Anda di halaman 1dari 17

Analisis BEP dan Analisis Leverage

Disusun oleh :
Rafiq Rizal Akmali 40122100125
Siti Nurcahayati 40122100134
Sabina Andiyani 40122100169

Jl. Cikutra no 204 A Bandung 40125


Kata Pengantar

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, kami panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang analisis BEP dan Leverage.
Tugas ini telah kami susun dengan maksimal dan mendpatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan tugas ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan tugas ini.
Akhir kata kami berharap semoga tugas ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.
Daftar Isi

Kata Pengantar..................................................................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................................................ii
Bagian A..........................................................................................................................................1
Pengertian Break Even Point (BEP)................................................................................................1
Kegunaan BEP.................................................................................................................................2
Asumsi dari Analisa Break Even (BEP)..........................................................................................3
Metode Perhitungan BEP................................................................................................................5
1. Metode Persamaan
2. Metode Grafik
3. Metode Kontribusi Unit
Perubahan Titik BEP.......................................................................................................................7
Margin of Safety..............................................................................................................................8
Cara Menghitung Margin of Safety
Meningkatkan Margin of Safety
Shut down point.............................................................................................................................10
Bagian B........................................................................................................................................11
Pengertian Leverage......................................................................................................................11
Kegunaan Laverage.......................................................................................................................11
Jenis Jenis leverage........................................................................................................................12
Penutup..........................................................................................................................................13
Kesimpulan....................................................................................................................................13
Saran..............................................................................................................................................13
Daftar Pustaka................................................................................................................................14
Bagian A

Pengertian Break Even Point (BEP)

Break even point adalah posisi dimana perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak
menderita kerugian. BEP atau titik impas sangat penting bagi manajemen untuk mengambil
keputusan untuk menarik produk atau mengembangkan produk, atau untuk menutup anak
perusahaan yang tidak menguntungkan. Dengan kata lain, suatu usaha dikatakan impas
jikajumlah pendapatan atau revenue (penghasilan) sama dengan jumlah biaya,atau apabila laba
kontribusi hanya dapat digunakan untuk menutup biaya tetap saja.
Analisa break even adalah teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara volume
penjualan dan profitabilitas.Analisa ini disebut juga sebagai analisa impas, yaitu suatu metode
untuk menentukan titik tertentu dimana penjualan dapat menutup biaya, sekaligus menunjukkan
besarnya keuntungan atau kerugian perusahaan jika penjualan melampaui atau berada di bawah
titik tersebut.Analisis break even adalah penting bagi manajemen untuk mengetahui,hubungan
antara biaya, volume dan laba, khususnya informasi mengenai jumlah penjualan minimum dan
besarnya penurunan realisasi penjualan dari rencana penjualan agar perusahaan tidak menderita
kerugian.
Kegunaan BEP

 Mengetahui Biaya Total Produksi


Poin pertama manfaat break even point adalah untuk mengetahui total biaya yang dikeluarkan
demi memproduksi sejumlah barang. Saat melakukan perhitungan BEP, Anda juga otomatis
menghitung biaya produksi Anda, mulai dari biaya tetap (fixed cost) sampai biaya variabel
(variable cost).

 Sebagai Dasar Perhitungan Laba


Di dunia bisnis, ada istilah margin profit, yaitu ukuran standar profit atas setiap buah produk.
Jika ingin menentukan margin profit, break even point adalah hal pertama yang perlu Anda
hitung. Sebagai contoh, Anda ingin mendapat profit sebesar Rp10 ribu per produk terjual. Maka
harga produk Anda idealnya adalah nominal BEP ditambah dengan margin profit tersebut.

 Estimasi Waktu Balik Modal


Manfaat break even point berikutnya adalah untuk mengetahui estimasi balik modal. Mayoritas
bisnis harus rela merugi di awal pendirian, karena brand awareness produk belum terbangun.

