Anda di halaman 1dari 14

ANALISA LAPORAN KEUANGAN

ANALISA BREAK EVEN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6
D1 AKUNTANSI

Ni Luh Rita Cintya Dewi (202033121006)


Ni Made Dwi Cahyani (202033121015)
Komang Rere Septya Amalia (202033121036)
Putu Delviera Brilianti (202033121045)
Made Dea Puspa Gita (202033121047)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS WARMADEWA DENPASAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenaannya, penyusunan
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini dibuat oleh penulis untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah Analisa Laporan Keuangan. Selain itu makalah ini dibuat
dengan tujuan untuk memperkenalkan dan memaparkan materi mengenai Penentuan
tingkat break even, Anggapan dan keterbatasan analisa break even, Margin of safety,
Kegunaan analisa break even bagi manajemen, Analisa break even dan keputusan
penambahan investasi, dan Analisa break even dan keputusan menutup usaha kepada
semua orang yang berminat untuk mengetahui dan mempelajarinya

Setiap orang di dunia ini pasti tidak luput dari yang namanya kesalahan, begitupun
dengan penulis sendiri. Oleh karena itu, dalam makalah ini kemungkinan terdapat kesalahan
ataupun kekurangan yang tidak dapat dihindarkan. Dengan demikian penulis sangat
membutuhkan saran dan kritik agar lebih baik lagi kedepannya. Kepada semua orang yang
sudah membantu, penulis sampaikan terima kasih.

Kelompok 6

Denpasar, 12 Mei 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1

1.3 Tujuan Makalah ........................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2

2.1 Analisis Break Even ................................................................................................... 2

2.2 Penentuan Tingkat Break Even ................................................................................ 3

2.3 Anggapan dan Keterbatasan Analisis Break Even ................................................... 5

2.4 Margin Of Safety ....................................................................................................... 7

2.5 Kegunaan Analisa Break Even Bagi Manajemen..................................................... 8

2.6 Analisa Break Even dan Keputusan Penambahan Investasi ................................... 9

2.7 Analisa Break Even dan Keputusan Menutup Usaha .............................................. 9

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 10

3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 10

3.2 Penutup .................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebelum memproduksi suatu produk, perusahaan terlebih dulu merencanakan seberapa
besar laba yang diinginkan. Ketika menjalankan usaha maka tentunya akan mengeluarkan
biaya produsi, maka dengan analisis titik impas dapat diketahui pada waktu dan tingkat
harga berapa penjualan yang dilakukan tidak menjadikan usaha tersebut rugi dan mampu
menetapkan penjualan dengan harga yang bersaing pula tanpa melupakan laba yang
diinginkan.

Hal tersebut dikarenakan biaya produksi sangat berpengaruh terhadap harga jual dan
begitu pula sebaliknya, sehingga dengan penentuan titik impas tersebut dapat diketahui
jumlah barang dan jumlah harga yang pada penjualan. Analisis break even point sering
digunakan dalam hal yang lain misalnya dalam analisis laporan keuangan.

1.2 Rumusan Masalah

Beberapa permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini, yaitu :


1. Penentuan tingkat break even
2. Anggapan dan keterbatasan analisa break even
3. Margin of safety
4. Kegunaan analisa break even bagi manajemen
5. Analisa break even dan keputusan penambahan investasi
6. Analisa break even dan keputusan menutup usaha

1.3 Tujuan Makalah

Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai bahan untuk memperoleh nilai juga
sebagai bahan untuk memberi tambahan pengetahuan kepada pembaca mengenai
Penentuan tingkat break even, Anggapan dan keterbatasan analisa break even, Margin of
safety, Kegunaan analisa break even bagi manajemen, Analisa break even dan keputusan
penambahan investasi, dan Analisa break even dan keputusan menutup usaha.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Analisis Break Even


Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana
perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita
kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol.
Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap, dan
volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel. Apabila
penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka
perusahaan menderita kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh memperoleh
keuntungan, bila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus di
keluarkan.

