Anda di halaman 1dari 12

Bahan baku : bahan yang menjadi bagian produk jadi dan dapat diidentifikasi ke produk

jadi. Contoh bahan baku adalah tanah pada perusahaan pembuat batu bata, karet pada
perusahaan pembuat sepatu olah raga, kertas dan tinta pada perusahaan percetakan, dan kayu
pada perusahaan pembuat mebel.

Bahan penolong : bahan yang tidak dapat diidentifikasi ke produk atau bahan yang nilainya
relatif tidak signifikan dibandingkan dengan nilai produk jadi. Contoh bahan penolong adalah
lem dan benang pada perusahaan percetakan, kertas amplas dan paku pada perusahaan
pembuat mebel.

Kesalahan Pengolahan Bahan Resiko


1. Terlambat memesan bahan. Perusahaan akan mengalami kekurangan
bahan, proses produksi akan terganggu,
pemenuhan pesanan kepada pemesan akan
terganggu, dan kehilangan kesempatan
untuk memperoleh pendapatan.
2. Memesan bahan dalam jumlah terlalu Biaya simpan terlalu besar dan laba akan
banyak berkurang
3. Memesan bahan berkualitas rendah. Proses produksi menjadi tidak efesien
4. Terlalu tinggi mencatat harga bahan Perusahaan akan membayar bahan terlalu
yang dipesan tinggi (kehilangan kas), catatan persediaan
bahan tidak akurat, laporan keuangan tidak
akurat.
5. Salah mencatat dan membukukan Laporan keuangan tidak akurat,
pembelian dan pembayaran. pengambilan keputusan akan keliru.
6. Memesan bahan kepada pemasok yang Bahan yang diterima tidak terjamin
tidak tepat. kualitasnya.
7. Menyimpan bahan pada tempat yang Rawan terhadap pencurian dan
tidak semestinya. penyalahgunaan bahan.

Proses Pembelian bahan :

1. Permintaan Pembelian
Jika persediaan bahan baku yang ada digudang sudah mencapai jumlah tingkat
minimum pemesanan kembali (reorder point), Bagian gudang kemudian membuat
surat permintaan pembelian (purchase requisition) yang kemudian dikirimkan ke
bagian pembelian.
2. Pembelian bahan
Pembelian bahan dilakukan oleh Bagian Pembelian berdasarkan formulir permintaan
pembelian. Hal ini dimaksudkan agar dalam transaksi pembelian bahan tidak terjadi
kolusi (baik harga maupun kuantitas) antara Bagian Gudang atau Bagian Produksi dan
pemasok bahan. Jika pembelian dilakukan oleh Bagian Gudang atau Bagian Produksi,
ada peluang bagi bagian-bagian tersebut untuk meminta komisi dari pemasok bahan.
Pembelian bahan dilakukan dengan menggunakan surat order pembelian. Surat order
pembelian dibuat berdasarkan formulir permintaan pembelian. Hal ini untuk
memastikan bahan-bahan yang dibeli oleh bagian pembelian sesuai dengan yang
dibutuhkan oleh bagian gudang atau bagian produksi.
3. Penerimaan bahan
Bahan yang dipesan diterima oleh Bagian Penerimaan, sehingga terjadi pengecekan
internal antara Bagian Penerimaan dan Bagian Pembelian. Kegiatan yang dilakukan
oleh Bagian Penerimaan sangat bermanfaat untuk memastikan kuantitas dan kualitas
bahan yang diterima sesuai dengan yang dipesan (dibeli).
4. Penyimpanan Bahan
Setelah bahan diterima oleh Bagian Penerimaan, bahan dan tembusan laporan
penerimaan dikirim ke Bagian Gudang. Bahan kemudian disimpan pada tempat yang
sesuai. Oleh Bagian Gudang, laporan penerimaan akan digunakan untuk mencatat
pada kartu gudang. Bagian Gudang bertanggung jawab terhadap keutuhan bahan
sampai dengan bahan diminta untuk produksi.
5. Persetujuan faktur dari pemasok
Persetujuan faktur dari pemasok dilakukan oleh Bagian Akuntansi-pada beberapa
perusahaan dilakukan oleh Bagian Utang-setelah dilakukan pencocokan antara data
pada order pembelian, laporan penerimaan, dan faktur. Persetujuan faktur pemasok
merupakan kegiatan penting untuk memastikan pembayaran kepada pemasok
dilakukan sesuai harga bahan yang diterima dan dipesan. Faktur yang telah disetujui
akan digunakan sebagai dasar pembuatan voucher (bukti utang). Selanjutnya, data
dalam voucher akan dijurnal dan diposting ke akun kontrol. Jika digunakan buku
pembantu utang, data dalam voucher juga akan diposting ke buku pembantu utang.
Prosedur Penanganan Bahan

