Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS TITIK IMPAS

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan
Keuangan Bank Syariah

Dosen : Hastin Tri Utami, S.E.,M.Si

Disusun Oleh :

Kelompok 5

Anisa Nurfiani 1617203001

Arifulloh 1617203005

Gita Nur Laily 1617203020

Hana Putri Rahmawati 1617203023

Miladia Nur Khasanah 1617203029

Ninda Nashiha Hudaefa 1617203032

Riky Nur Safitri 1617203038

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

ISNTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO

2017/2018
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya,


penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisis Titik Impas.”
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun berterima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, khususnya kepada Ibu
Hastin Tri Utami selaku dosen mata kuliah Analisis Laporan Keuangan Bank
Syariah yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam pelaksanaan
bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian dalam penyusunan
makalah ini.

Penyusun sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka


menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai analisis titik impas.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penyusun berharap adanya kritik,
saran, dan usulan untuk perbaikan makalah yang telah penyusun buat di masa yang
akan datang.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya dan
juga dapat berguna bagi penyusun maupun orang yang membacanya. Amiin Yaa
Robbal ‘Allamiin.

Purwokerto, April 2018

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam rangka memproduksi atau menghasilkan suatu produk, baik


barang maupun jasa, perusahaan terkadang perlu terlebih dahulu
merencanakan berapa besar laba yang akan diperoleh. Artinya dalam hal ini
besar laba merupakan prioritas yang harus dicapai perusahaan, disamping hal-
hal lainnya. Agar perolehan lebih mudah ditentukan, salah satu cara yang
harus ditempuh perusahaan adalah perusahaan harus mengetahui terlebih
dahulu berapa titik impasnya. Artinya, perusahaan beroperasi pada jumlah
produksi atau penjualan tertentu sehingga perusahaan tidak mengalami
kerugian.

Analisis titik impas atau yang dikenal dengan nama analisis Break Even
Point (BEP) merupakan salah satu analisis laporang keuangan yang sangat
penting dalam perencanaan keuangan perusahaan. Analisis titik impas sering
disebut analisis perencanaan laba (profit planning). Analisis ini sering
digunakan apabila suatu perusahaan akan mengeluarkan suatu produk baru.
Artinya dalam memproduksi produk baru tentu berkaitan dengan masalah
biaya yang harus dikeluarkan, kemudian penentuan harga jual jual serta
jumlah barang atau jasa yang akan diproduksi atau dijual ke konsumen.

Analisis titik impas atau yang dikenal dengan analisis BEP memberikan
pedoman tentang berapa jumlah produk minimal, yang harus diproduksi atau
dijual. Tujuannya adalah agar perusahaan mampu memperoleh keuntungan
yang maksimal.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penulisan yang telah diberikan terlebih


dahulu maka disusun suatu batasan perumusan masalah dalam makalah ini
yaitu :

1. Apa Pengertian Analisis Titik Impas ?

2. Apa Tujuan Analisis Titik Impas ?

3. Apa Kelemahan Analisis Titik Impas ?

4. Apa Asumsi dan Keterbatasan Analisis Titik Impas ?

5. Apa Rumusan Analisis Titik Impas ?

6. Bagaimana Tingkat Keamanan (Margin of Safety) ?

7. Bagaimana BEP Dengan Perubahan ?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini, selain untuk melengkapi persyaratan


guna guna memenuhi mata kuliah Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah,
juga mempunyai tujuan yang sesuai dengan permasalahan yang diajukan
antara lain :

1. Untuk Mengetahui Pengertian Analisis Titik Impas.

2. Untuk Mengetahui Tujuan Analisis Titik Impas.

3. Untuk Mengetahui Kelemahan Analisis Titik Impas.

4. Untuk Mengetahui Asumsi dan Keterbatasan Analisis Titik Impas.

5. Untuk Mengetahui Rumusan Analisis Titik Impas.

6. Untuk Mengetahui Bagaimana Tingkat Keamanan (Margin of Safety).

7. Untuk Mengetahui Bagaimana BEP Dengan Perubahan.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Titik Impas


Dalam rangka memproduksi atau menghasilkan suatu produk, baik barang
maupun jasa, perusahaan terkadang perlu lebih dahulu merencanakan berapa besar
laba yang ingin diperoleh. Agar perolehan laba mudah ditentukan, salah satu
caranya adalah perusahaan harus mengetahui terlebih dahulu titik impasnya,
artinya perusahaan beroperasi pada jumlah produksi atau penjualan tertentu
sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian ataupun keuntungan. Analisis titik
impas adalah suatu keadaan dimana perusahaan beroprasi dalam kondisi tidak
memperoleh pendapatan (laba) dan tidak mendapat kerugian pula.

