Anda di halaman 1dari 6

Dade Nurdiniah, SE, M.Ak.

BAHAN BAKU

Klasifikasi Bahan
Perusahaan manufaktur memproses bahan mentah manjadi produk jadi dengan mengeluarkan biaya
konversi, yaitu biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Bahan yang digunakan untuk
produksi diklasifikasikan menjadi :

Bahan langsung :
adalah bahan yang digunakan untuk produk yang dapat diidentifikasikan dengan produk, mudah
ditelusuri ke produk, dan merupakan biaya yang besar atas produk. Bahan langsung merupakan biaya
utama (bersama-sama biaya tenaga kerja langsung) yang dibebankan kepada persediaan barang dalam
proses pada saat bahan tersebut digunakan untuk produksi.

Bahan tidak langsung :


meliputi semua bahan yang digunakan untuk produksi, yang bukan merupakan bahan langsung. Biaya
bahan tidak langsung dibebankan kepada biaya overhead pabrik pada saat bahan tersebut digunakan
untuk produksi.

Akuntansi Biaya Bahan


Akuntansi biaya bahan meliputi dua kegiatan : akuntansi pembelian bahan dan akuntansi
pemakaian bahan.
1. Pembelian bahan
Departemen pembelian bertanggung jawab atas pengadaan bahan yang diperlukan untuk
produksi dengan harga murah, kualitas yang baik, dan tersedia tepat waktu. Berikut ini tiga
formulir yang umum digunakan dalam transaksi pembelian bahan ;

Formulir Permintaan Pesanan Pembelian Laporan Penerimaan


Pembelian
Deskripsi Permintaan tertulis kpd Permintaan tertulis Lap. Tertulis yang
dept. pembelian untuk kepada pemasok untuk dibuat pada saat bahan
membeli bahan yang mengirimkan bahan yang yang dipesan diterima
dibutuhkan dipesan pada tanggal yang mencantumkan
tertentu kuant.deskripsi.
kondisi. Pemasok &
no. pesanan
Pembuat Bag. Gudang / kep. Departemen pembelian Bag. Penerima barang
Departemen yang
membutuhkan
Dade Nurdiniah, SE, M.Ak.

Distribusi tembusan Gudang *, Bag. Pemasok * , Dep. Pemb., Bag. Penerima brg
Penerima barang. Dep. dept. akt, Bag. Utang, *,Dept. pemb., Dept.
Pembelia Bag. Penerima brg akt., Bag. Utang dag.,
Gudang,
*adalah pihak yang menerima Lembar Asli

2. Pemakaian bahan
Kepala departemen yang membutuhkan bahan mengisi formulir permintaan bahan yang
mencantumkan nomor pesanan atau departemen yang memerlukan bahan, nama dan
kuantitas bahan yang diminta. Setelah menerima formulir tersebut bagian gudang akan
mengeluarkan bahan-bahan yang diminta.

Sistem Pencatatan Persediaan Bahan


Ada dua sistem pencatatan persediaan bahan untuk produksi yang dapat digunakan :
1. Sistem Persediaan Periodik
Persediaan bahan awal dan akhir dihitung dengan cara melakukan perhitungan fisik
terhadap persediaan bahan, kemudian dicatat dalam rekening Persediaan Bahan awal atau
akhir. Pembelian bahan dicatat dalam rekening Pembelian Bahan. Biaya bahan yang
dipakai untuk produksi dihitung sebagai berikut :

Persediaan bahan - awal xxxx


Pembelian (bersih) xxxx +
Bahan tersedia untuk dipakai xxxx
Persediaan bahan - akhir xxxx -
Biaya bahan yang dipakai xxxx

2. Sistem Persediaan Perpetual


Mencatat pembelian sebagai penambah rekening Persediaan Bahan dan bahan yang dipakai
dicatat sebagai pengurang rekening Persediaan Bahan. Rekening "Persediaan Bahan"
adalah rekening kontrol. Untuk mencatat secara rinci tiap-tiap jenis persediaan bahan,
dibuatkan kartu persediaan untuk tiap-tiap jenis bahan yang berfungsi sebagai buku
pembantu rekening kontrol Persediaan Bahan. Penjumlahan saldo-saldo buku pembantu
harus sama dengan saldo rekening kontrol.
Dade Nurdiniah, SE, M.Ak.

Sistem perpetual lebih baik karena setiap saat saldo persediaan bahan dapat diketahui.
Sistem ini lebih bermanfaat bagi manajemen untuk perencanaan, pengendalian dan
pengambilan keputusan.

Meskipun perusahaan menggunakan sistem perpetual, perhitungan fisik terhadap


persediaan masih tetap diperlukan paling tidak sekali dalam satu tahun. Perhitungan fisik
tersebut dimaksudkan untuk mengecek saldo persediaan bahan, karena ada kemungkinan
terjadi perbedaan antara jumlah yang benar-benar ada dengan catatan. Hal tersebut dapat
disebabkan karena telah terjadi kesalahan pencatatan, bahan yang hilang, rusak, cacat dan
lain-lain.

Untuk memperjelas perbedaan kedua sistem tersebut, berikut ini disajikan perbandingan
penjumlahan pembelian dan pemakaian bahan dalam kedua sistem di atas.

