OLEH :
KELOMPOK 11
Nurhasisa (90500119033)
PERBANKAN SYARIAH
2021
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah menberikan rahmat dan
hidayat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat waktu. Adapun tujuan
dari penulisan makalah ini yakni memenuhi tugas mata kuliah Analisis Laporan Keuangan.
Selain itu, makalah ini juga berfungsi untuk menambah wawasan tentang bagaimana Analisis
Titik Impas.
Maka dari itu, kami mengucapkan syukur kepada bapak/ibu dosen yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan dengan bidang studi. Kami juga
menyadari, makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata sempurna. Sehingga dari pada itu,
kami sangat membutuhkan saran dan kritikan demi menunjang kesempurnaan makalah yang
kami susun.
Waassalamu’ alaikumWr. Wb
Penulis
ii
DAFTAR ISI
A. Kesiimpulan ……………………………………………………………………….…....14
B. Saran……………………………………………………………………………………..15
iii
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………..16
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hal tersebut dikarenakan biaya produksi sangat berpengaruh terhadap harga jual dan
begitu pula sebaliknya, sehingga dengan penentuan titik impas tersebut dapat diketahui jumlah
barang dan jumlah harga yang pada penjualan. Analisis break even point sering digunakan dalam
hal yang lain misalnya dalam analisis laporan keuangan.1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Pengertian Break Even Point?
2. Bagaimanakah Dasar-Dasar Break Even Point?
3. Bagiamanakah Tujuan Analisa Break Even Point?
4. Bagiamanakah Manfaat Analisa Break Even Point?
5. Bagaimanakah Pembentuk Break Even PPoint
6. Bagiamanakah Metode dan Cara Perhitungan Break Even Point?
7. Bagiamanakah Contoh dan Cara Analisis Break Even Point?
8. Bagaimanakah Penggambaran Grafis Break Even Point?
9. Bagiamanakah Faktor-faktor yang Meningkatkan Break Even Point Perusahaan?
10. Bagiamanakah Cara Mengurangi BEP?
C. Tujuan Penulisan
1
3. Untuk mengetahui Tujuan Analisa Break Even Point
BAB II
PEMBAHASAN
2
Perekonomian syariah di Indonesia terus mengalami pertumbuhan yang sangat pesat,
terlihat dengan semakin banyaknya lembaga-lembaga yang beroperasi berdasarkan prinsip
syariah, selain itu tumbuh dan berkembangnya usaha-usaha dengan prinsip syariah.
Perkembangan ekonomi syariah tidak terlepas dari peran berbagai pihak yang terus berupaya
mensosialisasikan ekonomi syariah kepada masyarakat. Pemerintah tampaknya sangat serius
dalam mendukung perkembangan ekonomi syariah di Indonesia. Terlihat dari pangsa pasar
keuangan syariah yang belum cukup 10 persen, sehingga perlu upaya lebih untuk
pengembangannya. Perlu ditentukan arah dan fokus pada segmen tertentu untuk dikembangkan
agar dapat bersaing secara global.
Setiap usaha bisnis didirikan dengan tujuan memperoleh keuntungan yang dapat
digunakan untuk kelangsungan hidup perusahaan agar terus berjalan dari waktu ke waktu. Setiap
usaha yang didirikan mempunyai harapan dikemudian hari, misalnya mengharapkan
perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan usaha pada dasarnya menginginkan tercapainya
tujuan untuk memperoleh laba dan menjaga kontinuitas usahanya, adanya hal tersebut memaksa
pengusaha untuk bekerja keras agar mampu bertahan hidup dan mencapai laba yang maksimal.