Analisis Break even secara umum dapat memberikan informasi kepada pimpinan,
bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat keuntungan
yang akan diperoleh pada level penjualan tertentu. Analisis break even dapat membantu
pimpinan dalm mengambil keputusan mengenai hal-hal sebagai berikut:

1. Jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankanagar perusahaan tidak mengalami


kerugian.

2. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu.

3. Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi

4. Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan
terhadap keuntungan yang diperoleh.

Biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Variabel Cost (biaya Variabel)

Variabel cost merupakan jenis biaya yang selalu berubah sesuai dengan perubahan
volume penjualan, dimana perubahannya tercermin dalam biaya variabel total. Dalam
pengertian ini biaya variabel dapat dihitung berdasarkan persentase tertentu dari penjualan,
atau variabel cost per unit dikalikan dengan penjualan dalam unit.

2
2. Fixed Cost (biaya tetap)

Fixed cost merupakan jenis biaya yang selalu tetap dan tidak terpengaruh oleh
volume penjualan melainkan dihubungkan dengan waktu(function of time) sehingga jenis
biaya ini akan konstan selama periode tertentu. Contoh biaya sewa, depresiasi, bunga.
Berproduksi atau tidaknya perusahaan biaya ini tetap dikeluarkan.

3. Semi Varibel Cost

Semi variabel cost merupakan jenis biaya yang sebagian variabel dan sebagian tetap,
yang kadang-kadang disebut dengan semi fixed cost. Biaya yang tergolong jenis ini
misalnya: Sales expense atau komisi bagi salesman dimana komisi bagi salesman ini tetap
unutk range atau volume tertentu, dan naik pada level yang lebih tinggi.

2.2 Penentuan Tingkat Break Even


Untuk dapat menentukan tingkat Break even, maka biaya yang terjadi harus dapat
dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Semakin besar hasil produksi, maka
biaya tetap persatuan akan semakin kecil, sebaliknya semakin rendah hasil produksi maka
biaya tetap persatuan akan semakin besar. Pemisahan biaya variabel dan biaya tetap dalam
praktek biasanya bukan merupakan masalah yang mudah. Jenis biaya semi variabel atau
semi tetap dalam analisa Break even perlu dipisahkan lebih dahulu menjadi biaya variabel
dan biaya tetap dengan menggunakan metode metode tertentu.

Perhitungan untuk menentukan luas operasi pada tingkat Break even dapat
dilakukan dengan menggunakan suatu rumus tertentu, tetapi untuk menggambarkan
tingkat volume dengan labanya maka diperlukan grafik atau bagan Break even Secara
mathematic tingkat Break even dapat ditentukan dengan berbagai rumus Dengan demikian
tingkat Break even dapat ditentukan dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan matematis
dan pendekatan grafis.

Berikut beberapa model rumus yang dapat digunakan dalam analisis Break Even
Point (BEP) yakni sebagai berikut:

1. Pendekatan Matematis

Rumus BEP yang pertama adalah menghitung Break even Point yang harus
diketahui adalah jumlah total biaya tetap, biaya variabel per unit atau total variabel, hasil

3
penjualan total atau harga jual per unit. Rumus yang dapat digunakan adalah sebagai
berikut:

Formula Menentukan Break Even Point

 Atas Dasar Unit

 Atas Dasar Sales Dalam Rupiah

Keterangan :

FC : Biaya Tetap
P : Harga Jual Per Unit
VC : Biaya Variabel Per Unit

2. Pendekatan Grafik

Kemudian rumus BEP yang kedua yaitu pendekatan menggambarkan hubungan


antara volume penjualan dengan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan serta laba Selain
itu juga untuk grafik mengetahui biaya tetap dan biaya variabel dan tingkat kerugian
perusahaan. Asumsi yang digunakan dalam analisis peulang pokok ini adalah bahwa harga
jual, biaya variabel per unit adalah konstan.

Dari grafik di bawah terlihat bahwa untuk tiap-tiap masing unit penjualan terdapat
informasi yang lengkap setiap rupiah penjualan, biaya tetap, biaya variabel, total biaya
maupun laba atau rugi. Jadi manajemen dapat melihat jika akan memproduksi sekian unit,
akan terlihat seluruh komponen di atas. BEP melalui grafik tampak jelas ditunjukkan baik
dari segi unit maupun rupiah yang diperoleh.