Penggunaan bahan oleh bagian atau departemen tertentu dilakukan dengan cara mengisi
formulir (bon) permintaan bahan yang disampaikan kepada Bagian Gudang. Formulir
permintaan bahan berisi informasi tentang nomor pesanan dan departemen atau bagian yang
memerlukan, jenis, dan kuantitas bahan yang diminta.

Setelah menerima formulir permintaan bahan, Bagian Gudang melengkapi formulir tersebut
dengan mengisi kuantitas bahan yang sesungguhnya dikeluarkan untuk produksi. Formulir
yang telah dilengkapi oleh Bagian Gudang selanjutnya dikirim ke Bagian Akuntansi sebagai
dasar penjurnalan dan pencatat persediaan sebagai dasar pencatatan kuantitas dan nilai bahan
yang digunakan.

Pencatatan Akuntansi Bahan

1. Sistem Periodik
Pada sistem periodik, pembelian bahan dicatat pada akun Pembelian. Mutari bahan
tidak dicatat pada pembukuan perusahaan sehingga biaya bahan yang digunakan tidak
dapat diketahui sewaktu-waktu. Biaya bahan yang digunakan untuk produksi dibung,
setelah perusahaan melakukan perhitungan fisik terhadap bahan yang belum
digunakan. Perhitungan fisik umumnya dilakukan pada akhir periode akuntansi.
Persediaan bahan awal periode xxx
(+) Pembelian bahan satu periode xxx
Bahan tersedia untuk digunakan xxx
(-) Persediaan bahan akhir periode (perhitungan metode fisik) (xxx)
Biaya bahan yang digunakan xxx

2. Sistem Perpetual
Pada sistem perpetual, mutasi bahan (pembelian dan penggunaan) secara terus-
menerus dicatat pada pembukuan perusahaan. Pembelian bahan dicatat dengan
mendebit akun Bahan. Penggunaan bahan dikredit ke akun Bahan. Akun Bahan
merupakan akun kontrol. Untuk mencatat secara rinci setiap pembelian dan
penggunaan bahan, dibuat kartu persediaan untuk setiap jenis bahan. Kartu persediaan
ini sekaligus berfungsi sebagai buku pembantu akun kontrol persediaan.
Pembelian bahan baku untuk pesanan Bahan dalam
Utang Dagang
atau departemen produksi tertentu. proses
Penggunaan bahan baku untuk pesanan
barang dalam
atau departemen produksi tertentu dari bahan baku
proses
stok.
Pembelian bahan penolong untuk stok. Bahan penolong Utang Dagang
Pembelian bahan penolong untuk Biaya Overhead
pesanan atau departemen produksi Pabrik Utang Dagang
tertentu. Sesungguhnya
Penggunaan bahan penolong untuk Biaya Overhead
pesanan atau departemen produksi Pabrik bahan penolong
tertentu. Sesungguhnya

Penggunaan bahan penolong untuk biaya pemasaran


departemen pemasaran dan administrasi bahan penolong
dan umum Biaya adm dan
umum
Penentuan harga perolehan

Harga perolehan bahan meliputi semua pengeluaran (pengorbanan ekonomis)-kas dan/atau


nonkas-yang terjadi untuk memperoleh bahan sampai dengan bahan tersebut siap digunakan.

Harga perolehan bahan mencakup

1. harga beli yang tercantum dalam faktur dari pemasok dan


2. pengeluaran lain yang terjadi untuk membeli bahan sampai bahan siap untuk diproduksi.

Beberapa contoh pengeluaran lain yang berkaitan dengan pembelian bahan adalah biaya
angkut dan biaya untuk melaksanakan kegiatan pembelian bahan.

Jurnal pembelian bahan

Bahan Baku xxx

Bahan Penolong xxx

Utang Dagang/Kas xxx

Potongan tunai dapat diberikan oleh pemasok kepada pembeli yang membayar sesuai jangka
waktu yang ditetapkan pemasok. Umumnya disebut Termin misalnya 2/10, n/30.