Perencanaan laba artinya manajemen mampu merencanakan laba yang diinginkan dengan
kapasitas produk yang dimiliki. Besarnya laba dapat diukur dari batas minimal produksi atau dari
total rupiah yang diproduksi. Manajemen harus mampu merencanakan atau menentukan jumlah
keuntungan setiap unit produksi yang dijual. Besar kecilnya laba perusahaan akan menjadi
ukuran sukses manajemen dalam mengelola perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat laba adalah harga jual, biaya dan volume penjualan. Ketiga faktor tersebut saling
berkaitan dan memegang peranan penting dalam mengambil keputusan kebijakan perusahaan
dimasa yang akan datang (Tomu, 2017). Teknik yang dapat dipakai oleh manajemen dalam
menentukan volume produksi yang dapat menutupi total biaya untuk menghindari kerugian
adalah analisis titik impas atau yang sering disebut analisis pulang pokok. Analisis Titik Impas
yang diartikan suatu keadaan dimana dalam operasi perusahaan, perusahaan tidak memperoleh
laba dan tidak menderita rugi (penghasilan sama dengan total biaya), analisis ini juga mampu
memberikan informasi kepada pimpinan perusahaan mengenai berbagai tingkat volume
penjualan, informasi mengenai biaya yang dibebankan kepada perusahaan, serta memberi
petunjuk bagaimana merencanakan laba perusahaan (Munawir, 2014).
3
Menurut Munawir (2014) Analisis Titik Impas dapat diartikan suatu keadaan dimana
dalam operasi perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi (penghasilan sama
dengan total biaya). Hansen & Women (2000) berpendapat Analisis Titik Impas adalah titik
dimana total pendapatan sama dengan total biaya, yaitu titik dimana laba sama dengan nol.
Sedangkan menurut Syamsudin (2001) Analisis Titik Impas diartikan sebagai suatu tingkat
penjualan yang dapat menutup “fixed & variabel operating expenses” atau biaya-biaya operasi
yang bersifat tetap dan variabel. Sedangkan menurut Prastowo (2005), Analisis Titik Impas
adalah teknik analisis yang digunakan untuk menentukan tingkat penjualan dan komposisi
produk yang diperlukan hanya untuk menutup semua biaya yang terjadi selama periode tertentu.2
Tujuan usaha adalah untuk mendapatkan laba. Perencanaan laba memerlukan alat bantu
berupa analisa titik impas yang mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel,
keuntungan dan volume kegiatan, sehingga dalam suatu industri harus berusaha semaksimal
mungkin menghindari kerugian atau keadaan impas.3
Sering pula disebut sebagai BEP adalah titik impas di mana laba yang dihasilkan
memiliki nilai yang sama dengan nilai yang dibutuhkan untuk proses produksi. Menurut
Rachmina dan Sari (2017:142), analisis titik impas (break even point) adalah informasi yang
digunakan oleh manajemen untuk mendapatkan gambaran tentang tingkat volume penjualan
minimum yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian ataupun untung. Titik
impas sendiri dipengaruhi oleh pendapatan dan biaya. Apabila ada pilihan alternatif maka pilihan
yang diambil ialah kegiatan yang memiliki titik impas kecil atau rendah. Dengan informasi titik
impas, manajer suatu perusahaan dapat mengetahui tingkat penjualan yang diharapkan agar
terhindar dari kerugian, dan kemudian dapat menentukan langkah-langkah yang tepat untuk
periode yang akan datang. Dengan mengetahui titik impas penjualan, manajer dapat mengetahui
tingkatan sasaran volume penjualan terendah yang harus dicapai oleh perusahaan yang
dipegangnya. Break Even Point adalah kondisi yang menggambarkan bahwa total pendapatan
adalah sama dengan total biaya, atau dengan kata lain laba perusahaan adalah nol. Break Even
Point sangat berguna dalam menentukan perencanaan perusahaan (The dan Sugiono, 2015:94).
Break Even Point atau titik impas adalah sebuah titik dimana jumlah pendapatan penjualan sama
2
Jawa, Amtiran and Ndoen/ JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 12, No.2, 2020, p167-178
3
Sorongan, Srivo Nindy dan Nangoi, Grace B., JURNAL EMBA: JURNAL RISET EKONOMI, MANAJEMEN, BISNIS DAN
AKUNTANSI, ANALISA TITIK IMPAS
4
dengan jumlah biaya. Dengan demikian pada titik ini perusahaan tidak memperoleh laba, namun
juga tidak menderita rugi (laba=0) (Krismiaji dan Aryani, 2011:170).4
Dapat dikatakan, titik impas adalah kondisi dimana jumlah keseluruhan pendapatan sama
dengan jumlah keseluruhan pengeluaran dalam setiap produksi barang atau jasa. Pada posisi ini,
laba akan bernilai nol mutlak, atau orang awam menyebutnya dengan istilah balik modal.
