Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan
hidayahNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa, saya juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan sayasemoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Kendari, 8 juni 2018

RISKADEWIYANTI

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................................

1.1 Latar belakang ..................................................................................................

1.2Rumusan masalah .............................................................................................

1.3Tujuan ...............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................

2.1 pengertian Break even point(titik impas) dan Analisis investasi ..................................

2.2 Jenis biaya Break even point dan jenis-jenis investasi .................................................

2.3 Manfaat analisis Break even point ................................................................................

2.4 Tujuan Analisis keuangan .............................................................................................

2.5 metode analisis investasi

2.6 Cara menentukan Break even point ..............................................................................

BAB III PENUTUP ............................................................................................................

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................

3.2 Saran .............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Sebelum memproduksi suatu produk, perusahaan terlebih dulu merencanakan seberapa
besar laba yang diinginkan. Ketika menjalankan usaha maka tentunya akan mengeluarkan
biaya produsi, maka dengan analisis titik impas dapat diketahui pada waktu dan tingkat harga
berapa penjualan yang dilakukan tidak menjadikan usaha tersebut rugi dan mampu
menetapkan penjualan dengan harga yang bersaing pula tanpa melupakan laba yang
diinginkan.
Hal tersebut dikarenakan biaya produksi sangat berpengaruh terhadap harga jual dan
begitu pula sebaliknya,sehingga dengan penentuan titik impas tersebut dapat diketahui
jumlah barang dan jumlah harga yang pada penjualan. Analisis break even point sering
digunakan dalam hal yang lain misalnya dalam analisis laporan keuangan.
Analisis rencana investasi pada dasarmya merupakan penelitiantentang dapat tidaknya
suatu proyek (baik besar atau kecil) dapat dilaksanakan dengan berhasil, atau suatu metode
penjajakkan dari suatu gagasan usaha/bisnis tentang kemungkinan layak atau tidaknya
gagasan usaha/bisnis tersebut dilaksanakan. Suatu proyek investasi umumnya memerlukan
dana yang besar dan akan mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang. Oleh karena itu
dilakukan perencanaan investasi yang lebih teliti agar tidak terlanjur menanamkan investasi
pada proyek yang tidak menguntungkan.
Alasan melakukan investasi adalah sebagai berikut:
a. Produktivitas seseorang yang terus mengalami penurunan.
b. Tidak menentunya lingkungan perekonomian sehingga memungkinkan suatu saat
penghasilan jauh lebih kecil dari pengeluaran.
c. Kebutuhan-kebutuhan yang cenderung mengalami peningkatan

Seseorang tentunya harus memikirkan masa depan dimana pada saat kebutuhan hidup
terus meningkat, kebutuhan yang dimaksud dapat berupa pendidikan, sarana transportasi,
kesehatan, tempat tinggal, kebutuhan untuk rekreasi, ibadah, hingga kebutuhan untuk masa
tidak produktif. Dengan berlatar belakang hal tersebut maka seseorang menyisihkan sebagian
dari pendapatannya di masa produktif dan meng-investasikannya untuk masa dimana sudah
kurang produktif.

3
Ada banyak pilihan dalam berinvestasi, diantaranya yaitu membuka deposito,
menabung, membeli tanah dan bangunan, obligasi, membeli emas, saham, dan lain-lain.

Berdasarkan uraian diatas mengenai Break even point dan analisis rencana investasi maka
saya tertarik untuk membahas lebih dalam yang akan saya tuangkan dalam makalah yang
berjudul“Break even point dan analisis investasi”

1.2 Rumusan masalah


 Apa yang dimaksud dengan break even point dan analisis investasi
 Apa saja jenis biaya Break even point dan jenis-jenis investasi
 Apa manfaat dari analisis Break even point
 Apa tujuan dilakukannya Analisis investasi
 Apa saja metode analisis nvestasi
 Bagaimana cara menghitung Break even point