Jurnal Pembelian Bahan dengan Metode Bruto

Saat pembelian :

Bahan xxx

Utang Dagang xxx

Saat pelunasan :

Utang Dagang xxx

Bahan xxx

Kas xxx
Jurnal Pembelian Bahan dengan Metode Neto

Saat pembelian :

Bahan xxx

Utang Dagang xxx

Saat pelunasan :

Utang Dagang xxx

Kas xxx

Biaya angkut pembelian adalah transaksi dalam perusahaan dagang yang terjadi sebab
perusahaan menggunakan jasa angkut barang atas barang dagangan yang dibeli. Terdapat 2
jenis, yaitu:

 FOB Shipping Point (franco gudang penjual), artinya beban angkut barang sejak dari
gudang penjualan sampai dengan gudang pembelian menjadi tanggungjawab pembeli.
 FOB Destination Point (franco gudang pembeli), artinya beban angkutan barang sejak
dari gudang sampai dengan gudang pembeli menjadi tanggungjawab penjual.

Alokasi biaya angkut

1. Biaya angkut dialokasi secara proporsional atas dasar unit dibeli. Pada pendekatan ini,
alokasi biaya angkut ke setiap jenis bahan
2. Biaya angkut dialokasi secara proporsional atas dasar harga beli sesungguhnya. Pada
pendekatan ini alokasi biaya angkut ke setiap jenis bahan
3. Biaya angkut diperhitungkan atas dasar tarif yang ditentukan di muka. Pada pendekatan
ini, biaya angkut yang diperhitungkan sebagai elemen biaya bahan yang dibeli adalah
biaya angkut berdasarkan tarif yang telah ditentukan pada awal tahun anggaran
Penentuan tarif biaya angkut dilakukan dengan cara membagi jumlah anggaran biaya
angkut dalam satu periode anggaran dengan estimasi bahan yang akan diangkut.
Kegiatan Tarif pembebanan
Pembelian Anggaran biaya bagian pembelian selama satu
periode/Estimasi frekuensi atau rupiah pembelian selama satu
periode = Tarif per pembelian atau tarif per rupiah pembelian
Penerimaan Anggaran biaya bagian penerimaan selama satu
periode/Estimasi jumlah jenis bahan diterima selama satu
periode= Tarif per jenis bahan
Penggudangan Anggaran biaya bagian gudang selama satu periode/Estimasi
jumlah jenis, kuantitas atau nilai rupiah bahan digudangkan
selama satu periode = Tarif per jenis, unit, atau rupiah
Pencatatan Anggaran biaya bagian pencatatan selama satu
periode/Estimasi frekuensi pembelian selama satu periode =
Tarif per frekuensi pembelian

Jurnal untuk mencatat pembebanan biaya pembelian bahan ke harga perolehan bahan adalah
sebagai berikut.

Bahan xxx

Biaya Pembelian xxx

Biaya Penerimaan xxx

Biaya Gudang xxx

Biaya Pencatatan xxx


Penentuan Biaya Bahan Digunakan

Salah satu elemen biaya produk adalah biaya bahan yang digunakan. Oleh karena itu,
keakuratan dalam penentuan biaya bahan yang digunakan akan berpengaruh pada
biaya produk. Biaya bahan yang digunakan untuk produksi ditentukan dengan cara
mengalikan unit bahan yang digunakan untuk produksi dengan harga perolehan per
unitnya. Bagaimana jika harga per unit berubah-ubah? Dengan harga perolehan
berapa biaya bahan yang digunakan harus ditentukan?

Terdapat beberapa metode untuk mengatasi masalah perubahan harga bahan dalam
kaitannya dengan penentuan biaya bahan yang digunakan, yaitu sebagai berikut.

1. Metode identifikasi khusus. Biaya bahan yang digunakan diidentifikasi sesuai


dengan harga perolehannya pada saat dibeli.
2. Metode rata-rata. Biaya bahan yang digunakan ditentukan berdasarkan harga
perolehan rata-rata bahan tersebut.
3. Metode masuk pertama keluar pertama (MPKP). Biaya bahan yang digunakan
diasumsikan berasal dari harga perolehan bahan yang lebih dahulu dibeli.
4. Metode masuk terakhir keluar pertama (MTKP). Biaya bahan yang digunakan
diasumsikan berasal dari harga perolehan bahan yang lebih akhir dibeli.