Dalam ilmu ekonomi, terutama ilmu akuntansi dan manajemen keuangan, mengetahui
nilai BEP suatu produk itu adalah hal yang mendasar. Hal itu dikarenakan, dari BEP maka
perusahaan bisa mengetahui prediksi keuangan perusahaan di periode-periode berikutnya. Maka,
sebagai pengusaha perlu mengetahui konsep yang merupakan asumsi-asumsi dasar dalam
penentuan BEP adalah sebagai berikut:
1. Biaya yang menjadi elemen utama dalam penghitungan BEP harus termasuk ke dalam
biaya tetap dan biaya variabel.
2. Nilai biaya tetap akan tetap konstan meskipun terjadi perubahan aktivitas produksi.
3. Nilai biaya variabel secara keseluruhan akan berubah sesuai dengan perubahan volume
kapasitas produksi.
4. Selama periode analisis adalah harga jual per unit tetap, sehingga selama waktu tersebut
tidak ada perubahan harga jual dari perusahaan.
5. Dalam penghitungan BEP, jumlah produk yang dihasilkan selalu dianggap telah habis
terjual.
6. Perhitungan BEP bisa berlaku untuk satu produk, namun jika perusahaan memproduksi
banyak produk maka diperlukan perimbangan hasil penjualan pada setiap produk.
Asumsi dasar ini akan membantu Anda dalam pengimplentasian rumus perhitungan
Break Even Point. Bisa dikatakan bahwa dasar-dasar ini merupakan aturan tetap untuk
menghitung BEP yang benar. Jika mengabaikan hal ini, maka akan terjadi kesalahan dalam
perhitungan nilai BEP.
4
Rachel Tangeren, Jullie J. Sondakh, Winston Pontoh, ANALISIS TITIK IMPAS DAN BATAS AMAN SEBAGAI DASAR
PERENCANAAN, Jurnal Riset Akuntansi Going Concern 13(3), 2018, 373-380
5
Setelah mengetahui dasar-dasar titik impas ini, perlu juga Anda mengetahui tujuan dari
analisa BEP ini. Terdapat beberapa fungsi dari BEP bagi perusahaan. Berikut empat fungsi dari
mengetahui nilai BEP.
Perhitungan titik impas yang digunakan perusahaan memberikan banyak manfaat. Secara
umum perhitungan titik impas digunakan sebagai alat untuk mengambil keputusan dalam
perencanaan keuangan, penjualan, dan produksi. Menurut Kasmir (2010 :168 – 170), Dalam
praktiknya penggunaan perhitungan titik impas memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai
yaitu:
Mendesain spesifikasi produk diperlukan suatu pedoman yang memberi arah bagi
manajemen untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan biaya dan harga.
Perhitungan titik impas memberikan perbandingan antara biaya dengan harga untuk berbagai
desain sebelum spesifikasi produk ditetapkan..
6
Penentuan harga jual persatuan, sangat penting agar harga jual dapat diterima
pelanggan. Disamping pertimbangan biaya yang akan dikelurkan, harga jual juga terkait
dengan pihak pesaing yang memiliki produk yang sejenis. Jika penentuan harga jual yang
tidak realistis, maka perusahaan tidak akan mampu menutupi semua atau sebagian dari biaya
– biaya yang akan dikeluarkan. Demikian pula jika melebihi harga jual dari pesaing dan tidak
diimbangi dengan kualitas dan pelayanan juga tida akan mampu memaksimalkan penjualan
seperti yang telah ditentuakn.
