Oleh:
KELOMPOK 8
UNIVERSITAS WARMADEWA
DENPASAR
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas akuntansi biaya ini. Dengan tujuan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Biaya.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih terdapat kekurangan dan
keterbatasan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat dibutuhkan.
Namun demikian, merupakan harapan besar bagi kami bila tugas ini dapat memberikan
sumbangan pengetahuan dan menjadi satu karya yang sangat bermanfaat.
KELOMPOK 8
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB 1 ........................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 2
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Berkembangnya industri akan selalu memunculkan produk-produk baru. Perusahaan akan
selalu berusaha menciptakan produk yang dibutuhkan oleh konsumen. Akibatnya suatu
perusahaan tidak hanya memproduksi satu produk tetapi beragam produk untuk memenuhi
kebutuhan konsumen. Hal ini menjadikan masalah baru bagi perusahaan dalam perhitungan
akuntansinya. Seiring dengan perkembangan jaman, Pembangunan sektor industry
merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan Indonesia saat ini. Hal
ini dikarenakan makin majunya teknologi yang mendukung perindustrian sehingga dapat
bermanfaat pula bagi perkembangan perekonomian di Indonesia. Persaingan pasar dalam era
globalisasipun semakin meningkat, maka kegiatan yang ada di dalam persahaan pun semakin
bervariasi. Dimana dalam produksinya perusahaan mengolah satu atau beberapa macam
bahan baku yang dapat menghasilkan satu jenis produk atau lebih. Kembali ke tujuan
perusahaan pada umumnya adalah menghasilkan laba yang optimal. Untuk mencapai tujuan
tersebut maka dari itu diperlukan penentuan biaya yang tepat agar menghasilkan pendapatan
yang optimal pula sehingga perusahaan tidak merugi (mendapatkan laba).Bersumber dari
masalah inilah kalkulasi produk bersama dan produk sampingan menjadi penting untuk
dibahas.
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian produk bersama dan produk sampingan .
2. Untuk mengetahui karakteristik produk bersama dan produk sampingan .
3. Untuk mengetahui penjelasan mengenai akuntansi produk bersama.
4. Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produk sampingan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KONSEP DASAR BIAYA BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN
A. Pengertian Produk Bersama dan Produk Sampingan
Produk bersama adalah beberapa produk yang dihasilkan dalam suatu rangkaian atau
seri produk secara bersama dengan menggunakan bahan, tenaga kerja, dan biaya overhead
secara bersama. Biaya tersebut tidak dapat ditelusuri atau dipisahkan pada setiap produk, dan
setiap produkempunyai nilai jual atau kuantitas yang relatif sama. Contohnya seperti produksi
susu segar yang dapat menghasilkan krim dan skim cair, selanjutnya krim dapat diolah lebih
lanjut menjadi mentega dan skim cair diolah lagi menjadi susu. Dalam produk bersama dapat
menghasilkan : Produk utama adalah produk yang dihasilkan dalam proses produksi secara
bersama, namun mempunyai nilai atau kuantitas yang lebih besar dibandingkan dengan produk
lain. Biaya bersama dalah biaya yang dikeluarkan dalam menghasilkan produk bersama dan
biaya yang diolah secara bersama seperti bahan baku, tenaga kerja, overheaduntuk
menghasilkan beberapa produk. Biaya bersama (joint cost) dapat didefinisikan sebagai biaya
yang muncul dari produksi yang simultan atas berbagai produk dalam proses yang sama. Biaya
bersama terjadi dalam bentuk satu jumlah total biaya yang tidak dapat dibagi untuk semua
produk yang dihasilkan.
Produk sampingan adalah produk yang dihasilkan dalam proses produksi secara
bersama, tetapi produk tersebut nilai atau kuantitasnya lebih rendah dibandingkan dengan
produk lain. Produk sampingan (by product) umumnya digunakan untuk mendefinisakan suatu
produk dengan nilai total yang relative lebih kecil dan dihasilkan secara simultan atau
bersamaan dengan produk lain yang nilai totalnya lebih besar.
Contohnya seperti penyilangan minyak bumi yang dapat dihasilkan sisa dalam bentuk aspal.
Minyak bumi merupakan produk utama sedangkan aspal merupakan produk sampingan.
a) Produk diproses secara bersamaan dan setiap produk mempunyai nilai yang relatif sama
antra satu dengan yang lainnya.
b) Setiap produk mempunyai hubungan fisik yang sangat erat dalam proses produksi.
c) Terdapat Split Off Point yaitu dimana produk-produk tersebut dapat diidentifikasi atau
dipisah ke masing-masing produk secara individual.
d) Setelah titik pisah produk tersebut dapat dijual pada titik pisah (secara langsung) dan dapat
juga dijual setelah dipisah (setelah proses lebih lanjut) untuk mendapatkan produk yang
lebih menguntungkan.
2
Karakteristik Produk Sampingan
Produk sampingan dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, menurut kondisi dapat
dipasarkannya produk tersebut pada titik pisah batas :
3
a) Metode nilai pasar / nilai jual relatif
Metode ini adalah metode yang sangat populer karena dengan argumennya bahwa harga
produk merupakan manifestasi dari biaya produksinya. Metode ini mengasumsikan bahwa
setiap produk yang dihasilkan Dalam proses produksi bersama memilki nilai jual atau nilai
pasar yang berbeda. Perbedaan nilai pasar disebabkan tingkat pemakaian biaya yang berbeda.
Metode ini berpendapat bahwa jika salah satu produk terjual lebih tinggi daripada yang
lainnya, hal itu terjadi karena biaya yang dikeluarkan untuk memproduksinya juga lebih tinggi
dibandingkan produk lain. Jadi dalam metode ini kelangkaan tidak mempunyai pengaruh dalam
menentukan harga jual. Karena asumsi itulah, cara yang logis untuk mengalokasikan biaya
bersama adalah berdasarkan pada nilai jual relatif masing-masing produk bersama.
Terdapat dua metode dalam metode nilai jual relatif, yaitu:
1. Metode nilai pasar saat split-off point
Metode ini digunakan ketika setelah split-off point tidak ada proses produksi lanjutan
dan harga jual sudah diketahui pada saat itu. Biaya bersama (joint cost) dialokasikan ke masing-
masing produk sesuai dengan perbandingan nilai jualnya terhadap nilai jual keseluruhan
produk bersama.
Contoh :
PT “ABC” memproduksi 3 macam produk yaitu alfa, beta dan gamma. Biaya bersama
yang dikeluarkan selama satu periode adalah sebsar Rp 20.000.000,00. Jumlah produksi dan
harga jual masing-masing produk tertera pada table berikut:
Produk Jumlah unit Harga unit
Alfa 5.000 Rp 1000
Beta 10.000 Rp 1500
Gamma 7.000 Rp 1300
4
Penyelesaian :
Contoh :
Dengan menggunakan data perusahaan PT. ABC pada contoh soal metode nilai pasar,
diketahui biaya proses lanjutan masing-masing produk adalah sebagai berikut:
5
Produk Hrg Biaya Nilai Jmlh Nilai jual Rasio Alokasi** HPP
bersama jual/ Tmbh jual Prduk (20.000.000) /kg
kg an Hipote
sis*
Alfa 1.000 400 600 5.000 3.000.000 22,06 4.412.000 882,4
%
Beta 800 300 500 10.000 5.000.000 36,76 7.352.000 735,2
%
Gamma 1.300 500 800 7.000 5.600.000 41,18 8.236.000 1.176,6
%
13.600.000 100% 20.000.000
Contoh :
Suatu perusahaan menghabiskan biaya Rp 2.000.000 untuk memproduksi 1000 liter
produk dari minyak mentah. Rata-rata biaya produksi per unit adalah Rp 2.000 (Rp
2.000.000/1000)
6
Pelumas 250 Rp 2.000 Rp 500.000
Minyak 300 Rp 2.000 Rp 600.000
Tanah
Solar 100 Rp 2.000 Rp 200.000
Jumlah 1000 Rp 2.000.000
7
Contoh :
Berikut adalah data produk yang dihasilkan dari satu ton batu bara yang menghabiskan
biaya sebesar Rp 1.000.000 :
8
1. Produk sampingan dapat langsung dijual pada saat saat titik pisah (split-off point) atau
pengakuan atas pendapatan kotor.
Metode ini memperlakukan penjualan produk sampingan berdasarkan penjualan kotor.
Hal ini dilakukan karena biaya persediaan final dari produk utama dianggap terlalu tinggi
sehingga menanggung biaya yang seharusnya dibebankan pada produk sampingan. Dalam
metode ini penjualan atau pendapatan produk sampingan dalam laporan laba rugi dapat
dikategorikan sebagai berikut :
• Nilai produk sampingnya tidak begitu penting atau tidak dapat ditentukan.
• Penggunaan metode yang lebih teliti tidak sebanding dengan manfaat yang diperoleh.
• Pemisahan produk sampingan dari produk utama tidak begitu jelas dan pembebanan
harga pokok produk sampingan pada produk utama tidak mengakibatkan perbedaan
yang mencolok pada harga pokok produk utama.
Terdapat beberapa kekurangan pada metode pendapatan penjualan produk sampingan dicatat
sebagai penghasilan diluar usaha, yaitu:
• Apabila pada akhir periode akuntansi terdapat persediaan pokok sampingan, maka
timbul masalah penilaian persediaan untuk tujuan pembuatan neraca perusahaan. Pada
umumnya persediaan akhir produk sampingan tidak diadakan penilaian sehingga
mengakibatkan harga pokok persediaan produk utama lebih besar.
• Dapat mengakibatkan perbandingan pendapatan dan biaya yang kurang tepat karena
perbedaan periode akuntansi. Pada saat produk sampingan selesai diproduksi tidak ada
pencatatan jurnal, pencatatan dilakukan ketika produk dijual. Apabila produksi dan
penjualannya tidak dalam satu periode maka perhitungan pendapatan dan biaya menjadi
kurang tepat.
• Tidak adanya pengawasan dari terhadap persediaaan produk sampingan mengakibatkan
rawan terjadi penggelapan.
9
• Dapat mengaburkan gambaran menyeluruh tentang hasil usaha perusahaan.
Contoh : Diketahui data dari kegiatan operasional perusahaan “ABC” sebagai berikut:
Unit Produksi Produk Utama 16.200 Unit
Unit Penjualan Produk Utama 13.500 Unit
Unit Persediaan Awal Produk Utama 500 Unit
Harga Jual per Unit Rp 750
Biaya Produksi/Unit Produk Utama Rp 500
Hasil Penjualan Produk Sampingan (2.000xRp300) Rp 600.000
Beban Pemasaran dan Administrasi Produk Utama Rp 2.925.000
10
metode ini akan tampak sebagai berikut:
Penjualan Rp 10.125.000
Pendapatan penjualan produk sampingan Rp 600.000+
Penjualan bersih Rp 10.725.000
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan awal (500xRp 500) Rp 250.000
Total biaya produksi (16.200 x Rp 500) Rp 8.100.000 +
Tersedia dijual Rp 8.350.000
Persediaan akhir (3.200 xRp 500) Rp 1.600.000 -
Rp 6.750.000-
Laba Kotor Rp 3.975.000
Beban pemasaran dan administrasi Rp 2.925.000-
Laba operasi Rp 1.050.000
Dari laporan laba rugi diatas, ditampilkan Rp600.000 dari penjualan produk sampingan
sebagai tambahan penjualan produk utama. Akibatnya total pendapatan menjadi Rp
10.725.000,00. Sedangkan angka lainnya tetap sama.
➢ Pendapatan penjualan produk sampingan dicatat sebagai pengurang harga pokok penjualan.
Dari data perusahaan “ABC”, jika dibuat laporan laba-rugi dengan metode in maka akan
menjadi:
Penjualan Rp 10.125.000
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan awal (500xRp 500) Rp 250.000
Total biaya produksi (16.200 x Rp 500) Rp 8.100.000 +
Tersedia dijual Rp 8.350.000
Persediaan akhir (3.200 x Rp 500) Rp 1.600.000 -
Harga pokok penjualan Rp 6.750.000
Pendapatan penjualan produk sampingan Rp 600.000 -
Rp 6.150.000 -
Laba Kotor Rp 3.975.000
11
Beban pemasaran dan administrasi Rp 2.925.000 -
Laba operasi Rp 1.050.000
Dalam kasus ini, hasil penjualan produk sampingan sebesar Rp600.000 dikurangkan pada
harga pokok penjualan sehingga HPP menjadi Rp6.150.000 (HPP sebelum dikurangkan
sebesar Rp 6.750.000).
➢ Pendapatan penjualan produk sampingan dicatat sebagai pengurang total biaya produksi.
Pada metode ini, hasil penjualan produk sampingan sebesar Rp600.000 dikurangkan pada
total biaya produksi sebesar Rp 8.100.000 sehingga menghasilkan biaya produksi netto sebesar
Rp7.500.000. Pegurangan ini menyebabkan biaya per unit rata-rata menjadi Rp464,07
(7.500.000+250.000 : 16.700) Konsekuansinya persediaan akhir sebesar Rp 1.600.000,00
menjadi Rp1.485.024,00
Laporan laba rugi akan tampak sebagai berikut :
Penjualan Rp 10.125.000
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan awal (500x500) Rp 250.000
Total biaya produksi (16.200 x 500) Rp 8.100.000
Pendapatan penjualan PS Rp 600.000-
Rp 7.500.000+
Tersedia dijual Rp 7.750.000
Persediaan akhir (3.200 x 464,07) Rp 1.485.024 -
Rp 6.264.976 -
Laba Kotor Rp 3.860.024
Beban pemasaran dan administrasi Rp 2.925.000 -
Laba operasi Rp 935.024
2. Produk sampingan memerlukan proses lanjutan setelah dipisah dari produk utama atau
pengakuan atas pendapatan bersih.