Contoh 9-7: Penentuan Biaya Bahan yang Digunakan

Transaksi bahan langsung pada perusahaan Omega bulan Januari 2011 adalah sebagai
berikut.
Tgl. 1: Persediaan awal 8.000 unit @Rp50.
4:Pembelian 2.000 unit @Rp60.
10: Pembelian 2.000 unit @Rp70
11:. Penggunaan 8.000 unit.
12 : Pembelian 4,000 unit @Rp80.
20 : Penggunaan 5.000 unit.
25: Pengembalian dari pabrik ke gudang 1.000 unit.
28 : Pembelian 6.000 unit @Rp90.
Atas dasar transaksi tersebut, persediaan bahan pada akhir periode (bahan
yang belum digunakan) berjumlah 10.000 unit (8.000 unit +2.000 unit + 2.000 unit-
8.000 unit + 4.000 unit -5.000 unit + 1.000 unit + 6.000 unit). Berikut ini perhitungan
biaya bahan yang digunakan dan persediaan bahan akhir periode pada masing-masing
metode.

Apabila perusahaan menggunakan metode identifikasi khusus dan dari hasil


identifikasi diketahui bahwa (a) bahan yang digunakan tanggal 11 Januari berasal dari
persediaan awal sebanyak 6.000 unit dan pembelian 4 Januari sebanyak 2.000 unit,
(b) bahan yang digunakan tanggal 20 Januari berasal dari persediaan awal sebanyak
2.000 unit, pembelian 10 Januari sebanyak 2.000 unit, dan pembelian 12 Januari
sebanyak 1.000 unit, dan (c) bahan yang dikembalikan berasal dari bahan yang dibeli
tanggal 12 Januari

Secara konseptual, metode identifikasi khusus dipandang ideal karena biaya


bahan yang digunakan sesuai dengan aliran fisik bahan tersebut. Setiap jenis dan unit
bahan memerlukan identifikasi sehingga metode ini dipandang kurang praktis untuk
diterapkan pada perusahaan yang mempunyai bahan dalam kuantitas yang banyak dan
jenis yang bervariasi. Metode lain untuk menentukan biaya bahan yang digunakan dan
nilai persediaan akhir adalah (1) metode MPKP, (2) metode MTKP, dan (3) metode
rata rata. Peraga 9.7 sampai dengan 9.8 menyajikan biaya bahan yang digunakan dan
nilai persediaan bahan akhir periode pada masing-masing metode tersebut.

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN

Perencanaan kebutuhan bahan berkaitan dengan dua faktor fundamental, yaitu


kuantitas dipesan dan waktu (saat) pesan. Penentuan kuantitas dan waktu pesan
melibatkan dua jenis biaya yang saling bertentangan, yaitu biaya karena memiliki
persediaan (misal: biaya penyimpanan, bunga atas investasi dalam modal kerja,
kerugian akibat kerusakan atau keusangan persediaan) dan biaya karena kekurangan
bahan (misal: biaya pembelian ekstra, biaya penanganan, biaya transportasi, harga
lebih tinggi karena membeli dalam kuantitas sedikit, kerugian penjualan, dan
sebagainya).
Kuantitas Pesanan Ekonomis

Kuantitas pesanan ekonomis (economic order quantity)-untuk selanjutnya


disebut EOQ-menunjukkan jumlah pesanan persediaan pada satu waktu yang
meminimalkan biaya tahunan persediaan. Jika perusahaan memesan bahan dengan
frekuensi jarang dan dalam jumlah kuantitas banyak maka biaya simpan menjadi
tinggi. Sebaliknya, jika pesanan dilakukan dalam jumlah kuantitas sedikit dan
frekuensinya sering maka biaya pesan menjadi mahal. Oleh karena itu, kuantitas
optimal untuk pesanan bahan (EOQ) ditentukan oleh keseimbangan dua faktor, yaitu
(1) biaya simpan dan (2) biaya pesan bahan.

Jenis biaya yang diperhitungkan untuk biaya simpan dan biaya pesan hanya
biaya variabel, yaitu biaya yang bervariasi dengan tingkat persediaan. Biaya tetap
diabaikan karena tidak relevan dengan pengambilan keputusan. Oleh karena itu, EOQ
didefinisikan sebagai kuantitas pesanan optimal yang meminimalkan jumlah (total)
biaya variabel untuk memesan dan menyimpan persediaan.

