jadi. Contoh bahan baku adalah tanah pada perusahaan pembuat batu bata, karet pada
perusahaan pembuat sepatu olah raga, kertas dan tinta pada perusahaan percetakan, dan kayu
pada perusahaan pembuat mebel.
Bahan penolong : bahan yang tidak dapat diidentifikasi ke produk atau bahan yang nilainya
relatif tidak signifikan dibandingkan dengan nilai produk jadi. Contoh bahan penolong adalah
lem dan benang pada perusahaan percetakan, kertas amplas dan paku pada perusahaan
pembuat mebel.
1. Permintaan Pembelian
Jika persediaan bahan baku yang ada digudang sudah mencapai jumlah tingkat
minimum pemesanan kembali (reorder point), Bagian gudang kemudian membuat
surat permintaan pembelian (purchase requisition) yang kemudian dikirimkan ke
bagian pembelian.
2. Pembelian bahan
Pembelian bahan dilakukan oleh Bagian Pembelian berdasarkan formulir permintaan
pembelian. Hal ini dimaksudkan agar dalam transaksi pembelian bahan tidak terjadi
kolusi (baik harga maupun kuantitas) antara Bagian Gudang atau Bagian Produksi dan
pemasok bahan. Jika pembelian dilakukan oleh Bagian Gudang atau Bagian Produksi,
ada peluang bagi bagian-bagian tersebut untuk meminta komisi dari pemasok bahan.
Pembelian bahan dilakukan dengan menggunakan surat order pembelian. Surat order
pembelian dibuat berdasarkan formulir permintaan pembelian. Hal ini untuk
memastikan bahan-bahan yang dibeli oleh bagian pembelian sesuai dengan yang
dibutuhkan oleh bagian gudang atau bagian produksi.
3. Penerimaan bahan
Bahan yang dipesan diterima oleh Bagian Penerimaan, sehingga terjadi pengecekan
internal antara Bagian Penerimaan dan Bagian Pembelian. Kegiatan yang dilakukan
oleh Bagian Penerimaan sangat bermanfaat untuk memastikan kuantitas dan kualitas
bahan yang diterima sesuai dengan yang dipesan (dibeli).
4. Penyimpanan Bahan
Setelah bahan diterima oleh Bagian Penerimaan, bahan dan tembusan laporan
penerimaan dikirim ke Bagian Gudang. Bahan kemudian disimpan pada tempat yang
sesuai. Oleh Bagian Gudang, laporan penerimaan akan digunakan untuk mencatat
pada kartu gudang. Bagian Gudang bertanggung jawab terhadap keutuhan bahan
sampai dengan bahan diminta untuk produksi.
5. Persetujuan faktur dari pemasok
Persetujuan faktur dari pemasok dilakukan oleh Bagian Akuntansi-pada beberapa
perusahaan dilakukan oleh Bagian Utang-setelah dilakukan pencocokan antara data
pada order pembelian, laporan penerimaan, dan faktur. Persetujuan faktur pemasok
merupakan kegiatan penting untuk memastikan pembayaran kepada pemasok
dilakukan sesuai harga bahan yang diterima dan dipesan. Faktur yang telah disetujui
akan digunakan sebagai dasar pembuatan voucher (bukti utang). Selanjutnya, data
dalam voucher akan dijurnal dan diposting ke akun kontrol. Jika digunakan buku
pembantu utang, data dalam voucher juga akan diposting ke buku pembantu utang.
Prosedur Penanganan Bahan
Penggunaan bahan oleh bagian atau departemen tertentu dilakukan dengan cara mengisi
formulir (bon) permintaan bahan yang disampaikan kepada Bagian Gudang. Formulir
permintaan bahan berisi informasi tentang nomor pesanan dan departemen atau bagian yang
memerlukan, jenis, dan kuantitas bahan yang diminta.
Setelah menerima formulir permintaan bahan, Bagian Gudang melengkapi formulir tersebut
dengan mengisi kuantitas bahan yang sesungguhnya dikeluarkan untuk produksi. Formulir
yang telah dilengkapi oleh Bagian Gudang selanjutnya dikirim ke Bagian Akuntansi sebagai
dasar penjurnalan dan pencatat persediaan sebagai dasar pencatatan kuantitas dan nilai bahan
yang digunakan.