1.3 Tujuan
 Untuk mengetahui apa pengertian dari Break even point dan analisis investasi
 Untuk mengetahui jenis-jenis biaya dalam Break even point dan jenis-jenis investasi
 Untuk mengetahu apa sajakah manfaat dari BEP
 Untuk mengetahui tujuan dilakukannya Analisis investasi
 Untuk mengetahui metode dalam analisis investasi
 Untuk mengetahui cara menghitung break even point

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.I. pengertian Break even point dan Analisis investasi


a. pengertian Break even point
Break Even adalah suatu analisis yang bertujuan untuk menemukan satu titik, dalam
unit atau rupiah, yang menunjukkan biaya sama dengan pendapatan. Dengan mengetahui
break even ini diharapkan pada volume penjualan berapa perusahaan mencapai titik
impasnya, yaitu tidak rugi ataupun tidak untung.
Analisis ini memerlukan estimasi mengenai biaya tetap, biaya variabel, dan penjualan.
Contoh dari biaya tetap adalah biaya depresiasi, pajak bumi dan bangunan, bunga kredit,
dan gaji pimpinan, sedangkan contoh dari biaya variabel adalah biaya tenaga kerja
langsung, biaya material, biaya utiliti.
Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana
perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita
kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol.
Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap,
dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel.
Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap,
maka perusahaan menderita kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh memperoleh
keuntungan, bila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus di
keluarkan.
Analisis Break even secara umum dapat memberikan informasi kepada pimpinan,
bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat keuntungan
yang akan diperoleh pada level penjualan tertentu. Analisis break even dapat membantu
pimpinan dalm mengambil keputusan mengenaihal-hal sebagai berikut :
 Jumlah penjualan minimalyang harus dipertahankanagar perusahaan tidak
mengalami kerugian.
 Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu.
 Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi.

5
 Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume
penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh.

Break Even Point ini digunakan untuk menganalisis proyeksi sejauh mana
banyaknya jumlah unit yang diproduksi atau sebanyak apa uang yang harus diterima
untuk mendapatkan titik impas atau kembali modal.

Break Event Point memerlukan komponen penghitungan dasar seperti berikut ini:

 Fixed Cost. Komponen ini merupakan biaya yang tetap atau konstan jika adanya
tindakan produksi atau meskipun perusahaan tidak berproduksi. Contoh biaya ini
yaitu biaya tenaga kerja, biaya penyusutan mesin, dll
 Variabel Cost. Komponen ini merupakan biaya per unit yang sifatnya dinamis
tergantung dari tindakan volume produksinya. Jika produksi yang direncanakan
meningkat, berarti variabel cost pasti akan meningkat. Contoh biaya ini yaitu
biaya bahan baku, biaya listrik, dll
 Selling Price. Komponen ini adalah harga jual per unit barang atau jasa yang
telah diproduksi.

b. Pengertian Analisis investasi

Definisi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Investasi diartikan sebagai


penanaman uang atau di suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memproleh
keuntungan. Pada dasarnya investasi adalah membeli suatu aset yang diharapkan di masa
datang dapat dijual kembali dengan nilai yang lebih tinggi.

Investasi juga dapat dikatakan sebagai suatu penundaan konsumsi saat ini untuk
konsumsi masa depan. Harapan pada keuntungan di masa datang merupakan kompensasi
atas waktu dan risiko yang terkait dengan suatu investasi yang dilakukan.

Menurut Sunariyah (2003:4): “Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau
lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan
mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang.” Dewasa ini banyak negara-
negara yang melakukan kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan investasi baik
domestik ataupun modal asing. Hal ini dilakukan oleh pemerintah sebab kegiatan
investasi akan mendorong pula kegiatan ekonomi suatu negara, penyerapan tenaga kerja,

6
peningkatan output yang dihasilkan, penghematan devisa atau bahkan penambahan
devisa.

Menurut Husnan (1996:5) menyatakan bahwa “proyek investasi merupakan suatu


rencana untuk menginvestasikan sumber-sumber daya, baik proyek raksasa ataupun
proyek kecil untuk memperoleh manfaat pada masa yang akan datang.” Pada umumnya
manfaat ini dalam bentuk nilai uang. Sedang modal, bisa saja berbentuk bukan uang,
misalnya tanah, mesin, bangunan dan lain-lain. Namun baik sisi pengeluaran investasi
ataupun manfaat yang diperoleh, semua harus dikonversikan dalam nilai uang. Suatu
rencana investasi perlu dianalisis secara seksama.