Produksi atau penjualan minimal agar tidak mengalami kerugian, maksudnya adalah
agar perusahaan mampu menentukan batas jumlah produksi dalam kondisi tidak rugi dan
tidak laba dari kapasitas produksi yang dimilikinya. Dengan demikian, akan memudahkan
perusahaan untuk mempertimbngkan apakah harga jual sudah layak, jika dikaitkan dengan
biaya yang dikeluarkan dan kapasitas produksi yang dimiliki.
Memaksimalkan jumlah produksi artinya, dengan perhitungan titik impas kita akan
tahu, apakah jumlah produksi sudah maksimal atau belum. Tujuannya agar jangan sampai
ada kepastian produksi yang menganggur. Kemudian perusahaan juga mampu menjaga agar
berproduksi secara efisien.
5
MARGIN KONTRIBUSI SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PERUSAHAAN ROTI “BAYU SARI” PETANAHAN,
Jurnal Fokus Bisnis, Vol.14, No.01, Bulan Juli 2015, hal 66-88.
7
Penerapan penggunaan konsep BEP dapat diimplementasikan pada semua jenis bidang
usaha baik usaha kecil hingga berskala besar. Ada tiga manfaat dari analisa BEP dalam sebuah
bisnis. Berikut tiga manfaat dari BEP adalah sebagai:
a) Pedoman bagi pengusaha untuk memberikan nilai investasi yang tepat sehingga bisa
mengimbagi biaya produksi awal.
b) Bahan analisis bagi perusahaan untuk mengetahui nilai jual beli saham, perencanaan
anggaran dan proyeksi keuangan perusahaan.
c) Patokan dalam menentukan margin, agar perusahaan memperoleh keuntungan bukan
kerugian.
d) Pada dasarnya dengan mengetahui nilai ini maka akan lebih mudah bagi perusahaan
untuk menentukan kebijakan pada periode berikutnya. Selain itu, dengan adanya BEP ini
maka pengusaha akan dituntut lebih jeli dan berinovasi di berbagai bidang agar usahanya
tetap eksis.
Dalam mendapatkan sebuah nilai BEP, terdapat empat elemen pembentuk. Keempat
elemen pembentuk tersebut adalah biaya tetap, biaya variabel, harga jual, dan laba. Berikut
penjelasan masing-masing elemen pembentuk BEP:
6
Zaini Muhammad , Sutarni, dan Trisnanto Teguh Budi, Analisis Keuntungan Dan Titik Impas (Break Even Point)
Industri Rumah Tangga Tahu Di Kecamatan Punggur
8
dimaksud adalah beroperasi atau tidak beroperasinya suatu perusahaan untuk
memproduksi barang pada periode tertentu. Biaya tetap bisa berupa biaya penyusutan
mesin, biaya tenaga kerja, biaya sewa gedung atau gudang, dsb.
b. Biaya Variabel (Variable Cost)
Biaya variabel atau biaya tidak tetap yang lebih dikenal dengan istilah variable
cost adalah biaya yang nilainya dapat berubah-ubah per unit nya. Perubahan ini
disebabkan oleh volume kapasitas produksi yang bisa meningkat atau menurun sesuai
dengan permintaan pasar. Hubungan sejajar antara biaya variabel dan kapasitas produksi
akan saling berkaitan karena jika salah satu terjadi peningkatan maka yang lain akan
mengikuti. Contoh dari biaya variabel adalah biaya listrik, biaya baku, biaya transportasi,
dsb.
c. Harga Jual (Price)
Harga jual adalah harga yang diperoleh dari seluruh biaya yang dibutuhkan untuk
memproduksi sebuah barang ditambah dengan nilai keuntungan atau margin yang ingin
diperoleh. Biasanya, harga jual akan dihitung per unit setelah diproduksi.
d. Pendapatan (Revenue)
Pendapatan atau penghasilan yang didapatkan dari semua penjualan produk.
Jumlah pendapatan diperoleh dari harga jual dikalikan dengan jumlah produk yang terjual
di pasar. Nilai dari pendapatan dibutuhkan untuk memproyeksikan pendapatan periode
berikutnya dengan nilai margin dan/atau jumlah unit dan harga yang berbeda.