1. Sistem Periodik
Pada sistem periodik, pembelian bahan dicatat pada akun Pembelian. Mutari bahan
tidak dicatat pada pembukuan perusahaan sehingga biaya bahan yang digunakan tidak
dapat diketahui sewaktu-waktu. Biaya bahan yang digunakan untuk produksi dibung,
setelah perusahaan melakukan perhitungan fisik terhadap bahan yang belum
digunakan. Perhitungan fisik umumnya dilakukan pada akhir periode akuntansi.
Persediaan bahan awal periode xxx
(+) Pembelian bahan satu periode xxx
Bahan tersedia untuk digunakan xxx
(-) Persediaan bahan akhir periode (perhitungan metode fisik) (xxx)
Biaya bahan yang digunakan xxx
2. Sistem Perpetual
Pada sistem perpetual, mutasi bahan (pembelian dan penggunaan) secara terus-
menerus dicatat pada pembukuan perusahaan. Pembelian bahan dicatat dengan
mendebit akun Bahan. Penggunaan bahan dikredit ke akun Bahan. Akun Bahan
merupakan akun kontrol. Untuk mencatat secara rinci setiap pembelian dan
penggunaan bahan, dibuat kartu persediaan untuk setiap jenis bahan. Kartu persediaan
ini sekaligus berfungsi sebagai buku pembantu akun kontrol persediaan.
Pembelian bahan baku untuk pesanan Bahan dalam
Utang Dagang
atau departemen produksi tertentu. proses
Penggunaan bahan baku untuk pesanan
barang dalam
atau departemen produksi tertentu dari bahan baku
proses
stok.
Pembelian bahan penolong untuk stok. Bahan penolong Utang Dagang
Pembelian bahan penolong untuk Biaya Overhead
pesanan atau departemen produksi Pabrik Utang Dagang
tertentu. Sesungguhnya
Penggunaan bahan penolong untuk Biaya Overhead
pesanan atau departemen produksi Pabrik bahan penolong
tertentu. Sesungguhnya
Beberapa contoh pengeluaran lain yang berkaitan dengan pembelian bahan adalah biaya
angkut dan biaya untuk melaksanakan kegiatan pembelian bahan.
Potongan tunai dapat diberikan oleh pemasok kepada pembeli yang membayar sesuai jangka
waktu yang ditetapkan pemasok. Umumnya disebut Termin misalnya 2/10, n/30.
Saat pembelian :
Bahan xxx
Saat pelunasan :
Bahan xxx
Kas xxx
Jurnal Pembelian Bahan dengan Metode Neto
Saat pembelian :
Bahan xxx
Saat pelunasan :
Kas xxx
Biaya angkut pembelian adalah transaksi dalam perusahaan dagang yang terjadi sebab
perusahaan menggunakan jasa angkut barang atas barang dagangan yang dibeli. Terdapat 2
jenis, yaitu:
FOB Shipping Point (franco gudang penjual), artinya beban angkut barang sejak dari
gudang penjualan sampai dengan gudang pembelian menjadi tanggungjawab pembeli.
FOB Destination Point (franco gudang pembeli), artinya beban angkutan barang sejak
dari gudang sampai dengan gudang pembeli menjadi tanggungjawab penjual.
1. Biaya angkut dialokasi secara proporsional atas dasar unit dibeli. Pada pendekatan ini,
alokasi biaya angkut ke setiap jenis bahan
2. Biaya angkut dialokasi secara proporsional atas dasar harga beli sesungguhnya. Pada
pendekatan ini alokasi biaya angkut ke setiap jenis bahan
3. Biaya angkut diperhitungkan atas dasar tarif yang ditentukan di muka. Pada pendekatan
ini, biaya angkut yang diperhitungkan sebagai elemen biaya bahan yang dibeli adalah
biaya angkut berdasarkan tarif yang telah ditentukan pada awal tahun anggaran
Penentuan tarif biaya angkut dilakukan dengan cara membagi jumlah anggaran biaya
angkut dalam satu periode anggaran dengan estimasi bahan yang akan diangkut.
