Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Break Even Point
(BEP)".
Penyusun
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL/COVER
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.5. BEP untuk Satu Jenis Barang atau Jasa (BEP Single Product) .... 7
2.6. BEP untuk Berbagai Jenis Produk (BEP Multi Product) ............ 9
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
6. Bagaimana Perhitungan BEP in Cash Single Product dan BEP in Cash
Multi Product?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Break Even Point (BEP)
2. Untuk memahami Asumsi Dasar Analisis Break Even Point (BEP)
3. Untuk memahami Manfaat Analisis Break Even Pont (BEP)
4. Untuk mengetahui Kelemahan Break Even Point (BEP)
5. Untuk memahami Perhitungan Break Event Point (BEP) Single Product
dan BEP Multi Product
6. Untuk memahami Perhitungan BEP in Cash Single Product dan BEP in
Cash Multi Product
2
BAB II
PEMBAHASAN
Break Even Point adalah titik pulang pokok, atau tingkat operasi
produksi dimana perusahaan tidak mengalami kerugian, namun juga tidak
mendapat laba. Hal ini terjadi pada saat nilai pendapatan (TR) sama
dengan nilai biaya (TC) yang di keluarkan perusahaan Total Revenue
(TR) = Total Cost (TC).
3
4. Tingkat persediaan tidak berubah.
5. Penjualan atas gabungan produk tidak akan berubah. Penjualan
gabungan merupakan kombinasi produk yang membentuk total
penjualan.
Sedangkan menurut Mulyadi beberapa asumsi yang berpengaruh
dalam dalam analisa break evem poin adalah sebagai berikut :
1. Variabilitas biaya dianggap akan mendekati pola perilaku yang
diramalkan.
2. Harga jual produk dianggap tidak berubah-ubah pada berbagai tingkat
kegiatan.
3. Kapasitas produksi pabrik dianggap secara relative konstan.
4. Harga faktor-faktor produksi pabrik dianggap secara relative konstan.
5. Efisiensi produksi dianggap tidak berubah.
6. Perubahan jumlah persediaan awal dan akhir dianggap tidak
signifikan.
7. Komposisi produk yang dijual dianggap tidak berubah.
8. Volume merupakan faktor satu-satunya yang mempengaruhi biaya.
Break Even Point (BEP) amatlah penting jika kita membuat usaha
agar kita tidak mengalami kerugian, baik itu usaha yang bergerak di
bidang jasa atau manufaktur. Berikut manfaar dari BEP :
4
1. Alat perenecanaan untuk menghasilkan laba.
2. Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan,
serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut
tingkat penjualan yang bersangkutan.
3. Untuk mengetahui hubungan volume penjualan minimum (dalam unit
produk maupun satuan uang) agar perusahaan tidak menderita rugi.
4. Untuk mengetahui jumlah penjualan minimum (dalam unit produk
maupun satuan uang) agar perusahaan tidak menderita rugi.
5. Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan.
6. Mengganti sistem laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca
dan dimengerti.
7. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan harga jual.
8. Sebagai bahan atau dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan
terhadap al-hal berikut :
a. Jumlah penjualan minimal yang harus diperahankan agar
perusahaan tidak mengalami kerugian.
b. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh
keuntungan tertentu.
c. Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak
menderita rugi.
d. Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan
volume penjualan terhadap keuntungan yang di peroleh.
5
2.4 Kelemahan Break Even Point (BEP)
6
pendapatan yang harus dicapai menurut analisa break even point agar
dapat menutup semua biaya-biaya operasi yang bertambah besar juga.
Kelemahan dari analisa break even point yang lain adalah bahwa
hanya ada satu macam barang yang di produksi atau dijual. Jika lebih
dari satu macam maka kombinasi atau komposisi penjualannya (sales
mix) akan tetap konstan. Jika dilihat di jaman sekarang ini bahwa
perusahaan untuk meningkatkan daya saingnya mereka menciptakan
banyak produk, jadi sangat sulit dan ada satu asumsi lagi yaitu harga
jual persatuan barang tidak akan berubah berapa pun, jumlah satuang
barang yang dijual, atau tidak ada perubahan harga secara umum.
Analisa break even point jangka waktu penerapannya terbatas,
biasanya hanya digunakan untuk di dalam pembuatan proyeksi operasi
selama setahun. Apabila perusahaan mengeluarkan biaya-biaya untuk
advertensi ataupun biaya lainnya yang cukup besar dimana hasil dari
pengeluaran tersebut (tambahan investasi) tidak akan terlihat dalam
waktu yang dekat sedangkan operating cost sudah meningkat, maka
sebagai akibatnya jumlah pendapatan yang harus dicapai menurut
analisa break even point agar dapat menutup semua biaya-biaya operasi
yang bertambah besar juga.