Analisis titik impas atau analisis Break Even Point (BEP) merupakan salah
satu analisi keuangan yang sangat penting dalam perencanaan keuangan
perusahaan. Analisis ini biasanyalebih sering digunakan apabila perusahaan ingin
mengeluarkan suatu produk baru, artinya dalam memproduksi produk baru
berkaitan dengan masalah biaya yang harus dikluarkan, kemudian menentukan
harga jual serta jumlah barang atau jasa yang akan diproduksi atau dijual ke
konsumen.

Analisis ini digunakan untuk mengetahui pada titik berapa hasil penjualan
sama dengan jumlah biaya atau perusahaan beroperasi dalam kondisi tidak laba
tidak rugi, atau laba sama dengan nol. Melalui titik impas akan dapat mengetahui
bagaimana hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume
kegiatan, biasa disebut juga cost profit analysis.

Analisis titik impas juga memberikan pedoman tentang berapa jumlah


produk minimal yang harus diproduksi atau dijual. Tujuannya agar perusahaan
mampu memperoleh laba yang maksimal. Jumlah produksi yang akan dijual akan
berkaitan erat dengan biaya yang dikeluarkan. Besar kecilnya biaya sangat
berpengaruh tehadap harga jual, oleh karena itu salah satu kegunaan titik impas
adalah untuk menentukan biaya-biaya yang dikeluarkan dan jumlah produksi.
Manfaat lain analisis titik impas adalah untuk membantu manajer dalam
mengambil keputusan dalam hal aliran kas, jumlah permintaan (produksi) dan
penentuan harga suatu produksi tertentu.

Dalam menentukan titik impas, perlu diketahui beberapa hal yang peting,
agar titik impas dapat ditentukan dengan tepat yaitu:

1. Tingkat keuntungan yang ingin dicapai dalam suatu periode


2. Besarkanya kapasitas produksi yang tersedia atau yang mungkin
dapatditingkatkan
3. Jumlah biaya yang harus dikeluarkan, baik biaya tetap maupun biaya
variabel.
B. Tujuan Analisis Titik Impas
Penggunaan analisis titik impas memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai,
yaitu:

1. Mendesain spedifikasi produk


2. Menentukan harga jual persatuan
3. Menentukan jumlah produksi atau penjualan minimal agar tidak mengalami
kerugian
4. Memaksimalkan jumlah produksi
5. Merencanakan laba yang diinginkan.
Analisis titik impas memberikan perbandingan antara biaya dengan harga untuk
berbagai desain sebelum spesifikasi produk ditetapkan. Hal ini disebabkan biaya
sangat besar pengaruhnya terhadap harga jual, dengan titik impas kita dapat
menguji terlebih dahulu kelayakan suatu produk.

Maksud penetuan jumlah produksi atau penjualan minimal agartidak


mengalami kerugian adalah agar perusahaan mampu menentukan batas jumlah
produksi dalam kondisi tidak rugi dan tidak laba dari kapasitas produksi yang
dimilikinya. Dengan demikian, akan memudahkan perusahaan untuk
mempertimbangkan apakah harga jual sudah layak jika dikaitkan dengan biaya yan
dikeluarkan dan kapasitas produksi yang dimiliki.
C. KELEMAHAN ANALISIS TITIK IMPAS
Kelemahan titik impas mau tidak mau pasti ada dan tidak isa di hindari, berikut
beberapa kelemahan titik impas :
a. Perlu Asumsi
Analis titik impas membutuhkan banyak asumsi, terutama mengenai
hubungan antara biaya dengan pendapatan. Padahal terkadang asumsi yang di
gunakan sudah tidak sesuai dengan realita yang terjadi ke depan.
b. Bersifat Statis
Hanya di gunakan pada titik tertentu , bukan periode tertentu
c. Tidak di gunakan untuk mengambil keputusan ahir
Hanya baik di gunakan jika ada penentuan kegiatan lnjutan yang dapa
dilakukan
d. Tidak menyediakan pengujian aliran kas yang baik
jika aliran kas yang ditentukan melebihi aliran kas yang harus di keluarkan,
maka proyek dapat di terima dan hal lainnya dianggap sama
e. Hubungan penjuala dan biaya
jika penjualan dilakukan dalam kapasitas penuh, tetapimemerlukan tambahan
penjualan, akan ada tambahan biaya kerja atas upah yang mengakibatkan
naiknya biaya variabel dan jika di perlukan tambahan peralatan atau pabrik.
maka, biaya tetap juga akan meningkat
f. Kurang mempertimbangkan risiko-riisiko yang terjadi selama masa penjualan
selama masa penjualan begitu banyak risiko yang mungkin dihadapi, misalnya
kenakan haga bahan baku, yang akan berpengaruh kepada jumlah penjualan
secaa keseluruhan, baik unit maupun keseluruhan
g. Pengukuran kemungkinan penjualan
jika hendak membuat grafik pulang pokok yang di dasarkan kepada harga
penjualan yag konstan untuk melihat kemungkinan laba pada berbagai tingkat
harga harus dibuatkan semua seri grafik untuk tiap tingkat harga.
Meskipun analis titik impas memiliki banyak kelemahan, manajemen masih dapat
menggunakannya sebagai salah satu alat perencanaan keuangan, terutama
perencanaan laba, produksi, maupun perencnaan penjualan ke depan. Hanya saja
bagaimana perusahaan dapat melihat kelemahan di atas sebagai bahan koreksi atau
pertimbangan lain dalam menentukan kebijakannnya.