BEP di dunia akuntansi akan sangat berguna bagi pengusaha. Karena dengan mengetahui
nilai BEP, maka Anda sebagai pengusaha mampu menentukan langkah strategis bagi perusahaan
dalam menentukan harga jual, metode produksi, dsb. Berikut terdapat tiga rumus yang digunakan
dalam menghitung BEP:
BEP Unit
BEP Unit = (Biaya Tetap) / (Harga per unit – Biaya Variable per Unit)
BEP diperoleh dari biaya tetap dibagi dengan margin kontribusi per unit. Nilai
margin kontribusi per unit diperoleh dari selisih antara harga jual per unit dengan biaya
9
variabel per unit. Selain itu, nilai margin kontribusi bisa diperoleh dari hasil pembagian
antara total penjualan keseluruhan dengan biaya variabel.
BEP Nilai Penjualan
BEP = Biaya Tetap / (1 – (Biaya Variabel/Harga))
BEP dapat dihitung berdasarkan hasil nilai penjualan. Nilai BEP diperoleh dari
biaya tetap dibagi dengan hasil selisih antara 1 dengan hasil pembagian variabel dan
harga penjualan.
BEP dengan satuan mata uang
BEP Mata Uang = (Biaya Tetap) / (Kontribusi Margin per unit / Harga per Unit)
BEP diperoleh dari harga jual satuan per unit dikalikan dengan BEP per unit.
Maka, dari hasil perkalian tersebut akan diperoleh nilai BEP dengan satuan mata uang
yang digunakan. Ketika menghitung BEP dengan satuan mata uang , Anda harus
menentukan mata uang mana yang akan digunakan, jika terdapat perbedaan mata uang
maka salah satu mata uang nilainya harus dikurskan terlebih dahulu.
Budi adalah akuntan manajerial yang bertanggung jawab atas Perusahaan A, yang
menjual botol air. Dia sebelumnya menetapkan bahwa biaya tetap Perusahaan A terdiri dari
pajak properti, sewa, dan gaji eksekutif, yang jumlahnya mencapai 100.000 dolar.
Biaya variabel yang terkait dengan produksi satu botol air adalah 2 dolar per unit. Botol
air ini dijual dengan harga premium 12 dolar. Untuk menentukan brak even point atau titik impas
botol air premium Perusahaan A:
Oleh karena itu, mengingat biaya tetap, biaya variabel, dan harga jual botol air, Perusahaan A
perlu menjual 10.000 unit botol air untuk mencapai titik impas.
Representasi grafis dari penjualan unit dan penjualan dolar yang diperlukan untuk
mencapai titik impas disebut sebagai grafik titik impas atau grafik Cost Volume Profit (CVP). Di
bawah ini adalah grafik CVP dari contoh di atas:
10
Penjelasan:
Satuan ada di sumbu X (horizontal) dan jumlah dolar ada di sumbu Y (vertikal).
Garis biru menunjukkan pendapatan per unit yang terjual. Misalnya, menjual 10.000 unit akan
menghasilkan pendapatan 10.000 x 12 = 120.000 dolar.
Garis kuning menunjukkan biaya total (biaya tetap dan variabel). Misalnya, jika perusahaan
menjual 0 unit, maka perusahaan akan mengeluarkan $ 0 untuk biaya variabel, tetapi 100.000
dolar untuk biaya tetap dengan total biaya 100.000 dolar. Jika perusahaan menjual 10.000 unit,
perusahaan akan memerlukan 10.000 x 2 = 20.000 dolar untuk biaya variabel dan 100.000 dolar
untuk biaya tetap dengan total biaya 120.000 dolar.
Titik impasnya adalah 10.000 unit. Pada titik ini, pendapatan akan menjadi 10.000 x 12 =
120.000 dolar dan biaya akan menjadi 10.000 x 2 = 20.000 dolar dalam biaya variabel dan
100.000 dolar dalam biaya tetap.
Jika jumlah unit melebihi 10.000, perusahaan akan mendapat untung dari unit yang terjual.
Perhatikan bahwa garis pendapatan lebih besar dari garis biaya total kuning setelah 10.000 unit
11
produksi. Begitu juga jika jumlah unit di bawah 10.000, perusahaan akan merugi. Dari 0-9,999
unit, garis biaya total berada di atas garis pendapatan.
Penting untuk menghitung titik impas perusahaan untuk mengetahui target minimum
mereka untuk menutupi biaya produksi. Namun, ada kalanya BEP meningkat atau menurun,
bergantung pada faktor-faktor tertentu. Berikut beberapa faktornya:
Ketika ada peningkatan penjualan pelanggan, itu berarti ada permintaan yang lebih
tinggi. Perusahaan kemudian perlu memproduksi lebih banyak produknya untuk memenuhi
permintaan baru ini yang, pada gilirannya, menaikkan BEP untuk menutupi biaya tambahan
tersebut.
Bagian tersulit dalam menjalankan bisnis adalah ketika penjualan pelanggan atau
permintaan produk tetap sama sementara harga biaya variabel meningkat, seperti harga bahan
baku. Ketika itu terjadi, BEP juga naik karena adanya biaya tambahan. Selain biaya produksi,
biaya lain yang mungkin meningkat antara lain sewa gudang, kenaikan gaji karyawan, atau tarif
utilitas yang lebih tinggi.
c) Perbaikan peralatan
Dalam kasus di mana jalur produksi terputus-putus, atau bagian dari jalur perakitan rusak,
BEP meningkat karena jumlah target unit tidak diproduksi dalam kerangka waktu yang
diinginkan. Kegagalan peralatan juga berarti biaya operasional yang lebih tinggi dan, oleh karena
itu, impas yang lebih tinggi.
Agar bisnis menghasilkan keuntungan lebih tinggi, BEP harus diturunkan. Berikut cara
paling efektif untuk menguranginya.
12
Naikkan harga produk
Ini adalah sesuatu yang tidak semua pemilik bisnis ingin lakukan tanpa ragu-ragu,
karena takut kehilangan beberapa pelanggan.
Lakukan outsourcing
Profitabilitas dapat meningkat ketika bisnis memilih outsourcing, yang dapat
membantu mengurangi biaya produksi ketika volume produksi meningkat7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
7
https://accurate.id/ekonomi-keuangan/apa-itu-break-even-point/
13
Latar Belakang Di era pasar bebas, persaingan ekonomi semakin bersifat global.
Globalisasi perekonomian telah memicu terjadinya persaingan bisnis yang semakin ketat antar
perusahaan. Pelanggan menuntut kualitas produk serta harga yang murah terhadap produk-
produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Dalam menghadapi persaingan bisnis, maka perlu
dilakukan langkah-langkah antisipasi dengan melakukan berbagai macam perbaikan,
perencanaan, dan memperhatikan kinerja perusahaan. Kinerja adalah hasil yang dicapai oleh
perusahaan dalam kurung waktu satu tahun (Sahabuddin, 2015). Perbaikan, perencanaan, dan
peningkatan kinerja dilakukan agar perusahaan dapat mencapai laba yang diharapkan dalam
rangka menjamin kelangsungan hidup perusahaan dimasa yang akan datang. Laba merupakan
salah satu tolok ukur kesuksesan manajemen dalam mengelola perusahaannya.
Perusahaan harus dapat membuat perencanaan secara terpadu atas semua aktivitas yang
sedang maupun yang akan dilakukan dalam upaya mencapai laba yang diharapkan. Misalnya
aktivitas produksi yang memerlukan suatu perencanaan agar hasil yang dicapai sesuai dengan
tujuan perusahaan atau agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Jika perencanaannya tidak
maksimal, maka akan berdampak pada kerugian perusahaan. Untuk mencegah dan
menanggulangi kekeliruan dalam mengelola perusahaan maka dalam merencanakan laba
diperlukan suatu analisis. Salah satu analisis dalam perencanaan yang penting adalah analisis
titik impas atau Break Even Point. Perusahaan membuat suatu titik impas dimana perusahaan
tidak mengalami kerugian dan tidak memperoleh laba.
Dengan kata lain suatu usaha dikatakan impas jika jumlah pendapatan (revenue) sama
dengan jumlah biaya, atau apabila laba kontribusi hanya dapat digunakan untuk menutup biaya
tetap saja. Break Even Point (BEP) ialah titik impas dimana posisi jumlah pendapatan dan biaya
adalah sama atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian dalam suatu
perusahaan (Kalara, 2016). Untuk menghitung titik impas (break even point), dapat digunakan
dua cara yaitu break even point dalam unit dan break even point dalam rupiah. Jadi, break even
point ini digunakan untuk menganalisis proyeksi sejauh mana banyaknya jumlah unit yang
diproduksi atau sebanyak apa uang yang harus diterima untuk mendapatkan titik impas atau
kembali modal. Dengan analisis break even point, perusahaan juga akan mengetahui rasio
persentase margin aman atau batas aman penjualan yang harus dicapai oleh perusahaan
(Rohmawati, 2016). Analisis titik impas (break even point) disebut juga analisis pulang pokok
14
merupakan salah satuanalisis keuangan yang sangat penting dalam perencanaan keuangan
perusahaan (Kasmir, 2014: 185). Analisis titik impas sering juga disebut analisis perencanaan
laba (profit planning).
B. Saran
Singkatnya pemaparan materi ini, yang tentu tidak menutup kita hanya untuk
mengetahuinya dari tulisan yang sangat singkat ini. Banyak hal lain yang juga sangat penting
untuk mengupayakan perjuangan kita bisa berbangga atas perjuangan perjuangan kita yang
melewati onak duri dan jalan yang berliku namun berakhir dengan kejayaan. Semoga Allah
memberikan balasan yang terbaik kepada para pelaku ekonomi dan para ahli ekonomi, serta
pejabat dan pemerintah yang berperan penting juga dalam kegiatan. Dan pada akhirnya mohon
maaf atas segala kekurangan dan kekhilafan dari ini. Wallahu A’lam bish Shawab.
DAFTAR PUSTAKA
Amtiran and Ndoen/ JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 12, No.2, 2020, p167-178
https://accurate.id/ekonomi-keuangan/apa-itu-break-even-point/
https://kalendermahasiswa.blogspot.com/2019/10/makalah-analisis-titik-impas_31.html?m=1
Ismawati, I. PASAR UANG DALAM PERSPEKTIF ISLAM.Jurnal Minds: Manajemen Ide dan
Inspirasi,3(1), 96-106.
Kasmir. 2018. Analisis Laporan Keuangan. Depok: Rajawali Pers.
15
MARGIN KONTRIBUSI SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PERUSAHAAN
ROTI “BAYU SARI” PETANAHAN, Jurnal Fokus Bisnis, Vol.14, No.01, Bulan Juli
2015, hal 66-88.
Mustamin, A., Ismawati, I., & Trimulato, T. (2020). Analisis Kinerja Keuangan untuk Menilai
Keunggulan Bersaing pada Bank Syariah Mandiri Indonesia.JURNAL HUKUM
EKONOMI
SYARIAH,3(1), 51-64.
Rachel Tangeren, Jullie J. Sondakh, Winston Pontoh, ANALISIS TITIK IMPAS DAN BATAS
Sorongan, Srivo Nindy dan Nangoi, Grace B., JURNAL EMBA: JURNAL RISET EKONOMI,
Trimulato, T., Mustamin, A., & Ismawati, I. (2020). Service Excellent Bagi Fintech Syariah di
Tengah
Kondisi Covid-19.Al-Mizan: Jurnal Hukum dan Ekonomi Islam,4(2), 13-36.
Trimulato, I Ismawati, K Amiruddin, N Nuraeni -Penguatan Peran Ekonomi Islam Melalui Optimalisasi
Pembiayaan pada Sektor Riil UMKM, JES (Jurnal Ekonomi Syariah), 5(2), 2020.
Zaini Muhammad , Sutarni, dan Trisnanto Teguh Budi, Analisis Keuntungan Dan Titik Impas
(Break Even Point) Industri Rumah Tangga Tahu Di Kecamatan Punggur.
16