Kegiatan Perpetual Periodik


Pembelian bahan Persediaan bahan xxx Pembelian Bahan xxx
Kas/Utang Dagang xxx Kas/Utang Dagang xxx

Pemakaian Bahan Persediaan bahan dalam Tidak dijurnal. Persediaan bahan dan
Proses (Langsung) xxx biaya bahan dipakai dicatat pada akhir
Biaya Overhead Pabrik periode dengan jurnal penyesuaian
(tidak langsung) xxx
Persediaan bahan xxx

Metode Penilaian Persediaan Bahan

Apabila bahan diperoleh dari beberapa kali pembelian dengan harga yang berbeda-beda, maka
akan timbul masalah dalam menentukan nailai bahan yang dipakai dan nilai persediaan bahan.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk penilaian, yaitu :
a. Metode Identifikasi Khusus (Specific Identification)
Bahan yang dipakai diidentifikasikan dengan tanggal pembelian bahan yang
bersangkutan.
a. Metode Rata-rata (Average)
Bahan yang dipakai dinilai dengan harga beli rata-rata.
b. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (First-in, First out atau FIFO)
Dade Nurdiniah, SE, M.Ak.

Bahan yang dipakai adalah bahan yang dibeli lebih awal, sehingga biaya bahan yang
dipakai dihitung berdasarkan harga pembelian-pembelian awal.
c. Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (Last-in, First out atau LIFO)
Bahan yang dipakai adalah bahan dari pembelian-pembelian akhir, sehingga biaya bahan
dihitung berdasarkan harga-harga pembelian akhir.

Kuantitas Pesanan yang Ekonomis

Kuantitas pesanan yang ekonomis (Economic Order Quantity) adalah jumlah persediaan bahan
baku yang harus dipesan pada suatu saat tertentu dengan tujuan untuk mengurangi biaya
persediaan bahan baku tahunan. Jika suatu perusahaan melakukan pembelian dalam jumlah
besar, maka biaya pemilikan persediaan akan tinggi karena adanya investasi yang besar.
Sebaliknya jika pesanan dilakukan dalam jumlah kecil, maka akan sering terjadi pemesanan,
sehingga biaya pemesanan (ordering cost) menjadi tinggi.

Oleh karena itu jumlah pesanan yang akan dilakukan harus ditentukan dengan
memperhitungkan dua faktor, yaitu :
1. biaya pemilikan (penyediaan ) bahan baku,
2. biaya perolehan (pemesanan) bahan baku.
Untuk menyeimbangkan faktor-faktor tersebut, perlu diberikan pertimbangan yang
menyeluruh terhadap investasi persediaan yang minimum dan manfaat yang berkaitan dengan
pencapaian proses pabrikasi yang lebih efisien dan efektif. Untuk menghitung kuantitas
pesanan yang ekonomis (EOQ) dapat dilakukan dengan rumus :

EOQ = 2 x RU x CO
CU X CC
Keterangan :
EOQ = Economic Order Quantity (kuantitas pesanan yang ekonomis).
RU = Annual Required Units (unit kebutuhan setahun).
CO = Cost per Order (biaya oer pesanan).
CU = Cost per Unit of material (biaya bahan per unit).
CC = Carryng Cost percentage (persentase biaya pemilikan).
Dade Nurdiniah, SE, M.Ak.

Contoh :
PT Pratama memberikan data kebutuhan bahan sebagai berikut :
Estimasi kebutuhan tahun depan 2.400 unit
Biaya bahan tersebut per unit Rp 0,75
Biaya pemesanan (per pesanan) Rp 20
Biaya pemilikan persediaan (% dari rata-rata investasi persediaan) 20%

Dari data tersebut EOQ nya adalah :

EOQ = 2 x 2.400 x 20
0,75 x 20%

= 96.000
0,15

= 640.000
= 800 unit
EOQ tersebut juga dapat dinyatakan dalam nilai uang (rupiah), yaitu dengan cara :

EOQ = 2 x 2.400 x 0,75 x 20


20%

= 72.000
0,20

= 360.000

= Rp 600 (total biaya).

Untuk mengubah EOQ dari nilai uang menjadi jumlah kuantitas dapat dilakukan dengan cara
lain, yaitu total biaya dibagi dengan biaya per unit (Rp 600 : 0,75 = 800 unit).
Dade Nurdiniah, SE, M.Ak.

Prosedur Pengendalian Bahan

Ada lima prosedur pengendalian bahan yang dapat digunakan untuk menjamin agar biaya
persediaan minimum dan kegiatan produksi tidak terganggu karena kehabisan bahan.
1. Order Cyling
Melakukan pemeriksaan secara periodik terhadap persediaan bahan dan mengadakan
pemesanan jika diperlukan.

2. Min - max method


Ditentukan jumlah persediaan minimum supaya tidak kehabisan bahan. Apabila persediaan
bahan sudah mencapai jumlah minimum, maka diadakan pemesanan sehingga bahan
mencapai jumlah maksimum.
3. Two - bin method
Persediaan dibagi dalam dua tempat dengan jumlah yang sama. Pemesanan dilakukan
pada saat apabila persediaan dalam salah satu tempat telah habis telah ditentukan.

4. Automatic order system


Ditentukan terlebih dahulu jumlah kuantitas pemesanan kembali. Pemesanan dilakukan
pada saat kuantitas persediaan bahan telah mencapai jumlah yang telah ditentukan.

5. ABC Plan
Bahan secara sistematis diklasifikasikan ke dalam tiga golongan berdasarkan besarnya
biaya pemakaian bahan selama satu periode. Golongan bahan yang mengakibatkan biaya
pemakaian bahan terbesar (golongan A) akan dikendalikan dengan teknik-teknik yang
memadai (misal: automatic order quantity). Golongan bahan yang mengakibatkan biaya
pemakaian bahan terkecil (golongan C) akan dikendalikan dengan teknik-teknik yang
sederhana (misal: min-max method). Karakteristik pengendalian bahan golongan B tingkat
keketatannya diantara golongan A dan golongan C.

Anda mungkin juga menyukai