Agar tahu sampai kapan kerugian ini terjadi, pebisnis harus mengetahui berapa banyak produk
harus terjual sekaligus lama penjualannya. Tanpa BEP, estimasi jumlah produk terjual tidak akan
bisa dihitung, sehingga durasi penjualan juga tidak dapat diperkirakan.

 Analisa Profitabilitas Bisnis


Poin terakhir manfaat break even point adalah untuk menganalisa apakah bisnis benar-benar bisa
menghasilkan keuntungan. Perhitungan break even point adalah pondasi guna menentukan
profitabilitas. Anda tidak akan tahu bisnis Anda profit atau rugi tanpa mempelajari cara
menghitung break even point.
Asumsi dari Analisa Break Even (BEP)

Analisis break even point sangat penting bagi manajemen untuk mengetahui hubungan
antara biaya, volume dan laba, khususnya informasi mengenai jumlah penjualan minimum dan
besarnya penurunan realisasi penjualan dari rencana penjualan agar perusahaan tidak menderita
kerugian.
Analisis Break Even Point membutuhkan asumsi tertentu sebagai dasarnya. Bila asumsi
dasar salah satunya mengalami perubahan, maka akan berpengaruh pada posisi titik impas,
sehingga perubahan tersebut akan berpengaruh juga terhadap laba perusahaan.

Analisis Break Even Point berguna apabila beberapa asumsi dasar dipenuhi. Asumsi-
asumsi tersebut adalah :
Bahwa biaya pada berbagai tingkat kegiatan dapat diperkirakan jumlahnya secara tepat.
Dengan demikian perubahan tingkat produksi dapat dijabarkan menjadi perubahan tingkat biaya.
Biaya yang dapat diperkirakan itu dapat dipisahkan mana yang bersifat fariabel dan mana yang
merupakan beban tetap (fixed cost). Analisa Break even hanya dapat dihitung bilamana sebagian
biaya merupakan bebean tetap.
Tingkat penjualan sama dengan tingkat produksi, artinya apa yang diproduksi dianggap
terjual habis. Dengan demikian tingkat persediaan barang jadi tidak mengalami perubahan, atau
perusahaan sama sekali tidak menyediakan stock barang jadi.
Harga jual produk perusahaan pada berbagai tingkat penjualan tidak mengalami
perubahan. Ini berarti pasarnya demikian sempurna atau bahwa share pasaran perusahaan
sedemikian kecilnya sehingga tidak akan mampu merubah harga pasar yang terjadi. Efesiensi
perusahaan pada berbagai tingkat kegiatan juga tidak berubah, sehingga biaya variable setiap
unit produk sama untuk berbagai volume produksi. Tidak terdapat perubahan pada berbagai
kebijakan pimpinan yang secara langsung berpengaruh terhadap beban tetap keseluruhan.
Dengan demikian biaya tetap keseluruhan juga tidak berubah.Perusahaan dianggap seakan-akan
hanya menjual satu macam produk akhir. Bilamana dalam kenyataannya produk yang dibuat
lebih dari satu macam, maka sales mix dipertahankan tetap sama Di dalam kenyataan yang
sebenarnya lebih banyak asumsi yang tidak dapat dipenuhi. Namun demikian perubahan asumsi
ini tidak mengurangi validitas dan kegunaan analisa BEP sebagai suatu alat bantu pengambilan
keputusan. Hanya saja diperlukan suatu modifikasi tertentu dalam penggunaannya.
Terdapat beberapa asumsi dasar dalam analisis Break Even Point yaitu (Horngren dkk,
2006:447):

 Satu-satunya faktor yang memengaruhi biaya adalah perubahan volume.


 Manajer menggolongkan setiap biaya (atau komponen biaya gabungan) baik sebagai
biaya variabel maupun biaya tetap.
 Beban dan pendapatan adalah linier di seluruh cakupan volume relevannya.
 Tingkat persediaan tidak akan berubah.
 Penjualan atas gabungan produk tidak akan berubah. Penjualan gabungan merupakan
kombinasi produk yang membentuk total penjualan.
Metode Perhitungan BEP
Ada 3 cara yang dapat pakai untuk menghitung Break Even Point diantaranya

1. Metode Persamaan
Metode ini biasanya memakai data dari laporan laba rugi perusahaan. Berikut tahapan
perhitungannya: Tentukan jumlah jasa atau barang yang perlu kamu produksi agar mencapai titik
impas.