Biaya simpan sering dinyatakan sebagai persentase dari rata-rata investasi


yang tertanam di dalam persediaan. Oleh karena itu, biaya variabel yang paling umum
di dalam biaya simpan adalah biaya bunga atau biaya modal (cost of capital). Untuk
biaya pesan. termasuk di dalamnya adalah biaya untuk menyiapkan permintaan
pembelian, biaya pesanan pembelian, biaya penerimaan, biaya komunikasi dengan
pemasok, dan biaya kegiatan akuntansi untuk pengiriman dan pembayaran.

Penentuan Waktu Pesan

Telah dikemukakan, perencanaan bahan berkaitan dengan dua faktor


fundamental, yaitu kuantitas dan waktu pembelian. Masalah kuantitas dapat
dipecahkan menggunakan formula EOQ sedangkan masalah kapan harus membeli
ditentukan oleh tiga faktor, yaitu (1) waktu tunggu (lead time). (2) tingkat penggunaan
persediaan, dan (3) persediaan pengaman (safety stock). Waktu tunggu adalah jangka
waktu antara penempatan pesanan bahan dan bahan tersebut tiba di pabrik untuk
produksi. Persediaan pengaman adalah jumlah minimum persediaan yang harus ada
untuk menjaga kemungkinan keterlambatan datangnya bahan yang dipesan agar tidak
mengganggu proses produksi.

METODE PENGENDALIAN BAHAN

Pengendalian bahan dimulai dengan persetujuan anggaran penjualan dan


produksi sampai dengan penyelesaian produk yang siap untuk dijual atau dikirim ke
gudang atau kepada pelanggan. Tujuan utama pengendalian bahan adalah agar
perusahaan dapat melakukan pesanan bahan pada waktu yang tepat dengan sumber-
sumber terbaik untuk memperoleh jumlah kuantitas yang tepat dan pada harga dan
kualitas yang semestinya.

Pengendalian bahan meliputi pengendalian unit (kuantitas) dan pengendalian


nilai rupiah. Pengendalian bahan dikatakan berhasil apabila kenaikan atau penurunan
persediaan mengikuti pola yang telah ditentukan dan dapat diprediksi dalam kaitannya
dengan skedul penjualan dan produksi. Pengendalian bahan yang efektif akan mampu
menyediakan pasokan bahan yang diperlukan untuk operasi yang efisien tanpa
gangguan; menyediakan persediaan yang cukup dalam periode pasokan yang relatif
singkat (misalnya musiman) dan mengantisipasi perubahan harga; menyediakan
bahan dengan waktu dan biaya penanganan minimal dan terjaga dari risiko kebakaran,
pencurian, dan kerusakan; menjamin kecukupan persediaan untuk melayani
pelanggan secara cepat; dan menjaga jumlah modal yang diinvestasikan dalam
persediaan pada tingkat yang konsisten dengan kebutuhan operasi dan rencana
manajemen.

Pengendalian bahan didasarkan pada sifat atau nilai bahan. Untuk bahan yang
dianggap penting dan bernilai tinggi memerlukan perhatian yang lebih dibandingkan
dengan bahan yang mempunyai nilai rendah.

Terdapat dua metode pengendalian bahan, yaitu metode siklus pesanan (order
cycling) dan metode minimum maksimum (min-max). Pada metode siklus pesanan
atau metode cycle review, pengendalian dilakukan dengan cara memeriksa secara
periodik status kuantitas bahan yang ada untuk setiap item atau kelas bahan.
Periodisasi pemeriksaan dapat berbeda antarperusahaan (misalnya 30, 60, atau 90
hari). Item bahan yang bernilai tinggi dan item-item yang sangat penting bagi
kelancaran operasi biasanya menuntut siklus waktu pemeriksaan yang lebih pendek.

Metode min-max menitikberatkan pada batas kuantitas maksimum dan


minimum persediaan. Pada metode ini pengendalian dilakukan dengan cara
menentukan tingkat persediaan maksimum dan minimum yang harus dibentuk.
Tingkat minimum persediaan adalah jumlah kuantitas persediaan yang diperlukan
untuk mencegah kehabisan bahan selama siklus pemesanan kembali (reorder).
Selanjutnya, lakukan pengamatan fisik persediaan untuk menentukan bahwa titik
pesan telah tercapai. Pengamatan juga dapat dilakukan melalui catatan persediaan.
Apabila saldo persediaan yang ada turun menuju titik pesan maka pesan bahan harus
segera disiapkan.

Anda mungkin juga menyukai