Berdasarkan kutipan-kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa investasi adalah suatu


komitmen atau penempatan sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan
pada saat ini dengan tujuan memperoleh pengembalian yang lebih besar di masa depan
sebagai kompensasi atas penundaan penggunaan dana yang diinvestasikan dan risiko
kerugian yang dapat menimbulkan ketidakpastian pembayaran atau penerimaan di masa
yang akan datang.

2.2. Jenis Biaya Break Even point dan jenis-jenis investasi


a. jenis biaya break even point
Biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Variabel Cost (biaya Variabel)
Variabel cost merupakan jenis biaya yang selalu berubah sesuai dengan perubahan
volume penjualan, dimana perubahannya tercermin dalam biaya variabel total.
Dalam pengertian ini biaya variabel dapat dihitung berdasarkan persentase tertentu
dari penjualan, atau variabel cost per unit dikalikan dengan penjualan dalam unit.
2. Fixed Cost (biaya tetap)
Fixed cost merupakan jenis biaya yang selalu tetap dan tidak terpengaruh oleh
volume penjualan melainkan dihubungkan dengan waktu(function of time)
sehingga jenis biaya ini akan konstan selama periode tertentu. Contoh biaya sewa,
depresiasi, bunga. Berproduksi atau tidaknya perusahaan biaya ini tetap
dikeluarkan.
3. Semi Varibel Cost
Semi variabel cost merupakan jenis biaya yang sebagian variabel dan sebagian
tetap, yang kadang-kadang disebut dengan semi fixed cost. Biaya yang tergolong
7
jenis ini misalnya: Sales expense atau komisi bagi salesman dimana komisi bagi
salesman ini tetap untuk range atau volume tertentu, dan naik pada level yang
lebih tinggi.

b. jenis-jenis investasi\

Menurut Senduk (2004:24) bahwa produk-produk investasi yang tersedia di


pasaran antara lain:

a. Tabungan di bank, Dengan menyimpan uang di tabungan, maka akan


mendapatkan suku bunga tertentu yang besarnya mengikuti kebijakan bank
bersangkutan. Produk tabungan biasanya memperbolehkan kita mengambil
uang kapanpun yang kita inginkan.
b. Deposito di bank, Produk deposito hampir sama dengan produk tabungan.
Bedanya, dalam deposito tidak dapat mengambil uang kapanpun yang
diinginkan, kecuali apabila uang tersebut sudah menginap di bank selama
jangka waktu tertentu (tersedia pilihan antara satu, tiga, enam, dua belas,
sampai dua puluh empat bulan, tetapi ada juga yang harian). Suku bunga
deposito biasanya lebih tinggi daripada suku bunga tabungan. Selama deposito
kita belum jatuh tempo, uang tersebut tidak akan terpengaruh pada naik
turunnya suku bunga di bank
c. Saham, Saham adalah kepemilikan atas sebuah perusahaan tersebut. Dengan
membeli saham, berarti membeli sebagian perusahaan tersebut. Apabila
perusahaan tersebut mengalami keuntungan, maka pemegang saham biasanya
akan mendapatkan sebagian keuntungan yang disebut deviden. Saham juga bisa
dijual kepada pihak lain, baik dengan harga yang lebih tinggi yang selisih
harganya disebut capital gain maupun lebih rendah daripada kita membelinya
yang selisih harganya disebut capital loss. Jadi, keuntungan yang bisa didapat
dari saham ada dua yaitu deviden dan capital gain.
d. Properti, Investasi dalam properti berarti investasi dalam bentuk tanah atau
rumah.
e. Barang-barang koleksi, Contoh barang-barang koleksi adalah perangko,
lukisan, barang antik, dan lain-lain. Keuntungan yang didapat dari berinvestasi
pada barang-barang koleksi adalah dengan menjual koleksi tersebut kepada
pihak lain.
8
f. Emas, Emas adalah barang berharga yang paling diterima di seluruh dunia
setelah mata uang asing dari negara-negara G-7 (sebutan bagi tujuh negara
yang memiliki perekonomian yang kuat, yaitu Amerika, Jepang, Jerman,
Inggris, Italia, Kanada, dan Perancis). Harga emas akan mengikuti kenaikan
nilai mata uang dari negara-negara G-7. Semakin tinggi kenaikan nilai mata
uang asing tersebut, semakin tinggi pula harga emas. Selain itu harga emas
biasanya juga berbanding searah dengan inflasi. Semakin tinggi inflasi,
biasanya akan semakin tinggi pula kenaikan harga emas. Seringkali kenaikan
harga emas melampaui kenaikan inflasi itu sendiri.
g. Mata Uang Asing, Segala macam mata uang asing biasanya dapat dijadikan
alat investasi.
h. Obligasi atau sertifikat obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh
pemerintah maupun perusahaan, baik untuk menambah modal perusahaan atau
membiayai suatu proyek pemerintah.
i. Tanah/bangunan, Investasi ini tergolong investasi dalam bentuk property,
investasi ini biasanya untuk jangka waktu panjang karena mengharapkan
adanya kenaikan dari nilai tanah/bangunan yang telah dibelinya.
j. Reksa dana, Wadah investasi yang berisi dana dari sejumlah investor dimana
uang didalamnya diinvestasikan ke dalam berbagai produk investasi oleh
sebuah Perusahaan Manajemen Investasi (Mutual Fund).

