BAHAN BAKU
Klasifikasi Bahan
Perusahaan manufaktur memproses bahan mentah manjadi produk jadi dengan mengeluarkan biaya
konversi, yaitu biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Bahan yang digunakan untuk
produksi diklasifikasikan menjadi :
Bahan langsung :
adalah bahan yang digunakan untuk produk yang dapat diidentifikasikan dengan produk, mudah
ditelusuri ke produk, dan merupakan biaya yang besar atas produk. Bahan langsung merupakan biaya
utama (bersama-sama biaya tenaga kerja langsung) yang dibebankan kepada persediaan barang dalam
proses pada saat bahan tersebut digunakan untuk produksi.
Distribusi tembusan Gudang *, Bag. Pemasok * , Dep. Pemb., Bag. Penerima brg
Penerima barang. Dep. dept. akt, Bag. Utang, *,Dept. pemb., Dept.
Pembelia Bag. Penerima brg akt., Bag. Utang dag.,
Gudang,
*adalah pihak yang menerima Lembar Asli
2. Pemakaian bahan
Kepala departemen yang membutuhkan bahan mengisi formulir permintaan bahan yang
mencantumkan nomor pesanan atau departemen yang memerlukan bahan, nama dan
kuantitas bahan yang diminta. Setelah menerima formulir tersebut bagian gudang akan
mengeluarkan bahan-bahan yang diminta.
Sistem perpetual lebih baik karena setiap saat saldo persediaan bahan dapat diketahui.
Sistem ini lebih bermanfaat bagi manajemen untuk perencanaan, pengendalian dan
pengambilan keputusan.
Untuk memperjelas perbedaan kedua sistem tersebut, berikut ini disajikan perbandingan
penjumlahan pembelian dan pemakaian bahan dalam kedua sistem di atas.
Pemakaian Bahan Persediaan bahan dalam Tidak dijurnal. Persediaan bahan dan
Proses (Langsung) xxx biaya bahan dipakai dicatat pada akhir
Biaya Overhead Pabrik periode dengan jurnal penyesuaian
(tidak langsung) xxx
Persediaan bahan xxx
Apabila bahan diperoleh dari beberapa kali pembelian dengan harga yang berbeda-beda, maka
akan timbul masalah dalam menentukan nailai bahan yang dipakai dan nilai persediaan bahan.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk penilaian, yaitu :
a. Metode Identifikasi Khusus (Specific Identification)
Bahan yang dipakai diidentifikasikan dengan tanggal pembelian bahan yang
bersangkutan.
a. Metode Rata-rata (Average)
Bahan yang dipakai dinilai dengan harga beli rata-rata.
b. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (First-in, First out atau FIFO)
Dade Nurdiniah, SE, M.Ak.
Bahan yang dipakai adalah bahan yang dibeli lebih awal, sehingga biaya bahan yang
dipakai dihitung berdasarkan harga pembelian-pembelian awal.
c. Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (Last-in, First out atau LIFO)
Bahan yang dipakai adalah bahan dari pembelian-pembelian akhir, sehingga biaya bahan
dihitung berdasarkan harga-harga pembelian akhir.
Kuantitas pesanan yang ekonomis (Economic Order Quantity) adalah jumlah persediaan bahan
baku yang harus dipesan pada suatu saat tertentu dengan tujuan untuk mengurangi biaya
persediaan bahan baku tahunan. Jika suatu perusahaan melakukan pembelian dalam jumlah
besar, maka biaya pemilikan persediaan akan tinggi karena adanya investasi yang besar.
Sebaliknya jika pesanan dilakukan dalam jumlah kecil, maka akan sering terjadi pemesanan,
sehingga biaya pemesanan (ordering cost) menjadi tinggi.
Oleh karena itu jumlah pesanan yang akan dilakukan harus ditentukan dengan
memperhitungkan dua faktor, yaitu :
1. biaya pemilikan (penyediaan ) bahan baku,
2. biaya perolehan (pemesanan) bahan baku.
Untuk menyeimbangkan faktor-faktor tersebut, perlu diberikan pertimbangan yang
menyeluruh terhadap investasi persediaan yang minimum dan manfaat yang berkaitan dengan
pencapaian proses pabrikasi yang lebih efisien dan efektif. Untuk menghitung kuantitas
pesanan yang ekonomis (EOQ) dapat dilakukan dengan rumus :
EOQ = 2 x RU x CO
CU X CC
Keterangan :
EOQ = Economic Order Quantity (kuantitas pesanan yang ekonomis).
RU = Annual Required Units (unit kebutuhan setahun).
CO = Cost per Order (biaya oer pesanan).
CU = Cost per Unit of material (biaya bahan per unit).
CC = Carryng Cost percentage (persentase biaya pemilikan).
Dade Nurdiniah, SE, M.Ak.
Contoh :
PT Pratama memberikan data kebutuhan bahan sebagai berikut :
Estimasi kebutuhan tahun depan 2.400 unit
Biaya bahan tersebut per unit Rp 0,75
Biaya pemesanan (per pesanan) Rp 20
Biaya pemilikan persediaan (% dari rata-rata investasi persediaan) 20%
EOQ = 2 x 2.400 x 20
0,75 x 20%
= 96.000
0,15
= 640.000
= 800 unit
EOQ tersebut juga dapat dinyatakan dalam nilai uang (rupiah), yaitu dengan cara :
= 72.000
0,20
= 360.000
Untuk mengubah EOQ dari nilai uang menjadi jumlah kuantitas dapat dilakukan dengan cara
lain, yaitu total biaya dibagi dengan biaya per unit (Rp 600 : 0,75 = 800 unit).
Dade Nurdiniah, SE, M.Ak.
Ada lima prosedur pengendalian bahan yang dapat digunakan untuk menjamin agar biaya
persediaan minimum dan kegiatan produksi tidak terganggu karena kehabisan bahan.
1. Order Cyling
Melakukan pemeriksaan secara periodik terhadap persediaan bahan dan mengadakan
pemesanan jika diperlukan.
5. ABC Plan
Bahan secara sistematis diklasifikasikan ke dalam tiga golongan berdasarkan besarnya
biaya pemakaian bahan selama satu periode. Golongan bahan yang mengakibatkan biaya
pemakaian bahan terbesar (golongan A) akan dikendalikan dengan teknik-teknik yang
memadai (misal: automatic order quantity). Golongan bahan yang mengakibatkan biaya
pemakaian bahan terkecil (golongan C) akan dikendalikan dengan teknik-teknik yang
sederhana (misal: min-max method). Karakteristik pengendalian bahan golongan B tingkat
keketatannya diantara golongan A dan golongan C.