4
Pendekatan grafik dilakukan dengan menggambarkan unsur-unsur biaya dan
penghasilan kedalam sebuah gambar grafik. Dalam gambar tersebut akan terlihat garis-
garis biaya tetap, biaya total yang menggambarkan jumlah biaya tetap dan biaya variabel,
dan garis penghasilan penjualan. Besarnya volume produksi penjualan dalam unit
digambarkan pada sumbu horizontal (sumbu X) dan besarnya biaya dan penghasilan
penjualan digambarkan pada sumbu vertikal (sumbu Y).

Untuk menggambarkan garis biaya tetap dalam grafik Break even Point dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menggambarkan garis biaya tetap secara
horizontal sejajar dengan sumbu X. atau dengan menggambarkan garis biaya tetap sejajar
dengan garis biaya variabel. Pada cara yang kedua, besarnya contribution margin akan
tampak pada gambar Break even Point tersebut.

Penentuan Break even Point pada grafik, yaitu pada titik dimana terjadi persilangan
antara garis penghasilan penjualan dengan garis biaya total. dan Apabila titik tersebut kita
tarik garis lurus vertikal ke bawah sampai sumbu X akan tampak besarnya Break even
Point dalam unit. dan Kalau titik itu ditarik garus lurus horizontal ke samping sampai
sumbu Y, akan tampak besarnya. Break even Point dalam rupiah.

2.3 Anggapan dan Keterbatasan Analisis Break Even


Anggapan-anggapan Dalam Analisa Break Even Point (BEP)

Menurut Munawir (1990: 197) Anggapan merupakan suatu konsep dasar atau dasar
pemikiran yang harus diterapkan walau pun anggapan-anggapan tersebut mungkin tidak
sesuai dengan kenyataan. Mudah tidaknya perhitungan atau penentuan titik Break even
Point baik dengan rumus matematika maupun grafik, tergantung pada konsep-konsep yang
mendasari perhitungan tersebut. Pada umumnya konsep atau anggapan dasar yang
digunakan dalam analisa Break even Point adalah sebagai berikut :

5
1. Bahwa biaya harus dapat dipisahkan atau diklasifikasikan menjadi dua yaitu
biaya tetap dan biaya variabel dan prinsip validitas biaya dapat diterapkan
dengan tepat. Terhadap biaya semi variabel ini harus dilakukan pemisahan
menjadi unsur tetap dan unsur variabel secara teliti baik dengan menggunakan
pendekatan analitis maupun pendekatan histori.
2. Bahwa biaya tetap secara total akan selalu konstan walaupun mengalami
perubahan dalam volume produksi. Biaya tetap adalah merupakan biaya yang
selalu akan terjadi walaupun perusahaan berhenti beroperasi.
3. Bahwa biaya variabel akan berubah secara proposionil (sebanding) dengan
perubahan volume penjualan dan adanya sinkronisasi antara produksi dan
keadaan penjualan.
4. Bahwa Harga jual produk tidak berubah-ubah pada berbagai tingkat kegiatan.
Jika dalam usaha menaikkan volume penjualan dilakukan penurunan harga
jual, maka hal ini akan mempengaruhi hubungan biaya, volume dan laba.

Keterbatasan Sistem Break Even Point


Menurut Mulyadi Keterbatasan analisa Break even Point adalah sebagai berikut:
1. Garis biaya keseluruhan yakni garis yang menggambarkan jumlah biaya tetap
dan biaya variabel seharusnya tidak digambarkan sebagai garis lurus, sebab
dalam kenyataanya biasanya biaya tersebut tidak berubah secara propesional
tiap satuan produk yang dijual dan dibuat belum tentu mengeluarkan biaya
variabel yang sama.
2. Garis lurus yang menggambarkan penerimaan penjualan juga tidak tepat
menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Alasamya adalah bahwa
permintaan yang ditujukan dalam bagan Break even yang dikonvensional
dianggap sama saja dalam semua tingkat besarnya produksi.
3. Bagan Break even menunjukkan gambaran yang statis sedangkan jalannya
perusahaan amat dinamis.
4. Sering kali demi penyederhanaan diabaikan adanya klasifikasi biaya semi
variabel atau semi tetap kemudian dimasukkan begitu saja kedalam biaya
variabel atau biaya tetap.
Dengan adanya anggapan-anggapan atau keterbatasan tersebut maka dalam grafik
Break even garis-garis jumlah penjualan, jumlah biaya, (baik biaya tetap maupun biaya
variabel) semua nampak lurus. Karena semua perubahan dianggap sebanding atau