Kegiatan Tarif pembebanan
Pembelian Anggaran biaya bagian pembelian selama satu
periode/Estimasi frekuensi atau rupiah pembelian selama satu
periode = Tarif per pembelian atau tarif per rupiah pembelian
Penerimaan Anggaran biaya bagian penerimaan selama satu
periode/Estimasi jumlah jenis bahan diterima selama satu
periode= Tarif per jenis bahan
Penggudangan Anggaran biaya bagian gudang selama satu periode/Estimasi
jumlah jenis, kuantitas atau nilai rupiah bahan digudangkan
selama satu periode = Tarif per jenis, unit, atau rupiah
Pencatatan Anggaran biaya bagian pencatatan selama satu
periode/Estimasi frekuensi pembelian selama satu periode =
Tarif per frekuensi pembelian
Jurnal untuk mencatat pembebanan biaya pembelian bahan ke harga perolehan bahan adalah
sebagai berikut.
Bahan xxx
Salah satu elemen biaya produk adalah biaya bahan yang digunakan. Oleh karena itu,
keakuratan dalam penentuan biaya bahan yang digunakan akan berpengaruh pada
biaya produk. Biaya bahan yang digunakan untuk produksi ditentukan dengan cara
mengalikan unit bahan yang digunakan untuk produksi dengan harga perolehan per
unitnya. Bagaimana jika harga per unit berubah-ubah? Dengan harga perolehan
berapa biaya bahan yang digunakan harus ditentukan?
Terdapat beberapa metode untuk mengatasi masalah perubahan harga bahan dalam
kaitannya dengan penentuan biaya bahan yang digunakan, yaitu sebagai berikut.
Transaksi bahan langsung pada perusahaan Omega bulan Januari 2011 adalah sebagai
berikut.
Tgl. 1: Persediaan awal 8.000 unit @Rp50.
4:Pembelian 2.000 unit @Rp60.
10: Pembelian 2.000 unit @Rp70
11:. Penggunaan 8.000 unit.
12 : Pembelian 4,000 unit @Rp80.
20 : Penggunaan 5.000 unit.
25: Pengembalian dari pabrik ke gudang 1.000 unit.
28 : Pembelian 6.000 unit @Rp90.
Atas dasar transaksi tersebut, persediaan bahan pada akhir periode (bahan
yang belum digunakan) berjumlah 10.000 unit (8.000 unit +2.000 unit + 2.000 unit-
8.000 unit + 4.000 unit -5.000 unit + 1.000 unit + 6.000 unit). Berikut ini perhitungan
biaya bahan yang digunakan dan persediaan bahan akhir periode pada masing-masing
metode.
Jenis biaya yang diperhitungkan untuk biaya simpan dan biaya pesan hanya
biaya variabel, yaitu biaya yang bervariasi dengan tingkat persediaan. Biaya tetap
diabaikan karena tidak relevan dengan pengambilan keputusan. Oleh karena itu, EOQ
didefinisikan sebagai kuantitas pesanan optimal yang meminimalkan jumlah (total)
biaya variabel untuk memesan dan menyimpan persediaan.
Pengendalian bahan didasarkan pada sifat atau nilai bahan. Untuk bahan yang
dianggap penting dan bernilai tinggi memerlukan perhatian yang lebih dibandingkan
dengan bahan yang mempunyai nilai rendah.
Terdapat dua metode pengendalian bahan, yaitu metode siklus pesanan (order
cycling) dan metode minimum maksimum (min-max). Pada metode siklus pesanan
atau metode cycle review, pengendalian dilakukan dengan cara memeriksa secara
periodik status kuantitas bahan yang ada untuk setiap item atau kelas bahan.
Periodisasi pemeriksaan dapat berbeda antarperusahaan (misalnya 30, 60, atau 90
hari). Item bahan yang bernilai tinggi dan item-item yang sangat penting bagi
kelancaran operasi biasanya menuntut siklus waktu pemeriksaan yang lebih pendek.