2.3 Manfaat Break even point(BEP)

a. Manfaat dari analisis break event point ( titik impas)

Analisis Break even secara umum dapat memberikan informasi kepada pimpinan,
bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat keuntungan
yang akan diperoleh pada level penjualan tertentu. Analisis break even dapat membantu
pimpinan dalam mengambil keputusan mengenai hal-hal sebagai berikut:

 Jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak


mengalami kerugian
 Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu.

9
 Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi.
 Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume
penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh.
 Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume
penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh.

2.4. Tujuan Analisis investasi


Pada dasarnya tujuan orang melakukan investasi adalah untuk menghasilkan sejumlah uang.
Manurut Tandelilin (2010:8) tujuan dalam melakukan investasi adalah sebagai berikut:
 Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa dating
Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya
dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat
pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang.
 Mengurangi tekanan inflasi.
Dalam melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat
menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya
pengaruh inflasi.
 Dorongan untuk menghemat pajak
Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya
investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang
melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu.
2.5 Metode analisis investasi

Analisis Investasi ada berbagai Metode, Metode yang biasa digunakan yaitu :

a. Payback Period, Payback Period merupakan salah satu metode perhitungan Capital
Budgeting yang relatif sederhana.payback period adalah waktu yang diperlukan
(dalam Satuan Tahun) untuk mengembalikan investasi yang telah ditanamkan oleh
penanam modal berdasarkan cash Inflow yang dihasilkan oleh suatu proyek.
Cara untuk mengambil keputusan dengan metode ini adalah membandingkan payback
period investasi yang diusulkan dengan umur ekonomis aktiva, apabila payback
period lebih pendek dari pada umur ekonomis aktiva maka rencana investasi dapat
diterima, sedangkan apabila payback period lebih panjang dari pada umur ekonomis
aktiva maka rencana investasi ditolak.

10
b. Metode “Internal Rate of Return”,Metode ini untuk membuat peringkat usulan
investasi dengan menggunakan tingkat pengembalian atas investasi yang dihitung
dengan mencari tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas
masuk proyek yang diharapkan terhadap nilai sekarang biaya proyek atau sama
dengan tingkat diskonto yang membuat NPV sama dengan nol.
c. Internal Rate of Return (IRR), Ukuran kedua yang sering digunakan dalam analisis
manfaat finansial adalah internal rate of return (IRR) atau tingkat pengembaliandari
investasi. IRR menunjukan tingkat discount rate atau tingkat keuntungan dari
investasi yang menghasilkan NPV sama dengan nol.
Dengan kata lain, IRR adalah tingkat bunga yang akan menyebabkan NPV sama
dengan nol, karena present value cash inflow pada tingkat bunga tersebut akan sama
dengan initial investment. Suatu usulan proyek investasi akan ditetima jika IRR > cost
of capital dan akan ditolak jika IRR < cost of capital. Perhitungan IRR untuk pola
cash flow yang bersifat seragam (anuitas), relatif berbeda dengan yang berpola tidak
seragam.
Setelah IRR diketahui langkah selanjutnya adalah membandingkan IRR dengan cost
of capital. Apabila IRR lebih besar dari pada cost of capital maka rencana investasi
dapat diterima karena menguntungkan dan sebaliknya apabila IRR lebih kecil dari
pada cost of capital maka rencana investasi ditolak karena merugikan.
Internal Rate of Return
Menentukan tingkat bunga (try & Error) yang menyebabkan NPV sama dengan 0
(nol).berdasarkan perhitungan NPV yang sudah didapatkan.
Jika IRR >= Cost of Capital maka : Proyek dipertimbangkan diterima.
d. Profitaility Index, Profitability index atau benefit cost ratio adalah perbandingan
antara nilai sekarang dari aliran kas masuk di masa yang akan datang dengan nilai
investasi..
e. Metode Net Present Value,Net Present Value (NPV) atau nilai sekarang bersih
adalah analisis manfaat finansial yang digunakan untuk mengukur layak tidaknya
suatu usaha dilaksanakan dilihat dari nilai sekarang (present value) arus kas bersih
yang akan diterima dibandingkan dengan nilai sekarang dari jumlah investasi yang
dikeluarkan. Arus kas bersih adalah laba bersih usaha ditambah penyusutan, sedang
jumlah investasi adalah jumlah total dana yang dikeluarkan untuk membiayai
pengadaan seluruh alat-alat produksi yang dibutuhkan dalam menjalankan suatu

11
usaha.

2.6 Cara menghitung Break even point

Dalam menentukan Break even point(titik impas) dapat digunakan da jenis BEP yaitu :

1. BEP Unit : BEP yang dinyatakan dalam jumlah penjualan produk di nilai tertentu.
2. BEP Rupiah : BEP yang dinyatakan dalam jumlah penjualan atau harga penjualan
tertentu.
Rumus / Cara Menghitung BEP
 BEP Unit = (Biaya Tetap) / (Harga per unit – Biaya Variable per Unit)
BEP Rupiah = (Biaya Tetap) / (Kontribusi Margin per unit / Harga per Unit)
Keterangan :
 BEP Unit / Rupiah = BEP dalam unit (Q) dan BEP dalam Rupiah (P)
 Biaya Tetap = biaya yang jumlahnya tetap walaupun usaha anda tidak sedang
berproduksi.
 Biaya Variable = biaya yang jumlahnya meningkat sejalan peningkatan
jumlah produksi seperti bahan baku, bahan baku pembantu, listrik, bahan
bakar, dan lain-lain
 Harga per unit = harga jual barang atau jasa perunit yang dihasilkan.
 Biaya Variable per unit = total biaya variable perunit (TVC/Q)
 Margin Kontribusi per unit = harga jual per unit -biaya variable per unit
(selisih)

Contoh BEP perhitungan

Dalam menyusun perhitungan BEP, kita perlu menentukan dulu 3 elemen dari rumus BEP
yaitu :

 Fixed Cost (Biaya tetap) yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menyewa tempat usaha,
peralatan, komputer dll. Biaya ini adalah biaya yang tetap kita harus keluarkan
walaupun kita hanya menjual 1 unit atau 2 unit, 5 unit, 100 unit atau tidak menjual
sama sekali
 Variable cost (biaya variable) yaitu biaya yang timbul dari setiap unit penjualan
contohnya setiap 1 unit terjual, kita perlu membayar komisi salesman, biaya antar,
biaya kantong plastik, biaya nota penjualan dll
 Harga penjualan yaitu harga yang kita tentukan dijual kepada pembeli

Berikut adapun contoh penggunaan rumus untuk menghitung Break Even Point :

12
1. Rumus BEP untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi Break Even
Point :

Total Fixed Cost


__________________________________
Harga jual per unit - variable cost

Contoh :
Fixed Cost suatu toko lampu : Rp.200,000,-
Variable cost Rp.5,000 / unit
Harga jual Rp. 10,000 / unit

Maka BEP per unitnya adalah

Rp.200,000
__________ = 40 unit

10,000 – 5,000

Artinya perusahaan perlu menjual 40 unit lampu agar terjadi Break Even Point. Pada
pejualan unit ke 41, baru mulai memperoleh keuntungan

2. Rumus BEP untuk menghitung berapa uang penjualan yang perlu diterima agar terjadi
BEP :

Total Fixed Cost


__________________________________ x Harga jual / unit
Harga jual per unit - variable cost

Dengan menggunakan contoh soal sama seperti diatas maka uang penjualan yang
harus diterima agar terjadi BEP adalah

Rp.200,000
__________ x Rp.10,000 = Rp.400,000,-
10,000 – 5,000

13
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana
perusahaan di dalam operasinyan tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita
kerugian. Tujuan dari analisis break event point yaitu untuk mengetahui pada volume
penjualan atau produksi berapakah suatu perusahaan akan mencapai laba tertentu.

Analisis Break Even Point secara umum dapat memberikan informasi kepada
pimpinan, bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat
keuntungan yang akan diperoleh pada level penjulalan tertentu.

Analisis break even dapat dirasakan manfaatnya apabila titik break even dapat
dipertahankan selama periode tertentu. Keadaan ini dapat dipertahankan apabila biaya-biaya
dan harga jual adalah konstan, karena naik turunnya harga jual dan biaya akan mempengaruhi
titik break even.

Kombinasi dari beberapa faktor menjadikan keputusan investasi sebagai keputusan


yang paling penting bagi pengelolaan keuangan. Semua bagian di dalam perusahaan sangat
terpengaruh pada keputusan ini. Kenyataan bahwa akibat keputusan ini berlanjut untuk suatu
jangka waktu yang panjang membuat pengambil keputusan kehilangan fleksibilitasnya.
Perusahaan harus membuat komitmen untuk masa depan.

Ada 5 (lima) metode yang digunakan untuk menilai layak tidaknya suatu investasi
akan dijalankan. Namum setelah dikaji satu per satu dari setiap metode dapat diambil
kesimpulan bahwa NPV merupakan metode yang lebih representatif, dibandingkan dengan
metode-metode yang lain. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan beberapa kasus yang dengan
metode lain tidak diterapkan, selain dengan menggunakan metode NPV.

3.2 SARAN

Apabila suatu perusahaan memproduksi lebih dari satu macam produk maka
komposisi atau perbandingan antara satu produk dengan produk lain (sales mix) haruslah
tetap. Karena keadaan ini dapat dipertahankan apabila biaya-biaya dan harga jual adalah
konstan, karena naik turunnya harga jual dan biaya akan mempengaruhi titik break even.

Jadi,Tujuan dari analisis break event point yaitu untuk mengetahui pada volume penjualan
atau produksi berapakah suatu perusahaan akan mencapai laba tertentu.

sebuah perusahaan harus menggunakan analisis laporan keuangan dalam sistem operasional
perusahaannya, dan juga perusahaan tersebut harus memilih seorang analis yang mampu

untuk menganalisis data perusahaan sehingga dapat mencapai tujuan yang telah
direncanakan atau akan memperoleh hasil yang memuaskan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir, Manajemen Keuangan, (Jakarta: Kencana), 2009.

http://chalisjr.blogspot.com/2016/03/makalah-tentang-analisis-break-event.html?m=1

http://deriaprianto74.blogspot.com/2012/01/analisis-break-even-point-bep.html?m=1

https://www.kembar.pro/2015/04/analisis-laporan- keuangan-dan-analisis-investasi.html?m=1

http://fitrikusumawaty.blogspot.com/p/analisa-break-even-point-a.html?m=1

15

Anda mungkin juga menyukai