D. Asumsi dan Keterbatasan Analisis Titik Impas

Asumsi-asumsi dan keterbatasan analisis titik impas adalah sebagai berikut:

1. Biaya
Ada dua biaya yang digunakan dalam analisis titk impas, yaitu biaya tetap
dan biaya variabel. Untuk mengelompokan kedua biaya tersebut ada dua
macam pendekatan yang dapat digunakan yaitu.
a. pendekatan analistis
meneliti setiap jenis unsur biaya yang terkandung satu per satu dari
biaya yang ada beserta sifat-sifat biaya tersebut.
b. Pendekatan historis
Memisahkan biaya tetap dan variabel bedasarkan angka-angka dan data
biasa masa lampau.
2. Biaya tetap (fixed cost)
Biaya yang secara total tidak mengalami perubahan, walaupun terjadi
perubahan pada volume produksi atau penjualan. Biaya tetap merupakan
biaya konstan sampai batas produksi tertentu. Contoh biaya tetap,
penyusutan aktiva tetap, gaji, bunga, dan sewa.
3. Biaya variabel
Biaya yang secara total berubah-ubah sesuai dengan perubahan volume
produksi. Biaya variabel berubah-ubah secara sebanding (proporsional)
dengan perubahan volume produksi atau penjualan. Contoh biaya variabel,
biaya bahan baku, upah buruh langsung, dan komisi penjualan biaya
variabel lainya.
4. Harga jual
Analisis untuk satu harga jual atau harga barang yang dijual atau
diproduksi.
5. Tidak ada perubahan harga jual
Harga jual persatuan tidak dapat berubah selama periode analisis. Hal itu
bertentangan dengan kondisi sesungguhnya dimana harga jual dalam satu
periode dapat berubah-ubah seiring dengan perubahan biaya lainya yang
berhubungan langsung dengan produk maupun tidak.
E. Rumusan yang Digunakan

Untuk mencari titik impas dapat kita gunakan beberapa model rumus.
Pemakaian rumus dapat dilakukan sesuai dengan keinginan dan tujuan pemakai.
Hanya saja masing-masing rumus memiliki keuntungan dan kelebihan masing-
masing. Misalnya rumus matematika dengan grafik tentu memberikan informasi
yang berbeda dalam arti luas, seperti lengkap tidaknya informasi yang diberikan
dan mudah dalam menggunakan. Sebagai contoh, dengan menggunakan model
matematik, kita dapat dengan mudah mencari dan mengetahui titik impas suatu
produk.

Berikut ini beberapa model rumus yang dapat digunakan dalam analisis
titik impas:

1. Dengan Rumus Matematik


a. Analisis Titik Impas Dalam Unit

𝐹𝐶
BEP= 𝑃−𝑉𝐶/𝑈𝑛𝑖𝑡

Dimana:
BEP = Analisis Titik Impas (break Even Point)
VC = Biaya Variabel Persatuan ( Variabel Cost)
P = Harga Jual Persatuan (Price)
S = Jumlah Penjualan (Sales Volume)
b. Analisis Titik Impas Rupiah

𝐹𝐶
BEP= 𝑉𝐶

1 - 𝑆̅

2. Dengan coba-coba
Mencoba memasukan angka-angka yang kita inginkan sehingga terlihat
batas laba atau rugi untuk setiap penjualan.
3. Dengan grafik
Dari tiap-tiap unit penjualan terdapat informasi lengkap seperti, setiap
rupiah penjualan, biaya tetap, biaya variabel, total biaya maupun laba atau
rugi.
F. Tingkat keamanan (margin of safety)

Tingkat keamanan atau margin of safety (MOS) merupakan hubungan atau selisih
antara penjualan tertentu (sesuai anggaran) dengan penjulan pada titik impas.