6
proposionil dengan volume penjualan. Disamping itu Analisa Break even baik dengan
mengunakan rumus matematika maupun dengan grafik tidak dapat menunjukkan kepada
management atau penganalisa tentang tingkat penjualan yang optimum dalam arti tingkat
penjualan yang dapat diperoleh keuntungan yang paling besar.

2.4 Margin Of Safety


- Margin of safety atau margin keamanan adalah selisih antara rencana penjualan (dalam
unit atau satuan uang) dengan titik impas (dalam unit atau satuan uang) penjualan.

- Margin of safety memberikan informasi tentang seberapa jauh realisasi penjualan


dapat turun dari rencana penjualan agar perusahaan tidak menderita kerugian.

- Margin of safety menunjukan kelebihan jumlah penjualan dari nilai BEP-nya, dan
sering disebut juga sebagai jalur laba.

- Margin of safety menggambarkan batas penjualan, jika berkurangnya penjualan


melampaui batas tersebut, maka perusahaan akan menderita kerugian.

Rumus yang digunakan untuk menyatakan margin of safety adalah sbb :


1. Margin of Safety Penjualan BEP
𝑺𝒂𝒍𝒆𝒔 𝑩𝒖𝒅𝒈𝒆𝒕𝒆𝒅 (𝒑𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒂𝒏𝒈𝒈𝒂𝒓𝒌𝒂𝒏)
𝑴𝒂𝒓𝒈𝒊𝒏 𝒐𝒇 𝑺𝒂𝒇𝒆𝒕𝒚 =
𝑺𝒂𝒍𝒆𝒔 𝒂𝒕 𝑩𝒓𝒆𝒂𝒌 𝑬𝒗𝒆𝒏 (𝒑𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒂𝒕 𝑩𝑬𝑷)
2. Margin of Safety Penjualan Direncanakan
(𝑺𝑩 − 𝑺𝑩𝑬)
𝑴𝑺 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑺𝑩
(𝟏 − 𝑺𝑩𝑬)
𝑴𝑺 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑺𝑩
Contoh perhitungan :

PT Ardra Biz merencanakan penjualan produk sebanyak rp 500 jt pada saat titik
impas BEP sebesar Rp 300jt, hitunglah berapa nilai batas keselamatan penjualan produk
tersebut !

Jawab :

1. Margin of Safety dari penjualan BEP


𝑺𝒂𝒍𝒆𝒔 𝑩𝒖𝒅𝒈𝒆𝒕𝒆𝒅 (𝒑𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒂𝒏𝒈𝒈𝒂𝒓𝒌𝒂𝒏)
𝑴𝒂𝒓𝒈𝒊𝒏 𝒐𝒇 𝑺𝒂𝒇𝒆𝒕𝒚 =
𝑺𝒂𝒍𝒆𝒔 𝒂𝒕 𝑩𝒓𝒆𝒂𝒌 𝑬𝒗𝒆𝒏 (𝒑𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒂𝒕 𝑩𝑬𝑷)
Dik :

7
SB = 500 jt
SBE = 300 jt
MS = 500/300 X 100%
MS = 167%
Ini artinya penjualan yang dibudgetkan atau direncanakan nilainya 167% dari
nilai BEP nya. Dengan demikian, perusahaan masih aman ketika penjualan turun
sampai 66,67% dari penjualan titik impasnya atau BEPnya.
Dengan demikian batas maksimum penurunan penjualan perusahaan adalah :
66,67% x 300
= 200 jt rupiah
2. Margin of Safety dari Penjualan Direncanakan
Besarnya margin of safety dari penjualan yang direncanakan dapat dinyatakan
dengan rumus berikut :
(𝑺𝑩 − 𝑺𝑩𝑬)
𝑴𝑺 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑺𝑩
MS = (500-300)/500 X 100%
MS = 40%
Data ini menginformasikan, bahwa penjualan tidak boleh turun melebihi 40%
dari tingkat penjualan yang direncanakan .
Dengan demikian batas maksimum penurunan penjualan perusahaan adalah :
= 40% x 500
= 200 jt rupiah

