicu biaya aktivitas, seperti unit penjualan, yang
diasumsikan berkorelasi dengan perubahan-perubahanpendapatan,biaya,danlaba.
Analisisbiaya-volume-labamerupakan persoalan yang kompleks karena hubungan-
hubungan tersebut kerap dipengaruhi oleh faktor-faktor yang seluruhnya atau sebagian diluar
kendali manajemen.
Titik impas merupakan tingkat aktivitas dimana suatu organisasi tidak mendapatkan
laba dan juga tidak mendapatkan rugi. Titik impas juga dapat didefinisikan sebagai titik
dimana total pendapatan sama dengan total biaya atau sebagai titik dimana total marjin
kontribusi sama dengan total biaya tetap.

B. SARAN

Untuk memperoleh laba yangmaksimal agar kelangsungan hidup perusahaan terus berjalan
sepanjang waktu, maka perlu dilakukan analisis terhadap biaya volume laba perusahaan. Oleh
karena itu, dalammakalah ini akan dibahas bagaimana analisis cost volume profit (CVP) agar
manajer dapat dengan bijak mengambil keputusan yang past dan tdak mengandung resiko
yang dapat merugikan Perusahaan.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/29740656/Makalah_analisis_hubungan_biaya_volume_laba
http://tugasdanbelajar.blogspot.com/2013/06/makalah-akuntansi-manajemenanalisis.html
https://www.academia.edu/36675193/ANALISIS_BIAYA_VOLUME_LABA_DENGAN_P
ENDEKATAN_ACTIVITY_BASED_COSTING_PADA_INDUTRI_KECIL_MENENGAH
https://www.academia.edu/29740656/analisis_hubungan_biaya_volume_laba
http://coreaccountingindonesia.blogspot.com/2018/08/perhitungan-biaya-produk-
berdasarkan-abc.html
https://www.coursehero.com/file/53063275/Akuntansi-Manajemen-Analisis-Biaya-Volume-
Laba-Alat-Perencanaan-Manajerialdocx/

17

Anda mungkin juga menyukai