Pakai rumus: BEP unit = Total Biaya Tetap / (Harga Jual Produk Per Pcs – Biaya Variabel
Produk Per Pcs)Selanjutnya gunakan rumus untuk mengetahui nominal pendapatan yang harus
kamu terima supaya mencapai titik impas.BEP rupiah = Total Biaya Tetap / (1 – Biaya Variabel
Produk Per Pcs/Harga Jual Produk Per Pcs)

2. Metode Grafik
Grafis titik impas akan menunjukkan volume penjualan pada sumbu x atau garis
horizontal dan biaya akan terletak pada sumbu y atau garis vertikal. Sedangkan titik impas akan
terletak pada perpotongan antara garis pendapatan dan garis biaya. Garis sebelah kiri garis impas
menunjukkan sisi kerugian, sebaliknya sisi kanan menunjukkan sisi laba usaha.
Dengan menggunakan metode grafis manajer dapat menghindari metode matematis pada
waktu tingkat penjualan yang berbeda tengah dipertimbangkan. Metode grafis akan membantu
manajer dalam mengevaluasi akibat perubahan volume tahun lalu dan dapat memproyeksikan
volume penjualan pada tahun yang akan datang.
Keterangan
 Sumbu datar (sumbu x) menyatakan volume penjualan yang dapat dinyatakan dalam
satuan kuantitas atau rupiah pendapatan penjualan.

 Sumbu tegak (sumbu y) menyatakan pendapatan penjualan dan biaya dalam rupiah.

 Impas adalah terletak pada perpotongan garis pendapatan penjualan dengan garis biaya.
Bila dari titik perpotongan tersebut ditarik garis tegak ke sumbu x, akan diketahui
pencapaian impas berdasarkan volume penjualan. Jika dari titik impas ditarik garis tegak
lurus ke sumbu y, akan diketahui pencapaian impas berdasarkan pendapatan penjualan.

 Daerah sebelah kiri titik impas, yaitu bidang diantara garis total biaya dengan garis
pendapatan penjualan merupakan daerah rugi, karena pendapatan penjualan lebih rendah
dari total biaya. Sedangkan daerah di sebelah kanan titik impas yaitu, bidang diantara
garis pendapatan penjualan dengan garis total biaya merupakan daerah laba, karena
pendapatan penjualan lebih tinggi dari total biaya.

3. Metode Kontribusi Unit


Ini adalah cara menghitung titik impas memakai data jumlah margin kontribusi. Margin
kontribusi merupakan selisih antara biaya variabel dengan pendapatan. Tujuan dari metode ini
adalah mengetahui total keuntungan yang didapatkan dari setiap produk yang terjual. Caranya
dengan mengukur hasil dari penjualan produk terhadap laba.
Berikut ini tahapan rumus yang dapat pakai:
Margin Kontribusi Unit = Pendapatan – Biaya Variabel
Rasio Margin Kontribusi = Margin Kontribusi / Penjualan
BEP Unit = Fixed Cost / Margin Kontribusi Per PP
Perubahan Titik BEP

Dalam kondisi tertentu titik impas juga dapat mengalami perubahan. Titik break even
dapat dipertahankan selama periode tertentu, namun jika harga naik turun maka BEP pun akan
berubah.
Pembahasan:
Analisis break even dapat dirasakan manfaatnya apabila titik break even dapat dipertahankan
selama periode tertentu. Keadaan ini dapat dipertahankan apabila biaya-biaya dan harga jual
dalah konstan, karena naik turunnya harga jual dan biaya akan mempengaruhi titik break even.
Dalam kenyataan analisis ini agak sukar untuk diterapkan. Oleh karena itu analisis break even
mempunyai limitasi-limitasi tertentu, yaitu:

a) Fixed cost haruslah konstan selama periode atau range of out put tertentu.

b) Variabel cost dalam hubungannya dengan sales haruslah konstan.

c) Sales price per unit tidak berubah dalam periode tertentu.

d) Sales mix adalah konstan.