2.5 Kegunaan Analisa Break Even Bagi Manajemen


Kegunaan atau manfaat analisa break even bagi manajemen adalah sbb :

- Menjadi pedoman bagi perusahaan atau pebisnis guna memberi nilai investasi secara
tepat dan dapat mengimbangi biaya produksinya.

- Menjadi bahan analisis perusahaan guna mengetahui nilai transaksi atau jual beli
sahamnya, serta proyeksi finansial perusahaan dan perencanaan anggarannya.

- Menjadi patokan untuk menentukan margin.

- Membuat pebisnis lebih jeli dalam bidang usahanya dan terus melakukan inovasi
agar bisa terus berkembang

8
2.6 Analisa Break Even dan Keputusan Penambahan Investasi

Hubungan antara biaya, volume dan laba juga akan dapat membantu atau
memberikan informasi maupun pedoman kepada manajemen dalam memecahkan masalah-
masalah lain yang dihadapinya. Misalnya masalah penambahan atau penggantian fasilitas
pabrik atau ivestasi dalam aktiva tetap lainnya : apakah penambahan / penggantian aktiva
tetap ini memungkinkan ditinjau dari segi ekonomi ? atau apakah dengan penambahan /
penggantian aktiva tetap ini akan menguntungkan bagi perusahaan? manajemen akan dapat
memperkirakan kemungkinan penjualan yang dapat dicapai untuk menentukan
kebijaksanaan pengeluaran akan investasi tersebut. Hasil analisis break even point di
samping memberikan gambaran tentang hubungan antara biaya, volume, dan laba juga akan
dapat membantu atau memberikan informasi maupun pedoman kepada manajemen dalam
memecahkan masalah-masalah lain yang dihadapi.

2.7 Analisa Break Even dan Keputusan Menutup Usaha

Kegunaan lain dari analisis break even point bagi manajemen adalah membantu
dalam pengambilan keputusan menutup usaha atau tidak (dapat memberikan informasi
kapan sebaiknya usaha tersebut dihentikan). Sehingga dapat diperjelas bahwa manfaat
analisis break even point selain memberikan gambaran tentang hubungan antara biaya,
volume, dan laba juga dapat memberikan informasi kepada manajemen dalam
memecahkan masalah yang mungkin terjadi seperti penambahan investasi ataupun
menutup usaha. Dalam pengambilan keputusan ada dua faktor yang mempengaruhi yaitu
faktor eksternal dan faktor internal. Adapun faktor-faktor tersebut adalah :

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana
perusahaan di dalam operasinyan tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian.
Tujuan dari analisis Break Even Point yaitu untuk mengetahui pada volume penjualan atau
produksi berapakah suatu perusahaan akan mencapai laba tertentu.

Analisis Break Even Point secara umum dapat memberikan informasi kepada pimpinan,
bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat keuntungan yang
akan diperoleh pada level penjulalan tertentu.

Analisis Break even dapat dirasakan manfaatnya apabila titik Break even dapat
dipertahankan selama periode tertentu. Keadaan ini dapat dipertahankan apabila biaya-biaya
dan harga jual adalah konstan, karena naik turunnya harga jual dan biaya akan mempengaruhi
titik Break even.

3.2 Penutup

Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam
makalah ini, kami meminta maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat
yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Tentunya banyak kekurangan dan kelemahan karena
terbatasnya pengetahuan, kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannnya
dengan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan para
pembaca.

10
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Drs. Syafrudin MS. 1993. Alat-alat Analisis dalam Pembelanjaan. Andi Offset.
Yogyakarta

https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/16468-Full_Text.pdf

https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/1363-Full_Text.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai