BAHAN
MAINATUL ILMI, SE., M.Akun.
ITS MANDALA
BAHAN
Bahan baku : bahan yang menjadi bagian utama produk jadi
dan dapat diidentifikasi secara langsung.
Contoh : tanah pada perusahaan pembuat batu bata; karet
pada perusahaan pembuatan ban kendaraan.
4 Terlalu tinggi mencatat harga bahan yang Perusahaan akan membayar bahan terlalu
dipesan tinggi (kehilangan kas), catatan persediaan
bahan tidak akurat, laporan keuangan tidak
akurat.
5 Salah mencatat dan membukukan pembelian Laporn keuangan tidak akurat, pengambilan
dan pembayaran keputusan akan keliru.
6 Memesan bahan kepada pemasok yang tidak Bahan yang diterima tidak terjamin kualitasnya
tepat
7 Menyimpan bahan pada tempat yang tidak Rawan terhadap pencurian dan penyalahgunaan
semestinya bahan
PROSEDUR DALAM PENGENDALIAN BAHAN
PROSEDUR PEMBELIAN BAHAN
Mencakup beberapa tahapan:
1. permintaan pembelian > dilakukan oleh bagian gudang/bagian produksi, mengisi formulir
pembelian bahan.
2. Pembelian bahan > dilakukan oleh bagian pembelian, membuat surat order pembelian.
3. Penerimaan bahan > diterima oleh bagian penerimaan, untuk dilakukan pengecekan
internal, membuat laporan penerimaan dan didistribusikan.
4. Penyimpanan bahan > bahan disimpan ditempat yang sesuai, bagian gudang bertanggung
jawab atas keutuha bahan sampai dibutuhkan.
5. Peretujuan faktur dari pemasok > dilakukan oleh bagian akuntansi, sebagai dasar
pembuatan voucher (bukti utang).
6. Pembayran kepada pemasok.
SISTEM PERIODIK
Pembelian bahan dicatat pada akun Pembelian.
Biaya bahan yang digunakan dihitung setelah melakukan perhitungan fisik terhadap bahan
yang belum digunakan.
Perhitungan fisik dilakukan diakhir periode akuntansi.
Pembelian bahan baku untuk pesanan atau Persediaan barang dalam Utang dagang
departemen produksi tertentu proses
Penggunaan bahan baku untuk pesanan atau Persediaan Barang dalam Persediaan bahan
departemen produksi tertentu dari stok proses baku
Pembelian bahan penolong untuk stok Persediaan bahan penolong Utang dagang
Pembelian bahan penolong untuk pesanan atau BOP sesungguhnya Utang dagang
departemen produksi tertentu.
Penggunaan bahan penolong untuk pesanan atau BOP sesungguhnya Persediaan Bahan
departemen produksi tertentu dari stok. penolong
POTONGAN TUNAI
Potongan tunai dapat diberikan oleh pemasok kepada pembeli yang
membayar sesuai jangka waktu yang disyaratkan. Misalnya, syarat
pemblian 2/10, n/30.
Terdapat dua metode pencatatan pembelian bahan yang disertai
dengan termin potongan tunai, yaitu metode bruto dan neto.
POTONGAN TUNAI
Jurnal:
Persediaan Bahan Baku Rp550.000
Kas Rp550.000
Contoh:
Tahun 2011, perusahaan Omega membeli bahan berupa kertas secara kredit
dengan rincian sbb:
Atas dasar alokasi biaya angkut tersebut, biaya per rim setiap jenis bahan dihitung
sebagai berikut:
Jurnal:
Persediaan Bahan Baku Rp9.200.000
Utang Dagang Rp8.200.000
Kas Rp1.000.000
Biaya angkut dialokasi secara proporsional atas dasar harga beli sesungguhnya
Atas dasar alokasi biaya angkut tersebut, biaya per rim setiap jenis bahan dihitung
sebagai berikut:
Penerimaan Anggaran biaya bagian penerimaan selama satu periode/estimasi jumlah jenis bahan
diterima selama satu periode = Tarif per jenis bahan
Penggudangan Anggaran biaya bagian gudang selama satu periode/Estimasi jumlah jenis, kuantitas,
atau nilai rupiah bahan digudangkan selama satu periode = Tarif per jenis, unit, atau
rupiah.
Pencatatan Anggaran biaya bagian pencatatan selama satu periode/Estimasi frekuensi pembelian
selama satu periode = Tarif per frekuensi pembelian
Jurnal untuk mencatat pembebanan biaya pembelian bahan ke
harga perolehan bahan:
Jurnal untuk mencatat transaksi bahan bulan Januari 2019 sebagai berikut:
Keterangan :
Kb = Kebutuhan tahunan bahan (unit)
Bp = Biaya pesan per pesanan
K = Harga bahan per unit
Bs = Biaya simpan (%)
Contoh : Perhitungan EOQ
Perusahaan mempunyai kebutuhan tahunan bahan sebanyak 5.200
unit dengan harga Rp2.000 per unit, biaya pesan Rp10.000 per
pesan, dan biaya simpan 20% dari nilai persediaan per tahun.
Maka, EOQ perusahaan = 510 unit dengan perhitungan sbb:
Penentun Waktu Pesan
Masalah kapan harus membeli bahan ditentukan oleh tiga
faktor, yaitu:
1. Waktu tunggu (lead time)
2. Tingkat penggunaan persediaan
3. Persediaan pengaman (safety stock).
Contoh:
Perusahaan melakukan pesanan 10 kali per tahun. Biaya kehabisan persediaan
Rp600.000 dan biaya simpan Rp10.000 per unit. Probabilitas kehabisan persediaan pada
berbagai tingkat persediaan pengaman diestimasi sbb:
A B C D E
Persediaan Ekspektasi kehabisan Jumlah Biaya Jumlah Biaya Jumlah Biaya Kehabisan
pengaman per Tahun Kehabisan Simpan dan Biaya Simpan
0 unit 4 Rp2.400.000 - RP2.400.000
50 unit 2 1.200.000 Rp500.000 1.700.000
100 unit 1 600.000 1.000.000 1.600.000
200 unit 0,5 300.000 2.000.000 2.300.000
Keterangan:
Kwt = Kuantitas waktu tunggu
Kpp = Kuantitas persediaan pengaman
Contoh:
Perusahaan mempunyai kebutuhan bahan 350 unit per minggu. Waktu tunggu
bisa mencapai 9 minggu (waktu tunggu normal 4 minggu). Diasumsikan
persediaan bahan awal periode berjumlah 5.600 unit.