Berdasarkan limitasi-limitasi tersebut, Break Even Point (BEP) akan bergeser atau
berubah apabila:

 Perubahan FC (Fixed Cost), terjadi sebagai akibat bertambahnya kapasitas produksi, dimana
perubahan ini di tandai dengan naik turunnya garis FC dan TC-nya, meskipun perubahannya
tidak mempengaruhi kemiringan garis TC. Bila FC naik BEP akan bergeser keatas atau
sebaliknya.

 Perubahan pada variabel cost ratio atau VC per unit, dimana perubahan ini akan menentukan
bagaimana miringnya garis total cost. Naiknya biaya VC per unit akan menggeser BEP
keatas atau sebaliknya.

 Perubahan dalam sales price per unit .Perubahan ini akan mempengaruhi miringnya garis
total revenue (TR). Naiknya harga jual per unit pada level penjualan yang sama walaupun
semua biaya adalah tetap, akan menggeser kebawah atau sebaliknya.

 Terjadinya perubahan dalam sales mix. Apabila suatu perusahaan memproduksi lebih dari
satu macam produk maka komposisi atau perbandingan antara satu produk dengan produk
lain (sales mix) haruslah tetap. Apabila terjadi perubahan misalnya terjadi kenaikan 20%
pada produk A sedangkan produk B tetap maka BEP pun akan berubah.
Margin of Safety

Secara sederhana, definisi margin of safety adalah selisih dari nilai intrinsik suatu aset
dan harga pasar aset tersebut. Konsep margin keamanan mempertimbangkan dua faktor dalam
pembelian suatu aset, yakni nilai intrinsik aset dan harga jualnya. Perlu digarisbawahi bahwa
nilai dan harga merupakan dua hal yang berbeda. Nilai yaitu apa yang diperoleh, sedangkan
harga adalah besar nominal yang harus dibayar.

Cara Menghitung Margin of Safety

Caranya yaitu dengan mengurangkan jumlah titik impas dari penjualan aktual atau yang
dianggarkan. Kemudian hasil pengurangan tersebut dibagi dengan penjualan. Hasil akhir margin
of safety adalah persentase.
Berikut ini rumusnya menurut Corporate Finance Institute:
Margin of Safety = (Tingkat Penjualan Saat Ini – Titik Impas) / Tingkat Penjualan Saat Ini x 100
Jika ingin mendapatkan hasil yang dinyatakan dalam jumlah mata uang atau unit, berikut ini
rumusnya:
Margin of Safety dalam Mata Uang = Penjualan Saat Ini – Penjualan Impas
Margin of Safety dalam Unit = Unit Penjualan Saat Ini – Titik Impas

Meningkatkan Margin of Safety

Untuk ruang lingkup investasi, menerapkan margin keamanan akan memberikan


perlindungan kala terjadi kesalahan pada perhitungan analis atau penilaian. Semakin tinggi
persentase margin keamanan, risiko berinvestasi di saham perusahaan yang dimaksud akan
semakin rendah. Lalu, bagaimana cara meningkatkan margin of safety saat berinvestasi saham?
Investor dapat meningkatkan margin of safety pada saham-saham undervalued. Semakin jatuh
harga saham undervalued, persentase margin keamanannya semakin tinggi. Margin keamanan
akan membatasi kerugian jika harga saham tersebut terus turun dan meraup keuntungan lebih
besar ketika harga saham kembali ke harga wajarnya.
Terdapat beberapa indikator yang bisa dijadikan rujukan untuk mengetahui saham-saham
yang masuk kategori undervalued, di antaranya:
 Nilai Price/Earning Ratio (PER) rendah. Umumnya saham yang dianggap murah mempunyai
nilai PER di bawah 9.
 Nilai Price to Book Value (PBV) di bawah 1.
 Rasio Price to Earning Growth (PEG) rendah.
Saham undervalued tidak semuanya layak untuk investasi, sebaiknya tidak membeli saham
undervalued dari perusahaan yang performanya terus menurun hingga mengalami kerugian.
Shut down point