Dalam metode ini disadari kebutuhan untuk membebankan sebagian biaya ke produksi
sampingan. Tetapi bukan berarti mengalokasikan biaya produk utama ke produk sampingan.
Biaya pemrosesan dan pemasaran produk sampingan setelah pemisahan dicatat dalam
perkiraan yang berbeda dengan produk utama. Angka-angka yang ada tetap akan
diperhitungkan didalam laporan laba-rugi sesuai dengan metode yang ada pada metode
12
pertama.
Ayat jurnal dalam metode ini juga terdiri atas pembebanan biaya setelah pemisahan
(proses lanjutan) terhadap hasil penjualan produk sampingan. Beban pemasaran dan
administrasi juga dialokasikan kedalam produk sampingan sesuai tarif yang telah direncanakan
sebelumnya.
Dalam metode ini hasil penjualan bersih produk sampingan dapat dihitung, yaitu :
Pendapatan bersih produk sampingan inilah yang nantinya akan dimaksukkan pada
perhitungan laporan laba-rugi.
Seperti metode pertama, dalam menghitung harga pokok produk sampingan metode kedua
juga bisa dilkaukan dengan metode-metode yang ada pada metode pertama, yaitu:
1. Diperlakukan sebagai penghasilan diluar usaha atau pendapatan lain-lain.
2. Diperlakukan sebagai penambah penjualan atau pendapatan produk utama.
3. Diperlakukan sebagai pengurang harga pokok penjualan.
4. Diperlakukan sebagai pengurang biaya produksi.
14
BAB III
Kesimpulan yang dapat diambil dari materi diatas yaitu produk bersama merupakan
beberapa produk yang dihasilkan dalam suatu rangkaian atau seri produk secara bersama
dengan menggunakan bahan, tenaga kerja, dan biaya overhead secara bersama. Biaya tersebut
tidak dapat ditelusuri atau dipisahkan pada setiap produk, dan setiap produkempunyai nilai
jual atau kuantitas yang relatif sama. Sedangkan produk sampingan adalah produk yang
dihasilkan dalam proses produksi secara bersama, tetapi produk tersebut nilai atau
kuantitasnya lebih rendah dibandingkan dengan produk lain. Karakteristik Produk Bersama
Produk diproses secara bersamaan dan setiap produk mempunyai nilai yang relatif sama
antara satu dengan yang lainnya, setiap produk mempunyai hubungan fisik yang sangat erat
dalam proses produksi dan lain sebagainya. Produk sampingan dapat diklasifikasikan menjadi
dua kelompok, menurut kondisi dapat dipasarkannya produk tersebut pada titik pisah batas
yang dijual dalam bentuk asalnya tanpa diproses lebih lanjut dan yang membutuhkan proses
lebih lanjut agar dapat dijual. Biaya produk bersama dialokasikan ke setiap produk bersama
menggunakan metode Metode nilai pasar / nilai jual relative, Metode rata-rata biaya per
satuan, Metode Rata-Rata Tertimbang, dan Metode Unit Kuantitatif / Satuan Fisik. Metode-
metode akuntansi yang dapat diterima untuk menetapkan biaya produk sampingan dibagi
dalam dua kategori, yaitu Metode Tanpa Harga Pokok (Non-Cost Methods) dan Metode
Harga Pokok (Cost Methods).
3.2 SARAN
Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak sekali
kekurangan yang jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, kami selaku penulis akan terus
berusaha untuk mencoba memperbaiki makalah dengan mengacu kepada sumber yang bisa
dipertanggung jawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya
kritik serta saran yang membangun mengenai pembahasan makalah diatas.
15
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://stie-igi.ac.id/wp-
content/uploads/2020/06/Akuntansi-biaya-pertemuan-14.docx&ved=2ahUKEwjY-
rCKpffzAhUj63MBHSraDcgQFnoECAMQAQ&usg=AOvVaw0R69iovNVh5DGTv9z3FyR1
http://ayndanurriz.blogspot.com/2018/05/konsep-dasar-biaya-produk-bersama-dan.html?m=1
https://purnamiap.blogspot.com/2016/01/akuntansi-produk-bersama-dan-produk.html?m=1
16