2.5 BEP untuk Satu Jenis Barang atau Jasa (BEP Single Product)
QBEP QSales
7
Keterangan:
Contoh soal
Sebuah perusahaan penerbit mempunyai data mengenai biaya dan harga jual
per unit untuk suatu jenis produk buku yang akan di terbitkan sebagai
berikut:
Editing : Rp 3.000.000,00
Illustrasi : Rp 8.000.000,00
Setting : Rp 6.000.000,00
Overhead : Rp 8.000.000,00
8
Harga jual buku per eksemplar ( unit ) adalah Rp 30.000
QBEP
QBEP
QBEP
QSales
QSales
QSales = Rp 150.000.000
9
Tahapan analisis BEP multi produk ini adalah sebagai berikut.
BEP multi produk adalah titik pulang pokok untuk perusahaan yang
memproduksi berbagai jenis barang dan jasa. Dengan menggunakan
paradigm di atas dapat dicari BEP multi Produk ini, melalui rumus, atau
formula sebagai berikut.
TFC
BEPmulti =
CMPt
(Pi - AVCi)
CMPt = Ʃ (Shi)
Pi
Contoh :
Barang (Pi – AVCi) (Pi – AVCi) / (Pi) (Shi) (Pi – AVCi) / (Pi) (Shi)
A Rp. 5.000 0,25 20% 0,05
B Rp. 7.500 0,50 30% 0,15
C RP. 4.000 0,40 50% 0,20
Ʃ (Pi – AVCi) / (Pi) (Shi) = CMPT →→ = 0,40
10
BEP Sales = (TFC)/CMPt = (96.000.000)/(0,40) = Rp 240.000.000
BEP in cash adalah titik pulang pokok dari operasi usaha dengan
hanya mempertimbangkan biaya yang tunai (cash) saja. Biaya yang tidak
tunai (non cash expense) seperti penyusutan tidak dimasukkan sebagai
biaya. Dengan demikian, maka Total Cost (TC) akan berkurang sehingga
BEP in cash lebih rendah dari BEP non cash. BEP in cash dapat dicari
untuk perusahaan yang memproduksi satu atau berbagai jenis barang dan
jasa baik dalam bentuk penjualan (rupiah) maupun volume produksi (Q).
Dengan menggunakan paradigma diatas, dapat dicari BEP in cash melalui
rumus atau formula sebagai berikut :
( – ) ( – )
QBEP = QSales =
( )
Keterangan :
TFC : Biaya Tetap (Total Fixed Cost)
Pi : Harga jual per unit produk ke i
AVCi : Biaya variabel per unit ke produk i
Contoh :
Sebuah perusahaan penerbit mempunyai data mengenai biaya dan harga jual
per unit untuk suatu jenis produk buku yang akan di terbitkan sebagai
berikut:
11
Total Biaya Tetap (TFC)
Editing : Rp 3.000.000,00
Illustrasi : Rp 8.000.000,00
Setting : Rp 6.000.000,00
Overhead : Rp 8.000.000,00
Q BEP In Cash = (Rp. 25.000.000 – Rp. 8.000.000) / (Rp. 30.000 – Rp. 25.000)
12
2.8 BEP in Cash Multi Product
( TFC – Penyusutan )
BEPmulti =
CMPt
(Pi - AVCi)
CMPt = Ʃ (Shi)
Pi
Contoh :
Barang (Pi – AVCi) (Pi – AVCi) / (Pi) (Shi) (Pi – AVCi) / (Pi) (Shi)
A Rp. 5.000 0,25 20% 0,05
B Rp. 7.500 0,50 30% 0,15
C RP. 4.000 0,40 50% 0,20
Ʃ (Pi – AVCi) / (Pi) (Shi) = CMPT →→ = 0,40
13
Barang (SH i) BEP Sales BEP unit
A 20% Rp. 40.000.000 2.000
B 30% Rp. 60.000.000 4.000
C 50% Rp. 100.000.000 10.000
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
15
3.2 Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
Noor, Henry Faizal. 2007. Ekonomi Manajerial. Jakarta: Pt. Raja Grafindo
Persada
Horngren et. all. 2012. Akuntansi Manajemen. Riau : Star Gate Publisher
Abdul Halim. 2011. Analisis Investasi. Edisi Kedua. Jakarta : Salemba Empat
17