Batas aman digunakan untuk mengetahui beberpa besar penjualan yang


dianggarkan untuk mengantisipasi penurunan penjualan agar tidak mengalami
kerugian.

Rumus yang digunakan untuk mencari tingkat keamanan atau Margin Of Safety
(MoS) adalah sebagai berikut:

1. Penjualan yang direncanakan


MoS = penjualan per bujet ×100%
Penjualan per titik impas
2. Penjualan MoS
MoS = penjualan per bujet – penjualan per titik impas ×%
Penjualan per bujet
Dari data sebelumnya MoS dapat dicari sebagai berikut:
MoS = Rp.500.000.000 ×100%=166.66% dibulatkan (167%)
Rp.300.000.000
MoS= Rp.500.000.000- Rp.300.000.000 ×00%=40%
Rp.500.000.000
Ini berarti behwa tingkat penjualan tidak boleh kurang atau turun 40% dari
tingkat penjualan yang direncanakan atau 67% dari tingkat penjualan titik
impas yang telah ditetapkan perusahaan.
G. Break Event Point (BEP) Dengan Perubahan

Dalam praktiknya perolehan titik impas akan berubah-ubah seiring


dengan terjadinya berbagai perubahan kondisi lingkungan atau kebijakan. Artinya
pihak manajemen harus selalu mengantisipasi apabila terjadi perubahan-perubahan
yang akan menyebabkan perubahan perolehan titik impas. Berikut ini adalah
berbagai sebab yang mengakibatkan perubahan titik impas, yaitu :

1. Pengaruh Perubahan Harga Jual Per Unit


Sebagai contoh dari kasus sebelumnya, apabila terjadi kenaikan harga jual
per unit dari Rp. 5.000.000,00 menjadi Rp. 6.000.000,00 (kenaikan 20%).
Pengaruh kenaikan harga jual ini akan berdampak terhadap BEP yang akan
berubah menjadi lebih kecil baik dalam rupiah maupun unit.
2. Pengaruh Perubahan Jumlah Biaya Tetap
Seperti diketahui bahwa dalam analisis BEP, biaya tetap secara total
diasumsikan tetap (konstan). Jadi, apabila perubahan biaya tetap, otomatis
BEP-nya juga berubah. Dalam praktiknya, apabila biaya tetap berubah,
BEP akan naik. Demikian pula sebaliknya apabila biaya tetap turun, BEP
akan turun. Perubahan biaya tetap biasanya diakibatkan karena adanya
tambahan kapasitas produksi atau kenaikan atau penurunan (efisiensi).
BAB III

KESIMPULAN

Analisis titik impas adalah suatu keadaan dimana perusahaan beroperasi


dalam kondisi tidak memperoleh pendapatan (laba) dan tidak pula memperoleh
kerugian. Artinya, dalam kondisi ini jumlah pendapatan yang diterima sama
dengan jumlah biaya yang dikeluarkan.

Analisis titik impas dapat digunakan untuk :

1. Desain produk

2. Pembelian peralatan dana

3. Analisis produk

Kelemahan analisis titik impas adalah :

1. membutuhkan banyak asumsi terbatas


2. Bersifat statis
3. Tidak digunakan untuk mengambil keputusan akhir
4. Tidak menyediakan pengujian aliran kas yang baik
5. Kurang mempertimbangkan risiko-risiko yang terjadi selama masa
penjualan.

Asumsi dan keterbatasan analisis titik impas adalah sebagai berikut :

1. Biaya yang digunakan hanya dua macam, yaitu memisahkan antara biaya
tetap dan biaya variabel
2. Biaya tetap dianggap konstan sampai kapasitas tertentu saja
3. Biaya variabel berubah-ubah secara sebanding (proporsional) dengan
perubahan volume penjualan
4. Hanya digunakan satu macam harga barang yang dijual atau diproduksi
5. Tidak ada perubahan harga jual

Anda mungkin juga menyukai