Shut Down Point merupakan suatu titik pada break even chart yang menunjukkan bahwa
besarnya total penjualan yang diperoleh perusahaan adalah sama besarnya dengan total
biayatunai yang dikeluarkan perusahaan. Dalam keadaan demikian perusahaan yang
bersangkutantidak lagi memperoleh kelebihan penerimaan kas, sehingga tidak mungkin untuk
melanjutkan kegiatan operasinya. Shut Down Point memberikan informasi kepada manajemen
mengenai pada pendapatan penjualan berapa, usaha perusahaan secara ekonomis tidak pantas
untuk dilanjutkanlagi. Suatu usaha tidak layak secara ekonomis untuk dilanjutkan jika
pendapatan penjualannyatidak cukup untuk menutup biaya tunainya.
Shut down point di hitung dengan rumus:
Shut down point = biaya tetap tunai /rasiokontribusi margin × 100
rasiokontribusi Margin = 1−VC p

Shutdown muncul ketika harga atau pendapatan rata-rata (AR) turun di bawah biaya
variabel rata-rata (AVC) pada tingkat output yang memaksimalkan keuntungan. Produksi yang
berkelanjutan akan menimbulkan biaya variabel tambahan tetapi tidak akan menghasilkan
pendapatan yang cukup untuk menutupinya. Pada saat yang sama, perusahaan masih memiliki
biaya tetap yang harus dibayar, yang selanjutnya meningkatkan kerugian.

Titik penutupan biasanya merupakan posisi jangka pendek; namun, dalam jangka
panjang, perusahaan harus tutup dan meninggalkan industri jika harga produknya lebih rendah
daripada biaya total rata-ratanya. Oleh karena itu, ada dua titik penutupan perusahaan – dalam
jangka pendek dan jangka panjang. Keputusan untuk menutup tergantung pada biaya mana yang
dapat dihindari perusahaan dengan menghentikan produksi. Jangka pendek adalah periode di
mana setidaknya salah satu input perusahaan adalah tetap, mengakibatkan biaya tetap
dikeluarkan meskipun ada keputusan untuk menutup.

Singkatnya, titik shutdown memiliki karakteristik sebagai berikut: Ini adalah titik output
dan harga di mana perusahaan hanya dapat menutupi biaya variabel totalnya. Biaya variabel rata-
rata (AVC) berada pada titik minimumnya. Di sinilah kurva biaya marjinal (MC) memotong
kurva biaya variabel rata-rata (AVC). Perusahaan acuh tak acuh antara menghentikan dan
melanjutkan produksi di mana kerugian sama dengan total biaya tetap terjadi terlepas dari
keputusan mana pun.

Bagian B

Pengertian Leverage

Leverage adalah cara lain yang lebih merujuk pada utang. Di dalam dunia bisnis, leverage sering
dikaitkan dengan pinjaman modal untuk membiayai pembelian peralatan dan aset lainnya.
Tak jarang para pebisnis lebih condong menggunakan leverage dibandingkan ekuitas untuk
pembelian aset. Bila kamu seorang pebisnis, dan berutang untuk membeli kebutuhan bisnismu,
maka kegiatan tersebut disebut “menggunakan leverage”.
Leverage adalah istilah yang sering digunakan dalam konteks pembahasan investasi dan
lingkungan bisnis.
Adapun pengertian leverage yang lain yaitu meminjam modal untuk keperluan pengembangan
bisnis. Mengapa demikian? Hal ini karena tujuan dari meminjam pinjaman modal tersebut agar
memperoleh keuntungan bisnis atau ROI (Return of Investment) yang maksimal.
Leverage ini oleh para investor digunakan untuk meningkatkan daya beli mereka di market.
Namun, ada juga badan usaha yang menggunakan leverage untuk membiayai keperluan aset
yang sedang mereka butuhkan.
Jadi, perusahaan dapat menggunakan utang untuk kebutuhan investasi dalam pengoperasian
bisnis supaya modal perusahaan meningkat.

Kegunaan Laverage

 Menganalisis kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya.

 Menganalisis kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang bersifat tetap.

 Menganalisis keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal.

 Menganalisis seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang.


 Menganalisis seberapa besar pengaruh utang perusahaan terhadap pengelolaan aktiva.

 Mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang

jangka panjang.

 Menganalisis berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih ada terdapat sekian kalinya

modal sendiri.

Jenis Jenis leverage

Leverage operasi adalah metrik akuntansi yang membantu analis dalam menganalisis
bagaimana operasi perusahaan terkait dengan pendapatan perusahaan; Rasio tersebut
memberikan rincian tentang berapa banyak peningkatan laba operasi yang akan dimiliki
perusahaan dengan persentase peningkatan penjualan tertentu.

Financial leverage adalah penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan
beranggapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar dari pada beban
tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham.

Total/Combine LeverageTotal/Combine Leverage merupakan pengaruh perubahan penjualan


terhadap perubahan laba setelah pajak. Hal ini mengukur secara langsung efek perubahan
penjualan terhadap perubahan laba rugi pemegang saham dengan Degree of Combine Leverage
(DCL) yang didefinisikan sebagai persentase perubahan pendapatan per lembar saham sebagai
akibat persentase perubahan dalam unit yang terjual.
Penutup

Kesimpulan

Apa itu Titik Impas (BEP)?


Break Even Point (BEP) adalah titik di mana perusahaan tidak memperoleh laba dan juga
tidak mengalami kerugian. Ini juga disebut sebagai "tingkat impas" atau "analisis titik impas".
BEP sangat penting bagi manajemen untuk mengambil keputusan tentang penarikan atau
pengembangan produk, atau penutupan anak perusahaan yang tidak menguntungkan. Dengan
kata lain, suatu bisnis dikatakan mencapai titik impas ketika pendapatan (pendapatan) sama
dengan biayanya atau ketika margin kontribusi hanya dapat menutupi biaya tetap.
Analisis impas adalah teknik untuk mempelajari hubungan antara volume penjualan dan
profitabilitas. Analisis ini disebut juga dengan analisis titik impas, yaitu suatu metode untuk
menentukan titik tertentu di mana penjualan dapat menutupi biaya sambil menunjukkan laba atau
rugi perusahaan jika penjualan melebihi atau turun di bawah titik tersebut.

Saran

Tulisan hanyalah bersifat pendahuluan untuk itu perlu dilakukan penyempurnaan oleh
semua pihak yang berkecimpung dalam bidang akademik demikian pula penyempurnan dari
segala aspek perlu dilakukan kesempurnaan tulisan ini.
Daftar Pustaka
Athallah, G. F. (2023, January 12). Retrieved from mekari.com: https://mekari.com/blog/cara-
menghitung-bep/#:~:text=Berikut%20rumus%20BEP%20untuk%20unit,Unit%20x
%20BEP%20per%20Unit
Febriani, R. (2022, May 14). Retrieved from sirclo.id:
https://www.google.com/amp/s/store.sirclo.com/blog/margin-of-safety-adalah/
Herawati, A. (n.d.). Retrieved from kledo.com: https://kledo.com/blog/analisis-bep/
Heru Maruta, S. M. (n.d.). ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) SEBAGAI DASAR.
Journal of Management Accounting.
Poerwanto, H. (n.d.). Retrieved from
https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/analisis-dan-asumsi-breakeven/
perubahan-asumsi-dan-akibatnya-terhadap-breakeven
Team, C. (2023, March 14). Retrieved from Corporate Finance Institute:
https://corporatefinanceinstitute.com/resources/management/shutdown-point/

Anda mungkin juga menyukai